Anda di halaman 1dari 14

HUKUM BISNIS INTERNASIONAL

MAKALAH LETTER OF CREDIT

Oleh :

Prabu Dikudratullah ( 8215162421)

Shania Ramadhani (8215161964)

Tiara Indriani (8215162324)

Universitas Negeri Jakarta

Jakarta

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya aktifitas perdaganan internasional atau perdagangan antar negara,
seperti transaksi ekspor-impor ditambah dengan jumlah serta harga yang cukup besar dan
tinggi, maka dipastikan akan berbeda dengan transaksi lokal atau transaksi biayanya.
Berbedaan tersebut terdapat dalam segi peraturan, mekanisme, pembayaran dan lain
sebagainya. Selain itu dalam hal transaksi antar negara biasanya tidak dapat dilakukan secara
pribadi maksudnya hanya secara antara penjual dan pembeli, karena dalam hal seperti ini
dibutuhkan pihak untuk membantu menangani lalu lintas pembiayaan dalam transaksi
internasional ini. Transaksi antar negara apalagi dengan jumlah dan harga yang besar serta
tinggi, biasanya membutuhkan suatu lembaga yang dapat digunakan sebagai perantara
pembayaran guna memudahkan lalu lintas pembiayaan bahkan dapat memberikan jaminan
rasa aman terhadap penjual dan pembeli antar negara ini. Lembaga tersebut yakni Bank-Bank
Devisa, yang bertugas melayani serta menerbitkan Letter of Credit (L/C).
Faktor-faktor yang menjadi dasar terus berkembangnya penggunaan L/C tersebut antara lain
adanya pengawasan devisa di beberapa negara, ketidakpastian situasi perekonomian dan
diperlukan suatu cara bagi eksportir untuk melancarkan pembayaran barang-barang
ekspornya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Letter of Credit?
2. Dasar hukum apa yang melandasi Letter of Credit?
3. Apa saja fungsi dari Letter of Credit?
4. Bagaimana mekanisme dari Letter of Credit?
5. Siapa saja pihak yang terkait Letter of Credit?
6. Keuntungan apa saja yang diperoleh dari Letter of Credit?
7. Apa saja jenis-jenis dari Letter of Credit?
8. Bagaimana hubungan hukum antar pihak yang terlibat dalam Letter of Credit
9. Apa saja dokumen penunjang Letter of Credit?
10. Seperti apakah contoh kasus dalam penggunaan Letter of Credit?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui serta memahami definisi dari Letter of Credit
2. Mengetahui dasar hukum yang melandasi Letter of Credit
3. Mengetahui fungsi-fungsi dari Letter of Credit
4. Memahami mekanismen dari Letter of Credit
5. Mengetahui siapa saja pihak yang terkait?
6. Mengetahui keuntungan yang diperoleh dari penggunaan Letter of Credit?
7. Mengetahui jenis-jenis dari Letter of Credit
8. Mengetahui hubungan hokum antar pihak yang terlibat dalam Letter of Credit
9. Mengetahui dokumen apa saja yang diperlukan dalam Letter of Credit
10. Mengetahui dan memahami salah satu contoh kasus Letter of Credit

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Letter of Credit


Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kontrak penjualan barang jarak jauh antara
pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. Dengan kata lain L/C
digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, L/C bukan
merupakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindah tangankan.
C.F.G Sunaryati Hartono mengatakan, secara harfiah L/C dapat diterjemahkan sebagai Surat
Hutang atau Surat Piutang atau Surat Tagihan, tetapi sebenarnya L/C lebih merupakan suatu
janji akan dilakukannya pembayaran, apabila dan setelah terpenuhi syarat-syarat tertentu.
Agoes Moerjono, seorang praktisi asuransi dalam bidang pengembangan ekspor, mengatakan
bahwa Letter of Credit adalah perikatan antar bank yang menerbitkan Letter of Credit dengan
eksportir yang menikmati manfaat Letter of Credit.
Henry Harfield, seorang pakar hukum L/C di Amerika mengatakan A Letter of Credit is a
legally enforcable promise by an issuer to a beneficiarymaksudnya hakikat dari Letter of
Credit adalah janji yang dapat dilaksanakan secara hukum.
Selain itu UCP (Uniform Customs and Practice for Documentary Credits) mengatakan bahwa
L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberikan kuasa
kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumen-
dokumen (misalnya konosemen, faktur, sertifikat asuransi) yang sesuai dengan persyaratan
L/C. Inti dari pengertian L/C menurut UCP adalah bahwa L/C merupakan janji
pembayaran.
Bank Indonesia mengatakan, Letter of Credit adalah janji issuing bank untuk membayar
sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memnuhi syarat dan kondisi Letter of
Credit tersebut.
Menurut Amir M.S. dalam bukunya yang berjudul Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor
Impor memaparkan, Letter of credit adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh bank devisa
atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di
luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa
eksportir penerimaan L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk
melunasi utang) atas Bank Pembuka untuk sejumlah jaminan untuk mengakseptir atau
menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi semua syarat yang
tercantum di dalam surat itu.
Dari beberapa definisi yang telah di paparkan sebelumnya, dapat kita ambil kesimpulan
bahwa Letter of Credit adalah salah satu instrumen pembayaran yang sangat penting dalam
perdagangan internasional yaitu dengan sebuah cara pembayaran internasional yang
memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri
setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).

2.2 Dasar Hukum L/C


Sebagai suatu instrumen perdagangan, terlebih lagi perdagangan internasional dapat
dipastikan bahwa Letter of Credit memiliki dasar hukum baik sebagai peraturan atau
pedoman dalam pelaksanaan Letter of Credit.
a. Dasar Hukum L/C di Indonesia
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tentang pelaksanaan ekspor, impor, dan lalu
lintas devisa.
Surat Edaran No. 26/34/ULN tanggal 17 Desember 1993 mengatur, L/C yang
diterbitkan bank devisa boleh tunduk atau tidak pada UCP
Undang-undang, peraturan, intuksi maupun ketetapan lainnya yang sudah diterbitkan.
b. UCP 600
UCP 600 (Uniform Customs & Practice for Documentary Credits) adalah versi terakhir untuk
pedoman umum internasional (best practice) transaksi LC yang diterbitkan oleh
#ALIHICC (International Chamber of Commerce). UCP 600 berlaku efektif sejak 1 Juli 2007
menggantikan pedoman sebelumnya (UCP 500). Sejak tanggal tersebut diharapkan semua
bank yang menerbitkan LC baru mengacu pada UCP 600.

2.3 Peranan L/C


Dalam perdagangan internasional L/C memiliki beberapa peranan yaitu:
a. Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor.
b. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor.
c. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan

2.4 Mekanisme L/C


Berikut adalah mekanisme dari L/C:
1. Pembeli berinsitif untuk memesan barang/jasa.
2. Penjual meminta Pembeli untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan
Term and Condition yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk.
3. Pembeli meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka
sebuah L/C dengan memberitahukan Term and Condition yang bisa diterima serta
nama advising bank yang ditunjuk oleh Penjual.
4. Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank.
(Sekaligus mengirimkan copy-nya kepada Pembeli, Pembeli mengirimkan copy
tersebut kepada pihak Penjual sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika
issuing Bank tidak mempunyai hubungan korresponden dengan Advising Bank,
maka Pembeli akan mencari Bank Correspondent sebagai perantara.
5. Advising Bank menyampaikan L/C tersebut kepada beneficiary (Penjual).
6. Setelah barang/jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (Penjual)
menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen export). Jika
dokumen telah siap, maka beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut kepada
Advising Bank.
7. Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai
dengan kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk
meminta pembayaran, jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan
kepada beneficiary serta memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.
8. Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan
kesesuaian dokumen yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika
tidak sesuai maka pembayaran akan ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan
membayar pihak beneficiary (Penjual) melalui Advising Bank, serta mengirimkan
dokumen tersebut ke pihak Pembeli. Dengan dokumen asli yang diterima dari
issuing bank, pihak Pembeli akan mengambil barang/jasa di custom, tanpa dokumen
asli tersebut, pihak Pembeli tidak akan bisa mengambil barang/ jasa tersebut.

2.5 Pihak Terkait dalam L/C


Berikut adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pembukaan suatu L/C adalah:
1. Opener atau Applicant
Importir yang meminta bantuan bank devisa untuk membuka L/C guna keperluan penjual
atau eksportir, disebut sebagai Opener atau Applicant dari L/C itu.
2. Opening Bank atau Issuing Bank
Bank devisa yang diminati bantuannya oleh importir untuk membukan suatu L/C guna
keperluan eksportir disebut Opening Bank atau Issuing Bank. Bank devisa inilah yang
memberikan jaminan kepada eksportir. Oleh karena itu, nilai L/C sangat tergantung pada
nama baik dan reputasi dari bank devisa yang membuka L/C tersebut.
3. Advising
Opening bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di negara eksportir yang
menjadi koresponden dari opening Bank tersebut. Bank koresponden ini berkewajiban untuk
menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepada eksportir yang berhak. Oleh
karena itu, bank koresponden bersangkutan disebut Advising Bank, atau Bank penyampaian
Amanat.
4. Beneficiary
Eksportir menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari dana L/C yang
tersedia itu disebut sebagai penerima L/C atau beneficiary.
5. Negotiating Bank
Didalam L/C biasanya bahwa beneficiaty boleh menguangkan (menegosiasikan shipping
document) melalui bank mana saja yan disukai asalkan memuhi syarat L/C. Bank yang
membayar dokumen ini disebut Negotiating Bank. L/C yang hanya bisa dinegosiasikan di
bank tertentu saja biasanya L/C tersebut disebut Restricted L/C. L/C yang bisa dinegosiasikan
di bank mana saja biasanya L/C tersebut disebut sebagai Open L/C.
6. Confirming Bank
Bank yang memberikan konfirmasi atau jaminan kepada Beneficiary apabila Issuing
Banktidak melakukan pembayaran sebagaimana yang diperjanjikan dalam L/C.

2.6 Keuntungan L/C


a. Keuntungan Bagi Eksportir
Kepastian pembayaran dan menghindari resiko
Walaupun eksportir dan importir tidak saling mengenal, dengan adanya L/C sudah
merupakan jamina bagi eksportir bahwa tagihannya pasti dilunasi bank sesnuai
ketentuan. Reputasi atau nama baik Bank yang mebuka L/C merupakan jaminan
pokok, dan jaminan pembayaran itu akan menjadi jaminan ganda bila bank devisa
yang bertindak sebagai Advising Bank juga memberikan konfirmasinya. Jadi resiko
untuk tidak dibayar menjadi sangan minim. Disini terlihatlah peranan bank dalam
memperlancar perdagangan internsional.
Penguatan dokumen dapat langsung dilakukan
Bila barang sudah dikapalan, maka dengan adanya L.C shipping document dapat
langsung diuangkan atau dinegosiasikan dengan Advising Bank dan tidak perlu lagi
menunggu pembayaran atau kiriman uang dari importir.
Biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen relatif kecil bila ada L/C
Eksportir/penjual akan menerima pembayaran atas penyerahan barang dengan pasti
sesuai dengan syarat-syarat dalam L/C.
Terhindar dari resiko pembatasan transfer valuta
Pada setiap pembukaan L/C Opening Bank sudah menyediakan valuta asing untuk
setiap tagihan yang didasarkan pada L/C, dengan demikian eksportir terhindar dari
resiko no-payment yang mungkin terjadi bila transaksi dilkukan tanpa L/C.
Kemungkinan memperoleh uang muka atau kredit tanpa bunga
Bila importir besedia membuka L/C dengan syarat red clause maka eksportir dapat
memperoleh uang muka dari L/C yang tersedia. Ini berarti eksportir mendapat kredit
tanpa bunga atau semacam uang panjar yang biasanya diperlukan untuk memulai
produksi barang yang akan di ekspor itu.
Bahkan di Indonesia, penguasaan terhadap sebuah Letter of Credit (L/C), bisa
dijadikan dasar permohonan "Kredit Export (KE)" guna memperoleh dana lebih awal
dari bank devisa, untuk dipergunakan sebagai modal kerja dalam memproduksi
barang yang difasilitasi oleh Letter of Credit tersebut. Tentu saja pihak bank akan
mengenakan bunga tertentu atas kredit tersebut, yang biasa disebut dengan bunga
diskonto.
b. Keuntungan bagi importir
Eksportir menjadi percaya bahwa barang yang dikirim pasti akan dibayar
Importir/pembeli akan menerima barang dan membayar dengan harga pasti sesuai
dengan syarat-syarat didalam L/C.
L/C merupakan jaminan bagi Importir bahwa dokumen atas barang yang dipesan akan
diterimanya dalam keadaan lengkap dan utuh karena diteliti oleh bank yang sudah
mempunyai keahlian dalam hal itu.
Importir dapan mencantumkan syarat-syarat untuk pengamana yang pasti akan
dipatuhi eksportir agar dapat menarik uang dari L.C yang tersedia.

2.7 Jenis-jenis Letter of Credit


L/C berdasarkan dapat atau tidaknya diubah/dibatalkan, dibedakan menjadi:
Revocable L/C
Revocable L/C adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan setiap waktu oleh Issuing
Bank tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Beneficiary. Namun demikian Issuing
Bank wajib melakukan pembayaran kepada Nominated Bank yang telah melakukan
pembayaran, akseptasi ataupun negosiasi apabila pembayaran, akseptasi ataupun negosiasi
tersebut telah dilakukan sebelum Nominated Bank menerima pemberitahuan mengenai
perubahan atau pembatalan L/C dari Issuing Bank.
Irrevocable L/C
Sebaliknya irrevocable L/C adalah L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa
persetujuan Beneficiary. Irrevocable L/C merupakan janji pasti dari Issuing Bank untuk
membayar L/C sepanjang dokumen-dokumen yang diajukan sesuai dengan persyaratan L/C.
Berdasarkan availability of payment, UCP membedakan L/C sebagai berikut:
Sight Payment L/C
Sight payment L/C adalah L/C yang pembayarannya dilakukan secara tunai. Jika Issuing
Bank menerbitkan sight payment L/C, maka Nominated Bank diinstruksikan untuk
melakukan pembayaran atau mengatur pembayaran kepada Beneficiary pada saat pengajuan
dokumen yang memenuhi persyaratan L/C.
Deferred Payment L/C
Deferred Payment L/C adalah L/C yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari. UCP
tidak mengatur lebih jauh mengenai jenis L/C ini. Dalam jenis L/C ini tidak mensyaratkan
wesel sebagai salah satu dokumen yang wajib diajukan dalam rangka pembayaran L/C.

Acceptance L/C
Acceptance L/C adalah L/C yang pembayarannya secara berjangka. L/C dibayar pada saat
jatuh tempo pembayaran, bukan pada saat pengajuan dokumen. Dalam prakteknya L/C jenis
ini dikenal juga dengan istilah Usance L/C dimana jangka waktu pembayaran umumnya
dihitung sejak pengapalan barang yang dibuktikan dengan tanggal pengapalan pada transport
dokumen.

Negotiation L/C
Negotiation L/C adalah L/C yang pembayarannya diperoleh dari bank yang melakukan
pengambilalihan (membeli) dokumen yang diajukan

Transferable L/C
(pasal 48 UCP) merupakan L/C yang dapat dialihkan oleh Beneficiary, baik sebagian atau
seluruhnya, kepada satu atau beberapa pihak lainnya (pemasok) melalui perantaraan bank,
apabila Issuing Bank menyatakan demikian (bersifat transferable). Nilai L/C yang dialihkan
pada dasarnya lebih rencah dari nilai L/C semula yang diterima dari Issuing Bank, atau
dengan kata lain Beneficary akan menerima pembayaran yang lebih besar dari Issuing
Bank disbanding jumlah yang dibayarkan Beneficiary kepada pemasok-pemasoknya
(transferee). Selama tidak diatur lain, maka pengalihan hanya dapat dilakukan satu kali.

Revolving L/C
L/C yang dapat dipergunakan berulang-ulang oleh Beneficiary dalam jumlah tertentu selama
jangka waktu tertentu yangditetapkan dalam L/C, tanpa perlu dilakukan penerbitan L/C baru
ataupun perubahan terhadap L/C. L/C ini diterbitkan untuk transaksi yang berkesinambungan,
yang mana segera setelah dilakukan pembayaran oleh Issuing Bank maka L/C kembali
tersedia bagi Beneficiarysebesar nilai semula. Selama jangka waktu tertentu, L/C meng-
cover wesel-wesel dari semua transaksi selama periode tertentu
.
Back to Back L/C atau subsidiary L/C atau baby L/C atau L/C anak.
Transaksi L/C anaka ini melibatkan satu L/C (master L/C atau L/C induk) yang berfungsi
sebagai pelindung atau pengaman atas L/C anak. Kedua L/C tersebut merupakan L/C yang
masing-masing berdiri sendiri akan tetapi memiliki persyaratan yang sama, kecuali untuk
nilai L/C dan tanggal jatuh tempo L/C. L/C induk nilainya relatif lebih besar dibandingkan
nilai L/C anak dan tanggal jatuh tempo L/C induk lebih lama dibandingkan tanggal jatuh
tempo L/C anak.
Red Clause L/C
L/C adalah L/C dengan klasula khusus yang secara konvensional dicetak dengan tinta merah,
yang memberikan kesempatan kepada Beneficiary untuk melakukan penarikan dana
(sebagian atau seluruhnya dari nilai L/C) di muka (uang muka) tanpa perlu mempresentasikan
dokumen ekspor, sehingga dana yang ditarik di muka tersebut dapat digunakan sebagai modal
kerjanya.

2.8 Hubungan Hukum antar Pihak yang Terlibat


Hubungan Hukum Applicant dan Issuing Bank
Dalam rangka merealisasikan cara pembayaran sebagaimana diatur dalam sales contract,
pembeli akan mengajukan permohonan kepada Issuing Bank agar Issuing Bankmenerbitkan
L/C untuk kepentingan penjual. Dengan demikian hubungan hukum
antara Applicant dan Issuing Bank didasarkan pada kontrak yang dinamakan permintaan
penerbitan L/C. Jika Issuing Bank setuju untuk melaksanakan permohonan Applicant, Issuing
Bank akan menerbitkan L/C tersebut. Isi dari L/C tidak boleh menyimpang dari kondisi
sebagaimana disyaratkan dalam permohonan penerbitan L/C.
Permohonan penerbitan L/C juga terpisah dari sales contract barang. Permohonan penerbitan
L/C ini hanya mengikat Applicant dan Issuing Bank yang pada intinya berisi bahwa Issuing
Bank berjanji untuk menerbitkan L/C karena Applicant berjanji akan membayar kembali
sejumlah L/C kepada Issuing Bank.
Permohonan penerbitan L/C diatur oleh hukum nasional masing-masing negara yang dalam
hal tertentu dapat berbeda dari satu negara terhadap negara lainnya.

Hubungan Hukum Issuing Bank dan Beneficiary


Hubungan hukum antara Issuing Bank dan Beneficiary lahir atas dasar L/C yang diterbitkan
oleh Issuing Bank yang disetujui Beneficiary. Sebelum L/C disetujui oleh Beneficiary, maka
L/C merupakan kontrak sepihak dari Issuing Bank yang tidak mengikat Beneficiary.
Persetujuan Beneficiary terhadap L/C diwujudkan melalui pengajuan dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan dalam L/C kepada Issuing Bank.
Sepanjang tidak diatur secara khusus dalam L/C itu sendiri, maka hak dan kewajiban Issuing
Bank dan Beneficiary diatur dalam UCP, dalam hal ini apabila L/C menundukkan diri pada
UCP. Untuk hal-hal yang tidak diatur dalam L/C maupun UCP akan tunduk pada hukum
nasional sebagaimana ditentukan dalam L/C atau apabila tidak ditentukan hukum nasional
yang berlaku maka apabila terjadi sengketa akan tunduk pada hukum nasional yang
ditentukan oleh hakim berdasarkan teori penentuan hukum yang berlaku.

Hubungan Hukum Issuing Bank dan Advising Bank


Hubungan hukum antara Issuing Bank dan Advising Bank didasarkan pada instruksi Issuing
Bank kepada Advising Bank yang disetujui Advising Bank. Hubungan hukum ini pada intinya
merupakan hubungan keagenan dimana Advising Bank bertindak sebagai agen dari Issuing
Bank untuk meneruskan L/C yang diterbitkan oleh Issuing Bank kepada Beneficiary.
Mengingat Advising Bank tidak memiliki kewajiban untuk selalu meneruskan L/C yang
diterimanya, maka Advising Bank wajib segera memberitahukan Issuing Bank apabila ia tidak
berkenan atau tidak setuju untuk meneruskan L/C kepada Beneficiary. Hal demikian
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 7 a UCP yang berbunyi:
A Credit may be advised to a Beneficiary through another bank (the Advising Bank)
without engagement on the part of the Advising Bank, but that bank, if it elects to advise the
Credit, shall take reasonable care to check the apparent authenticity of the Credit which it
advises. If the bank elects not to advises, it must so inform the Issuing Bank without delay.
Hak dan kewajiban Issuing Bank dan Advising Bank sepanjang tidak diatur secara khusus
dalam L/C maka akan tunduk pada ketentuan UCP. Sebagai Advising Bank saja bank ini tidak
berkewajiban untuk melakukan pembayaran, negosiasi atau akseptasi terhadap
wesel Beneficiary, kecuali Issuing Bank secara khusus meminta Advising Bank untuk
melakukan itu.
Jika Advising Bank dalam L/C dimintakan juga untuk menambahkan konfirmasinya,
maka Advising Bank tersebut juga melaksanakan fungsi sebagai Confirming Bank yang
mempunyai kewajiban yang sama dengan Issuing Bank yaitu melakukan pembayaran,
negosiasi atau akseptasi. Konsekuensinya, Confirming Bank wajib melakukan pemeriksaan
atas dokumen-dokumen yang diajukan oleh Beneficiary.

Hubungan Hukum Advising Bank dan Beneficiary

Hubungan hukum antara Advising Bank dan Beneficiary tergantung pada fungsi yang
dilakukan oleh Advising Bank sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam L/C. Advising
Bank dapat berfungsi sebagai Advising Bank semata, bank pengkonfirmasi, bank penegosiasi,
bank pembayar atau bank pengaksep.
Dalam hal Advising Bank murni menjalankan fungsinya sebagai Advising Bank, maka
kewajibannya terhadap Beneficiary hanyalah terbatas pada penerusan L/C termasuk
perubahannya. Oleh karena itu Beneficiary tidak dapat menuntut pembayaran L/C
dari Advising Bank. Tetapi dalam hal Advising Bank bertindak sebagai Confirming Bankmaka
ia memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran atas L/C. Jika Advising Bankditunjuk
sebagai bank penegosiasi maka Advising Bank dapat melakukan pembelian terhadap
dokumen yang diserahkan kepada Issuing Bank oleh Beneficiary.

2.9 Dokumen penunjang Letter of Credit


Transaksi perdagangan tidak akan jalan jika hanya mengandalkan L/C belaka. Untuk
memperoleh atau menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan L/C diperlukan dokumen-
dokumen penunjang lainnya. Dokumen-dokumen ini mempunyai andil besar dalam proses
penyelesaian L/C.
Adapun dokumen-dokumen L/C yang dibutuhkan meliputi :

1. Bill of Lading (B/L)


B/L atau sering disebut konosemen yang mempunyai fungsi sebagai berikut.
Sebagai bukti tanda pengiriman;
Sebagai bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang;
Sebagai bukti pemilikan atau dokumen pemilikan barang.

2. Draft (wesel)
Merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang ditujukan oleh
seseorang yang menariknya dan mengharuskan orang yang dialamatkan atau si
tertarik untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu yang telah ditentukan
untuk membayar sejunlah uang kepada orang yang ditunjuk atau kepada si pemegang
wesel. Wesel dapat dipindah tangan atau diperjualbelikan kepada pihak lain.

3. Faktur (invoice)
Merupakan daftar perincian harga dari barang-barang yang dikeluarka oleh penjual
atas suatu transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan.

4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang menanggung dan mengganti terhadap yang akan dialami
para eksportir apabila terjadi kehilangan atau kerusakan barang. Perusahaan asuransi
biasanya menanggung pengangkutan baik melalui darat, laut maupun udara.

5. Daftar Pengepakan (packing List)


Merupakan daftar uraian barang-barang yang dimasukkan dalam peti (container).

6. Certificate of Origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekspor.

7. Certificate of Inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksaan tentang keadaan barang dan dokumen
pendukung lainnya.

2.10 Analisis Kasus L/C PT. Selalang Prima

Kasus L/C bodong PT Selalang (slulung) Prima Internasional, yang dimiliki oleh mister
Misbakun, bisa berkembang menjadi kasus pembobolan Bank Century dan penggelapan duit
talangan PMS LPS (Penyertaan Modal Sementara dari Lembaga Penjaminan Kredit ).
Investigasi dari Majalah Tempo minggu ini ( Majalah Tempo Edisi :02/39,8 Maret 2010)
berhasil melacak perjalanan akal akalan PT Selalang untuk mendapatkan fasilitas perbankan
dari Bank Century. Laporan investigasi ini menurut saya berhasil menunjukan bukan saja
permainan busuk PT Selalang untuk mendapatkan LC dari Bank Century, tetapi juga sepak
terjang Misbakun cs.
Dari beberapa milis saya mendapatkan informasi yang konon berasal dari raw version
audit investigasi BPK. Berdasarkan informasi itu cukup mengagetkan karena PT Selalang
tidak saja berhasil mendapatkan fasilitas LC dari Bank Century tetapi mendapatkan juga dana
talangan PMS dari LPS. coba lihat rinciannya :

PT Selalang Prima International


Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Letter of
Credit (L/C) dan konfirmasi dengan pihak terkait diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. PT Selalang Prima International merupakan perusahaan yang bergerak usaha perdagangan
dan didirikan pada tanggal 2 November 1999 sesuai Akte Notaris No. 3 dengan pemilik
Mukhamad Misbakhun dan Franky Ongko Wardoyo dengan jumlah kepemilikan masing-
masing 99% dan 1%. Sedangkan pengurus PT Selalang Prima International yaitu Franky
Ongko Wardoyo sebagai Direktur dan Mukhamad Misbakhun sebagai Kornisaris.
Berdasarkan liasil pemeriksaan diketahui bahwa PT Selalang Prima lnternational
memperoleh perlakuan istimewa dalam memperoleh fasilitas L/C dari Bank Century dimana
L/C yang diberikan didasarkan kepada instruksi dari Robert Tantular (Pemegang Saham Bank
Century) dan Hermanus Hasan Muslim (Dirut Bank Century) sesuai keterangan dari
Pimpinan Kantor Pusat Operasional (KPO) SenayanyaituLindaWangsadinata.
b. Fasilitas Letter of Credit (L/C) yang diberikan kepada PT Selalang Prima lnternational
adalah L/C No. 0474LC07B sebesar USD22.5 juta dengan jaminan (margin deposit) berupa
deposito sebesar USD4.5 juta (atau 20% dari plafond L/C). Fasilitas L/C tersebut digunakan
untuk transaksi impor Bentulu Condensate dari Grains and lndustrial Products Trading PTE,
Ltd. (Beneficiary) sesuai kontrak (Sales Contract) No. GRIP S07-4955-1807 tanggal 23
November 2007 dengan Bank Penjamin (Negotiating Bank) adalahNational Cornmercial
Bank (NCB), Jeddah dan Bank Koresponden adalah Saudi National Commercial Bank
(SNCB), Bahrain;
c. Pemberian fasintas L/C tidak didukung oleh analisa dan prosedur yang komprehensif,
khususnya kemampuan/kondisi keuangan perusahaan, namun L/C tersebut telah rnendapat
persetujuan dari Komite Kredit, baik Komite Kredit Cabang (Kabag Operasional dan Kepala
Cabang), Komite Kredit Wilayah (Kakanwil) dan Komite Kredit Pusat yaitu Direksi
(Hermanus Hasan Muslim dan Hamidy) dan Komisaris (Poerwanto Kamsjadi dan Rusli
Prakarsa). Perjanjian Kredit telah ditandatangani secara notariat termasuk pengikatan jaminan
(gadai deposito) sebesar USD4.5 juta pada tanggal 22 November 2007. Kondisi tersebut tidak
sesuai dengan Kebijakan Perkreditan Bank dan Pedornan Pelaksanaan Kredit Bank Century
No.20/SK-DIR/Century/IV/2005 tanggal 21 April 2005.
d. Bank Century telah menempatkan jaminan (deposit) pada SNCB, Bahrain sebesar USD50
juta berupa US Treasury Strips dengan ISIN US9l2803BD41 dalam rangka pembukaan L/C
untuk PT Selalang Prima International. Jaminan (deposit) Bank Century kepada Bank SNCB,
Bahrain tersebut tidak sebanding dengan janminan (deposit) L/C yang diberikan oleh Debitur
sebesar USD4.5 juta (atau 20% dari plafond L/C). Jaminan sembilan debitur lainnya yang
mendapat fasilitas L/C dari Bank Century juga berkisar 5% 20% dari plafond L/C;
e. Realisasi penggunaan L/C tersebut adalah sebesar USD22,499,964.63 yang jatuh tempo
tanggal 19 November 2008 sesuai surat konfirmasi dari The Bank of New York Cabang
Singapore tanggal 28 November 2007;
f. Pada saat jatuh tempo L/C tanggal 19 November 2008, PT Selalang Prima International
tidak mampu membayar kewajiban L/C sehingga Bank Century melakukan eksekusi jaminan
deposito sebesar USD4.5 juta. Pada tanggal 24 November 2008, Bank Century dan PT
Selalang Prima International melakukan restrukturisasi L/C tersebut dengan melakukan
pembayaran sebesar USD1.5 juta sehingga nilai outstanding L/C tersebut sebesar USD16.5
juta (USD22.5 juta USD4.5 juta USD1.5 juta);
g. Jaminan Bank Century berupa US Treasury Strips sebesar USD50 juta yang ditempatkan di
SNCB, Bahrain tersebut pada akhirnya dijual dengan nilai penjualan sehesar USD24,62l,500
atau 49,243% dan digunakan untuk pelunasan L/C PT Selalang Prima International sebesar
USD22,499,964.63 sedangkan sisanya ditransfer ke rekening Nostro Bank Century di
Standard Chartered Bank. New York.
Penjualan US Treasury Strips tersebut mengakibatkan terjadi kerugian yang harus ditanggnng
oleh Bank Century sebesar USD25,378,500 (USD50,000,000 USD24,62l,500) atau
ekuivalen Rp275.089 juta dan pada akhirnya membebani Penyertaan Modal Sementara
(PMS) oleh LPS.
h. Bank Century juga telah melakukan penyisihan (PPAP) atas L/C PT Selalang Prima
International tersebut sebesar USDI6.5 juta atau ekuivalen sebesar Rp179.850 juta posisi 31
Desember 2008 dan pada akhirnya membebani Penyertaan Modal Sementara (PMS) oleh
LPS.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, porsi PMS yang digunakan untuk menutup kerugian
Bank Century dan fasilitas L/C PT Selalang Prima International adalah sebesar Rp454.939
juta, terdiri dari:
* Kerugian atas penjualan US Treasury Strips untuk pelunasan L/C kepada NCB, Jeddah
sebesar USD25,378,500 atau ekuivalen Rp275.089 juta;
* Penyisihan (PPAP) atas L/C PT Selalang Prima International sebesar USD 16.5 juta atau
ekuivalen Rp179.850 juta.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kondisi dimana antara penjual dan pembeli dalam aktivitasnya dibatasi oleh jarak yang jauh
dan waktu tempuh yang lama, sehingga menyulitkan terjadinya transaksi dengan cara tunai
yang dilakukan lintas negara. Hal ini menimbulkan kekhawatiran oleh kedua belah pihak
terhadap risiko kerugian jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Sehingga
adanya Letter of Credit ini mempermudah dan memberikan jaminan keamanan dalam
kegiatan transaksi lintas negara yang berupa ekspor-impor. Letter of credit, atau sering
disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara pembayaran internasional/jasa
pembayaran yang biasa dilakukan oleh vendor dan buyyer dalam kegiatan ekspor-impor
dengan transaksi jual-beli yang memberikan fasilitas penangguhan pembayaran. Yang
berfungsi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi jual-beli
internasional secara efisien dan terpercaya.
Pelaku L/C diantaranya: Applicant, Beneficiary, Issuing bank, Advising bank,Confirming
bank, dan Carrier yang memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam kegiatan L/C
ini. L/C juga memiliki jenis-jenis perjanjian dalam melakukan transaksinya yang berdasarkan
kesepakatan bersama antara vendor dan buyer.

3.2 Saran
Letter of Credit memang memegang peranan sangat penting dalam aktifitas bisnis
atau transaksi antar Negara, oleh karena itu dalam pengimplementasiannya Letter of Credit
(L/C, LC, LOC) haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku universal dalam prosedur
dan situasinya, hal ini juga sangat berpengaruh demi kelangsungan aktivitas
bisnis. Sebaiknya untuk semua pihak agar berhati-hati untuk mengecek kelengkapan
dokumen-dokumen lainnya sehingga terhindarkan dari resiko yang merugikan.
Sehingga barang dan pembayarannya akan terjamin keamanannya. bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
M. S., Amir. 2001. Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor Impor. Jakarta: PPM.
http://id.wikipedia.org/wiki/Letter_of_credit
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/10/05/12/115272-tantular-lc-misbakhun-
gagal-bayar-bukan-lc-bodong

Anda mungkin juga menyukai