Oleh :
Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya aktifitas perdaganan internasional atau perdagangan antar negara,
seperti transaksi ekspor-impor ditambah dengan jumlah serta harga yang cukup besar dan
tinggi, maka dipastikan akan berbeda dengan transaksi lokal atau transaksi biayanya.
Berbedaan tersebut terdapat dalam segi peraturan, mekanisme, pembayaran dan lain
sebagainya. Selain itu dalam hal transaksi antar negara biasanya tidak dapat dilakukan secara
pribadi maksudnya hanya secara antara penjual dan pembeli, karena dalam hal seperti ini
dibutuhkan pihak untuk membantu menangani lalu lintas pembiayaan dalam transaksi
internasional ini. Transaksi antar negara apalagi dengan jumlah dan harga yang besar serta
tinggi, biasanya membutuhkan suatu lembaga yang dapat digunakan sebagai perantara
pembayaran guna memudahkan lalu lintas pembiayaan bahkan dapat memberikan jaminan
rasa aman terhadap penjual dan pembeli antar negara ini. Lembaga tersebut yakni Bank-Bank
Devisa, yang bertugas melayani serta menerbitkan Letter of Credit (L/C).
Faktor-faktor yang menjadi dasar terus berkembangnya penggunaan L/C tersebut antara lain
adanya pengawasan devisa di beberapa negara, ketidakpastian situasi perekonomian dan
diperlukan suatu cara bagi eksportir untuk melancarkan pembayaran barang-barang
ekspornya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Letter of Credit?
2. Dasar hukum apa yang melandasi Letter of Credit?
3. Apa saja fungsi dari Letter of Credit?
4. Bagaimana mekanisme dari Letter of Credit?
5. Siapa saja pihak yang terkait Letter of Credit?
6. Keuntungan apa saja yang diperoleh dari Letter of Credit?
7. Apa saja jenis-jenis dari Letter of Credit?
8. Bagaimana hubungan hukum antar pihak yang terlibat dalam Letter of Credit
9. Apa saja dokumen penunjang Letter of Credit?
10. Seperti apakah contoh kasus dalam penggunaan Letter of Credit?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui serta memahami definisi dari Letter of Credit
2. Mengetahui dasar hukum yang melandasi Letter of Credit
3. Mengetahui fungsi-fungsi dari Letter of Credit
4. Memahami mekanismen dari Letter of Credit
5. Mengetahui siapa saja pihak yang terkait?
6. Mengetahui keuntungan yang diperoleh dari penggunaan Letter of Credit?
7. Mengetahui jenis-jenis dari Letter of Credit
8. Mengetahui hubungan hokum antar pihak yang terlibat dalam Letter of Credit
9. Mengetahui dokumen apa saja yang diperlukan dalam Letter of Credit
10. Mengetahui dan memahami salah satu contoh kasus Letter of Credit
BAB II
PEMBAHASAN
Acceptance L/C
Acceptance L/C adalah L/C yang pembayarannya secara berjangka. L/C dibayar pada saat
jatuh tempo pembayaran, bukan pada saat pengajuan dokumen. Dalam prakteknya L/C jenis
ini dikenal juga dengan istilah Usance L/C dimana jangka waktu pembayaran umumnya
dihitung sejak pengapalan barang yang dibuktikan dengan tanggal pengapalan pada transport
dokumen.
Negotiation L/C
Negotiation L/C adalah L/C yang pembayarannya diperoleh dari bank yang melakukan
pengambilalihan (membeli) dokumen yang diajukan
Transferable L/C
(pasal 48 UCP) merupakan L/C yang dapat dialihkan oleh Beneficiary, baik sebagian atau
seluruhnya, kepada satu atau beberapa pihak lainnya (pemasok) melalui perantaraan bank,
apabila Issuing Bank menyatakan demikian (bersifat transferable). Nilai L/C yang dialihkan
pada dasarnya lebih rencah dari nilai L/C semula yang diterima dari Issuing Bank, atau
dengan kata lain Beneficary akan menerima pembayaran yang lebih besar dari Issuing
Bank disbanding jumlah yang dibayarkan Beneficiary kepada pemasok-pemasoknya
(transferee). Selama tidak diatur lain, maka pengalihan hanya dapat dilakukan satu kali.
Revolving L/C
L/C yang dapat dipergunakan berulang-ulang oleh Beneficiary dalam jumlah tertentu selama
jangka waktu tertentu yangditetapkan dalam L/C, tanpa perlu dilakukan penerbitan L/C baru
ataupun perubahan terhadap L/C. L/C ini diterbitkan untuk transaksi yang berkesinambungan,
yang mana segera setelah dilakukan pembayaran oleh Issuing Bank maka L/C kembali
tersedia bagi Beneficiarysebesar nilai semula. Selama jangka waktu tertentu, L/C meng-
cover wesel-wesel dari semua transaksi selama periode tertentu
.
Back to Back L/C atau subsidiary L/C atau baby L/C atau L/C anak.
Transaksi L/C anaka ini melibatkan satu L/C (master L/C atau L/C induk) yang berfungsi
sebagai pelindung atau pengaman atas L/C anak. Kedua L/C tersebut merupakan L/C yang
masing-masing berdiri sendiri akan tetapi memiliki persyaratan yang sama, kecuali untuk
nilai L/C dan tanggal jatuh tempo L/C. L/C induk nilainya relatif lebih besar dibandingkan
nilai L/C anak dan tanggal jatuh tempo L/C induk lebih lama dibandingkan tanggal jatuh
tempo L/C anak.
Red Clause L/C
L/C adalah L/C dengan klasula khusus yang secara konvensional dicetak dengan tinta merah,
yang memberikan kesempatan kepada Beneficiary untuk melakukan penarikan dana
(sebagian atau seluruhnya dari nilai L/C) di muka (uang muka) tanpa perlu mempresentasikan
dokumen ekspor, sehingga dana yang ditarik di muka tersebut dapat digunakan sebagai modal
kerjanya.
Hubungan hukum antara Advising Bank dan Beneficiary tergantung pada fungsi yang
dilakukan oleh Advising Bank sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam L/C. Advising
Bank dapat berfungsi sebagai Advising Bank semata, bank pengkonfirmasi, bank penegosiasi,
bank pembayar atau bank pengaksep.
Dalam hal Advising Bank murni menjalankan fungsinya sebagai Advising Bank, maka
kewajibannya terhadap Beneficiary hanyalah terbatas pada penerusan L/C termasuk
perubahannya. Oleh karena itu Beneficiary tidak dapat menuntut pembayaran L/C
dari Advising Bank. Tetapi dalam hal Advising Bank bertindak sebagai Confirming Bankmaka
ia memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran atas L/C. Jika Advising Bankditunjuk
sebagai bank penegosiasi maka Advising Bank dapat melakukan pembelian terhadap
dokumen yang diserahkan kepada Issuing Bank oleh Beneficiary.
2. Draft (wesel)
Merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang ditujukan oleh
seseorang yang menariknya dan mengharuskan orang yang dialamatkan atau si
tertarik untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu yang telah ditentukan
untuk membayar sejunlah uang kepada orang yang ditunjuk atau kepada si pemegang
wesel. Wesel dapat dipindah tangan atau diperjualbelikan kepada pihak lain.
3. Faktur (invoice)
Merupakan daftar perincian harga dari barang-barang yang dikeluarka oleh penjual
atas suatu transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang menanggung dan mengganti terhadap yang akan dialami
para eksportir apabila terjadi kehilangan atau kerusakan barang. Perusahaan asuransi
biasanya menanggung pengangkutan baik melalui darat, laut maupun udara.
6. Certificate of Origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekspor.
7. Certificate of Inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksaan tentang keadaan barang dan dokumen
pendukung lainnya.
Kasus L/C bodong PT Selalang (slulung) Prima Internasional, yang dimiliki oleh mister
Misbakun, bisa berkembang menjadi kasus pembobolan Bank Century dan penggelapan duit
talangan PMS LPS (Penyertaan Modal Sementara dari Lembaga Penjaminan Kredit ).
Investigasi dari Majalah Tempo minggu ini ( Majalah Tempo Edisi :02/39,8 Maret 2010)
berhasil melacak perjalanan akal akalan PT Selalang untuk mendapatkan fasilitas perbankan
dari Bank Century. Laporan investigasi ini menurut saya berhasil menunjukan bukan saja
permainan busuk PT Selalang untuk mendapatkan LC dari Bank Century, tetapi juga sepak
terjang Misbakun cs.
Dari beberapa milis saya mendapatkan informasi yang konon berasal dari raw version
audit investigasi BPK. Berdasarkan informasi itu cukup mengagetkan karena PT Selalang
tidak saja berhasil mendapatkan fasilitas LC dari Bank Century tetapi mendapatkan juga dana
talangan PMS dari LPS. coba lihat rinciannya :
3.1 Kesimpulan
Kondisi dimana antara penjual dan pembeli dalam aktivitasnya dibatasi oleh jarak yang jauh
dan waktu tempuh yang lama, sehingga menyulitkan terjadinya transaksi dengan cara tunai
yang dilakukan lintas negara. Hal ini menimbulkan kekhawatiran oleh kedua belah pihak
terhadap risiko kerugian jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Sehingga
adanya Letter of Credit ini mempermudah dan memberikan jaminan keamanan dalam
kegiatan transaksi lintas negara yang berupa ekspor-impor. Letter of credit, atau sering
disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara pembayaran internasional/jasa
pembayaran yang biasa dilakukan oleh vendor dan buyyer dalam kegiatan ekspor-impor
dengan transaksi jual-beli yang memberikan fasilitas penangguhan pembayaran. Yang
berfungsi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi jual-beli
internasional secara efisien dan terpercaya.
Pelaku L/C diantaranya: Applicant, Beneficiary, Issuing bank, Advising bank,Confirming
bank, dan Carrier yang memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam kegiatan L/C
ini. L/C juga memiliki jenis-jenis perjanjian dalam melakukan transaksinya yang berdasarkan
kesepakatan bersama antara vendor dan buyer.
3.2 Saran
Letter of Credit memang memegang peranan sangat penting dalam aktifitas bisnis
atau transaksi antar Negara, oleh karena itu dalam pengimplementasiannya Letter of Credit
(L/C, LC, LOC) haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku universal dalam prosedur
dan situasinya, hal ini juga sangat berpengaruh demi kelangsungan aktivitas
bisnis. Sebaiknya untuk semua pihak agar berhati-hati untuk mengecek kelengkapan
dokumen-dokumen lainnya sehingga terhindarkan dari resiko yang merugikan.
Sehingga barang dan pembayarannya akan terjamin keamanannya. bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
M. S., Amir. 2001. Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor Impor. Jakarta: PPM.
http://id.wikipedia.org/wiki/Letter_of_credit
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/10/05/12/115272-tantular-lc-misbakhun-
gagal-bayar-bukan-lc-bodong