Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN

INDONESIA

“MANAJEMEN JASA-JASA BANK”

KELOMPOK 4 :

1. Ridza Auliarahma R.F 1116-28918


2. Desy Rahayu Silaen 1116-28920
3. Sulistyaningrum 1116-29225
4. Bakti Nur I. 1116-29233
5. Grace Noralita S.M 1116-29237
A. PENGERTIAN JASA BANK

Jasa bank adalah kegiatan bank, baik langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan fungsi
bank sebagai lembaga yang memperlancar pembayaran transaksi perdagangan. Fungsi bank sebagai
lembaga yang memperlancar peredaran uang serta fungsi bank yang memberikan jaminan kepada
nasabah-nasabahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan keuntungan kepada
bank, dalam bentuk keuntungan finansial maupun nonfinansial.

B. PENGELOMPOKAN JASA

Jasa bank dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu,

1. Jasa bank yang berkaitan dengan fungsi bank, misalnya kliring, transfer, inkaso, dsb.

2. Jasa bank yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi bank , misalnya asistensi/pelatihan kepada
nasabah

3. Jasa bank yang memberikan keuntungan langsung kepada bank , misalnya pengenaan biaya
transfer, biaya kliring/LLG, dsb.

4. Jasa bank yang tidak memberikan keuntungan langsung kepada bank , misalnya penerimaan
setoran SPP, denda tilang, dsb.

5. Jasa bank yang memberikan keuntungan finansial, misalnya provisi ekspor, bank garansi, wali
amanat, dsb.

6. Jasa bank yang memberikan keuntungan nonfinansial, misalnya transfer gratis untuk nasabah-
nasabah tertentu dan pada periode tertentu, antara lain saat ulang tahun bank, dsb.

Fungsi bank dikelompokkan menjadi :

 Jasa bank dalam rangka melancarkan pembayaran transaksi perdagangan


 Jasa Bank Dalam Memperlancar Peredaran Uang
C. JASA BANK DALAM PEMBAYARAN TRANSAKSI PERDAGANGAN

1. PERDAGANGAN DALAM NEGERI  Transaksi dalam perdagangan

ini terjadi selalu diikuti dengan penyerahan barang oleh penjual dan pembayaran oleh
pembeli. Permasalahan yang dihadapi dalam perdagangan dalam negeri adalah pembayaran
tersebut tidak selalu dilakukan secara tunai. Hal ini disebabkan alasan-alasan sebagai
berikut:
 Membawa uang tunai dalam jumlah besae adalah sangat tidak efisien, tidak aman, dan
kurang fleksibel
 Transaksi perdagangan dapat dilakukan setiap saat, namun tidak setiap saat membawa uang
tunai dalam jumlah besar
 Transaksi perdagangan dapat dilakukan tanpa kehadiran penjual dan pembeli bertemu di
suatu tempat, namun dapat dilakukan dengan sarana komunukasi

Pembayaran yang dilakukan pihak pembeli dan melibatkan bank, dapat dilakukan dengan
berbagai cara:
 Menerbitkan cek
 Menerbitkan Bilyet Giro
 Setor dana ke rekening penjual
 Transfer dana ke rekening penjual

2. PERDAGANGAN LUAR NEGERI (INTERNASIONAL)  melibatkan negara yang berbeda,


sehingga dalam pelaksanaanya masingmasing pihak harus memenuhi segala persyaratan yang
berlaku di negara masing-masing. Dalam perdagangan luar negeri setiap terjadi transaksi dagang
tidak selalu diikuti dengan penyerahan barang dan pembayaran.

Problematika yang dihadapi dalam perdagangan internasional:


 Geografis
 Hukum dan Politik
 Bahasa
 Mata Uang (currency)
 Risiko suatu negara (country risk)
Sifat-sifat khusus perdagangan internasional:
 Adanya ketidakpastian, baik mengenai pembayaran maupun barang yang diperjual-belikan
 Perbedaan perlakuan antara transaksi satu dengan transaksi yang lainnya, disebabkan adanya
peraturan-peraturan yang berbeda anatara negara yang satu dengan yang lain
 Terjadi benturan kepentingan antara penjual dan pembeli, disebabkan adanya pertimbangan
keamanan bagi masing-masing pihak.

Penjual dan pembeli memerlukan pihak ketiga yang dapat menjembatani hubungan dagang
antarnegara,syarat-syarat pihak ketiga:
1. Bonafide dan dapat dipercaya
2. Mempunyai jaringan koresponden yang luas di seluruh dunia, 3 macam cara melihat sifat
koresponden tsb :
a. Depository correspondent  suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri
dimana bank yang bersangkutan memelihara rekening pada bank luar negeri tersebut.
b. Nondepository correspondent  suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri
dimana bank yang disebut pertama tidak memelihara rekening pada bank di luar negeri itu.
c. One Side correspondent  suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri tanpa
pemeliharaan suatu rekening.
3. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang perdagangan internasional
4. Mampu memberikan informasi akurat yang dibutuhkan penjual dan pembeli.

Macam-macam kontrol dokumen:


1. List of authorized Signature buku yang memuat tanda tangan pejabat yang berwenang
menandatangani dokumen-dokumen luar negeri, misalnya L/C, bankers drafts/cheques,
mail transfer, debit and credit advice, dan surat dokumen lain.
2. List of Term and Conditions buku yang di dalamnya memuat tariff-tarif atau biaya-biaya
mengenai biaya transaksi debit dan kredit atas suatu rekening, biaya transfer dan
reimbursement, biaya documentary collection, biaya penerusan L/C, konfirmasi atas L/C,
perubahan L/C.
3. Test Key Arrangement hubungan komunikasi antarbank dalam pengiriman perintah atau
pemberitahuan yang bagi salah satu atau kedua belah pihak mengandung suatu risiko, yang
pada umumnya harus dijamin kepastian dan kebenarannya.
4. Kode-kode (Codes) dalam rangka mengamankan berita-berita yang disampaikan dengan
kawat/teleks dan untuk menghemat biaya, terdapat beberapa bank yang mengirimkan kode
yang akan dipergunakan untuk transaksi-transaksi tertentu, misalnya pembukaan L/C
5. Spesimen Surat-surat Berharga sebagai tindakan pengamanan beberapa bank di luar
negeri ada yang mengirimkan contohh surat berharga, dengan harapan akan mempertinggi
kewaspadaan bank yang bersangkutan terhadap kemungkinan adanya dokumen-dokumen
palsu yang beredar.

D. MEKANISME PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Penjelasan:

1. Penjual/ Eksportir dan pembeli/importir telah terjadi kontrak jual beli (sales contract) untuk
membeli suatu barang.

2. Untuk merealisir kontrak jual beli tersebut, importir menghubungi bank untuk membuka Letter of
Credit (L/C0 dan importir membuat surat permohonan secara tertulis untuk membuka L/C.

3. Bank pembuka L/C (issuing bank) di Indonesia menerbitkan L/C dan mengirimkannya ke bank
diluar negeri yang menjadi korespondennya.

4. Bank penerima L/C (Advising bank) kemudian melakukan penelitian atas aspek-aspek kebenaran
L/C yang diterima.Apabila L/C sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka L/C diteruskan
kepada Beneficiary.
5. Setelah menerima L/C tersebut, eksportir mengirimkan barang kepada importir. Sesuai dengan
kontrak jual beli dan L/C tersebut. Setelah mengirimkan barangnya, eksportir akan melengkapi
dokumen ekspor.

6. Eksportir menyerahkan dokumen ekspor kepada negotiating bank. Jika dokumen tersebut telah
sesuai maka negotiating bank mengambil alih pembayaran kepada eksportir

7. Negotiating bank kemudian membayar kepada eksportir yang disertai dengan catatan bahwa
apabila tagihan tersebut tidak dibayar, bank dapat menagih kembali kepada eksportir (hak regres).

8. Negotiating bank melengkapi dokumen dengan warkat tagihan dan kemudian mengirimkannya ke
Issuing bank untuk ditagihkan pembayarannya.

9. Issuing bank akan melakukan pemeriksaan atas dokumen. Jika belum lengkap maka diberitahukan
kepada negotiating bank, tetapi apabila sudah lengkap maka issuing bank akan melakukan
pembayaran kepada negotiating bank.

10. Issuing bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir damn meminta importir segera
melakukan pembayaran.

11. Setelah dokumen diterima maka importir membayar kepada issuing bank. Pembayaran bisa
dilakukan secara tunai atau dibebankan kepada rekening importir.

Cara pembayaran perdagangan Luar Negeri

Pembayaran tanpa Letter Of Credit (L/C)

a. Advance Payment  pembayaran yang dilakukan oleh buyer/pembeli/importer sebelum barang


dikirim atau dikapalkan.

b. Open Account  cara pembayaran dilakukan oleh buyer setelah menerima tagihan dari seller.

c. Collection (inkaso)  cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer setelah buyer menerima
tagihan dar seller.

d. Consigment (konsinyasi) mengekspor barang yang beum terjual. Jadi hanya merupakan titipan
barang oleh eksportir kepada importer
Pembayaran dengan Letter Of Credit (L/C)

a. Payment (pembayaran)  pembayaran kepada penjual dilakukan oleh bank pembayar di luar
negeri yang ditunjuk oleh bank pembuka L/C di dalam negeri pada saat eksportir menyerahkan
dokumen yang diminta dalam L/C tersebut

b. Negotiation (negoisasi) pembayaran kepada penjual dilakukan oleh bank di luar negeri yang
bersedia mengambil alih pembayaran terlebih dahulu atas penyerahan dokumn-dokumen dari
ekspportir

c. Acceptance ( akseptasi) pembayaran kepada penjual dilakukan dengan mengekasep wesel


berjangka oleh bank di luar negeri.

Kredit Dokumenter (Letter Of Credit)

Berdasarkan pasal 2 Uniform Custom and Practice For Documentary Credit (UCPDC), dapat
disimpulkan:

a. Surat jaminan yang diberikan oleh suatu bank (opening bank) untuk membayar kepada penjual
(beneficiary) atas permintaan pembeli (aplicant).

b. Bersyarat maksudnya si penjual akan mendapatkan pembayaran jika yang bersangkutan telah
memenuhi persyaratan (term and conditions) dalam L/C.

Di dalam Letter Of Credit terdapat dua hal pokok yang harus dipahami, yaitu:

a. Bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen dan bukan dengan barang. Hal ini berarti
bahwa bank hanya berkewajiban untuk membayar berdasarkan dokumen-dokumen yang secara fisik
sesuai dengan yang diminta di dalam L/C

b. Letter Of Credit merupakan kontrak/perikatan terpisah dan independen dari sale contract. Sales
Contract adalah Kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih untuk melakukan transaksi
perdagangan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip hukum yang disepakati bersama
E. AKUNTANSI LC (KHUSUS SIGHT LC)

Sight letter of credit adalah L/C yang cara pembayarannya oleh negotiating bank dilakukan pada saat
wesel-wesel ditunjukan oleh beneficiary disertai dokumen-dokumen lain yang disyaratkan dalam
L/C. Pada umumnya Sight L/C ditujukan secara khusus kepada bank-bank koresponden diluar negeri
di mana bank pembuka L/C mempunyai rekening dan bank penerima L/C sekaligus juga bertindak
sebagai paying bank.

Anda mungkin juga menyukai