Anda di halaman 1dari 45

SISTEM PEMBAYARAN

INTERNASIONAL
Muhammad Rianda
Muhammad Syabil Anaqi
XI IPA6
definisi
• Pembayaran internasional adalah pemayaran
atas transaksi yang dilakukan oleh negara-
negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional berdasarkan kesepakatan yang
telah dirundingkan sebelumnya.
• Pembayaran dalam perdagangan internasional
pada umumnya dilaksanakan melalui bank
metode pembayaran ekspor-impor

Tanpa L/C Dengan L/C

• Cash Payment Letter of credit


• Open account
• Consignment
• Wesel inkaso
(collection draft)
Metode pembayaran tanpa L/C
(non-L/C)
Advance payment
•Suatu cara pembayaran internasional yang dilakukan
pembeli (importir) kepada penjual (eksportir)
•sebelum barang-barang dikapalkan.
•Pembayaran dilakukan secara tunai, baik secara
keseluruhan, full payment atau sebagian, parsial
payment.
•Pembayaran biasanya dilakukan dengan cara
mentransfer dana secara langsung ke rekening
eksportir.
Faktor-faktor Sistem Pembayaran advance payment:
a. Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir
bahwa ia akan menerima barang-barang yang dipesan
b. Keyakinan importir bahwa negara eksportir tidak akan
melarang ekspor barang yang bersangkutan setelah
adanya pembayaran
c. Keyakinan importir bahwa Pemerintah di negara
importir mengizinkan adanya pembayaran dimuka,
kebanyakan negara tidak mengizinkannya
d. Bahwa importir mempunyai likuiditas yang cukup atau
dapat memperoleh modal kerja melalui fasilitas impor
Pembayaran tersebut dilakukan dengan berbagai
cara, yakni:
a. Dengan Cek (barang-barang akan dikirim setelah
cek tersebut selesai di “cleaning”)
b. Dengan Banker’s Draft
c. Dengan Mail Payment Order
d. Dengan Cable Payment Order
e. Dengan International Money Order
Jadi dalam sistem pembelian ini importir
menanggung segala risiko, baik tentang pembayaran
yang telah dilakukan maupun tentang kemungkinan
tidak dikirimkannya barang-barang yang dipesan.
Open Account (pembayaran kemudian)
•Dalam pembayaran ini yang menanggung risiko
adalah eksportir, sedangkan yang mendapat
fasilitas kredit atau penangguhan bayaran adalah
importir.
•disebutkan open account karena belum
dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir
kepada eksportir sebelum barang-barang
dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau
sebelum waktu tertentu yang telah disepakati
“Open Account” terjadi apabila:
a. Ada kepercayaan penuh antara importir dan
eksportir
b. Barang-barang dan dokumen akan langsung
dikirim kepada pembeli
c. Eksportir kelebihan dana
d. Eksportir yakin tidak ada peraturan dinegara
importir yang melarang transfer pembayaran
impor tersebut ke dalam rekening eksportir
Dalam transaksi ini terdapat risiko-risiko sebagai
berikut:
a) Eksportir tidak mendapat perlindungan/kepastian
apakah importir akan membayar
b) Karena tidak ada bukti, maka dalam hal importir
tidak membayar, eksportir sulit membuktikan di
pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada
importir
c) Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan
menimbulkan ongkos bagi eksportir terutama bila
ia harus datang ke tempat importir
Collection draft
(wesel inkaso)
Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari
“Open Account” sebab eksportir mempunyai hak
dalam pengawasan barang-barang sampai
draft/weselnya di aksep atau dibayar.
Pemilikan atas dokumen-dokumen yang diperlukan
oleh importir untuk mengeluarkan barang-barang
tersebut tidak dilepaskan sampai persyaratan-
persyaratan penagihan wesel tersebut telah
dipenuhi.
Dalam sistem pembayaran ini pihak importir berada di pihak yang
beruntung oleh karena:
1. Tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin
pembukaaan L/C
2. Tidak perlu membayar biaya bank yang besar
3. Tidak perlu membayar sebelum menerima dokumen-dokumen
pemilikan barang
Di lain pihak eksportir tetap menanggung sejumlah risiko atau
masalah-masalah, yakni:
4. Risiko ekonomi dan politik negara importir
5. Importir mengulur-ulur waktu pembayaran
6. Importir tidak mengambil alih dokumen-dokumen tersebut
7. Importir membatalkan transaksi
8. Pembayaran tidak dilakukan importir
9. Dan lain-lain.
Consignment
(konsinyasi)
Pengiriman barang-barang ekspor pada importir
di luar negeri dimana barang-barang tersebut
dikirim oleh eksportir sebagai titipan untuk
dijualkan oleh importir dengan harga yang
ditetapkan oleh eksportir.
Dalam sistem konsinyasi ini, eksportir tetap memegang hak milik atas barang,

sedangkan importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Dengan

demikian eksportirlah yang menanggung risiko yang mungkin terjadi, yakni antara

lain:

1. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan

2. Tidak ada kepastian eksportir akan menerima pembayaran

3. Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barang telah

terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat tersebut barang tersebut

belum dijual, sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak sesuai dengan

yang seharusnya diterima

4. Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir untuk

menuntut importir di pengadilan.


Metode Pembayaran dengan L/C
Letter of credit
L/C UCP 600
Pengaturan L/C:
1. L/C diatur dalam uniform costums and practice for
documentary credit (UCP) international chamber of
commerce (ICC) publication no.600 yang berlaku
tanggal 1 juli 2007
2. Dasar hukum L/C di indonesia adalah peraturan
pemerintah no.1 tahun 1982. UCP mengeluarkan
ketentuan L/C dengan tujuan untuk menghindari
perselisihan mengenai proses dan hukum yang akan
digunakan serta agar transaksi-transaksi demikian
terlaksana tanpa merugikan masing-masing pihak.
definisi
L/C (Letter of Credit) adalah sebuah instrumen yang
dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu
nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau
sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut
menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau
atas salah satu bank korespondennya, berdasarkan
kondisi-kondisi yang tercantum pada instrumen itu.
Eksportir terjamin akan pembayarannya bila ia
memenuhi persyaratan yang diminta oleh importir,
demikian pula importir.
Fungsi Letter of Credit
 merupakan suatu perjanjian bank-bank dalam
menyelesaikan transaksi komersial internasional.
 Memberikan pengamanan bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam transaksi yang diadakan.
 Memastikan adanya pembayaran asalkan
persyaratan-persyaratan L/C telah dipenuhi.
 Merupakan instrumen yang didasarkan hanya atas
dokumen-dokumen dan bukan atas barang-barang
dagangan atau jasa-jasa.
 Membantu issuing bank memberikan fasilitas
pembiayaan kepada importir dan memonitor
penggunaannya.
Hubungan L/C dengan sales contract

1. Dasar terbitnya sebuah L/C adalah kontrak jual-beli (sales contract).


2. Sales contract tersebut biasanya mencantumkan pula bagaimana
barang tersebut akan dikirim; apakah melalui darat, laut atau
udara; dan pihak mana yang akan menutup asuransi.
3. L/C adalah dokumen kontrak, namun kedudukan L/C sebagai suatu
kontrak dan kontrak jual beli sifatnya terpisah atau independen.
4. Sifat independen L/C tampak pada aplikasi dan realisasi
pembayaran L/C. dalam aplikasi L/C, bank penerbit tidak meminta
atau mensyaratkan diperlihatkan kontrak penjualan dari pemohon.
Dalam realisasi pembayaran L/C, bank hanya memeriksa apakah
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan telah terpenuhi.(prinsip
otonomi L/C).
Syarat-syarat L/C
1. Menyebutkan nama dan alamat penerima dan pemohon dengan
jelas.
2. Menyebutkan masa berlakunya L/C.
3. Mencantumkan nama bank penerus (advising bank) yang dituju.
4. Mencantumkan dengan tegas jenis L/C.
5. Uraian barang harus jelas dan tegas
6. Ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat dalam L/C harus jelas,
tidak berbelit-belit dan tidak mensyaratkan hal-hal yang tidak
mungkin dipenuhi oleh penerima (beneficiary).
7. Menyatakan bahwa L/C tunduk pada UCPDC dengan
mencantumkan klausul “this credit is subject to uniform costums
and practice for documentary credit 2007 revision, ICC publication
No. 600”.
Pihak-Pihak yang
terlibat dalam L/C
Pihak langsung
– Pembeli [buyer,importer,applicant ]
pihak yang meminta kepada bank untuk membuka L/C bagi kepentingan penerima L/C.
– Penjual [seller,exporter,beneficiary]
pihak yang diberi hak untuk menarik sejumlah uang yang tertera dalam L/C dengan
memenuhi persyaratan yang diminta.
– Opening/issuing bank
Bank yang membuka L/C untuk kepentingan beneficiary.
– Adivising bank
Bank yang menerima dan meneruskan L/C kepada beneficiary.
– Negotiating bank
Bank yang mengambilalih dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C dan kemudian
menagih kepada bank pembuka L/C dengan mengirimkan dokumen yang telah diambil
alih.
– Confirming bank
bank yang ikut menjamin terhadap suatu L/C atas permintaan atau otoritasi dari
issuing bank.
Pihak tidak langsung
– Perusahaan pelayaran/perkapalan.
– Bea dan cukai/pabean.
– Perusahaan asuransi.
– Badan-badan pemeriksa atau SGS/Perwakilan
Sucofindo (khusus Indonesia).
– Badan-badan penelitian lainnya.
Kewajiban dan hak masing-masing pihak
terkait L/C
1. Pembuka L/C
berkewajiban membayar dokumen atas barang yang dibelinya sebagaimana tertera dalam L/C sepanjang semua persyaratan
L/C terpenuhi

2.     BERKEWAJIBAN MEMBUKA DAN MENERUSKAN L/C KEPADA BENEFICIARY MELALUI ADVISING BANK SESUAI DENGAN
PERSYARATAN YANG DIMINTA. BANK PEMBUKA L/C BERKEWAJIBAN MEMBAYAR DOKUMEN KEPADA BANK
PENGIRIM/NEGOTIATING BANK, SEPANJANG SEMUAN PERSYARATAN L/C TERPENUHI. BANK PEMBUKA L/C BERHAK
MEMENRIMA PEMBAYARAN KEMBALI PELUNASAN DARI PEMBUKA L/C BERIKUT BUNGA DAN BIAYA-BIAYA YANG TIMBUL.
3.        —ADVISING BANK : BERKEWAJIBAN MENERUSKAN L/C YANG DITERIMA KEPADA BENEFICIARY TANPA
TERLAMBAT. ADVISING BANK BERHAK MENDAPAT ADVISING COMMISSION.
4.       BENEFICIARY
• BERKEWAJIBAN MENGAPALKAN BARANG DAN MENYERAHKLAN DOKUMEN PENGAPALAN SESUAI DENGAN
PERMINTAAN/PERSYARATAN DALAM WAKTU YANG DITENTUKAN DALAM L/C.
5.       NEGOTIATING BANK
BERKEWAJIBAN MEMERIKSA DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH EKSPORTIR, MENGAMBIL ALIH/MENEGOSIR DOKUMEN
YANG DIPRESENTIR, MEMBAYAR KEPADA BENEFICIARY SEPANJANG PERSYARATAN L/C DIPENUHI DAN MENGIRIMKANNYA
KEPADA BANK PEMBUKA L/C.
BERHAK MENERIMA KEMBALI PEMBAYARAN DARI PEMBUKA L/C ATAS UANG YANG TELAH TERLEBIH DAHULU DIBAYARKAN
KEPADA EKSPORTIR.
—6.       CONFIRMING BANK
BERKEWAJIBAN MEMBAYAR KEPADA PRESENTING BANK ATAS DOKUMEN YANG DITERIMANYA SEPANJANG DOKUMEN
DIMAKSUD TELAH SESUAI DENGAN PERSYARATAN L/C.
Hubungan para pihak
—1.   Nasabah dan Bank
NASABAH/PEMOHON Dengan BANK menandatangani kesepakatan tentang
permintaan penerbitan L/C. BANK BIASANYA MENSYARATKAN ADANYA JAMIANAN
DARI NASABAHNYA, MISALNYA DOKUMEN PENGAPALAN (BILL OF LADING ATAU
KONOSEMEN). JIKA DIPERLUKAN, BANK DAPAT MENAHAN DOKUMEN-DOKUMEN TSB
SAMPAI KLIEN TELAH MEMBAYAR.
2.   —BANK PENERBIT DAN PENERIMA
BANK PENERBIT MENANDATANGANI L/C UNTUK KEPENTINGAN PENJUAL. L/C DI
DALAMNYA MENGANDUNG PERSYARATAN DARI BANK UNTUK MEMBAYAR ATAU
MENERIMA ATAU MENEGOSIASIKAN SUATU BILL OF EXCHANGE SEGERA SETELAH
DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN DALAM KONTRAK DASAR DIPERLIHATKAN. L/C
MENETAPKAN TANGGAL JATUH TEMPO DAN TEMPAT UNTUK MENGAJUKAN
DOKUMEN UNTUK PEMBAYARAN.
3.   —BANK PENERBIT DAN PENERIMA
BANK PENERBIT MENANDATANGANI L/C UNTUK KEPENTINGAN PENJUAL. L/C DI
DALAMNYA MENGANDUNG PERSYARATAN DARI BANK UNTUK MEMBAYAR ATAU
MENERIMA ATAU MENEGOSIASIKAN SUATU BILL OF EXCHANGE SEGERA SETELAH
DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN DALAM KONTRAK DASAR DIPERLIHATKAN. L/C
MENETAPKAN TANGGAL JATUH TEMPO DAN TEMPAT UNTUK MENGAJUKAN
• 4.          —BANK PENERBIT DAN BANK PENERUS
• HUBUNGANNYA SEPERTI PRINSIPAL DAN AGEN. BANK PENERUS BERTINDAK ATAS
NAMA DAN UNTUK BANK PENERBIT.JIKA BANK PENERUS TELAH MEMBAYAR
SEJUMLAH UANG KEPADA PENERIMA SESUAI DENGAN MANDATNYA, ATAU TELAH
MENERIMA SUATU BILL OF EXCHANGE (WESEL) YANG DITARIK OLEH PENERIMA,
MAKA IA BERHAK ATAS PEMBAYARAN DARI BANK PENERBIT.
• 5.          PENERIMA DAN BANK PENERUS
• TERHADAP PENERIMA, BANK PENERUS SEOLAH-OLAH BERTINDAK SEBAGAI AGEN
DARI BANK PENERBIT. PENERIMA TIDAK BERHAK UNTUK MEMNGGUGAT PENERBIT.
• 6.          —BANK PENERBIT DAN BANK PENGKONFIRMASI
• JIKA BANK LAIN MENJADI CONFIRMING BANK, YAKNI BANK YANG TURUT MENJAMIN
PEMBAYARAN L/C, MAKA IA BERSAMA-SAMA DENGAN BANK PENERBIT
BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MEMBAYAR SUATU BILL OF EXCHANGE.
Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C
Bank
kebaikan
1. Penjual/eksportir dapat lebih menggantungkan kepercayaan
pada L/C yang dikeluarkan bank daripada L/C yang
dikeluarkan oleh padagang.
2. Penjual/eksportir menerima pembayaran segera dari bank
pembayar bilamana semua dokumen yang sesuai dengan
syarat L/C diserahkan pada bank pembayar walaupun
pembeli/importir belum menerima dokumen-dokumen
tersebut.
3. Penjual/eksportir dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan
selanjutnya seperti back to back L/C dan sebagainya.
4. Pembeli/importir biasanya tidak diharuskan menyediakan
dana atau kadang-kadang persentase tertentu saja sampai
barang impor untuk ditebus.
5. Pembeli/importir dapat menggunakan hak pemilikan
atas dokumen-dokumen berdasarkan L/C untuk
memperoleh pembiayaan selanjutnya, yakni pinjaman-
pinjaman pembiayaan kembali (re-financing) dan
sebagainya.
6. Pembeli/importir merasa terjamin bahwa banknya akan
menolak pembayaran kepada penjual/eksportir kecuali
penjual/eksportri telah memenuhi persyaratan-
persyaratan L/C yang telah diminta oleh
pembeli/importir kepada banknya seperti yang
ditentukan dalam L/C.
kelemahan
1. Biaya-biaya bank yang dikenakan dalam
penggunaan L/C.
2. Waktu yang digunakan dalam memproses surat-
surat yang diperlukan melalui saluran bank-bank.
3. Bank-bank hanya berkepentingan dalam dokumen
saja dan tidak dalam barang-barang.
4. Pembeli/importir tidak mendapat jaminan bahwa
barang-barang yang dipesan dengan harga
tertentu adalah yang sebenarnya yang dikapalkan.
UMUM

JENIS-JENIS L/C

KHUSUS
Jenis-Jenis L/C yang Umum
1. Revocable L/C
•L/C ini dapat ditarik kembali (revocable) dan tidak mengikat
pihak mana pun. Oleh karena itu L/C ini mengandung risiko
sebab sewaktu-waktu pada saat barang didalam perjalanan
atau sebelum dokumen diajukan atau walaupun dokumen
telah diajukan tetapi belum diadakan pembayaran, dapat
diubah atau dibatalkan sepihak tanpa pengetahuan pihak lain.
•Jadi pada dasarnya bilamana L/C dibatalkan, maka
penjual/eksportir tidak dapat melakukan apa-apa sebab yang
terlibat hanyalah pembeli (importir/pemohon L/C) dan bank
pembuka L/C (opening bank)
2. Irrevocable L/C
•Dalam L/C ini bank pembuka L/C menyatakan janji yang
tidak dapat ditarik kembali untuk membayar atau
mengaksep wesel yang diajukan dengan dokumen-
dokumen yang sesuai dengan syarat-syarat L/C. L/C ini
dapat diubah atau dibatalkan hanya dengan persetujuan
pihak-pihak yang berkepentingan
•Bagi importir L/C ini dirasakan kurang luwes apabila
sewaktu-waktu yang bersangkutan menginginkan
perubahan/pembatalan. Bagi eksportir ada jaminan akan
diterimanya pembayaran namun tetap akan tergantung
kepada perjanjian dengan bank eksportir yang
bersangkutan.
Irrevocable Confirmed L/C
•Dalam jenis L/C ini pihak-pihak yang terlibat adalah
applicant (importir), issuing bank, beneficiary
(eksportir), advising bank atau confirming bank
•L/C ini selain diadviskan/diteruskan jeoada
eksportir juga di konfirmasi dan advising bank
dapat bertindak sekaligus jadi confirming bank. Bila
tidak, bank lain bisa dilibatkan sebagai confirming
bank, yakni bank yang mengikatkan diri untuk turut
menjamin dibayarnya L/C tersebut sesuai syarat-
syarat L/C.
Irrevocable Unconfirmed L/C
•L/C ini sama dengan Irrevocable L/C biasa kecuali bahwa L/C ini diadviskan melalui
sebuah bank lain yang tidak menyatakan tambahan penanggunangan kewajiban apa
pun atas L/C tersebut.

Bank besar L/C nya diadviskan oleh bank-bank asing tanpa dikonfirmasi
(unconfirmed).
< Berati bank tersebut telah cukup dikenal baik kredibilitasnya.>

Bank kecil L/C nya perlu di minta dan dikonfirmasi oleh bank lain yang
sudah dikenal baik.
<Berati bank tersebut belum dikenal kredibilitasnya.>

•Pembayaran wesel L/C ini adalah “at sight”, yaitu pembayaran akan dilakukan oleh
Union Bank Commercial L/C Dept. atas dasar penyerahan dokumen-dokumen L/C yang
sesuai dengan ketentuan dalam L/C dan wesel yang bersangkutan.
Jenis-Jenis L/C yang khusus

Revolving L/C
Revolving L/C adalah suatu L/C yang berdasarkan syarat-syaratnya jumlahnya
diperbaharui atau dinyatakan berlaku kembali secara otomatis tanpa memerlukan
perubahan khusus pada L/C tersebut. L/C ini dapat “Revocable” atau “Irrevocable”
dan dapat berlaku kembali dalam kaitan “jangka waktu” atau “nilai L/C.
Dikaitkan dengan jumlah atau nilai L/C, maka penggunaan revolving ini dapat
bersifat “kumulatif” atau “non-kumulatif”.

Kumulatif : jumlah yang tidak dipergunakan di dalam periode yang berlaku dapt
dimasukan ke dalam pengambilan periode berikutnya.

Non-Kumulatif : setiap jumlah L/C yang tidak dipergunakan di dalam setiap periode
tidak boleh dihimpun pada periode berikutnya, sehingga sisa yang ada menjadi
batal.
Red Clause L/C
•Red Clause adalah dimana seorang pembeli ingin memberikan sejumlah pembayaran dimuka atas suatu L/C kepada
beneficiary (eksportir) sebelum diajukannya dokumen-dokumen. Disebut Red Clause karena ditulis dengan tinta merah
untuk mearik perhatian atas keunikan sifat L/C ini.
•L/C ini digunakan sebagai suatu cara untuk menyediakan dana bagi penjual (eksportir) sebelum pengapalan dilakukan.
Oleh karena itu, L/C ini berguna bagi perantara-perantara dan pedagang di daerah perdagangan yang memerlukan
suatu bentuk fasilitas pre-financing (pembiyaan sebelum mengekspor).

Transferable L/C
•Disebut transferable karena dapat dipindahakan atau dialihkan dari beneficiary asal/pertama kepada
satu atau beberapa beneficiary yang lain. L/C hanya dapat diterbirkan oleh bank sebagai “transferable
L/C” bilamana ada instruksi khusus dari applicant L/C (importir) tersebut.
•L/C ini hanya dapat ditransfer sekali yang berati bahwa beneficiary kedua tidak boleh memindahkannya
lagi ke beneficiary ketiga kecuali ada pernyataan lain yang jelas tercantum di dalam L/C tersebut.
•Penggunaan L/C ini oleh importir dilakukan pembeli/imporitr yang berpergian ke luar negeri untuk
melihat-lihat barang dan mengadakan pembelian-pembelian. Pembeli tersebut akan membawa L/C yang
transferable dalam perjalanan tersebut dan bila ada pembelian-pembelian makan sebagian dari L/C
tersebut akan dipindahkan kepada penjual.
Back to Back L/C

Pada hakikatnya back to back L/C ini merupakan dua L/C yang indentik, kecuali
harganya dan tanggalpengapalan serta tanggal berlakunya L/C.
Jenis L/C ini umumnya digunakan dalam kondisi:
1. Eksportir bukanlah supplier barang-barang ekspor.
2. Eksportir tidak mempunyai dana untuk membayar supplier.
3. Eksportir tidak ingin supplier mengetahui nama importir asli dan harga-
harga barang yang sesungguhnya.

Straight L/C
•L/C ini biasanya jatuh tempo di negara bank pembuka L/C. Bank di negara beneficiary
(eksportir) dapat melakukan pembayaran lebih dahulu kepada beneficiary (eksporitir)
atau dapat juga menunggu sampai memperoleh reimbursment dari bank pembuka L/C
dan baru melakukan pembayaran kepada beneficiary (eksporitr).
•Karena L/C ini jatuh tempo di negara bank pembuka L/C, maka bank bersedia
memberikan fasilitas pembayaran terlebih dahulu kepada beneficiary (eksportir)
tersebut dan biasanya karena ada hubungan rekening/pinjaman dengan beneficiary
(eksportir).
Restricted L/C
Suatu L/C dinamakan “Restricted” bilamana
penerusan dan atau pembayaran L/C tersebut
dibatasi hanya kepada bank yang namanya
tercantum dalam L/C di negara beneficiary.
Jenis L/C ini biasanya digunakan bilamana
beneficiary (eksporitir) memperoleh fasilitas
pembiyaan yang berkaitan dengan L/C tersebut
dari bank yang menegosier L/C dimaksud.
Negotiable L/C
Suatu L/C disebut Negotiable bilamana
beneficiary L/C tersebut dapat mengajukan
wesel dan dokumen-dokumen L/C-nya ke
bank mana saja yang ia pilih.
L/C ini biasanya jatuh tempo di negara
beneficiary. Bank asing yang menegosier
dokumen akan melakukan pembayaran
lebih dahulu kepada beneficiary (eksportir)
atau dapat juga menunggu dahulu
pembayaran dari bank pembuka dan baru
kemudian melakukan pembayaran kepada
beneficiary.
Jangka waktu dan valuta L/C
 Jangka waktu L/C
Pada umumnya jangka waktu sebuah L/C dikaitkan dengan jangka waktu pembayaran wesel L/C yang
bersangkutan yang lazim dinamakan “tenor” , yang dibedakan dalam :
1. Sight L/C : mengandung syarat pembayaran berjangka “at sight” (segera pada saat diunjuk atau
diserahkan)
2. Time L/C / Term L/C / Usance L/C: mengandung syarat pembayaran berjangka yang lebih sering
dikenal dengan penggunaan istilah “usance”.
Dalam hal usance L/C ada 2 alternatif syarat pembayaran yang dapat dikaitkan, yakni:
a) Negosiasi wesel “at sight”
b) Negoisasi wesel “at usance”
Dalam pengertian L/C usance, apabila tidak diberikan penjelasan-penjelasan atau persyaratan khusus,
lazimnya selalu dimaksud L/C berjangka dengan kaitan pembayaran wesel berjangka atau usance tersebut,
yang artinya bahwa terhadap penyerahan wesel L/C tersebut tidak dilakukan pembayaran segera
melainkan dilakukan akseptasi (acceptance) yakni menyetujui untuk melakukan pembayaran atas wesel
tersebut pada waktu tertentu kemudian, sesuai syarat-syarat L/C.
Jangka waktu atau tenor wesel tersebut lazimnya adalah 30,60,90 sampai 180 hari setelah penunjukan
wesel atau tanggal B/L.

 Valuta L/C
Valuta L/C adalah jenis mata uang yang dinyatakan dalam L/C. Walaupun valuta US $ merupakan valuta
yang paling umum digunakan dalam transaksi ekspor-impor, namun L/C dapat diterbitkan dalam valuta
negara lain sesuai dengan asal barang impor.
Dalam transaksi ekspor Indonesia valuta asing L/C haruslah “Convertible”, yang dapat ditukar dalam pasar
uang Internasional.
Mekanisme proses letter
of credit
1. Terjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual, yang biasanya
dituangkan dalam Sales Contract atau media kesepakatan lainnya.

2. Pembeli mengajukan permohonan pembukaan Letter of Credit kepada


Bank yang akan menerbitkan (Issuing bank) atas permintaan Penjual.
Sebutan untuk Pembeli dalam terminology LC menjadi Applicant dan
Penjual menjadi Beneficiary (hal ini penting untuk dibedakan, karena
dalam kasus-kasus pengembangannya nanti applicant bisa jadi tidak sama
dengan Pembeli dan Beneficiary bisa jadi tidak sama dengan Penjual).

3. Issuing Bank,sebagai bank penjamin, memberikan jaminan tersebut


kepada Beneficiary, sehingga pada proses ini peran issuing bank berubah
menjadi Advising Bank (dalam prakteknya nanti, mengingat jauhnya jarak
antara Issuing Bank dengan Beneficiary yang biasanya di Negara yang
berbeda, maka issuing bank bisa meminta pihak/bank lain sebagai advising
bank) tetapi secara konsep, issuing bank dapat secara langsung meng-
Advise LC tersebut ke Beneficiary jika memungkinkan.
• 4. Beneficiary/Penjual yang telah menerima Lc tersebut melakukan
pengiriman barang dan membuat dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
oleh LC.

5. Beneficiary menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada Issuing
Bank (pada prakteknya melalui Negotiating Bank/Remitting Bank di Negara
eksportir) untuk mendapatkan pembayaran dan Issuing Bank pun
melakukan pembayaran kepada Beneficiary berdasarkan penyerahan
dokumen yang sesuai dengan persyaratan dan kesepakatan semua pihak.

6. Issuing Bank menagihkan pembayaran tersebut kepada Applicant dengan
menyerahan dokumen dan Applicant melakukan pembayaran kepada
Issuing Bank untuk mendapatkan dokumen untuk pengeluaran barang.
UNIFORM CUSTOMS AND
PRACTICE FOR DOCUMENTARY
CREDITS
(UCPDC 600)
PENERAPAN UCP
Uniform Costums and Practise for Documentarycredits,
revisi 2007, Publikasi ICC No.600 (“UCP”) adalah
seperangkat ketentuan yang berlaku terhadap setiap
documentary credit (“Credit”)(termasuk, hingga
perluasan terhadap mana UCP boleh berlaku, setiap
stanby letter of credit) bilateks credit mengindikasikan
secara tegas bahwa credit tunduk pada UCP ini. UCP
mengikat kepadasemua pihak kecuali dengan tegas
dimodifikasiatau tidak diberlakukan oleh kredit.

Anda mungkin juga menyukai