Anda di halaman 1dari 25

Cara Pembayaran Ekspor

Kelompok 2
Nama Anggota Kelompok 2

Dwi Fitri Aghysna Valentinus


Astuti Nurmalia Turot

Nim 020100107 Nim 020100122 (020100127)


Cara Pembayaran
Ekspor
Cara pembayaran barang ekspor harus
dipahami dengan benar oleh para
pengusaha yang ingin berkecimpung di
dalam bisnis ekspor impor. Karena
kegiatan bisnis ekspor impor melibatkan
pihak penjual (eksportir) dan pembeli
(importir) yang saling berjauhan dan
terpisah oleh batas negara, maka faktor
keamanan dan kepastian pembayaran
menjadi persoalan yang paling penting.
Cara cara pembayaran ekspor yang paling
umum ada 5 cara :

1. Pembayaran di Muka (Advance


Payment)
2. Pembayaran di Belakang (Open
Account)

3. Pembayaran Model Konsinyasi


(Consignment)

4. Pembayaran dengan Wesel dan


Promes

5. Pembayaran dengan Kredit


1.Pembayaran di Muka (Advance Payment)

pembayaran di muka / advance payment adalah cara pembayaran ekspor, yakni


importir (pembeli) diharuskan melakukan pembayaran di muka sebelum barang ekspor
dikapalkan / dikirimkan.
Pembayaran cara semacam ini sangat menguntungkan pihak eksportir (penjual),
namun di sisi lain sangat riskan bagi importir. Importir akan mengalami kerugian jika
setelah dilakukan pembayaran di mukan ternyata barang tidak dikirimkan oleh ekportir.
Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau dalam bentuk rek, banker’s draft, mail
payment order, cable payment order, atau International money order.
Model pembayaran di muka sangat menguntungkan eksportir (penjual/produsen),
terutama dari kalangan usaha mikro dan kecil di Indonesia, yang sering mengalami
kesulitan permodalan.
Contoh Advance Payment / Pembayaran di
muka
Berikut satu contoh advance payment sebagai ilustrasi pembayaran transaksi. PT
Bahagia Sejahtera membeli produk garmen dari Hongkong. Pihak manajemen
PT Bahagia Sejahtera melakukan negosiasi dengan pihak penjual garmen
mengenai pembayaran. PT Bahagia Sejahtera sepakat dengan pihak penjual
bahwa advance payment dilakukan sebesar 25% : 75%. Jadi, saat PT Bahagia
Sejahtera melakukan order, mereka wajib membayar 25% terlebih dahulu,
kemudian saat produk garmen yang dibeli sudah diterima, pembayaran sisanya
sebesar 75% dilakukan.
2. Pembayaran di Belakang (Open
Account)
pembayaran di belakang / open account adalah cara pembayaran ekspor, yakni importir
baru membayar pada saat barang sudah diterima.
Pembayaran model ini merupakan kebalikan dari cara pembayaran di muka. Eksportir dan
importir sepakat penyelesaian transaksi akan diperhitungkan dalam pembukuan masing –
masing sehingga importir baru akan melunasi pembayara di kemudian hari pada tanggal
yang telah disepakati. Kesepakatan ini biasanya dicantumkan dalam kontrak bisnis ekspor
atau dalam surat pesanan yang dikirim oleh importir
Lanjutan......................

Pembayaran di belakang / open account biasanya terjadi pada pemasaran ekspor yang melibatkan
kantor cabang / perwakilan di luar negri atau dengan mitra dagang yang sudah dipercaya.
Pembayaran tidak akan diserahkan sebelum barang / produk dikapalkan / diserahkan, atau pada
waktu jatuh tempo pembayaran yang disepakati. Setelah pengapalan barang, eksportir akan
mengirimkan faktur kepada importir dengan mencantumkan tanggal dan waktu kapan importir
harus membayar, dan bahkan kadang kala eksportir memberikan potongan harga bagi
pembayaran yang dilakukan sebelumjatuh tempo.
Importir melakukan pembayaran dengan jalan transfer bank atau mengirimkan wesel atau cara
lainnya. Dan pembayaran model ini biasanya dilakukan karena eksportir dan importir telah lama
menjalin hubungan bisnis yang baik dan teruji.
Contoh open account

Apabila pihak eksportir dan importir telah mencapai persetujuan terkait


ketentuan open account, maka proses pembayaran bisa dilakukan.
Untuk itu, berikut cara kerja atau prosedur penerapan rekening
terbuka yang perlu diketahui:
Perusahaan A telah bekerja sma dengan perusahaan B selama 2 tahun
mereka mengunakan ketentuan open account dengan cara
1. Penandatanganan Kontrak Penjualan
2. Detail Pengiriman Barang
3. Pengiriman Dokumen Ekspor
4. Penerimaan Barang
5. Pembayaran Sesuai Ketentuan
3.Pembayaran Model Konsinyasi
(Consignment)
konsinyasi / consignment secara sederhana dapat diartikan sebagai
cara pemasaran, yakni pihak pemilik barang (consigner) menitipkan
barangnya untuk dijualkan oleh pihak lain (consignee), dan jika
barang tersebut laku maka pihak consignee wajib menyetorkan uang
hasil penjualan kepada pemilik barang. Pemilik barang berhak
menentukan harga jual barang konsinyasi tersebut karen masih
miliknya.
Pembayaran barang konsinyasi baru dilakukan oleh importir setelah
barang – barang tersebut laku terjual.
Sistem ini biasanya dilakukan jika eksportir atau importir adalah
perusahaan afiliasi.
Contoh
konsinyasi
Penjualan Konsinyasi Antara Toko Besar dengan UMKMInii biasanya sering terjadi
ketika penjualan konsinyasi dilakukan oleh toko besar dengan UMKM. Penjualan
konsinyasi ini bisa terjadi ketika kamu seseorang yang memiliki sebuah produk yang
belum begitu besar, kemudian ingin memasarkan produknya dengan cara mengajukan
proposal terhadap pasar swalayan. Pengajuan proposal ini bertujuan untuk
meningkatkan penjualan produk.
4. Pembayaran dengan Wesel dan
Promes 02
Wesel / draft / bill of exchange adalah surat tagihan dari penjual (eksportir) kepada pembeli
(importir), yangdalam surat tagihan tersebut penjual meminta pembeli untuk membayar
tagihan dengan cara pemindahbukuan (inkaso) atau mentransfer uang sesuuai jadwal waktu
yang ditentukan dalam wesel. Penjual (eksportir) disebut pihak penagih / penarik wesel
(drawer) karena berhak menerima pembayaran dan pembeli (impoertir) disebut pihak
tertagih / tertarik (dreawee) karena berkewajiban membayar barang.
Promes / promissory note adalah surat kesanggupan membayar yang dibuat pembeli (importir)
dan ditujukan kepada eksportir agar eksportir dapat mengambil pembayaran via bank yang
ditunjuk. Jadi perbedaan wesel dengan promes, wesel surat tagihan yang dibuat oleh eksportir
sedangkan promes adalah surat kesanggupan membayar yang dibuat oleh importir
a. Pembayaran Wesel melalui L/C
Letter of Credit atau Surat Kredit adalah sebuah cara pembayaran internasional yang
memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar
negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan ke luar negeri (kepada pemesan/
importir) dan akan memudahkan pihak-pihak yang berada di dalamnya. surat kredit
merupakan mekanisme pembayaran yang digunakan dalam perdagangan internasional
untuk memberikan jaminan ekonomi dari bank yang layak dikreditkan, kepada pihak
pengirim barang (eksportir). Surat kredit digunakan secara luas dalam pembiayaan
perdagangan internasional ketika reliabilitas pihak-pihak yang melakukan kontrak
belum siap sepenuhnya. Efek ekonominya, metode ini memperkenalkan bank sebagai
penjamin emisi yang menanggung risiko pihak pembeli (importir) yang membayar pada
penjual (eksportir).
Jenis jenis
LC

Revocable LC Unrestricted LC
Irrevocable LC Sight LC
Irrevocable and Confirmed LC Usance LC
Clean Letter of Credit Red Clause LC
Documentary Letter of Credit Transferable LC
Back to Back LC Stand by Letter of Credit
Revolving LC
1. Revocable LC
Revocable letter of credit adalah LC yang bisa dibatalkan atau diubah secara sepihak sewaktu-waktu oleh bank
penerbit tanpa ada konfirmasi kepada pihak importir.

2. Irrevocable LC
Kebalikannya dari revocable LC, surat kredit irrevocable ini tidak bisa dibatalkan secara sepihak oleh pihak
siapapun selama periode kontrak masih valid. Jika ada yang membatalkannya maka akan terkena sanksi.

3. Irrevocable and confirmed LC


Irrevocable and confirmed LC ini adalah yang paling aman khususnya bagi eksportir karena pembayarannya
dijamin secara penuh oleh bank penerbit maupun bank penerus.
4. Clean LC
Clean letter of credit adalah pembayaran kredit ekspor-impor yang tidak perlu dilengkapi syarat-syarat
atau dokumen lainnya.

5. Documentary LC
Kebalikan dari Clean LC, pembayaran kredit ekspor-impor ini harus dilengkapi oleh dokumen-
dokumen lain seperti yang dijelaskan pada dokumen syarat LC.

6. Back to back LC
Dalam jenis LC ini, importir bukanlah pembeli asli, namun adalah perantara. Artinya, importir akan
mendistribusikan barang yang dipesan ke pembeli sebenarnya
.

7. Revolving LC
Surat kredit revolving bisa digunakan secara berulang oleh pihak importir dan eksportir. Maksudnya, kedua pihak bisa
memakai kembali LC yang sama untuk transaksi berbeda.

8. Unrestricted LC
Pada jenis LC satu ini, pihak importir dan eksportir diberi kemudahan yaitu mereka tidak dibatasi ketika melakukan
negosiasi di bank manapun.

9. Sight LC
Sight letter of credit adalah pembayaran dan penerimaan dokumen langsung oleh pihak bank. Artinya, saat seluruh
dokumen telah dicek dan dinyatakan valid, maka importir harus langsung melakukan pembayaran.

10. Usance LC
Kebalikan dari sight LC, usance letter of credit adalah ketika eksportir memberikan jangka waktu atau masa jatuh tempo
kepada importir untuk melakukan pembayaran kredit.
11. Red clause LC
Red clause LC adalah LC yang ditulis oleh bank menggunakan klausa khusus yang isinya terkait bank
penerus diberikan kuasa oleh bank penerbit untuk membayar DP kredit kepada eksportir.

12. Transferable LC
Jenis surat kredit satu ini adalah eksportir berhak meminta kepada bank yang untuk memberikan hak
atas kredit seutuhnya atau sebagian kepada pihak ketiga.

13. Stand by LC
Lalu, jenis LC terakhir adalah stand by LC, yaitu eksportir atau pihak bank atas nama importir
menggunakan sebuah jaminan khusus. Artinya, bila importir gagal untuk memenuhi pembayaran
pinjamannya, bank terkait akan membayar kepada eksportir dengan memberikan satu lembar sight
draft dan surat pernyataan gagal bayar.
b.Pembayaran Wesel
tanpa L/C
Pembayaran dengan wesel (collection draft) dilakukan setelah eksportir mengirimkan
dokumen yang diminta importir, dan setelah importir mengaksep / menyetujui wesel
tersebut sehingga model semacam ini lazim disebut documentary collection.
Pembayaran ekspor dengan wesel dapat menguntungkan importir karena pemesanan
barang tidak harus diikuti dengan pembukaan L/C.
c.Documentary Collection (model
D/A atau D/P)
Terbagi menjadi 2 cara :
-Documentary Against Payment (D/P)
dalam model D/P penyerahan dokumen dilakukan setelah adanya pembayaran dari
importir.
-Documentaru Against Acceptance (D/A)
dalam model D/A penyerahan dokumen dilakukan setelah importir mengaksep wesel/
promes.
Contoh Letter of
Credit (L/C)
Pihak X berperan sebagai importir suku cadang mobil yang berasal dari Indonesia.
Pihak X hendak membeli suku cadang mobil dari pihak Y yang berasal dari Jepang.
Pihak Y mendapat pesanan dari pihak X yang merupakan importir baru. Agar
transaksi ini berjalan aman dan mudah, pihak Y menawarkan untuk menggunakan
letter of credit sebagai cara pembayarannya.Jika setuju, maka pihak X harus
mengajukan dirinya ke bank sebagai pembayar letter of credit. Kemudian bank akan
memproses keseluruhan mekanisme transaksi pembayaran menggunakan surat kredit
ini sesuai dengan apa yang disepakati oleh kedua belah pihak.
CONTOH WASEL
DAN PROMES
5.Pembayaran dengan Kredit Berdokumen (Letter of
Credit)
pembayaran ekspor menggunakan Letter of Credit atau L/C merupakan metode
pembayaran yang paling sering digunakan dalam perdagangan Internasional. L/C
menawarkan jaminan pembayaran yang terbaik bagi eksportir, dan muncul karena
kewajiban membayar dengan L/C berada di tangan bank importir. bukan di tangan eksportir.
Bank importir / bank pembuka akan membayar tagihan eksportir jika semua dokumen yang
dipersyaratkan dalam L/C telah dipenuhi eksportir.
Penggunaaan L/C juga menguntungkan importir karena mendapat kepastian menerima
barang sesuai dengan kontrak.
Contoh LOC
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
berdokumen Pada Bisnis
 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau yang sering disebut dengan LC Lokal
adalah janji tertulis dan tidak dapat dibatalkan (irrevocable) yang diterbitkan oleh Bank pembuka
(Issuing Bank) atas instruksi dari pemohon (Applicant) untuk membayar sejumlah uang kepada
penerima (Beneficiary) sepanjang syarat dan kondisi yang tercantum di dalam SKBDN terpenuhi.
Seperti pihak A merupakan seorang importir alat berat yang berasal dari Indonesia ingin membeli
alat berat dari pihak B yang berada di London.

Pihak B yang menerima pesanan dari pihak A menyadari kalau Pihak A merupakan importir baru.
Demi keamanan dan kemudahannya pembayaran si pihak B menawarkan menggunakan letter of
credit sebagai metode pembayaran. Apabila setuju, B harus mendaftarkan diri ke bank sebagai
pembayar letter of credit.

Nantinya pihak bank akan memproses semua kredit yang sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Karena memang letter of credit ini berfungsi untuk menjaga keamanan dan memberikan
kemudahan dalam setiap transaksi. Itulah mengapa ada baiknya, mulai sekarang mulai
memahami tentang penggunaan sistem pembayaran yang satu ini.
Thank
you
Kel 2

Anda mungkin juga menyukai