Anda di halaman 1dari 16

PENGETAHUAN PENGANGKUTAN

EKSPOR SERTA PROSES


PENGANGKUTAN

Kelompok 4 :
Lusi Rahmawati
0201001043

Mitya Marinda Asmayawati


020100136

Yunita Windy Astuti


020100123
PENGANGKUTAN

Pengangkutan dapat juga diartikan sebagai pemindahan


barang dari tempat asal ketempat tujuan. Proses
pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal,
darimana kegiatan angkutan dimulai, ketempat tujuan,
kemana
kegiatan pengangkutan akan diakhiri. Dalam hubungan ini,
terlihat beberapa unsurunsur pengangkutan meliputi atas:

a. Adanya muatan yang diangkut


b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutannya
c. Ada jalanan/jalur yang dapat dilalui
d. Adanya terminal asal dan terminal tujuan
e. Tersedianya sumber daya manusia dan organisasi atau
menajemen yang menggerakan kegiatan transportasi tersebut.
PENGANGKUTAN
Proses pengiriman barang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek geografis dari kedua negara
yang melakukan kesepakatan. Pengiriman dapat dilakukan dengan pengangkutan laut, darat dan udara dan
sangat berperanannya sangat penting sekali, karena selain sebagai alat fisik yang membawa barang-barang
dari produsen ke konsumen.

Beberapa segi pengangkutan banyak mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut :

01 Dari kepentingan pengirim


barang
Pengirim memperoleh manfaat untuk konsumsi
pribadi maupun keuntungan komersial.

Pengangkut mendapat keuntungan material


02 Dari segi
pengangkut barang sejumlah uang atau keuntuangan immaterial,
berupa peningkatan kepercayaan masyarakat atau
jasa angkutan yang di usahakan oleh pengangkut.

03 Penerima barang mendapat manfaat untuk


Dari kepentingan penerima
barang kepentiangan konsumsi pribadi maupun
keuntungan komersial.
Pengangkutan Laut
Ada dau jenis perjanjian yang perlu di buat oleh ekspeditur, yaitu sebagai berikut ;
a. Perjanjian yang di buat oleh ekspeditur dengan pengirim disebut dengan perjanjian ekspedisi, yaitu perjanjian timbal balik
atara ekpeditur dengan pengirim, dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencari pengangkut yang baik bagi si
pengirim, sedangkan si pengirim mengikat diri untuk membayar profesi kepada ekpeditur.
b. Perjanjian antara ekpditur atas nama pengirim dengan pengangkut di sebut perjanjian pengangkutan.
Perjanjian antara ekspditur atas nama pengirim dengan pengangkut disebut perjanjian pengangkutan.

Selain ekspeditur dan pengangkutan laut, di kenal pula pihak-pihak yang terkait lainya, yaitu sebagai berikut :
• Pengatur Muatan
• Per-Veem-An/Ekspedisi Muatan Laut
• Penerima
Hambatan-hambatan yang dihadapi transportasi Kapal Laut antara lain:
1.Peraturan: lambatnya pelayaran yang terjadi di perusahan pelayaran dalam
pengambilan D/O, sehingga sering terjadi penundaan yang akan menyebabkan
penyerahan kepada penerima akan terlambat.
2.Pengurusan Dokumen: adanya dokumen yang tidak jelas menerangkan kondisi
barangnya akibatnya petugas bea dan cukai tidak yakin atau curiga akan
kebenaran kondisi barang sehingga akan dilakukan pemeriksaan terhadap
barang.
3.Tranportasi: tarif angkutan lokal yang cukup mahal.
4.Keterbatasan peralatan bongkar muat di Container Yard (CY) sehingga bila
terjadi pengambilan Container oleh Trailer secara bersamaan mengakibatkan
antrian yang cukup panjang.
Pengangkutan Udara
Aturan Internasional yang mengatur mengenai pengangkutan melalui udara
Pengangkutan Darat adalah:
1. Warsaw convetion (original) 1929
1. Angkutan jalan raya, Dalam Warsaw convention, dokumen angkutannya disebut air consignment note
Angkutan jalan raya dalam proses perdagangan (ACN) .ACN tediri dari tiga bagian yaitu:
internasional dapat menggunakan truk atau
sejenis mobil pengangkutan barang lainnya. a. first part, untuk carrier.
b. Seccond part, untuk consignee (penerima barang)
2. Angkutan kereta api c. Third part, untuk consignor (pengirim)
Tarif jasa pengiriman barang melalu jasa kereta
api relative murah. Perhitungan tarif jasa 2. Warsaw convention yang diamandemen tahun 1955
pengiriman barang melalui kereta api ada yang Dalam Warsaw convention yang diamandemen, dokumen angkutannya disebut air
dihitung dari banyaknya jumlah barang (unit) way bill (AWB)
dan ada pula yang dihitung berdasarkan berat
timbangan. Secara umum angkutan udara dapat dikategorikan seabagai berikut :

1. Passenger Aircraft
2. All Cargo Aircraft
3. Mixed / Combined Airfreight

Dokumen-dokumen angkutan udara :


- Airway Bill (AWB)
- Master AWB) / House AWB- Shipping Instruction
- Commercial Invoice
- Shipper’s Declaration of Dangerous Cargo
Fungsi AWB :
- Kontrak angkutan
Lanjutan Pengangkutan - Bukti penerimaan barang
Udara - Sertifikat asuransi
- Petunjuk bagi staff penerbangan

Uang tambang untuk angkutan udara (air freight) didasarkan pada perhitungan
berat dalam kilogram atau berat volume (voleme weight) tergantung mana yang
lebih besar.
Struktur rate air line

· General Cargo Rate (GCR)


· Special Commodity Rate (SCR)
· ULD Rate (Unit Load Device)

Barang yang dapat diangkut dengan pesawat udara antara lain :


•Barang-barang umum (general cargo), yaitu barang-barang yang tidak memerlukan
penanganan khusus.
•Barang-barang khusus (special cargo), yaitu barang-barang yang memerlukan penanganan
khusus.

Ada beberapa alasan kenapa eksportir atau importir menggunakan AIR CARGO, antara
lain :
•Waktu pengiriman yang relatif lebih cepat, biasanya untuk barang yang urgent.
•Schedule lebih pasti (lebih tepat waktu)
•Keamanan lebih terjamin
Proses Pengangkutan
Lanjutan Proeses Pengangkutan
• Produsen memproduksi barang
• Barang di susun kemudian dimuat keatas kendaraan (dapat dilakukan di gudang
produsen atau di gudang trader)
• Setelah barang dimuat keatas kendaraan, kemudian barang dikirim lewat truk ke
pelabuhan atau bandara atau stasiun (tergantung moda transportasi mana yang
digunakan)
• Barang berangkat menuju ke pelabuhan atau bandara
• Sebelum masuk pelabuhan, secara paralel dokumen ekspor disiapkan dan
diberitahukan kepada pihak bea dan cukai, di Indonesia permberitahuan ini
memakai dokumen kepabeanan yang disebut dengan PEB (Pemberitahuan
Ekspor Barang), setelah mendapat persetujuan bea cukai, barang dapat
memasuki kawasan pelabuhan atau bandara untuk dimuat keatas kapal atau
pesawat.
• Apabila lewat pesawat barang masuk gudang bandara dan dimuat ke atas
pesawat
• Apabila lewat pesawat barang masuk gudang bandara dan dimuat ke atas
pesawat
• Apabila lewat laut, barang disimpan di pelabuhan selama beberapa hari atau
waktu, sampai sarana pengangkut atau kapal datang. Setalah kapal datang,
barang langsung dimuat (istilah dalam B/L disebut On Board)
• Kapal telah di isi muatan dan siap berangkat, istilah dalam shipping disebut
dengan Departure Time, disini nahkoda dapat menerbitkan dokumen B/L.
• Kapal berjalan dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan.
• Kapal Tiba di pelabuhan / bandara tujuan
• Shipping Line melakukan Proses pembongkaran barang dari atas kapal ke
pelabuhan/bandara tujuan
• Importir melakukan Proses Customs Clearance (Penyelesaian kepabeanan
impor) di negara tujuan, disini semua kewajiban termasuk pajak dan bea
wajib diselesaikan oleh importir agar barang dapat keluar pelabuhan. Proses
pemeriksaan fisik barang oleh bea cukai juga di lakukan disini.
• Trucking Company Proses pengiriman darat dari pelabuhan ke gudang
importir atau pembeli
• Barang tiba di gudang pembeli, kemudian dibongkar.
Dari sudut kepabeanan prosedur pengangkutan
barang adalah sebagai berikut Pengangkut yang
sarana pengangkutnya meninggalkan kawasan
pabean, wajib memberitahukan barang yang
diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan
pabean berupa outward manifest barang ekspor
kepada pejabat di kantor pabean, paling lama tiga
hari kerja terhitung sejak keberangkatan sarana
pengangkut.

Outward manifest tersebut mencamtumkan paling


sedikit hal-hal sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. 190/KMK.05/2000 tentang perubahan kedua
atas Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 101/KMK.05/1997 tentang
pemberitahuan pabean
Barang ekspor yang diangkut lanjut atau diangkut terus
melalui tempat lain dalam daerah pabean wajib diberitahukan
oleh pengangkutnya kepada pejabat di kantor pabean tempat
transit paling lama 24 jam setelah kedatangan sarana
pengangkut dengan menggunakan DPBE.

Pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat lain dalam


daerah pabean melalui suatu tempat di luar daerah pabean
wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada pejabat di
kantor pabean sebelum sarana pengangkut meninggalkan
tempat pemuatan dengan menggunakan pemberitahuan BCI.
3 sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 190/KMK.05/2000 tentang
perubahan kedua Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 101/KMK.05/1997 tentang pemberitahuan
pabean.
Prosedur Kepabean Ekspor
Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan di ekspor
ke kantor kepabeanan dengan menggunakan Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB). Pengurusan (PEB) di kantor pabean
dapat dilakukan sendiri atau dikuasakan kepada Perusahaan
Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).

Ada beberapa jenis barang yang tidak ada kewajiban untuk


melakukan pemberitahuan ekspor kepada pihak pabean.
Barang – barang tersebut adalah :
1. Barang pribadi penumpang
2. Barang awak sarana pengangkut
3. Barang pelintas batas
4. Barang kiriman melalui PT. Pos Indonesia dengan berat
tidak melebihi 100kg
Lanjutan

Sebelum barang ekspor dimuat ke dalam sarana pengangkut


dapat dilakukan konsolidasi di luar daerah pabean. Terhadap
barang ekspor biasanya dilakukan penelitian dokumen oleh
sistem aplikasi pelayanan atau pejabat bea cukai setelah PPE di
ajukan ke kantor pabean.

Hal-hal yang harus diteliti antara lain :


Kebenaran dan kelengkapan data PPE
Kelengkapan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan,
meliputi :
• invoice, packaging list, dan bukti pelengkap lainnya yang
diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan umum barang di
bidang ekspor.
• Surat Tanda Bukti Setor (STBS) dalam hal barang ekspor
terkena bea keluar
Secara skema, perjalanan barang ekspor dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dalam hal ekspor barang melalui Perusahaan Jasa
Titipan (PJT), PJT dapat memberitahukan dalam satu
PEB untuk beberapa pengirim barang dengan ketentuan :

 Harus berstatus sebagai Perusahaan Pengurusan Jasa


Kepabeanan (PPJK)
 Bertindak sebagai eksportir
 Wajib menyerahkan ke kantor pabean pemuatan
lembar lanjutan PEB yang telah dilengkapi dengan
nomor staff paling lambat 7 hati setelah PEB
mendapat nomor dan tanggal pendaftaran
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai