Perdagangan Internasional)
asaljeplak.com
Bagi kamu yang sedang mempelajari mengenai perdagangan internasional, atau yang
memiliki pekerjaan terkait dengan hal tersebut, berikut ini penjelasan lengkap mengenai
INCOTERMS (Istilah Perdagangan Internasional) supaya kamu lebih memahaminya.
INCOTERMS bukan merupakan instrumen hukum publik, maka sifat dasar penggunaan
INCOTERMS adalah merupakan kesepakatan kedua belah pihak (penjual dan pembeli).
Maksudnya adalah bahwa pengaturan syarat penyerahan barang dalam suatu transaksi
perdagangan internasional tidak wajib menggunakan referensi INCOTERMS. Namun
INCOTERMS sangat disarankan untuk digunakan dalam kontrak pembelian.
Misalnya ketika dalam pengiriman terjadi permasalahan seperti barang rusak atau
hilang, siapakah yang akan bertanggung jawab? Pihak yang bertanggung jawab adalah
pihak yang diatur dalam incoterms.
INCOTERMS yang berlaku saat ini adalah incoterms 2010, yang merupakan revisi dari
incoterms 2000. Walaupun merupakan revisi, namun incoterms 2000 masih berlaku, asal
ditulis jelas di dalam kontrak perjanjian.
Validitas incoterms hanya berlaku jika disebutkan dalam kontrak penjualan (PO) atau
perjanjian tertulis yang telah disepakati sebelumnya.
Terdapat tiga hal penting yang diatur dalam INCOTERMS 2010, yaitu:
Pada INCOTERMS 2010, istilah dibagi dalam 2 kategori, yaitu transportasi umum (darat,
laut, udara, rel) dan transportasi laut (khusus laut saja), yang terdiri dari 11 istilah,
dimana 7 istilah berlaku secara umum, dan 4 istilah yang berlaku khusus untuk
pengiriman melalui transportasi air.
Bagan INCOTERMS
INCOTERMS
DELIVERY PROCESS
Export Packing : Pengemasan barang
Inland Freight : Transportasi darat untuk pengantaran ke pelabuhan /
bandara
Export Clearance : Proses ijin ekspor di bea cukai
Loading Process : Proses muat barang ke kapal / pesawat
Freight : Barang di muat dan dalam perjalanan (melalui udara /
laut)
Unloading Process : Proses bongkar barang dari kapal / pesawat
Import Clearance : Proses ijin impor di bea cukai
Inland Freight : Transportasi darat untuk pengantaran ke pelabuhan /
Warehouse kustomer
Destination : Barang telah sampai di warehouse pembeli
MODE OF TRANSPORT
Adalah merupakan kategori yang secara khusus dipakai dalam berbagai
transportasi, yaitu:
Transportasi Umum : Berupa transportasi Laut, Udara, Darat, dan Rel (Kereta).
Transportasi Laut : Khusus untuk transportasi laut saja
GARIS BIRU (PENJUAL / SELLER)
Adalah merupakan tanggung jawab resiko, biaya, dan asuransi yang dibebankan
kepada penjual.
GARIS MERAH (PEMBELI / BUYER)
Adalah merupakan tanggung jawab resiko, biaya, dan asuransi yang dibebankan
kepada pembelil.
Dibawah ini akan dijelaskan lebih lengkap tentang masing-masing INCOTERMS, sehingga
akan lebih mudah memahami cara membaca tabel di atas:
1. EXW (Ex-Works)
Jika di dalam kontrak pembelian menggunak terms EXW, maka artinya pembeli
menanggung semua biaya transportasi, asuransi, dan juga resiko (yang mungkin terjadi
dalam pengantaran); dimulai dari ongkos pengangkutan di gudang/pabrik penjual
sampai ke gudang kita sebagai pembeli.
Namun jika pembeli ingin biaya loading (pemindahan barang dari gudang penjual ke atas
truk pengantaran) ditanggung oleh penjual, maka di dalam kontrak pembelian dapat
ditulis “EXW pemindahan barang dari gudang pembeli ke truk, resiko dan biaya
ditanggung oleh penjual”.
Terms ini tidak dapat digunakan jika pembeli tidak dapat melakukan atau tidak
mempunyai izin untuk melakukan eksport di negara penjual (origin). Jika pembeli
memiliki kendala ini maka terms yang dapat dipakai adalah FCA (Free Carrier).
Kewajiban Penjual:
Menyediakan barang di tempat dan waktu yang telah disepakati di dalam kontrak
penjualan.
Wajib memberitahu pembeli mengenai ketersediaan barang dari jauh-jauh hari agar
pembeli dapat mempersiapkan seluruh proses angkut.
Menyediakan packing yang sesuai dan aman (kecuali tidak diharuskan di dalam
kontrak).
Membantu pembeli dapat mendapatkan seluruh dokumen pemerintahan dalam
proses eksport yang mungkin dibutuhkan oleh pembeli.
Kewajiban Pembeli:
Mengambil barang di tempat dan waktu yang telah disepakati di dalam kontrak
penjualan.
Melakukan proses eksport clearance.
Menanggung seluruh resiko dan biaya dimulai dari penempatan barang di tangan
pembeli (atau ditangan vendor pengangkutan barang yang ditunjuk oleh pembeli).
Menanggung seluruh biaya dan pengeluaran segala dokumen yang dibutuhkan oleh
pembeli.
Menanggung segala biaya dan resiko pada saat loading barang ke sarana
transportasi yang ditunjuk oleh pembeli (kecuali tertulis dalam kontrak pembelian).
Terms ini sangat sesuai dipakai dalam dunia transportasi modern saat ini karena Terms
ini dapat digunakan untuk segala macam mode transportasi; darat/laut/udara, maupun
seperti transportasi “multimodal” dengan menggunakan kontainer atau “roll on-roll off”
(RO/RO) perjalanan dengan trailers dan kapal ferri.
Terms ini hampir sama dengan FOB, bedanya pengalihan tanggung jawab, resiko, dan
biaya yang ditanggung oleh penjual adalah ketika barang diantarkan sampai ke
pelabuhan/bandara/stasiun yang telah disepakati di dalam kontrak (tidak sampai barang
tersebut di loading ke atas vessel), atau telah dipindah tangankan ke Carrier atau pun
agen forwarding yang bertanggung jawab dan telah ditunjuk oleh pembeli.
Proses clearance ditanggung atau dilakukan oleh agen forwarding yang telah ditunjuk
oleh pembeli, walaupun asistensi penjual dibutuhkan untuk mengawal agen forwarding
dalam melakukan seluruh proses pengantaran di negaranya.
1. Jika mengirimkan barang melalui kereta api dengan menggunakan wagon atau pun
kontainer, penjual harus meletakkan barang dengan baik. Setelah barang dinaikan
maka penyerahan barang kepada Carrier telah terpenuhi.
2. Dalam mode transportasi darat, penyerahan barang kepada Carrier telah terpenuhi
bila:
1. Barang telah diangkut ke dalam truk yang disediakan pembeli melalui carrier.
2. Barang telah diantarkan ke tempat carrier atau orang yang bertindak sebagai
wakil dari pembeli.
3. Dalam kasus transportasi sungai, tanggung jawab penjual selesai ketika barang
sudah naik ke atas kapal yang telah disediakan / di booking oleh pembeli.
4. Jika menggunakan transportasi laut sebaiknya jangan menggunakan terms FOB
jika menggunakan Container.
1. FCL (Full Container Load / 1 kontainer eksklusif untuk 1 jenis barang milik 1
badan usaha) maka penyerahan barang kepada Carrier telah terpenuhi jika
barang sudah dipindahtangankan ke Carrier.
2. LCL (Low Container Load / 1 kontainer terdiri dari beberapa jenis barang dan
badan usaha) maka penyerahan barang kepada Carrier telah terpenuhi jika
barang sudah sampai pelabuhan, siap untuk dimasukan ke dalam container.
5. Untuk transport melalui udara, penyerahan barang telah terpenuhi jika barang sudah
dipindahtangankan ke carrier.
Merupakan terms yang hanya dapat dipakai untuk pengantaran barang via transportasi
laut. “Free on Board” artinya penjual bertanggung jawab mengantarkan barang ke
pelabuhan yang telah disepakati di kontrak. Penjual juga bertanggung jawab terhadap
proses eksport di negaranya.
Setelah barang dimuat ke dalam kapal sampai ke tempat tujuan, maka segala resiko dan
biaya yang keluar akan ditanggung oleh pembeli.
Jika ingin menggunakan terms FOB, sangat disarankan untuk memberikan spesi kasi
nama daerah dimana pelabuhan berada. Jangan hanya menuliskan terms FOB saja di
dalam kontrak penjualan, karena bisa diartikan banyak hal.
Misalnya: di dalam kontrak sebaiknya ditulis FOB North Continental port, dibandingkan
FOB Hamburg atau FOB Rotterdam, karena penjual dapat mengirimkan barangnya di
pelabuhan yang tidak dimaksud oleh pembeli karena alasan biaya atau jadwal yang
sama, namun lebih mudah dicapai dari gudang penjual, namun tidak berarti biaya
pengiriman akan lebih menguntungkan buat pembeli, dan sebaliknya.
Kewajiban Penjual:
Kewajiban Pembeli:
Reservasi tempat di kapal dan memberikan instruksi kepada penjual agar barang
dapat dinaikkan ke atas kapal sesuai waktu booking. (Proses registrasi booking
kapal dan pemberian instruksi biasanya dilakukan oleh agen forwarding (forwarder)
yang ditunjuk oleh pembeli).
Menanggung biaya dan resiko barang dan proses pengantaran pada saat kapal
berangkat.
Menanggung biaya dokumen yang dibutuhkan untuk proses eksport barang yang
dibeli.
Membayar biaya demurrage yang terjadi di pelabuhan sebelum pengapalan, kecuali
biaya tersebut keluar karena kesalahan penjual.
Menanggung biaya yang muncul akibat kapal yang dipilih oleh pembeli atau agen
forwarding ternyata tidak mampu mengangkut barang yang dibeli.
Membayar biaya dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh pembeli, dimana penjual
yang harus menyediakan.
Membayar biaya inspeksi jika dibutuhkan.
Terms FAS khusus dipakai hanya untuk transportasi laut dan inland waterway (sungai).
Pada praktiknya terms ini digunakan dimana penjual memiliki akses langsung terhadap
sarana pengangkut untuk loading barang; kargo berukuran besar maunpun tempat
meletakan barang tanpa kontainer.
Jika menggunakan kontainer, maka lebih baik menggunakan terms FCA. Dalam FAS,
penjual mengantarkan barang dan melakukan eksport clearance di pelabuhan yang telah
disepakati, dimana setelah itu segala resiko, tanggung jawab dan biaya ditanggung oleh
pembeli. Pembeli bertanggung jawab dari saat loading barang ke atas kapal sampai ke
tempat tujuan.
Kewajiban Penjual:
Kewajiban Pembeli:
Terms ini memiliki kewajiban yang sama dengan terms CPT. Namun dalam terms CIP,
penjual harus membayar asuransi kargo yang melindunginya dari resiko kehilangan atau
kerusakan barang pada saat pengantaran.
Jika memakai CIP maka penjual bertanggung jawab terhadap penggantian asuransi
dengan nilai minimum dan terbatas, namun pembeli dapat meminta penjual untuk
memperluas tanggungan asuransi, dan ditulis di dalam kontrak. Term CIP mewajibkan
penjual melakukan eksport clearance.
Kewajiban Penjual:
Kewajiban Pembeli:
Menanggung seluruh resiko pengantaran barang ketika mulai jalan dari negara asal
menuju tempat tujuan.
Term CPT mewajibkan penjual untuk melakukan eksport clearance. Term ini dapat
digunakan untuk segala mode transportasi.
Resiko kehilangan atau kerusakan barang ditanggung oleh penjual sampai pada saat
transfer ke tangan carrier (tapi belum naik ke kapal), setelah itu maka resiko dan
tanggung jawab telah berpindah ke pembeli.
Jika menggunakan beberapa carrier untuk pengantaran, misalnya: barang harus diangkut
oleh truk (perjalanan darat), untuk kemudian dipindahkan ke kapal (perjalanan laut),
maka resiko berpindahtangan pada saat penjual mentransfer barang ke carrier pertama
(truk – lewat darat).
Terms DDP dapat digunakan untuk segala macam mode transportasi, atau
menggunakan lebih dari satu macam transportasi.
Perpindahan resiko dari penjual ke pembeli terjadi pada saat proses unloading barang
dari truk ke gudang pembeli.
Terms ini meletakkan tanggung jawab (resiko dan biaya) penuh kepada penjual, dan
merupakan satu-satunya term dimana penjual bertanggung jawab untuk melakukan
proses import clearance dan membayar biaya masuk dan pajak.
Penggunaan terms ini di dalam kontrak penjualan akan cukup menyulitkan untuk penjual,
karena di beberapa negara, prosedur custom clearance bisa sangat sulit, apalagi jika
penjual tidak memiliki kantor cabang atau orang lokal yang mempunyai pengetahuan
import barang.
Beberapa nilai pajak seperti VAT terkadang hanya bisa dilakukan atas nama perusahaan
lokal yang terdaftar, sehingga mekanisme ini tidak mengharuskan penjual untuk
membayar VAT.
Jika terms ini tetap ingin dipakai dengan kondisi penjual tidak dapat membayar pajak
VAT, maka di dalam kontrak dapat ditulis DDP (VAT unpaid).
Sebagai penjual kita juga harus hati-hati dalam menerima kesepakatan menggunak term
DDP. Pada tahun 2015, hasil keputusan sidang tribunal di Australia penting untuk diingat,
karena mungkin berlaku di beberapa negara.
Pada kasus tersebut, penjual dari negara lain melakukan proses import, karena terms
yang dipakai adalah DDP. Penjual ini menggunakan jasa forwarder untuk melakukan
proses import namun tidak membayar penuh dari harga bea masuk, sehingga beban
harga sisanya ditagihkan ke pembeli.
Karena bea cukai tidak mungkin menagihkan sisanya kepada penjual (karena bukan
mereka yang melakukan proses import), maka bea cukai akan menagih pembayar
kepada importir (dalam kasus ini adalah forwarder / agen forwarding)
Keputusan sidang berbunyi “Bea masuk tidak diterapkan kepada suatu badan (orang
atau perusahaan), melainkan terhadap barang tersebut”, dan bea cukai dapat menagih
bea masuk dari perusahaan (forwarder) yang bukan merupakan pemilik barang (penjual
atau pembeli), pada saat proses import berlangsung.
Terms DDP ini biasanya populer digunakan oleh para distributor barang kepada
customernya.
Contoh: Perusahaan distributor yang memiliki kantor pusat/pabrik di Jepang, pada saat
pemesanan barang dari Pabrik di Jepang, maka Pabrik (penjual) dapat menggunakan
terms FCA ketika distributor (pembeli) memesan barang. Lalu, terms dapat berubah
menjadi DDP ketika customer (pembeli) memesan barang dari distributor (penjual);
dengan begini kon ik yang mungkin timbul dari proses import dapat diminimalisir atau
hampir tidak ada.
Penggunaan terms ini membebankan tanggung jawab penjual untuk mengatur proses
pengantaran sampai ke tempat yang telah disepakati, dimana barang telah siap untuk di
unloading. Ini merupakan poin penting yang membedakan DAP dengan DAT (Delivered at
Terminal); dimana penjual juga harus bertanggung jawab untuk melakukan proses
unloading barang.
Jika penjual ingin menggunakan term DAP, penjual harus memiliki kontrak yang jelas
dengan carrier dimana jasa carrier akan dibayar sampai proses unloading selesai, karena
walaupun penjual yang melakukan proses eksport clearance, namun pembeli pun
mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses import clearance.
Setelah proses import clearance selesai, maka tanggung jawab kembali lagi kepada
penjual (dengan menggunakan jasa carrier sebagai wakil penjual) untuk mengantarkan
barang ke tempat tujuan yang telah disepakati.
Jika pembeli mengharapkan penjual juga melakukan proses import clearance, maka
term yang harus digunakan adalah DDP, bukan DAP.
Terminal disini adalah merupakan tempat dimana barang dapat di unload, seperti di
wharf, container yard, atau cargo terminal bandara.
Penjual dan pembeli harus menuliskan secara spesi k di kontrak penjualan mengenai
terminal (nama, nomor, dsb) agar tidak membingungkan, karena banyak terminal yang
memiliki area sangat luas.
Ini sangat penting untuk penjual, karena segala tanggung jawab dan resiko penjual baru
bisa berpindah ke pembeli pada saat pengiriman di tempat yang telah disepakati.