10mar08
Tulisan ini merupakan jawaban atas sekian banyak email yang penulis terima mengenai bagaimana kiat-kiat menembus
ekspor untuk pengusaha yang belum kenal dunia ekspor.
Semakin ketatnya persaingan usaha di dalam negeri serta tingginya nilai ekonomis sebuah produk di luar negeri
menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha baik yang sudah mapan, menuju mapan maupun yang baru
berencana jadi pengusaha untuk melirik pasar ekspor.
Dengan semakin banyaknya panduan panduan, kiat kiat ekspor yang tersebar, memudahkan akses para pengusaha
calon eksporter memperoleh informasi seluk beluk dunia ekspor.Yang perlu digaris bawahi adalah menjadi eksporter
tida harus selalu menjadi produsen, tapi bisa hanya sebagai penyalur atau yang biasa dikenal dengan sebutan trader
atau broker.Berbagi pengalaman pribadi, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila berminat terjun di dunia
ekspor atau menjadi eksporter.
Karena seluk beluk dunia export itu cukup luas, maka pada kesempatan ini bahasan kita batasi hanya pada masalah
perijinan dan tata cara ekspor. Masalah lain yang berhubungan dengan dunia ekspor lainnya akan dibahas pada
kesempatan yang lain.
1. Perijinan
Hal penting yang wajib dimiliki oleh pengusaha yang berorientasi ekspor adalah perijinan usaha yang legal dan lengkap.
Lengkap dalam arti sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan. Dalam hal kelengkapan dokumen ekspor, dokumen
minimal yang wajib dimiliki adalah NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan), TDP (
Tanda Daftar Perusahaan). Mengenai SIUP, ada beberapa jenis surat ijin usaha, yang sesuai dengan jenis usaha yang
dilakukan.
Apabila pengusaha sudah memiliki ketiga dokumen diatas, maka kegiatan ekspor menjadi hal yang tidak mustahil
dilakukan. Tetapi tidak menutup kemungkinan, adanya kegiatan pinjam ijin ekspor dalam pelaksanaan ekspor
dikarenakan satu dan lain hal. Tetapi menurut hemat penulis, akan lebih menguntungkan apabila kegiatan ekspor
dilakukan atas nama perusahaan kita sendiri.
2. Dokumen Ekspor
Kegiatan ekspor sendiri oleh pemerintah dibagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan jenis barang yang diekspor yaitu
ekspor umum, terkena Pajak Ekspor, mendapat kemudahan ekspor (ekspor dengan fasilitas), tertentu, dan barang reekspor yaitu barang ekspor yang disimpan di Tempat Penimbunan Barang dan harus dikembalikan ke negara asal.
Dalam hal kegiatan ekspor, langkah pertama yang wajib dilakukan oleh eksportir adalah melaporkan kegiatan ekspor
tersebut ke pemerintah dalam hal ini Bea Cukai. Pelaporan dilakukan dengan mengajukan Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) dan Permohonan Ekspor (PE) sebelum barang dikirim ke pelabuhan muat baik melalui laut maupun
udara. PEB dan PE ini berisi keterangan mengenai pemilik/penjual barang (Shipper), pembeli (buyer), pelabuhan muat,
pelabuhan bongkar, pelabuhan tujuan, keterangan barang meliputi nama barang, jumlah, tonase, harga dan kode HS
(harmonized system), jenis pembayaran, kode kantor bea cukai pelabuhan muat, nomor pengajuan, nomor container /
seal, serta nomor invoice.
Apabila PE dan PEB telah disetujui oleh pihak Bea Cukai berarti kegiatan ekspor bisa dilanjutkan. Seiring dengan
penerapan sistem Electronic Data Interchange (EDI), pengajuan PE dan PEB dilakukan secara online, dan hanya bisa
dilakukan oleh mereka yang memiliki ijin atau nomor EDI. Dalam hal ini bagi perusahaan yang tidak memiliki access
EDI, bisa memanfaatkan jasa perusahaan broker pelayaran baik forwarding maupun EMKL, sehingga mereka tidak perlu
repot-repot mengurus sendiri dokumen ekspor di lapangan.
Dewasa ini, dengan semakin banyaknya perusahaan penyedia jasa pelayanan kepabeanan atau yang biasa dikenal dengan
nama forwarder atau EMKL, eksporter cukup dengan memberikan Shipping Instruction (Instruksi Pengapalan),
menyiapkan packing list, invoice serta dokumen perijinan perusahaan (NPWP, SIUP, dan TDP) kepada pihak forwarder
atau EMKL. Sehingga, para eksporter hanya tinggal menunggu container datang ke gudang lalu memuati container
dengan barang yang akan diekspor atau mengirim barang ke gudang forwarder atau EMKL, maka kegiatan ekspor bisa
terlaksana.
Tetapi perlu diingat, bahwa ada beberapa jenis barang yang memerlukan dokumen pendukung untuk bisa diekspor,
baik dokumen berupa sertifikat kesehatan, sertifikat mutu, surat karantina, fumigasi maupun surat keterangan asal
(SKA). Sertifikat mutu, atau kesehatan atau analysis report diperlukan untuk barang barang produk
makanan,makanan olahan, atau consumable goods. Sedangkan sertifikat karantina tumbuhan (Phytosanitary certificate)
diperlukan untuk barang-barang dari jenis tumbuhan baik yang diolah untuk makanan maupun tidak, misalnya rumput
laut, olahan kayu, dll. Sedangkan sertifikat fumigasi diperlukan untuk barang-barang yang mengandung unsur kayu
(wooden product), baik barangnya sendiri maupun palet pembungkusnya yang berasal dari produk kayu. Surat
Keterangan Asal (SKA) atau certificate of origin diperlukan sebagai bukti bahwa barang yang diekspor adalah benarbenar berasal dari Indonesia.
Penjelasan mengenai dokumen-dokumen ekspor diatas itu merupakan penjelasan untuk jenis ekspor dengan jenis
barang umum, yang bebas diperdagangkan melalui kegiatan ekspor. Sedangkan untuk ketentuan dokumen atas barangbarang yang terkena PE, mendapat fasilitas Ekspor, barang re-ekspor, dll, akan dibahas pada kesempatan yang lain.
Mudah-mudahan penjelasan singkat tersebut diatas bisa memberi sedikit wacana kepada para pengusaha pemula untuk
bergerak menuju dunia ekspor yang cukup menjanjikan.
Kalau dalam penjelasan diatas masih ada yang salah atau kurang, penulis mohon maaf serta mohon juga masukan dan
saran.(Dyu, 100308)
Postingan ini saya buat dengan harapan bisa memberi sedikit bantuan untuk menentukan jenis container yang mana yang
cocok untuk digunakan memuat cargo kita.
Berdasarkan ukuran, container dibedakan menjadi container 20ft, 40ft, 40HC ft dan 45 ft. sedangkan berdasarkan jenis cargo
muatan dikenal dengan dry, reefer, dan special container.
Berikut adalah penjelasan mengenai tipe dan ukuran container yang saya peroleh dari daftar equipment standar internasional
di sebuah pelayaran yang sering saya pakai untuk mengirim cargo saya. Tapi perlu diingat bahwa dimensi container bisa
bervariasi pada masing-masing seri container, meski tidak terlalu signifikan.
Dry containers
Terdapat beberapa ukuran dan model/jenis Container dry:
20 dengan payload (Bisa memuat) sampai 28.3 metrik ton. Tapi perlu diingat standar yang diperbolehkan pengelola
pelabuhan tidak sama di masing masing negara. Untuk di Indonesia, rata-rata untuk pengiriman internasional hanya
diperbolehkan sampai maksimum 20ton, demikian juga di wilayah sebagian besar Asia. Sedangkan di Chili dan sebagian besar
negara Amerika Tengah maksimum 18ton.
40 baik yang standard 86 and maupun 96 high cube denganpayload sampai 30.4 metrik ton. Batas muatan yang
diperbolehkan biasanya sampai 27 28 ton. Kalau di wilayah Amerika Serikat malah hanya 25ton.
45 dengan ukuran 96 high cube dengan total kapasitas 86 meter kubik.
Dry/steel atau Dry/aluminium
Exterior
Interior
Weight
Type
Length
20-0
Width
8-0
Gross
Weight
Tare
Weight
Net
Weight
52,910lb
5,140lb
47,770lb
67,200lb
5,290lb
61,910lb
24,000kg
2,330kg 21,670kg
30,480kg
2,400kg 28,080kg
7-9
57/64
67,200lb
8,820lb
30,480kg
Height
Length
Width
Height
8-6
19-4
13/16
7-8
19/32
7-9
57/64
20 Steel
Dry Cargo
Container
6.058m
40 Steel
Dry Cargo
Container
40 Hi-Cube
Steel Dry
Cargo
Container
45 Hi-Cube
Steel Dry
Cargo
Container
40-0
2.438m
8-0
12.192m 2.438m
40-0
8-0
12.192m 2.438m
45-0
8-0
13.716m 2.438m
Door Opening
8-6
39-5
45/64
Height
7-8
1/8
7-5
3/4
2.343m 2.280m
58,380lb
7-8
1/8
8-9
15/16
67,200lb
9,260lb
2.69m
30,480kg
67,200lb
10,858lb 56,342lb
7-8
1/8
8-5
49/64
71,650lb
10,360lb 61,290lb
7-8
1/8
8-5
49/64
30,480kg
32,500kg
9-6
44-5
7/10
7-8
19/32
57,940lb
8-10
17/64
7-8
1/8
7-5
3/4
7-8
19/32
9-6
39-5
45/64
7-8
19/32
Width
8-5
49/64
Container yang dilengkapi dengan beams hanger yang digunakan untuk mengirim garment/ baju dengan digantung
tanpa packing karton,
Container dengan extra payload atau ukuran pintu lebih besar untuk muatan dengan berat dan dimensi lebih besar.
Container yang berjendela (Ventilated containers) untuk hasil bumi yang membutuhkan sirkulasi udara misalnya
kopi, coklat, bawang merah, bawang putih, dll.
Reefer
Sedangkan untuk barang- barang perishable yang membutuhkan perlakuan khusus misalnya ikan, sayur, buah baik segar
maupun beku, kita bisa menggunakan container reefer yang dilengkapi dengan mesin pendingin yang bisa kita atur suhu
container sesuai kebutuhan. Detail penanganan perishable cargo akan dijelaskan peda kesempatan yang lain. Sehingga
kualitas dan daya tahan cargo tetap terjaga sampai diterima buyer di negara tujuan.
Exterior
Interior
Weight
Type
20 M.G.S.S.
Refrigerated
Container
20 Aluminum
Refrigerated
Container
40 M.G.S.S. HiCube
Refrigerated
Container
40 Hi-Cube
Aluminum
Refrigerated
Container
Length
Width
Height
Length
Width
Height
Gross
Weight
Tare
Weight
20-0
8-0
8-6
1817/32
7-6
15/32
7-5
39/54
67,180lb
6,700lb
6.058m
2.438m
2.591m
5.5m
2.298m
2.276m
30,480kg
3,040kg
20-0
8-0
8-6
17-9
15/16
7-6
7-3
63/64
52,800lb
6,314lb
6.058m
2.438m
2.591m
5.543m
2.286m
2.235m
24,000kg
2,870kg
40-0
8-0
9-6
37-11
55/64
7-6
15/32
8-4
5/32
74,960lb
9,150lb
12.192m
2.438m
2.896m
11.579m
2.298m
2.544m
34,000kg
4,150kg
40-0
8-0
9-6
38-1
13/32
7-6
8-2
23/32
67,200lb
9,480lb
12.192m
2.438m
2.896m
11.618m
2.286m
2.507m
30,480kg
4,300kg
Bahkan Super freezer container bisa menjaga suhu terenda pada -60C/ -76F
flat racks dan artificial tween decks (ATD) baik 20 and 40, yaitu container yang tidak memiliki dinding atau atap
permanen atau dinding containernya bisa dibuka-tutup sesuai kebutuhan. Cocok untuk proses pemuatan barang dari
atas maupun samping container. Biasanya digunakan untuk mesin-mesin berat, pipa, dll.
Open Top container, 20 and 40 yang atapnya bisa terbuka atau ditutup dengan terpal.
Exterior
Interior
Weight
Type
20 Full Height
Open Top
Container
Length
Width
Height
Length
Width
Height
20-0
8-0
8-6
19-4 4/5
7-8 4/5
7-8 3/5
6.058m
20 Flat Rack
Container with
20-0
2.438m
8-0
2.591m
8-6
5.898m
2.352m
Gross
Weight
Tare
Weight
Net
Weight
67,200lb
5,140lb
62,060lb
52,910lb
5,310lb
47,600lb
30,480kg
2,330kg
28,150kg
24,000kg
2,410kg
21,590kg
66,140lb
6,150lb
59,990lb
2.348m
6-9
39/64
Four
Freestanding
Posts
6.058m
2.438m
2.591m
20-0
8-0
8-6
6.058m
2.438m
2.591m
40-0
8-0
8-6
12.192m
2.438m
2.591m
40-0
8-0
8-6
12.192m
2.438m
2.591m
11.752m
40-0
8-0
8-6
12.192m
2.438m
2.591m
40-0
8-0
9-6
12.19m
2.44m
2.90m
20 Flat Rack
Container with
Collapsible Ends
40 Flat Rack
Container with
Four
Freestanding
Posts
40 Flat Rack
Container with
Collapsible Ends
40 Full Height
Open Top
Container
40 Hi-Cube
Hanger
Container
5.650m
2.030m
2.073m
30,000kg
2,790kg
27,210kg
7-3
59/64
74,950lb
6,370lb
68,580lb
2.233m
34,000kg
2,890kg
31,110kg
6-4 1/2
99,210lb
11,908lb
87,302lb
1.943m
45,000kg
5,400kg
39,600kg
6-4
61/64
99,210lb
10,800lb
89,410lb
2.374m
1.955m
45,000kg
4,900kg
40,100kg
39-7
7-8 9/10
7-8 3/5
67,200lb
9,499lb
57,701lb
12.032m
2.352m
2.348m
30,480kg
4,300kg
26,180kg
8-9
15/16
67,200lb
9,172lb
58,028lb
2.69m
30,480kg
4,200kg
26,280kg
2.228m
11.784m
2.030m
2.35m