Pengertian Import
Berbagai pengertian impor dikemukakan seperti berikut:
Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke
dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 427 ) impor adalah pemasukan
barang dan sebagainya dari luar negeri.
Sedangkan menurut undang undang No. 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan, impor
adalah kegiatan memasukan barang kedalam daerah pabean.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa impor adalah merupakan
suatu kegiatan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam negeri.
A.
Pengertian Importir
Dokumen dokumen impor yang dibutuhkan dalam proses impor adalah sebagai
berikut:
1. Surat Kuasa
Surat Kuasa adalah surat yang diterbitkan oleh importer yang berisikan pemberian
kuasa dari importer kepada EMKL dalam hal mengurus dan menyelesaikan dokumen
dokumen impor di pelabuhan.
2. Invoice
Invoice adalah dokumen yang menerangkan tentang harga barang yang dilengkapi
data data : jenis barang, berat, volume, kualitas, nama eksportir / importer, nama
kapal, Pelabuhan bongkar.
3. Packing List
Packing List adalah dokumen yang menerangkan tentang jenis pembungkus, jenis
barang dalam pembungkus, jumlah isi dalam bungkusan, berat, volume, dan lain lain
sehingga memudahkan dalam pemeriksaan barang yang dilakukan oleh Bea Cukai
ataupun pemeriksaan bila terjadi claim.
4. Bill of lading
Bill of lading adalah dokumen yang dibuat perusahaan pelayaran yang merupakan
surat berharga bagi pemilik barang, surat perjanjian antara pemilik barang dengan
pengangkut, dan sebagai bukti kepemilikan barang yang ditukar dengan D/O di
perusahaan pelayaran untuk mengeluarkan barang.
5. Polis Insurance ( Polis Asuransi )
Polis Asuransi adalah dokumen yang dibuat oleh perusahaan asuransi yang
menerangkan bahwa barang yang diimpor telah diasuransikan.
6. Pemberitahuan Impor Barang
Adalah dokumen yang dibuat oleh EMKL yang merupakan pemberitahuan kepada Bea
dan Cukai mengenai barang barang yang diimpor yang masuk kedalam wilayah
pabean dan dikeluarkan keperedaran bebas.
C.
usaha milik negara untuk kelancaran tugas kepelabuhan yang diusahakan badan
usaha pelabuhan.
7. Perusahaan Asuransi
Adalah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa asuransi
mengasuransikan barang barang yang dikirim baik impor maupun ekspor.
untuk
8. Perusahaan Pengangkutan
Adalah perusahaan yang menawarkan jasa dibidang angkutan darat.
9. Perusahaan Depo Kontainer
Adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan lapangan penumpukan dan
container kosong.
D. Prosedur penyelesaian dokumen impor
Prosedur penyelesaian dokumen impor secara garis besar dimulai dengan menerima
dokumen dokumen dari importer, menyerahkan original B/L dan membayar
kewajiban biaya untuk pengambilan D/O di Pelayaran guna mengeluarkan
barang.Mengisi PIB dengan data data yang ada pada dokumen pelengkap pabean
secara lengkap dan benar,selanjutnya mencetak PIB rangkap 3 untuk pembayaran
Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor di Bank, mentransfer data PIB secara on
line ke Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai melalui PDE.
Selanjutnya membayar kewajiban biaya pelabuhan pada TPKS menggunakan lembar
warkatdana ke bank yang ditunjuk,menyerahkan PLAB ke ADPEL sebagai
pemberitahuan angkutan barang.Terakhir mengeluarkan barang dari kawasan pabean
ke peredaran bebas apabila telah memperoleh SPPB dan prosedur dokumen lainnya
telah memenuhi syarat.
E.
1 .Biaya Pabean
Biaya pabean meliputi Bea Masuk, Cukai dan PDRI.
2. Biaya Pelayaran
Biaya Pelabuhan
Biaya pelabuhan meliputi biaya penumpukan dan lift on full, yang besarnya dapat
dihitung
Masa I
tarif dasar.
Masa II
tarif dasar.
: Hari keenam sampai kesepuluh dihitung lima hari besarnya dua kali
4. Biaya Operasional
Biaya OPerasional adalah biaya biaya yang dikeluarkan EMKL meliputi biaya
angkutan darat, biaya empty container, dan biaya non kwitansi yang tetap dihitung
dalam laporan keuangan.
Kesalahan umum
Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan yang baru
melakukan ekspor-impor, yaitu :[3]
1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Istilah-istilah
[4]
Air waybill
Suatu kontrak mutlak yang dikeluarkan perusahaan angkutan udara.
Clearance
1. hak kapal untuk meninggalkan pelabuhan.
2. Ijin berangkat kapal dari pelabuhan.
3. Ijin mengeluarkan barang dari pabean.
Consignee
Nama dan alamat penerima barang atau pembelinya.
F. O. B (free on board)
Suatu kewajiban penjual hanya sebatas sampai pelabuhan pengirim
Packing list
Faktur atau nota yang berisi jumlah dan berat barang (berat bersih dan berat
kotor)
Commodity
Barang yang merupakan hasil pertanian, namun saat ini disebut produk.
Phytosanitary certificate
Sebuah surat yang dikeluarkan oleh lembaga karantina hewan dan tumbuhan,
Departemen Pertanian Republik Indonesia. Proses mendapatkannya melalui
serangkaian prosedur dan uji laboratorium, agar tidak terjadi penyebaran penyakit
antar negara maupun antar pulau di Indonesia (surat karantina antar pulau)
Weight
Berat kotor suatu barang yang menyangkut isi dan pembungkusnya.
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain.[1] Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis
kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat
internasional.[2] Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih
kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya. [2] Strategi lainnya
misalnya franchise dan akuisisi.
Jenis
Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu: [3]
Ekspor langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir
yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. [3] Penjualan dilakukan
melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. [3][4] Keuntungannya,
produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik.
Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan
adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.[3][5]
Ekspor tidak langsung
Ekspor tidak langsung
adalah
teknik
dimana
barang
dijual
melalui
ekspor
langsung
sedangkan
industri
Tahap-tahap
Dalam perencanaan ekspor perlu dilakukan berbagai persiapan, berikut ini 4 langkah
persiapannya:[4]
1. Identifikasi pasar yang potensial
2. Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan, SWOT analisis
3. Melakukan Pertemuan, dengan eksportir, agen, dll
4. Alokasi sumber daya.
Komoditi ekspor Indonesia
Sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT),
produk hasil hutan, elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit,
otomotif, alas kaki, udang, kakao dan kopi.[6] Namun, pasar internasional semakin
kompetitif sehingga sepuluh komoditas ekpor utama Indonesia terdiversifikasi.
Komoditas lainnya, yaitu makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan,
kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak
[6]
[6]
Pada tahun 2011, industri menyumbang US$ 122 miliar atau sebesar 60 persen dari
total nilai ekspor. Sektor nonmigas lainnya, yaitu pertanian dan pertambangan,
masing-masing menyumbang 2,54 persen dan 17,02 persen dari keseluruhan ekspor.
Sementara itu ekspor sektor migas hanya mencapai US$ 41 miliar atau sebesar
20,43 persen dari total ekspor.[7]
Komposisi komoditas ekspor Indonesia tahun 2011
[8]
Komoditas
Nilai
Persentase
60%
Industri Migas
US$ 41 miliar
20,43%
US$ 34 miliar
17,02%
Pertanian
US$3,1 miliar
2,54%
Tahun
Sumber
US$25,9 miliar
1990
[9]
US$36,50 miliar
1993
[10]
US$42,16 miliar
1994
[11]
US$47,75 miliar
1995
[12]
US$52,03 miliar
1996
[13]
US$56,16 miliar
1997
[14]
US$65,4 miliar
2000
[15]
US$58,7 miliar
2001
[16]
US$71,58 miliar
2004
[17]
US$85,56 miliar
2005
[18]
US$100.79 miliar
2006
[19]
US$114.10 miliar
2007
[20]
US$137,02 miliar
2008
[21]
US$116,5 miliar
2009
[22]
US$157,7 miliar
2010
[23]
US$203.62 miliar
2011
[24]
US$190.03 miliar
2012
[25]
Kesalahan umum
Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan yang baru
melakukan ekspor, yaitu :[4]
1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Prosedur dan Persyaratan Ekspor
Untuk memulai bisnis ekspor, kita harus menyiapkan dokumen dan mengikuti
prosedur sbb:
1.
Mempersiapkan produk contoh barang dan spesifikasi produk yang ditawarkan kepada
pembeli
- Barang diawasi (inti kelapa sawit, minyak & gas bumi, kulit buaya, pupuk
urea)
- Barang dilarang (ikan arwana, benih ikan sidat, karet bongkah, barang
kuno)
- Barang bebas (Semua barang yang selain diatas)
4.
Kontrak penjualan (sales contract), yaitu dokumen yang berisi kesepakatan antara
eksportir dan importir yang berisi tentang:
a. Uraian lengkap tentang barang diekspor
b. Jumlah barang
c. Harga satuan dan total harga
d. Pelabuhan tujuan
e. Syarat pembayaran
f. Syarat lain yang dianggap perlu
Letter of Credit (L/C), yaitu alat bukti pembayaran atas satu transaksi antara
6. eksportir dan importir. Dokumen ini dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan
importir untuk memberi hak kepada eksportir menarik uang atas beban importir.
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), merupakan dokumen utama pada setiap peristiwa
7. ekspor barang. Dokumen ini ditandatangani eksportir, pejabat bea dan cukai, dan
pejabat bank devisa. Fungsi PEB adalah:
Polis Asuransi, adalah surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi untuk menjamin keselamatan barang yang dikirim.
Bill of Leading (B/L), merupakan tanda terima barang yang dikeluarkan oleh perusahaan
9. pelayaran sebagai bukti pemilikan atas kepemilikan barang yang sudah dimuat di kapal
laut.
10.
11.
12.
Packing List, adalah dokumen rincian lengkap tentang barang yang terdapat dalam peti,
jenis bahan pengemas, serta cara pengemasan.
Certificate of Origine/Surat Keterangan Asal (SKA), yaitu surat pernyataan yang
menyebutkan asal suatu barang.
Surat Pernyataan Mutu (SPM), dokumen yang menjelaskan mutu barang ekspor
berdasarkan pengujian laboratorium.
Wesel Ekspor (Bill of Exchange), ialah dokumen yang diterbitkan oleh eksportir
13.
yang ditujukan pada bank pembuka L/C yang merupakan surat perintah untuk
membayar tanpa syarat sejumlah uang sesuai dengan harga yang tercantum pada
L/C
Prosedur Ekspor
Untuk melakukan ekspor, harus melalui urutan-urutan sebagai berikut:
a. Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di luar negeri
Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi yang
ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat.
Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank koresponden di
c. negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir di
Indonesia.
d.
g.
Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir sendiri
melalui perusahaan jasa pengiriman barang.
Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-barang yang akan di
h. ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani pernyataan persetujuan
muat yang ada pada PEB.
i.
j.
k.
Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, barang bisa
dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan B/L kepada Eksportir.
Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil Depperindag
atau kantor Depperindag setempat.
Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank
dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, packing list.
CV (Commanditaire Vennotschap)
Firma
PT (Perseroan Terbatas)
Koperasi
Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing
(PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Klasifikasi Eksportir
1. Eksportir Produsen, dengan syarat:
-
Memiliki NPWP
Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi dan
pejabat yang ditunjuk (secara berkala setiap tiga bulan) yang disyahkan oleh Bank
Devisa dengan melampirkan surat pernyataan seperti: tidak terlibat tunggakan
pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan.
Memiliki NPWP
1.
Advance Payment
Dari kedua waktu terima pembayaran, yang paling sering digunakan adalah TTBS.
artinya Exporter akan melakukan/ merealisasi shipment setelah dana yang dikirim oleh
Importer sudah dikredit ke Account Exporter.
Exporter harus yakin dan pasti bahwa dana yang dikirim benar benar sudah dikredit di
rekening mereka. TIDAK DISARANKAN merealisasi shipment berdasarkan Aplikasi
Transfer yg dikirim oleh Importer, dengan alasan:
1. Masih berupa aplikasi tranfer, belum realisasi transfer oleh Bank
2. Salah transfer ke Bank yang ditunjuk
3. Ketidak cocokan dana yang diterima dengan invoice atas barang yang akan dikirim
dalam nilai yg signifikan.
Perihal ketidak cocokan dana yang diterima dan nilai invoice yg akan dikirim sudah
menjadi rahasia umum bahwa selalu ada selisih kurang atas dana yg diterima dengan
nilai invoice, misalkan:
-
Rencana shipment dengan nilai order USD. 100.000,00 untuk sekali shipment
Exporter akan terima dana kurang dari USD. 100,000.00 ada potongan biaya dari
Third Party Bank sekitar USD. 20.00 - USD. 30.00 bisa lebih bisa kurang.
Selain itu, walaupun pembayaran model ini dikenal paling aman untuk Exporter, namun
Exporter juga tetap waspada, karena masih ada kemungkinan resiko dalam hal " barang
sudah diproses Produksi atau sudah siap shipment namun importer membatalkan order
atau tidak jadi transfer atau menunda transfer lain waktu "
2.
Open Account
Open Account adalah sistem pembayaran dimana belum dilakukan pembayaran
apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang dikapalkan atau tiba dan
diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati.
3.
Inkaso
adalah
suatu
bentuk
pembayaran
yang
penagihan
4.
Letter of Credit
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah
sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima
pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas
dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan)
a. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan merupakan
diekspor maupun diimpor oleh
hanya
neraca
bertempat
tinggal
sementara.
pembayaran dapat dibedakan menjadi
transaksi sedang berjalan dan transaksi kapital. Yang dimaksud dengan transaksi
sedang berjalan (current account) adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan
jasa. Adapun yang dimaksud dengan transaksi kapital (capital account) adalah
transaksi yang menyangkut investasi modal dan emas. Transaksi satu arah (bukan
transaksi timbal balik) antara lain pemberian hadiah (gift), bantuan (aid), dan
pemberian yang lain dapat digolongkan ke dalam transaksi sedang berjalan (transaksi
tersendiri).
Pos-pos yang
tertuang
di
dalam
neraca
pembayaran
antara
lain
transaksi:
1) Barang.
2) Jasa-jasa.
3) Bunga modal dan dividen.
4) Hadiah.
5) Investasi jangka panjang.
6) Investasi jangka pendek.
7) Perpindahan emas moneter.
Negara
yang
mengetahui:
1) Keadaan
menyusun
keuangan
mencermati neraca
negara menambah
2) Sumbangan
yang
neraca
yang
pembayaran
terkait
dengan
memperoleh
pembayaran
manfaat
luar
yaitu
negeri
dapat
dengan
3)
Hal-hal
yang
berhubungan
dengan
perdagangan
4) Hubungan ekonomi suatu negara dengan negara-negara tertentu
luar
negeri.