Anda di halaman 1dari 20

Pengertian Import

Pengertian Import
Berbagai pengertian impor dikemukakan seperti berikut:
Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke
dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 427 ) impor adalah pemasukan
barang dan sebagainya dari luar negeri.
Sedangkan menurut undang undang No. 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan, impor
adalah kegiatan memasukan barang kedalam daerah pabean.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa impor adalah merupakan
suatu kegiatan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam negeri.
A.

Pengertian Importir

Importir adalah pengusaha yang melakukan kegiatan perdagangan dengan cara


memasukan barang dari luar negeri kedalam wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku.
Menurut Kamus Lengkap Perdagangan Internasional, importer adalah seseoramg
atau badan usaha yang membawa barang dari luar negeri ke suatu negara untuk
diperdagangkan.
Dengan kata lain importer adalah seseorang atau badan usaha yang melakukan
kegiatan memasukkkan barang dari luar negeri kedalam negeri untuk
diperdagangkan.
B.

Dokumen dokumen impor

Dokumen dokumen impor yang dibutuhkan dalam proses impor adalah sebagai
berikut:
1. Surat Kuasa

Surat Kuasa adalah surat yang diterbitkan oleh importer yang berisikan pemberian
kuasa dari importer kepada EMKL dalam hal mengurus dan menyelesaikan dokumen
dokumen impor di pelabuhan.
2. Invoice
Invoice adalah dokumen yang menerangkan tentang harga barang yang dilengkapi
data data : jenis barang, berat, volume, kualitas, nama eksportir / importer, nama
kapal, Pelabuhan bongkar.
3. Packing List
Packing List adalah dokumen yang menerangkan tentang jenis pembungkus, jenis
barang dalam pembungkus, jumlah isi dalam bungkusan, berat, volume, dan lain lain
sehingga memudahkan dalam pemeriksaan barang yang dilakukan oleh Bea Cukai
ataupun pemeriksaan bila terjadi claim.
4. Bill of lading
Bill of lading adalah dokumen yang dibuat perusahaan pelayaran yang merupakan
surat berharga bagi pemilik barang, surat perjanjian antara pemilik barang dengan
pengangkut, dan sebagai bukti kepemilikan barang yang ditukar dengan D/O di
perusahaan pelayaran untuk mengeluarkan barang.
5. Polis Insurance ( Polis Asuransi )
Polis Asuransi adalah dokumen yang dibuat oleh perusahaan asuransi yang
menerangkan bahwa barang yang diimpor telah diasuransikan.
6. Pemberitahuan Impor Barang
Adalah dokumen yang dibuat oleh EMKL yang merupakan pemberitahuan kepada Bea
dan Cukai mengenai barang barang yang diimpor yang masuk kedalam wilayah
pabean dan dikeluarkan keperedaran bebas.
C.

Instansi instansi terkait dalam impor

Dalam melaksanakan kegiatan pengurusan dokumen impor selalu berhubungan dengan


instansi instansi pemerintah maupun swasta.

Adapun instansi instansi tersebut antara lain:


1. Perusahaan Pelayaran
Adalah suatu perusahaan yang menitik beratkan pada usaha pelayaran yaitu menjual
jasa angkutan laut bagi siapa saja yang membutuhkan dengan mengoperasikan kapal
kapal yang dimilikinya.
2. EMKL
Adalah suatu badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas, yang
melakukan usahanya pada kegiatan pengurusan dokumen dan pekerjaan yang
menyangkut menerima / menyerahkan muatan yang diangkut melalui lautan, untuk
diserahkan kepada / diterima dari perusahaan pelayaran untuk kepentingan pemilik
barang.
3. Bank Devisa
Adalah instansi pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam jasa perbankan
nasional dan internasional.
4. Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Adalah unsur pelaksana tugas pokok dan fungsi pemerintahan tentang pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan arus lalu lintas barang yang keluar masuk daerah
pabean dan pemungutan bea masuk.
5. PT. PELINDO
Adalah suatu instansi dibawah pengawasan Menteri Perhubungan yang berbentuk
persero yang mengelola asset pelabuhan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna
jasa pelabuhan.
Aset itu meliputi : kolam pelabuhan, dermaga, gudang penempatan , dll.
6. Administrator Pelabuhan ( ADPEL )
Adalah kepala organik dilingkungan Departemen Perhubungan melaksanakan tugas
pelabuhan dan mengkoordinasikan instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan

usaha milik negara untuk kelancaran tugas kepelabuhan yang diusahakan badan
usaha pelabuhan.
7. Perusahaan Asuransi
Adalah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa asuransi
mengasuransikan barang barang yang dikirim baik impor maupun ekspor.

untuk

8. Perusahaan Pengangkutan
Adalah perusahaan yang menawarkan jasa dibidang angkutan darat.
9. Perusahaan Depo Kontainer
Adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan lapangan penumpukan dan
container kosong.
D. Prosedur penyelesaian dokumen impor
Prosedur penyelesaian dokumen impor secara garis besar dimulai dengan menerima
dokumen dokumen dari importer, menyerahkan original B/L dan membayar
kewajiban biaya untuk pengambilan D/O di Pelayaran guna mengeluarkan
barang.Mengisi PIB dengan data data yang ada pada dokumen pelengkap pabean
secara lengkap dan benar,selanjutnya mencetak PIB rangkap 3 untuk pembayaran
Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor di Bank, mentransfer data PIB secara on
line ke Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai melalui PDE.
Selanjutnya membayar kewajiban biaya pelabuhan pada TPKS menggunakan lembar
warkatdana ke bank yang ditunjuk,menyerahkan PLAB ke ADPEL sebagai
pemberitahuan angkutan barang.Terakhir mengeluarkan barang dari kawasan pabean
ke peredaran bebas apabila telah memperoleh SPPB dan prosedur dokumen lainnya
telah memenuhi syarat.
E.

Biaya biaya yang timbul dalam kegiatan impor

1 .Biaya Pabean
Biaya pabean meliputi Bea Masuk, Cukai dan PDRI.
2. Biaya Pelayaran

Biaya di pelayaran meliputi :


1. Biaya THC ( Terminal Handling Charge) yaitu biaya yang timbul atas
penanganan muatan dipelabuhan muat ( Port of Loading).
2. Biaya tebus D/O, Adm.D/O, dan Doc. Fee yaitu biaya yang dibebankan
oleh Pelayaran atas pengambilan D/O.
3.

Biaya Pelabuhan

Biaya pelabuhan meliputi biaya penumpukan dan lift on full, yang besarnya dapat
dihitung
Masa I
tarif dasar.

: Hari pertama sampai ke lima dihitung satu hari besarnya sesuai

Masa II
tarif dasar.

: Hari keenam sampai kesepuluh dihitung lima hari besarnya dua kali

4. Biaya Operasional
Biaya OPerasional adalah biaya biaya yang dikeluarkan EMKL meliputi biaya
angkutan darat, biaya empty container, dan biaya non kwitansi yang tetap dihitung
dalam laporan keuangan.
Kesalahan umum

Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan yang baru
melakukan ekspor-impor, yaitu :[3]
1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Istilah-istilah

Berikut adalah istilah-istilah yang sering digunakan:

[4]

Air waybill
Suatu kontrak mutlak yang dikeluarkan perusahaan angkutan udara.

Bill of lading (B/L)


Surat tanda terima barang yang dimuat di atas kapal dan merupakan bukti
kepemilikan atas barang serta perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
Invoice
Faktur atau nota yang berisi harga dan jumlah barang serta total harga.
C&F (Cost and Freight)
Seluruh biaya produksi dan pengapalannya masuk dalam harga barang.

Clearance
1. hak kapal untuk meninggalkan pelabuhan.
2. Ijin berangkat kapal dari pelabuhan.
3. Ijin mengeluarkan barang dari pabean.

Consignee
Nama dan alamat penerima barang atau pembelinya.
F. O. B (free on board)
Suatu kewajiban penjual hanya sebatas sampai pelabuhan pengirim

Packing list
Faktur atau nota yang berisi jumlah dan berat barang (berat bersih dan berat
kotor)

Commodity
Barang yang merupakan hasil pertanian, namun saat ini disebut produk.

Phytosanitary certificate
Sebuah surat yang dikeluarkan oleh lembaga karantina hewan dan tumbuhan,
Departemen Pertanian Republik Indonesia. Proses mendapatkannya melalui
serangkaian prosedur dan uji laboratorium, agar tidak terjadi penyebaran penyakit
antar negara maupun antar pulau di Indonesia (surat karantina antar pulau)

Weight
Berat kotor suatu barang yang menyangkut isi dan pembungkusnya.

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain.[1] Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis
kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat
internasional.[2] Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih
kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya. [2] Strategi lainnya
misalnya franchise dan akuisisi.
Jenis
Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu: [3]
Ekspor langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir
yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. [3] Penjualan dilakukan
melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. [3][4] Keuntungannya,
produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik.
Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan
adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.[3][5]
Ekspor tidak langsung
Ekspor tidak langsung

adalah

teknik

dimana

barang

dijual

melalui

perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui,


perusahaan manajemen ekspor ( export management companies ) dan perusahaan
[3]

pengekspor ( export trading companies ).[4] Kelebihannya, sumber daya produksi


terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya,
kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain
kurang.[5]

Umumnya, industri jasa menggunakan


manufaktur menggunakan keduanya.[3]

ekspor

langsung

sedangkan

industri

Tahap-tahap
Dalam perencanaan ekspor perlu dilakukan berbagai persiapan, berikut ini 4 langkah
persiapannya:[4]
1. Identifikasi pasar yang potensial
2. Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan, SWOT analisis
3. Melakukan Pertemuan, dengan eksportir, agen, dll
4. Alokasi sumber daya.
Komoditi ekspor Indonesia
Sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT),
produk hasil hutan, elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit,
otomotif, alas kaki, udang, kakao dan kopi.[6] Namun, pasar internasional semakin
kompetitif sehingga sepuluh komoditas ekpor utama Indonesia terdiversifikasi.
Komoditas lainnya, yaitu makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan,
kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak
[6]

atsiri, peralatan kantor dan tanaman obat.

[6]

Pada tahun 2011, industri menyumbang US$ 122 miliar atau sebesar 60 persen dari
total nilai ekspor. Sektor nonmigas lainnya, yaitu pertanian dan pertambangan,
masing-masing menyumbang 2,54 persen dan 17,02 persen dari keseluruhan ekspor.
Sementara itu ekspor sektor migas hanya mencapai US$ 41 miliar atau sebesar
20,43 persen dari total ekspor.[7]
Komposisi komoditas ekspor Indonesia tahun 2011

[8]

Komoditas

Nilai

Persentase

Hasil Industri non migas

US$ 122 miliar

60%

Industri Migas

US$ 41 miliar

20,43%

Pertambangan non migas

US$ 34 miliar

17,02%

Pertanian

US$3,1 miliar

2,54%

Ekspor Indonesia dari tahun ke tahun


Ekspor Indonesia setahun

Tahun

Sumber

US$25,9 miliar

1990

[9]

US$36,50 miliar

1993

[10]

US$42,16 miliar

1994

[11]

US$47,75 miliar

1995

[12]

US$52,03 miliar

1996

[13]

US$56,16 miliar

1997

[14]

US$65,4 miliar

2000

[15]

US$58,7 miliar

2001

[16]

US$71,58 miliar

2004

[17]

US$85,56 miliar

2005

[18]

US$100.79 miliar

2006

[19]

US$114.10 miliar

2007

[20]

US$137,02 miliar

2008

[21]

US$116,5 miliar

2009

[22]

US$157,7 miliar

2010

[23]

US$203.62 miliar

2011

[24]

US$190.03 miliar

2012

[25]

Kesalahan umum
Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan yang baru
melakukan ekspor, yaitu :[4]
1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Prosedur dan Persyaratan Ekspor

Untuk memulai bisnis ekspor, kita harus menyiapkan dokumen dan mengikuti
prosedur sbb:
1.

Mempersiapkan produk contoh barang dan spesifikasi produk yang ditawarkan kepada
pembeli

Barang (hasil industri, pertanian/perkebunan/kehutanan, pertambangan,


kelautan/perikanan, kerajinan)
Barang digolongkan menjadi 4 kelompok:
- Barang diatur (kopi, tekstil, kayu lapis, kayu cendana)
a.

- Barang diawasi (inti kelapa sawit, minyak & gas bumi, kulit buaya, pupuk
urea)
- Barang dilarang (ikan arwana, benih ikan sidat, karet bongkah, barang
kuno)
- Barang bebas (Semua barang yang selain diatas)

b. Jasa layanan (jasa keuangan/manajemen, teknologi informasi, tenaga kerja)


2. Mencari calon pembeli di luar negeri
3. Mencari calon pembeli di luar negeri dapat dilakukan dengan:
-

Melakukan promosi online produk kita melalui intenet

Promosi Online dapat dilakukan dengan membuat website yang memuat


produk-produk yang kita miliki, atau dengan bergabung dengan emarketplace dunia, seperti Alibaba.com, Globalsources.com dan eBay.com
serta emarket place vertical yang sesuai dengan produk yang kita jual.
Mengikuti pameran dagang
Di pameran dagang buyers tampak bersemangat dan lebih pro-aktif untuk
mengunjungi para peserta pameran dagang di standnya masing-masing,
artinya di pameran dagang para buyers-lah yang datang mencari dan datang
ke tempat anda. Dipastikan mereka akan memanfaatkan acara kunjungan ke

pameran dagang dengan sebaik-baiknya, mereka tidak ingin pulang dengan


tangan hampa. Di pameran dagang para buyers tidak merasa di bawah
tekanan untuk melakukan pembelian, sementara penjual (peserta pameran
dagang) juga tidak perlu datang langsung ke daerah atau negara asal para
calon pembeli tersebut yang akan memerlukan biaya besar dan waktu yang
banyak. Pameran dagang merupakan tempat yang baik untuk
memperkenalkan produk barukarena para buyers pun juga mencari produk
baru untuk pengembangan bisnis mereka. Partisipasi pada pameran dagang
juga merupakan kesempatan bagi Anda untuk menemukan perusahaan yang
tepat untuk menjadi agen.

4.

Kontrak penjualan (sales contract), yaitu dokumen yang berisi kesepakatan antara
eksportir dan importir yang berisi tentang:
a. Uraian lengkap tentang barang diekspor
b. Jumlah barang
c. Harga satuan dan total harga
d. Pelabuhan tujuan
e. Syarat pembayaran
f. Syarat lain yang dianggap perlu

Faktur perdagangan (commercial Invoice), yaitu dokumen yang dikeluarkan pihak


5. eksportir untuk importir, yang berisi informasi lengkap barang yang diekspor. Faktur ini
dipakai sebagai bukti transaksi.

Letter of Credit (L/C), yaitu alat bukti pembayaran atas satu transaksi antara
6. eksportir dan importir. Dokumen ini dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan
importir untuk memberi hak kepada eksportir menarik uang atas beban importir.
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), merupakan dokumen utama pada setiap peristiwa
7. ekspor barang. Dokumen ini ditandatangani eksportir, pejabat bea dan cukai, dan
pejabat bank devisa. Fungsi PEB adalah:

- Sebagai pencatat ekspor


- Menetapkan besarnya PE dan PET
- Mendapatkan isin muat ke kapal oleh bea dan cukai
8.

Polis Asuransi, adalah surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi untuk menjamin keselamatan barang yang dikirim.

Bill of Leading (B/L), merupakan tanda terima barang yang dikeluarkan oleh perusahaan
9. pelayaran sebagai bukti pemilikan atas kepemilikan barang yang sudah dimuat di kapal
laut.
10.
11.
12.

Packing List, adalah dokumen rincian lengkap tentang barang yang terdapat dalam peti,
jenis bahan pengemas, serta cara pengemasan.
Certificate of Origine/Surat Keterangan Asal (SKA), yaitu surat pernyataan yang
menyebutkan asal suatu barang.
Surat Pernyataan Mutu (SPM), dokumen yang menjelaskan mutu barang ekspor
berdasarkan pengujian laboratorium.

Wesel Ekspor (Bill of Exchange), ialah dokumen yang diterbitkan oleh eksportir
13.

yang ditujukan pada bank pembuka L/C yang merupakan surat perintah untuk
membayar tanpa syarat sejumlah uang sesuai dengan harga yang tercantum pada
L/C

Prosedur Ekspor
Untuk melakukan ekspor, harus melalui urutan-urutan sebagai berikut:
a. Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di luar negeri

untuk menawarkan komoditas yang mau dijual.


b.

Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi yang
ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat.

Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank koresponden di
c. negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir di
Indonesia.
d.

Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera


mempersiapkan barang yang dipesan importir.
Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan ke bank

e. devisa dengan melampirkan keterangan sanggup membayar apabila barang ekspornya


terkena pajak ekspor.
f.

Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran Samudera atau


perusahaan penerbangan.

g.

Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir sendiri
melalui perusahaan jasa pengiriman barang.

Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-barang yang akan di
h. ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani pernyataan persetujuan
muat yang ada pada PEB.
i.
j.
k.

Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, barang bisa
dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan B/L kepada Eksportir.
Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil Depperindag
atau kantor Depperindag setempat.
Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank
dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, packing list.

l. Pengiriman barang ke importir.

Syarat Menjadi Eksportir


Untuk menjadi sebuah Perusahaan ekspor harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1. Badan Hukum, dalam bentuk :
-

CV (Commanditaire Vennotschap)

Firma

PT (Perseroan Terbatas)

Persero (Perusahaan Perseroan)

Perum (Perusahaan Umum)

Perjan (Perusahaan Jawatan)

Koperasi

2. Memiliki NPWP (Nomor Wajib Pajak)


3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah seperti:
-

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan

Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian

Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing
(PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Memiliki Angka Pengenal Ekspor (APE)

Klasifikasi Eksportir
1. Eksportir Produsen, dengan syarat:
-

Sebagai Eksportir Produsen dalam upaya memperoleh legalitasnya seyogyanya


memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu mengisi formulir isian yang
disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
Propinsi, dan Instansi teknis yang terkait.

Memiliki Izin Usaha Industri

Memiliki NPWP

Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi dan
pejabat yang ditunjuk (secara berkala setiap tiga bulan) yang disyahkan oleh Bank
Devisa dengan melampirkan surat pernyataan seperti: tidak terlibat tunggakan
pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan.

2. Eksportir Bukan Produsen, dengan syarat:


-

Sebagai Eksportir bukan Produsen untuk memperoleh legalitas seyogyanya


memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu mengisi formulir isian yang
disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
Propinsi dan Instansi teknis yang terkait

Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan

Memiliki NPWP

Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau


instansi/pejabat yang ditunjuk (setiap tiga bulan) yang disyahkan oleh Bank
Devisa dengan melampirkan surat pernyataan seperti tidak terlibat tunggakan
pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan

Cara Pembayaran (Term Of Payment)

1.

Advance Payment

Dalam gambaran umum, model pembayaran Advance Payment adalah pembayaran


paling aman bagi Exporter, dengan alasan, Exporter mendapatkan pembayaran
terlebih dahulu. Model pembayaran ini dalam aplikasi sehari hari. Scheme
pembayaran ini bisa di atur, bilamanakah Advnace Payment dilakukan atau
bahasa sederhananya kapan exporter akan terima uangnya?

Ada 2 cara dalam aplikasi pembayaran AP


1. Pembayaran diterima sebelum Proses Produksi
2. Pembayaran diterima sebelum shipment (sudah produksi)
Perusahaan sering menyebut pembayaran model ini dengan istilah TT
(Telegraphic Transfer).
-

TTBP (TT Before Production)


TTBS (TT Before Shipment)

Dari kedua waktu terima pembayaran, yang paling sering digunakan adalah TTBS.
artinya Exporter akan melakukan/ merealisasi shipment setelah dana yang dikirim oleh
Importer sudah dikredit ke Account Exporter.

Exporter harus yakin dan pasti bahwa dana yang dikirim benar benar sudah dikredit di
rekening mereka. TIDAK DISARANKAN merealisasi shipment berdasarkan Aplikasi
Transfer yg dikirim oleh Importer, dengan alasan:
1. Masih berupa aplikasi tranfer, belum realisasi transfer oleh Bank
2. Salah transfer ke Bank yang ditunjuk
3. Ketidak cocokan dana yang diterima dengan invoice atas barang yang akan dikirim
dalam nilai yg signifikan.

Perihal ketidak cocokan dana yang diterima dan nilai invoice yg akan dikirim sudah
menjadi rahasia umum bahwa selalu ada selisih kurang atas dana yg diterima dengan
nilai invoice, misalkan:
-

Rencana shipment dengan nilai order USD. 100.000,00 untuk sekali shipment

Exporter menyiapkan barang dengan nilai invoice USD. 100.000,00

Importer transfer dana sebesar USD. 100,000.00

Berapakah dana yang diterima oleh Exporter?

Exporter akan terima dana kurang dari USD. 100,000.00 ada potongan biaya dari
Third Party Bank sekitar USD. 20.00 - USD. 30.00 bisa lebih bisa kurang.

Selain itu, walaupun pembayaran model ini dikenal paling aman untuk Exporter, namun
Exporter juga tetap waspada, karena masih ada kemungkinan resiko dalam hal " barang
sudah diproses Produksi atau sudah siap shipment namun importer membatalkan order
atau tidak jadi transfer atau menunda transfer lain waktu "

2.

Open Account
Open Account adalah sistem pembayaran dimana belum dilakukan pembayaran
apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang dikapalkan atau tiba dan
diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati.

Open account (sistem rekening terbuka) biasanya terjadi pada pemasaran


ekspor dengan kantor cabang atau perwakilan di luar negeri atau dengan mitra
dagang yang sudah dipercaya. Eksportir setelah melakukan pengapalan barang
akan mengirimkan invoice kepada importir. Dalam invoice tersebut eksportir
akan mencantumkan tanggal dan waktu tertentu kapan importir harus melakukan
pembayaran.

Sistem pembayaran ini dapat terjadi apabila :


1. Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir
2. Barang-barang dan dokumen akan langsung dkorim kepada pembeli
3. Eksportir kelebihan dana

4. Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang melarang


transfer pembayaran.

Resiko Open Account


Resiko-resiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran ini antara lain :
-

Eksportir tidak mendapat perlindungan apakah importir akan membayar.

Dalam hal importir tidak membayar, eksportir akan kesulitan dalam


membuktikannya di pengadilan karena tidak ada bukti-bukti

Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan biaya bagi eksportir.

3.

Colection (Wesel Inkaso)


Pembayaran

Inkaso

adalah

suatu

bentuk

pembayaran

yang

penagihan

pembayarannya melalu jasa perbankan, dimana dokumen2 pendukung yang di


gunakan dalam transaksi jual beli disalurkan melalui Bank. Dokumen yang lazim
di-inkasokan antara lain: Draft (wesel), Invoice & Dokumen Pangangkutan.

Dokumen tersebut dapat diserahkan kepada importir atas dasar :


-

D/P (Documents against Payment). Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan


apabila importir telah membayar.

D/A (Document agains Acceptance). Penyerahan dokumen kepada importir apabila


importir telah menerima wesel yang bersangkutan.

4.

Letter of Credit

Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah
sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima

pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas
dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan)

a. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan merupakan
diekspor maupun diimpor oleh

catatan yang berisi nilai barang-barang yang


suatu negara. Kegiatan ekspor suatu negara

menimbulkan hak yang berupa penerimaan pembayaran atau piutang, sedangkan


impor barang dari luar negeri menimbulkan kewajiban membayar ke luar negeri
atau utang negeri. Neraca perdagangan dibuat agar suatu negara dapat mengetahui
perkembangan
perdagangan
internasional
yang
dilakukan.
Keadaan neraca perdagangan suatu negara ada tiga kemungkinan yaitu surplus,
defisit, atau seimbang. Neraca perdagangan disebut surplus jika nilai ekspor lebih
besar daripada nilai impor. Sebaliknya, neraca perdagangan disebut defisit jika nilai
ekspor lebih kecil daripada nilai impor. Neraca perdagangan disebut seimbang jika
nilai ekspor yang sama dengan nilai impor.
b. Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran
merupakan
catatan
yang
berisi
pembayaran
dan
penerimaan dari luar negeri. Neraca pembayaran tidak hanya mencatat hak dan
kewajiban yang timbul karena adanya perdagangan, tetapi juga mencatat hak dan
kewajiban keuangan dengan luar negeri yang tidak hanya karena perdagangan.
Namun demikian, yang dicatat di dalam neraca pembayaran hanyalah transaksi
ekonomi. Transaksi yang menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari
penduduk negara lain disebut transaksi kredit, sedangkan transaksi yang menimbulkan
kewajiban untuk membayar penduduk negara lain disebut transaksi debit.
Untuk menentukan apakah seseorang sebagai penduduk (orang dalam negeri)
ataukah sebagai orang luar negeri, perlu diperhatikan tempat tinggalnya. Seseorang
dianggap penduduk suatu negara apabila bertempat tinggal di negara tersebut. Orang
yang telah menetap dalam enam bulan atau lebih baik warga negara Indonesia atau
warga negara asing, dianggap sebagai penduduk Indonesia. Namun, para wisatawan
asing dan para diplomat tidak dapat dianggap sebagai penduduk Indonesia.
Alasannya
adalah,
mereka
Transaksi yang dicatat di dalam

hanya
neraca

bertempat
tinggal
sementara.
pembayaran dapat dibedakan menjadi

transaksi sedang berjalan dan transaksi kapital. Yang dimaksud dengan transaksi
sedang berjalan (current account) adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan
jasa. Adapun yang dimaksud dengan transaksi kapital (capital account) adalah
transaksi yang menyangkut investasi modal dan emas. Transaksi satu arah (bukan

transaksi timbal balik) antara lain pemberian hadiah (gift), bantuan (aid), dan
pemberian yang lain dapat digolongkan ke dalam transaksi sedang berjalan (transaksi
tersendiri).
Pos-pos yang

tertuang

di

dalam

neraca

pembayaran

antara

lain

transaksi:

1) Barang.
2) Jasa-jasa.
3) Bunga modal dan dividen.
4) Hadiah.
5) Investasi jangka panjang.
6) Investasi jangka pendek.
7) Perpindahan emas moneter.
Negara

yang

mengetahui:
1) Keadaan

menyusun
keuangan

mencermati neraca
negara menambah
2) Sumbangan
yang

neraca
yang

pembayaran

terkait

dengan

memperoleh
pembayaran

manfaat
luar

yaitu

negeri

dapat
dengan

pembayaran, kita dapat mengetahui apakah sebaiknya suatu


impor atau sebaliknya justru harus menambah ekspor.

dari transaksi ekonomi internasional terhadap penerimaan negara


bersangkutan.

3)
Hal-hal
yang
berhubungan
dengan
perdagangan
4) Hubungan ekonomi suatu negara dengan negara-negara tertentu

luar

negeri.

Anda mungkin juga menyukai