Anda di halaman 1dari 24

INTERNATIONAL COMMERCIAL TERM

(INCOTERMS)

PENGERTIAN INCOTERMS :

Incoterms adalah serangkaian terminologi berupa ketentuan komersial


internasional yang mengatur ketentuan transaksi perdagangan internasional.
Incoterms bukan merupakan instrumen hukum publik, maka sifat dasar
penggunaannya adalah merupakan kesepakatan kedua belah pihak (penjual
dan pembeli).
Incoterms dirumuskan dan ditetapkan oleh International Chamber of
Commerce (ICC) pada tahun 1936 di Paris (setelah masa Perang Dunia I)
untuk penafsiran dan syarat-syarat perdagangan.
Incoterms beberapa kali dilakukan perubahan pada tahun : 1953, 1967, 1976,
1980, 1990, 2000, 2010, dan 2020. Dan mulai tahun 1980, Incoterm ditinjau
per 10 tahun sekali.

TUJUAN INCOTERMS :
Dalam perdagangan internasional, Incoterms bermanfaat untuk memberikan
fasilitas persyaratan kontrak yang jelas dan detail untuk pengiriman cargo.
 memudahkan kedua belah antara pihak penjual (Seller) dan pihak
pembeli (Buyer) dengan jelas menentukan titik pengiriman dan tanggung
jawab (RESPONSIBILITY) penjual, risiko (RISK), dan biaya (COST).
MANFAAT INCOTERMS :
Incoterm berfungsi untuk menyeragamkan penafsiran mengenai hak dan
kewajiban pembeli dan penjual dalam transaksi internasional. Hal ini dibuat
untuk menghindari konflik yang dihadapi para eksportir dan importir
(pembeli dan penjual).
Maksudnya bahwa pengaturan syarat penyerahan barang dalam suatu
transaksi perdagangan internasional harus selalu disepakati pada saat
melakukan Kontrak Penjualan/Pembelian (Sales Contract).
 Misalnya ketika dalam pengiriman terjadi permasalahan seperti barang
rusak atau hilang, siapakah yang akan bertanggung jawab? Pihak yang
bertanggung jawab adalah pihak yang diatur dalam incoterms.
Apa saja INCOTERMS yang digunakan ?

INCOTERMS yang berlaku saat ini adalah incoterms 2020, yang merupakan
revisi dari incoterms 2010 dan 2000. Walaupun merupakan revisi, namun
incoterms 2000 masih berlaku, asal ditulis jelas di dalam kontrak perjanjian.
Incoterms berisi seperangkat klausul persyaratan perdagangan yang intinya
mengatur 3 (tiga) hal :
1) Biaya (cost), pembagian/pengalihan beban biaya yang ditanggung oleh
masing-masing pihak dalam pengiriman/pengantaran barang.
-> Penjual harus mengetahui sampai titik mana mereka harus menanggung
beban biaya, dan pihak pembeli harus mengetahui dari titik mana
kewajiban menanggung biaya pengantaran barang harus dilakukan.
2) Resiko (risk), mengandung pengertian sebagai pembagian/pengalihan
resiko atau konsekuensi yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak
berkaitan dengan proses pengiriman/pengantaran barang.
-> Beberapa resiko yang mungkin terjadi : musnah, rusak, hilang, atau biaya-
biaya yang timbul di luar perjanjian kontrak.
3) Tanggung Jawab (Responsibility), pengaturan tanggung jawab atas tugas
pengurusan yang timbul sbg konsekuensi dari proses pengantaran barang.
-> Misalnya dalam terms FCA diatur kewajiban penjual untuk mengurus
lisensi, otorisasi, atau izin keamanan dalam rangka ekspor di negara
penjual.
Pada INCOTERMS 2020, istilah dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
- transportasi umum (darat, laut, udara, rel) dan
- transportasi laut (khusus laut saja), yang terdiri dari 11 istilah, dimana 7
istilah berlaku secara umum, dan 4 istilah yang berlaku khusus untuk
pengiriman melalui transportasi air.

Pengelompokkan INCOTERMS sebagai berikut :


 Grup E : Penjual bertanggung jawab untuk menyediakan dan menyiapkan
barang di lokasi pabrik produsen/penjual (seller).
 EXW
 Grup F : Penjual bertanggung jawab untuk mengantarkan/mengirimkan
barang ke perusahaan pengangkutan, atau tempat yang telah ditentukan
oleh pembeli.
 FCA, FOB, FAS
 Grup C : Penjual menanggung biaya pengiriman sampai titik yang telah
ditentukan oleh kedua belah pihak (dan membayar asuransi untuk terms
CIF and CIP).
 CIF, CIP, CFR, CPT
 Grup D : Penjual menanggung sebagian besar biaya, tanggung jawab, dan
resiko yang dibutuhkan untuk mengirim barang ke tempat pembeli.
 DDP/DDU, DAP, DPU

UPDATE / perubahan dalam Incoterms 2020 dari Incoterm 2010 :


1. DAT (Delivery At Terminal) diubah menjadi DPU (Delivery at Place Unloaded)
2. Ganti asuransi di CIP / CIF, meningkat dari Institute Cargo Clauses (C) ke
Institute Cargo Clauses (A).
3. Derail Cost (Rincian biaya) dipelabuhan dan tempat pengiriman lebih
diperjelas
4. Persyaratan keamanan container : Verified Gross Mass/VGM yang standar
International : SOLAS (International Convention for Safety of Life at Sea)
5. Ketentuan Seller / Buyer menggunakan transportasi sendiri
6. Incoterms FCA, FOB dan hubunganya dengan Bill of Lading
TERMONOLOGI INCOTERMS :

1. EXW (Ex-Works), penulisan pada kontrak : EXW [nama tempat/lokasi]


 pihak produsen/ penjual (seller) menentukan tempat pengambilan
barang.

 pembeli (buyer) menanggung semua biaya transportasi, asuransi, dan


juga resiko (yang mungkin terjadi dalam pengantaran); dimulai dari
ongkos pengangkutan di gudang/pabrik penjual sampai ke gudang kita
sebagai pembeli.
Terms ini juga mengatur pemilihan tranportasi (darat/udara/laut/rel),
pemilihan vendor transportasi yang akan dipakai, sampai proses custom
clearance dan penyiapan seluruh dokumen.
Namun jika pembeli ingin biaya loading (pemindahan barang dari gudang
penjual ke atas truk pengantaran) ditanggung oleh penjual, maka di dalam
kontrak pembelian dapat ditulis “EXW pemindahan barang dari gudang
pembeli ke truk, resiko dan biaya ditanggung oleh penjual”.
Terms ini tidak dapat digunakan jika pembeli tidak dapat melakukan atau
tidak mempunyai izin untuk melakukan eksport di negara penjual (origin).
Jika pembeli memiliki kendala ini maka terms yang dapat dipakai adalah FCA
(Free Carrier).

Kewajiban Penjual :
 Menyediakan barang di tempat dan waktu yang disepakati sesuai kontrak
penjualan.
 Wajib memberitahu pembeli mengenai ketersediaan barang dari jauh-jauh hari
agar pembeli dapat mempersiapkan seluruh proses angkut.
 Menyediakan packing yang sesuai dan aman (kecuali tidak diharuskan di dalam
kontrak).
 Membantu pembeli dapat mendapatkan seluruh dokumen pemerintahan dalam
proses ekspor yang mungkin dibutuhkan oleh pembeli.

Kewajiban Pembeli :
 Mengambil barang di tempat dan waktu yang telah disepakati di dalam kontrak
penjualan.
 Melakukan proses eksport clearance.
 Menanggung seluruh resiko dan biaya dimulai dari penempatan barang di
tangan pembeli (atau ditangan vendor pengangkutan barang yang ditunjuk oleh
pembeli).
 Menanggung seluruh biaya dan pengeluaran segala dokumen yang dibutuhkan
oleh pembeli.
 Menanggung segala biaya dan resiko pada saat loading barang ke sarana
transportasi yang ditunjuk oleh pembeli (kecuali tertulis dalam kontrak
pembelian).
2. FOB (Free on Board) ; FOB [nama pelabuhan keberangkatan]
 pihak penjual menanggung biaya pengiriman/pengantaran barang dari
lokasi pabrik sampai barang telah dimuat di atas kapal yang siap
berangkat dengan lokasi pelabuhan sesuai kesepakatan kontrak,
berikut bertanggung jawab dalam mengurus izin ekspor.
FOB, hanya berlaku untuk transportasi air, setelah barang dimuat ke dalam
kapal sampai ke tempat tujuan, maka segala resiko dan biaya yang keluar akan
ditanggung oleh pembeli.
Jika ingin menggunakan terms FOB, sangat disarankan untuk memberikan
spesifikasi nama daerah dimana pelabuhan berada. Jangan hanya menuliskan
terms FOB saja di dalam kontrak penjualan, karena bisa diartikan banyak hal.
 Misalnya: di dalam kontrak sebaiknya ditulis FOB North Continental port,
dibandingkan FOB Hamburg atau FOB Rotterdam, karena penjual dapat mengirimkan
barangnya di pelabuhan yang tidak dimaksud oleh pembeli karena alasan biaya atau
jadwal yang sama, namun lebih mudah dicapai dari gudang penjual, namun tidak
berarti biaya pengiriman akan lebih menguntungkan buat pembeli, dan sebaliknya.

Kewajiban Penjual:
 Menyiapkan dan mengepak barang sesuai ketentuan kontrak.
 Mengantarkan dan bertanggung jawab secara pembiayaan dan resiko
terhadap barang sampai naik ke kapal.
 Menanggung biaya perhitungan berat dan volume dari barang yang akan
dikirimkan.
 Menyediakan dokumen pendukung untuk pengiriman (Invoice, Packing
List, Certificate of Origin, dsb) dengan biaya yang dibebankan kepada
pembeli.
 Membayar biaya penyediaan Bukti pengiriman / proof of delivery kepada
pembeli.

Kewajiban Pembeli:
 Reservasi tempat di kapal dan memberikan instruksi kepada penjual agar
barang dapat dinaikkan ke atas kapal sesuai waktu booking. (Proses
registrasi booking kapal dan pemberian instruksi biasanya dilakukan oleh
agen forwarding (forwarder) yang ditunjuk oleh pembeli).
 Menanggung biaya dan resiko barang dan proses pengantaran pada saat
kapal berangkat.
 Menanggung biaya dokumen yang dibutuhkan untuk proses eksport
barang yang dibeli.
 Membayar biaya demurrage yang terjadi di pelabuhan sebelum
pengapalan, kecuali biaya tersebut keluar karena kesalahan penjual.
 Menanggung biaya yang muncul akibat kapal yang dipilih oleh pembeli
atau agen forwarding ternyata tidak mampu mengangkut barang yang
dibeli.
 Membayar biaya dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh pembeli,
dimana penjual yang harus menyediakan.
 Membayar biaya inspeksi jika dibutuhkan.
3. FCA (Free Carrier) ; FCA (nama tempat) : 
 pihak penjual hanya bertanggung jawab untuk mengurus izin ekspor dan
menyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yg telah ditentukan.

Terms ini sangat sesuai dipakai dalam dunia transportasi modern saat ini
karena Terms ini dapat digunakan untuk segala macam mode transportasi :
darat/laut/udara, maupun seperti sarana pengangkut multimodal dengan
menggunakan kontainer atau “roll on-roll off” (RO/RO) perjalanan dengan
trailers dan kapal ferri.

Terms ini hampir sama dengan FOB, bedanya pengalihan tanggung jawab,
resiko, dan biaya yang ditanggung oleh penjual adalah ketika barang
diantarkan sampai ke pelabuhan/bandara/stasiun yang telah disepakati di
dalam kontrak (tidak sampai barang tersebut di loading ke atas vessel), atau
telah dipindahtangankan ke Carrier atau agen forwarding yang bertanggung
jawab dan telah ditunjuk oleh pembeli.
Proses clearance barang ditanggung/dilakukan oleh agen forwarding yang
telah ditunjuk oleh pembeli, walaupun asistensi penjual dibutuhkan untuk
mengawal agen forwarding dalam melakukan seluruh proses pengantaran di
negaranya.
Carrier : perusahaan sarana pengangkut yang mewakili pihak perusahaan
sebagai eksportir untuk melakukan kegiatan pengangkutan barang lewat
darat / laut / udara / rel / sungai maupun kombinasi dari itu.
Penyerahan barang kepada Carrier telah terpenuhi bila :
1. Jika mengirimkan barang melalui kereta api dengan menggunakan wagon
atau kontainer, penjual harus meletakkan barang dengan baik dan setelah
barang dinaikan maka penyerahan barang kepada Carrier telah terpenuhi.
2. Dalam mode transportasi darat, penyerahan barang kepada Carrier telah
terpenuhi bila :
a. Barang telah diangkut ke dalam truk yang disediakan pembeli melalui
carrier.
b. Barang telah diantarkan ke tempat carrier atau orang wakil dari
pembeli.
3. Dalam kasus transportasi sungai, tanggung jawab penjual selesai ketika
barang sudah naik ke atas kapal yang telah disediakan / di booking oleh
pembeli.
4. Jika menggunakan transportasi laut sebaiknya jangan menggunakan terms
FOB jika menggunakan Container.
a. FCL (Full Container Load / 1 kontainer eksklusif untuk 1 jenis barang
milik 1 badan usaha) maka penyerahan barang kepada Carrier telah
terpenuhi jika barang sudah dipindahtangankan ke Carrier.
b. LCL (Low Container Load / 1 kontainer terdiri dari beberapa jenis barang
dan badan usaha) maka penyerahan barang kepada Carrier telah
terpenuhi jika barang sudah sampai pelabuhan, siap untuk dimasukan
ke dalam container.
5. Untuk transport melalui udara, penyerahan barang telah terpenuhi jika
barang sudah dipindahtangankan ke carrier.
4. FAS (Free Alongside Ship) : FAS (nama pelabuhan keberangkatan),
 pihak penjual bertanggung jawab sampai barang berada di pelabuhan
keberangkatan dan siap disamping kapal untuk dimuat. Hanya berlaku
untuk transportasi air.

Terms FAS khusus dipakai hanya untuk transportasi laut dan inland waterway
(sungai). Pada praktiknya terms ini digunakan dimana penjual memiliki akses
langsung terhadap sarana pengangkut untuk loading barang; kargo berukuran
besar maunpun tempat meletakan barang tanpa kontainer.
Jika menggunakan kontainer, maka lebih baik menggunakan terms FCA. Dalam
FAS, penjual mengantarkan barang dan melakukan eksport clearance di pelabuhan
yang telah disepakati, dimana setelah itu segala resiko, tanggung jawab dan biaya
ditanggung oleh pembeli. Pembeli bertanggung jawab dari saat loading barang ke
atas kapal sampai ke tempat tujuan.

5. CFR (Cost and Freight) ; CFR (nama pelabuhan tujuan) : 


 pihak penjual menanggung biaya sampai kapal yang memuat barang
merapat di pelabuhan tujuan, tetapi tanggung jawab hanya sampai saat
kapal berangkat dari pelabuhan keberangkatan. Hanya berlaku untuk
transportasi laut/sea.
Kewajiban Penjual:
 Menyewa dan membayar transportasi barang ke pelabuhan tujuan sesuai
rute normal kecuali dituliskan dalam kontrak penjualan.
 Mendapatkan dan membayar clean B/L (a through B/L) untuk barang yang
diantar; clean B/L (a through B/L) adalah B/L yang mencatat seluruh
perjalan kapal; rute perjalanan, dimana kapal transit, dsb.
 Menyiapkan dan mengepak barang sesuai ketentuan kotrak.
 Menanggung biaya perhitungan berat dan volume dari barang yang akan
dikirimkan.
 Menanggung biaya dokumen yang dibutuhkan untuk proses eksport
barang yang dibeli dan membayar biaya demurrage yang terjadi di
pelabuhan sebelum pengapalan, kecuali biaya tersebut keluar karena
kesalahan penjual.
 Menanggung seluruh resiko pengantaran barang sampai kapal jalan.
 Menyediakan dokumen pendukung untuk pengiriman (Invoice, Packing
List, Surat Keterang Asal / Certificate of Origin, dsb) dengan biaya yang
dibebankan kepada pembeli.
 Segera memberitahu pembeli mengenai keberangkatan kapal.
 Menyediakan dan membayar seluruh transport dokumen untuk proses
import pembeli.
Kewajiban Pembeli:
Menanggung seluruh resiko pengantaran barang ketika mulai jalan dari
negara asal menuju tempat tujuan.
 Membayar dokumen pendukung untuk pengiriman (Invoice, Packing List,
Surat Keterang Asal / Certificate of Origin, dsb), kecuali dokumen B/L.
 Menerima B/L yang telah dicap “freight paid” atau “freight prepaid”
sebagai bukti pembayaran dan mengatur pembayaran setelah menerima
dokumen tersebut, sesuai dengan kontrak penjualan, walaupun barang
masih dalam perjalan atau sampai ke tempat tujuan.
 Menanggung biaya unloading, lighterage, dock charges di pelabuhan
tujuan, termasuk didalamnya proses customs clearance dan pembayaran
bea masuk dan pajak, dsb.
 Menanggung pengeluaran lebih yang mungkin muncul pada saat
pengantaran seperti misalnya terjadi hal-hal darurat, back freight, dsb.
 Membayar biaya inspeksi jika dibutuhkan.

6. CIF (Cost, Insurance and Freight) : CIF (nama pelabuhan tujuan) ;


 sama seperti CFR ditambah pihak penjual wajib membayar asuransi
untuk barang yang dikirim. Hanya berlaku untuk transportasi air.
Kewajiban penjual dan pembeli sama dengan incoterms CFR, bedanya terms
CIF juga menjangkau masalah asuransi.
Kewajiban Penjual:
 Membayar asuransi dan bekerja sama dengan perusahaan asuransi,
dimana jangkauan asuransi yang dibayar diperluas sampai kepada resiko,
durasi dan perjalanan seperti dituliskan dalam kontrak penjualan
(disarankan untuk pembeli diikutkan dalam dokumen permohonan dan di
dalam kontrak pengadaan untuk tambahan asuransi yang dibayar oleh
penjual).
 Menyediakan polis atau sertifikat asuransi bersamaan dengan B/L dan
dokumen lainnya yang diserahkan kepada pembeli pada saat pengambilan
barang di port tujuan.

Kewajiban Pembeli:
 Menanggung pembiayaan asuransi suplemen tambahan yang tidak
ditanggung oleh penjual, dan tidak tertulis dalam kontrak penjualan.
 Mengurus klaim asuransi.

7. CPT (Carriage Paid To) ; CPT (nama tempat tujuan) : 


 pihak penjual menanggung biaya sampai barang tiba di tempat tujuan, tetapi
tanggung jawab hanya sampai saat barang diserahkan ke pihak pengangkut.
Term CPT mewajibkan penjual untuk melakukan export clearance. Term ini dapat
digunakan untuk segala mode transportasi.
Resiko kehilangan atau kerusakan barang ditanggung oleh penjual sampai pada
saat transfer ke tangan carrier (tapi belum naik ke kapal), setelah itu maka resiko
dan tanggung jawab telah berpindah ke pembeli.

Jika menggunakan beberapa carrier untuk pengantaran, misalnya: barang


harus diangkut oleh truk (perjalanan darat), untuk kemudian dipindahkan ke
kapal (perjalanan laut), maka resiko berpindahtangan pada saat penjual
mentransfer barang ke carrier pertama (truk – lewat darat).
8. CIP (Carrier Insurance Paid To) ; CIP (nama tempat tujuan): 
 sama seperti CPT ditambah pihak penjual wajib membayar asuransi untuk
barang yang dikirim.
Terms ini memiliki kewajiban yang sama dengan terms CPT. Namun dalam terms
CIP, penjual harus membayar asuransi kargo yang melindunginya dari resiko
kehilangan atau kerusakan barang pada saat pengantaran.

Jika memakai CIP maka penjual bertanggung jawab terhadap penggantian


asuransi dengan nilai minimum dan terbatas, namun pembeli dapat meminta
penjual untuk memperluas tanggungan asuransi, dan ditulis di dalam
kontrak. Term CIP mewajibkan penjual melakukan eksport clearance.

9. DDP (Delivered Duty Paid) ; DDP (nama tempat tujuan): 


 pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat
tujuan, termasuk biaya asuransi dan semua biaya lain yang mungkin
muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli.
Izin impor juga menjadi tanggung jawab pihak penjual.

Terms DDP dapat digunakan untuk segala macam mode transportasi, atau
menggunakan lebih dari satu macam transportasi.
Penjual bertanggung jawab untuk :
 memilih transport,
 melakukan proses custom clearance,
 membayar bea masuk dan pajak, dan
 mengantarkan barang ke tempat yang telah disepakati.
Perpindahan resiko dari penjual ke pembeli terjadi pada saat proses
unloading barang dari truk ke gudang pembeli.
Terms ini meletakkan tanggung jawab (resiko dan biaya) penuh kepada
penjual, dan merupakan satu-satunya term dimana penjual bertanggung
jawab untuk melakukan proses import clearance dan membayar biaya masuk
dan pajak.

Penggunaan terms ini di dalam kontrak penjualan akan cukup menyulitkan untuk
penjual, karena di beberapa negara, prosedur custom clearance bisa sangat sulit,
apalagi jika penjual tidak memiliki kantor cabang atau orang lokal yang mempunyai
pengetahuan import barang.

Jika terms ini tetap ingin dipakai dengan kondisi penjual tidak dapat membayar
pajak VAT, maka di dalam kontrak dapat ditulis DDP (VAT unpaid).

DDU (Delivery Duty Unpaid); DDU (nama tempat tujuan) : 


 pihak penjual bertanggung jawab mengantar barang sampai di tempat tujuan,
tetapi tidak termasuk biaya asuransi dan biaya lain yang mungkin muncul
sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli. Izin impor
menjadi tanggung jawab pihak pembeli.

10. DAP (Delivered at Place); DDP (Nama Tempat Tujuan)


 membebankan tanggung jawab penjual untuk mengatur proses
pengantaran sampai ke tempat yang telah disepakati, dimana barang telah
siap untuk di unloading.
Hal yang membedakan antara DAP dengan DAT (Delivered at Terminal);
dimana penjual juga harus bertanggung jawab untuk melakukan proses
unloading barang.

Jika penjual ingin menggunakan term DAP, penjual harus memiliki kontrak
yang jelas dengan carrier dimana jasa carrier akan dibayar sampai proses
unloading selesai, karena walaupun penjual yang melakukan proses eksport
clearance, namun pembeli pun mempunyai tanggung jawab untuk
melakukan proses import clearance.
Setelah proses import clearance selesai, maka tanggung jawab kembali lagi
kepada penjual (dengan menggunakan jasa carrier sebagai wakil penjual)
untuk mengantarkan barang ke tempat tujuan yang telah disepakati.
Jika pembeli mengharapkan penjual juga melakukan proses import
clearance, maka term yang harus digunakan adalah DDP, bukan DAP.
11. DPU (Delivered at Place Unloaded); DPU (Nama Tempat Tujuan)
 Incoterms 2020 : Terms DPU dapat digunakan untuk segala macam mode
transportasi, dimana penjual bertanggung jawab untuk memilih transport
dan mengantarkan barang yang sudah di unloading dari kendaraan yang
dipakai untuk mengantarkan barang pada tempat atau lokasi yang
ditunjuk oleh pembeli.
Place disini adalah merupakan tempat dimana barang dapat di unload,
seperti di wharf, container yard, atau cargo terminal bandara.
Penjual dan pembeli harus menuliskan secara spesifik di kontrak penjualan
mengenai terminal (nama, nomor, dsb) agar tidak membingungkan, karena
banyak terminal yang memiliki area sangat luas.

Incoterms 2020 adalah set kesembilan dari ketentuan kontrak internasional yang telah
ditetapkan yang diterbitkan oleh Kamar Dagang Internasional, dengan set pertama telah
diterbitkan pada tahun 1936. Incoterms 2020 menetapkan 11 aturan, jumlah yang sama
seperti yang didefinisikan oleh Incoterms 2010 .  Satu aturan versi 2010 ("Delivered at
Terminal"; DAT) dihapus, dan digantikan oleh aturan baru ("Delivered at Place Unloaded";
DPU) dalam aturan 2020.
Asuransi yang disediakan dengan ketentuan CIF dan CIP juga telah berubah, meningkat dari
Institute Cargo Clauses (C) ke Institute Cargo Clauses (A).
Dalam versi sebelumnya, aturan dibagi menjadi empat kategori, tetapi 11
ketentuan Incoterms 2020 yang telah ditentukan sebelumnya dibagi lagi menjadi dua
kategori hanya berdasarkan metode pengiriman . 
Kelompok tujuh aturan yang lebih besar dapat digunakan terlepas dari metode transportasi,
dengan kelompok empat aturan yang lebih kecil hanya berlaku untuk penjualan yang hanya
melibatkan transportasi melalui air di mana kondisi barang dapat diverifikasi pada titik
pemuatan di atas kapal. Karenanya mereka tidak boleh digunakan untuk pengangkutan
kontainer, metode transportasi gabungan lainnya, atau untuk transportasi melalui jalan darat,
udara atau kereta api.
Incoterms 2020 juga secara resmi mendefinisikan pengiriman. Sebelumnya, istilah tersebut
telah didefinisikan secara informal tetapi sekarang didefinisikan sebagai titik dalam transaksi
di mana "risiko kehilangan atau kerusakan [terhadap barang] beralih dari penjual ke
pembeli." 
BY SEA FREIGHT - EKSPOR
NO EX WORK FOB CFR CIF
1 THC / CFS SEA FREIGHT SEA FREIGHT
2 DOCUMENT FEE THC / CFS THC / CFS
3 HANDLING DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE
4 TRUCKING HANDLING HANDLING
5 TRUCKING TRUCKING
6 INSURANCE

BY AIR FREIGHT - EKSPOR


NO EX WORK FOB CFR CIF
1 DOCUMENT FEE AIR FREIGHT AIR FREIGHT
2 WAREHOUSE DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE
3 HANDLING WAREHOUSE WAREHOUSE
4 TRUCKING HANDLING HANDLING
5 TRUCKING TRUCKING
6 INSURANCE

BY SEA FREIGHT - IMPOR


NO EX WORK FOB CFR CIF KETERANGAN
1 LOCAL DELIVERY di negara asal
2 LOCAL CUSTOMS di negara asal
3 LOCAL HANDLING di negara asal
4 SEA FREIGHT SEA FREIGHT
5 THC / CFS THC / CFS THC / CFS THC / CFS FCL / LCL
6 AGENCY FEE AGENCY FEE AGENCY FEE AGENCY FEE
7 DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE
8 WAREHOUSE / WAREHOUSE / WAREHOUSE / WAREHOUSE /
DEMURRAGE
9 HANDLING DEMURRAGE
HANDLING DEMURRAGE
HANDLING DEMURRAGE
HANDLING
10 TRUCKING TRUCKING TRUCKING TRUCKING
11 INSURANCE INSURANCE INSURANCE
12 BM - PPN - PPh BM - PPN - PPh BM - PPN - PPh BM - PPN - PPh

BY AIR FREIGHT - IMPOR


NO EX WORK FOB CFR CIF KETERANGAN
1 LOCAL DELIVERY di negara asal
2 LOCAL CHARGES di negara asal
3 LOCAL HANDLING di negara asal
4 AIR FREIGHT AIR FREIGHT
5 AGENCY FEE AGENCY FEE AGENCY FEE AGENCY FEE
6 DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE DOCUMENT FEE
7 WAREHOUSE WAREHOUSE WAREHOUSE WAREHOUSE
8 HANDLING HANDLING HANDLING HANDLING
9 TRUCKING TRUCKING TRUCKING TRUCKING
10 INSURANCE INSURANCE INSURANCE
Hatur nuhun

Anda mungkin juga menyukai