Anda di halaman 1dari 5

Gambaran Umum Biaya Import FCL

Posted on 16 April 2015 by niswiyana

Hmmm..terpikir menulis ini karena ada satu shipment kami, import 1×40
feet RF (reefer container) sudah menghabiskan biaya sekitar 250 juta?
Wawwww…Sungguh-sungguh penghambur-hamburan uang, barang yang
kami import sudah tidak memiliki untung sama sekali. Hehehe..
Jadi agar menjadi perhatian bagi pelaku bisnis, khususnya yang bergerak
di bidang export import, ada biaya selain biaya barang import dan biaya
perjalanan kapal (ocean freight) ada biaya-biaya lain yang timbul ketika
kapal sudah sandar di Indonesia.
Secara umum biaya yang timbul pada saat import adalah :
1. Pajak import (BM, PPn, PPh)
2. Biaya Storage di pelabuhan (Penumpukan, Lift On, Behandel,
Administrasi, monitoring, plugging)
3. Biaya Pelayaran untuk tebus D/O diantaranya freight charge (Jika
collect), THC, Doc Fee, Cleaning Fee, Jaminan Kontainer
4. Lift off, cleaning, administrasi (ditagih oleh depo saat
mengembalikan container kosong)
5. Demmurage/detention jika ada
6. Biaya Repair Container (Saat container kosong dikembalikan ke
depo, maka setelahnya dilakukan survey oleh petugas depo, jika ada
kerusakan maka biayanya akan di ambil dari jaminan kontainer yang
sebelumnya sudah kita bayarkan)
Gambar 1 Gambaran Umum Inbound FCL

Nah, lebih detail mengenai penjelasan biaya yang timbul di atas ada
dibawah ini :
1. IMPORT DUTY & TAX Sudah jelas yang akan timbul adalah pajak
import yang terdiri dari PPH, PPN dan Bea Masuk, walaupun PPN dan
PPH bisa dikreditkan nanti. (Besarnya tergantung nilai invoice dan HS
Code yang digunakan)
2. Penumpukan di Pelabuhan biaya numpang tidur container di
pelabuhan, jadi penumpukan ini biaya pinjam space tempat di
pelabuhan. Besarnya biaya tergantung jenis container yang
digunakan. Nah, dibawah ini contoh untuk pelabuhan di Jakarta (Tj.
Priok) kurang lebih di pelabuhan lain di Indonesia juga sama. Berikut
rincian Tarif Dasar Penumpukan (TDP) untuk pengenaan penumpukan
di Tj. Priok :
Jenis Kontainer Cur 20 Feet 40Feet 45 Feet
Full Dry Container IDR 27, 200 54,400 68,000
Empty Dry Container IDR 13,600 27,200 34,000
Reefer Container IDR 62,900 125,800 157,250
3. Dibawah ini perhitungan penumpukan :
4. Tarif LAMA (SK Direksi Pelindo II tahun 2014)
Tarif Penumpukan Perhitungan
Free Time Hari ke 1 – 3 GRATIS
Masa I Hari ke 4 – 10 TDP x 500% x Ʃ container x Ʃ hari
Masa II Hari ke 11 – SeterusnyaTDP x 750% x Ʃ container x Ʃ hari
Dikenakan Jika Sudah
SPPB tapi container
belum juga di ambil
Pinalti dari Gudang Peti TDP x Masa I/II x 200% x Ʃ container x Ʃ
SPPB Kemas hari
5. Contoh :
6. 4 x 20 feet Dry Kontainer datang tanggal 01 April 2015, baru SPPB
dan keluar dari Terminal Peti Kemas (UTC contohnya) Tgl 16 April
2015.
7. Jadi perhitungannya, dengan tarif dasar 20ft dry Rp 27.200,-
adalah :
8. 01 April – 03 April = Free time
9. 04 April – 10 April = 4 container x 7 hari x Rp 27.200,- x 500 % = Rp
3.808.000,-
10. 11 April – 16 April = 4 container x 6 hari x Rp 27.200,- x 750 % = Rp
4.896.000,-
11. Jadi total yang harus dibayar untuk storage = Rp 3.808.000,- + Rp
4.896.000,- = Rp 8.704.000,-
12. Lumayan kan ya, besar..jadi semakin cepat proses semakin kecil
biaya yang di timbulkan.
13. Ini sudah tidak berlaku lagi, tarif yang baru sesuai Keputusan Direksi
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HL.566/27/4/1/PI.II-
16 (Perubahan Kelima)
14. Tarif BARU (SK Direksi Pelindo II tahun 2016)
Tarif Penumpukan Perhitungan
Free Time Hari ke 1 GRATIS
2 Hari ke 2 TDP x 300% x Ʃ container
3 Hari ke 3 TDP x 600% x Ʃ container
4 Hari ke 4 – Seterusnya TDP x 900% x Ʃ container x Ʃ hari
Senin, Selasa, Rabu,
Kamis TDP x Hari (Ke-1,2,3,4) x 200% x Ʃ
Sejak hari Ke-2 container x Ʃ hari
Jumat, Sabtu TDP x Hari (Ke-1,2,3,4) x 200% x Ʃ
Sejak Hari Ke-3 container x Ʃ hari
Pinalti
SPPB Satu hari sebelum
(Hari Libur Nasional, Hari TDP x Hari (Ke-1,2,3,4) x 200% x Ʃ
Terbit) Ke-3 container x Ʃ hari
15. Contoh :
16. 4 x 20 feet Dry Kontainer datang tanggal 01 April 2015, baru SPPB
dan keluar dari Terminal Peti Kemas di pelabuhan Tgl 16 April 2015.
17. Jadi perhitungannya, dengan tarif dasar 20ft dry Rp 27.200,-
adalah :
18. 01 April = Free time
19. 02 April = 4 container x Rp 27.200,- x 300 % x 1 hari = Rp
326.400,-
20. 03 April = 4 container x Rp 27.200,- x 600 % x 1 hari = Rp
652.800,-
21. 04 April-16 April = 4 container x 13 hari x Rp 27.200,- x 900 % =
Rp 12.729.600,-
22. Jadi total yang harus dibayar untuk penumpukan = Rp 13.708.800,-
(Wowww kan, kenaikannya 57 % sodara-sodara!) Jadi harus prepare
sekali untuk dokumen importnya.
23. DEMMURAGE Demmurage itu gampangnya biaya pinjam
kosongan container, pelayaran meminjamkan container itu punya
limit waktunya, biasa FREE TIME DEMMURAGE yang di berikan 7 hari
atau 14 hari untuk dry container dan 5 hari free time untuk refeer
container, dihitung dari mulai tanggal tiba container. Besarnya biaya
demmurage per container per hari berbeda-beda tergantung
pelayarannya. Kisarannya antara USD 20 sampai USD 120
tergantung jenis kontainer untuk 5 hari kerja.
24. DETENTION Jika dalam bahasa inggris ke Indonesia artinya
penahanan. Contoh container tercatat sudah keluar dari pelabuhan
sejak hari senin, 06 April , tetapi empty container belum juga kembali
ke depo sampai hari Rabu, 08 April, nah ini namanya detention dan
di kenakan biaya juga. Besarnya kurang lebih sama dengan
demmurage tergantung pelayarannya.
25. THC (Terminal Handling Container) THC ini jasa pengelola
container yang dibayarkan saat akan ambil D/O, terdiri dari CHC
(Container Handling Charges) dan biaya surcharge. Besarnya 20
FT Dry Container–> CHC USD 83 + Surcharge USD 12 = USD
95 dan untuk 40 FT Dry Container CHC USD 124 + Surcharge USD
21 = USD 145
26. Container Deposit (Jaminan Kontainer) Ini jaminan saja kepada
pengelola container bahwa container mereka akan dikembalikan lagi
ke depo (Per Juli 2015, beberapa shipping line sudah tidak
mengenakan lagi container deposite).
27. Cleaning Container Ya udah tau lah ya, ini biaya bersih-bersih
container, di khawatirkan container yang kita pakai ini kotor.
28. LIFT ON/LIFT OFF Ini biaya menaikkan atau menurunkan
container turun/naik ke sarana pengangkut (dalam hal ini bisa ke
truck pengangkut kontainer, dll). Besarnya Rp 110.000,- per
container.
29. RECOOLING Nah ini khusus biaya tambahan untuk jenis container
reefer saja, untuk menjaga container dalam keadaan dingin sesuai
suhu yang di standard-kan, maka diperlukan plug dan unplug aliran
listrik ke sistem refrigerator dari container (biayanya bervariasi,
biasanya Rp 200.000,-/shift).
30. MONITORING Biaya pengawasan kontainer di pelabuhan, biasanya
untuk kontainer jenis reefer, dikhawatirkan kontainer kekurangan
supply daya yang menyebabkan suhu container menjadi naik,
biayanya bervariasi.
31. Trucking OB Biaya truck untuk memindahkan kontainer dari
Gudang Penumpukan I ke Gudang Lain yang ditunjuk oleh bea cukai,
biasanya dikarenakan kontainer lama tidak di urus proses
pabeannya, atau sudah selesai proses pabeannya sampai hari ke-3
belum juga dikeluarkan dari terminal.
32. TOESLAG atau TUSLAH biaya tambahan, dikenakan hanya pada
saat menjelang lebaran saja.
33. BEHANDLE adalah penarikan container Gudang Penumpukan (UTC)
ke tempat penumpukan bea cukai untuk pemeriksaan fisik barang
(Biasanya hanya untuk yang terkena Jalur Merah)
34. HANDLING FEE adalah biaya jasa shipping line untuk handle
container kita, sama halnya dengan Handling Fee yang ditagihkan
oleh forwarder merupakan biaya jasa pengurusan pabean.
35. TRUCKING adalah biaya sewa truck yang mengangkut container
dari Terminal Penumpukan ke Destination Warehouse (Factory),
besarnya bervariasi, tergantung negosiasi.
Jadi ternyata banyak sekali kan ya biaya yang timbul.
Oleh karena itu sebelum kapal diimport, harus perhitungkan berapa hal di
antaranya :
1. Lama perjalanan kapal sampai ke pelabuhan negara kita
(Singapore & Malaysia ± 3 hari jika direct, Thailand & Philipina ± 7
hari, Jepang & Korea ± 14 hari, Eropa ± 1 bulan, US & UK ± 1 bulan,
etc..)
2. Kelengkapan dokumen custom clearance
Sebelum import harus mengetahui HS code barang, agar kita
mengetahui dokumen yang dibutuhkan untuk proses pengeluaran
barang, jika barang sudah dikirim dan sudah sampai di pelabuhan
Indonesia, bisa terbayang berapa biaya storage belum lagi
demmurage yang ditimbulkan.
Penting di ingat adalah harus mengetahui regulasi di Indonesia, pihak
yang peng-eksport belum tentu paham regulasi proses importasi di
Indonesia, So, kita harus tahu, bukannya malu bertanya sesat dijalan, tapi
malu belajar sesat di proses custom, gak nyambung !

Anda mungkin juga menyukai