Anda di halaman 1dari 20

PENELITIAN DAN PENETAPAN

NILAI PABEAN

Disampaikan pada :
Rapat Kerja Nasional Fungsional Penilai Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pajak
Semarang, 18 agustus 2016

1 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
DASAR HUKUM

UU Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana


telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006

PMK 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk;



34/PMK.04/2016 tentang Perubahan Atas PMK 160/PMK.04/2010

PDJ PER-20/BC/2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Direktur Jenderal


Bea Dan Cukai Nomor P-22/BC/2009 Tentang Pemberitahuan Pabean Impor

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
ALUR PROSES PENELITIAN DAN PENETAPAN NILAI PABEAN
DBNP I & II sbg Risk Assessment Tool

DNP NILAI TRANSAKSI BARANG IDENTIK S.D. METODE


PENGULANGAN (FALLBACK)
Inisiatif
Berkas
PIB
2 Uji
DBNP II Wajar? WAJAR
T
Penjualan ?
DBNP I
TIDAK WAJAR /
Y DITERIMA
TIDAK ADA

Pembatasan ?
1 Y
Uji
Wajar?
TIDAK WAJAR
ANALISA
PROFIL ? SPTNP
SSPCP

TIDAK DITERIMA
T

Persy / Y
pertimb ?
MEDIUM /
T WAJAR T
HIGH Keberatan?
LOW RISK RISK/VERY
Y Dapat T IU?
Proceeds ? HIGH?
dihitung ?

T
Y
3 TIDAK
DITERIMA
Y
TIDAK
DITERIMA
Y Y INP Keputusan
Berhubungan ? Mempengaruhi DNP? KONSUL
AUDIT Keberatan?
harga ? TASI ?
DITERIMA
T T DITERIMA
NILAI
TRANSAKSI DITERIMA

Jaminan
dikembalikan /
Restitusi
PENELITIAN NILAI PABEAN

6. Nilai Transaksi dapat ditolak WTO Technical Commitee on


Customs Valuation Decision 6.1

5. Masih ada Keraguan - Beban pembuktian ada pada Importir


- Apabila BC mempunyai alasan untuk
meragukan kebenaran dan keakuratan
4. Konsultasi (Permintaan Penjelasan) pemberitahuan nilai pabean, dapat
meminta penjelasan lebih lanjut
3. Ada keraguan atas NP yang diberitahukan - Apabila setelah menerima penjelasan/
dalam hal penjelasan tidak diberikan,
BC masih meragukan kebenaran atau
2. Penelitian Nilai Pabean keakuratan NP dimaksud, NP yang
diberitahukan dapat ditolak.
1. Pemberitahuan Impor Barang

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
DEKLARASI NILAI PABEAN (DNP) INISIATIF DI MUKA

Pasal 28 ayat (3)

 DNP diserahkan oleh Mempercepat proses


importir sbg respons atas penelitian NP terkait
permintaan penjelasan
DNP persyaratan dipenuhinya
petugas BC dengan Informasi
Nilai Transaksi
Nilai Pabean (INP); Inisiatif
 Memberikan payung hukum
atas DNP inisiatif yang
selama ini acapkali telah
disampaikan oleh importir Dwelling Time
sebelum ada INP berpotensi berkurang

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
KONSULTASI Psl.28A

Dasar Pertimbangan :
General Introductory Commentary The Decision 6.1 of the Committee on
Agreement on Implementation of Customs Valuation Regarding Cases where Customs
Article VII Administration have Reasons to Doubt the Truth or Accuracy of
The Declared Value
Where the Customs Value can not be
Konsultasi diberikan kepada seluruh determined under the provisions of The Customs Administration may ask the importer to
Article 1, there should normally be a provide further explanation, including documents or
kategori importir process of consultation between other evidence, that the declared value represent the
Customs Administration and a basis of total amount actually paid or payable for the imported
value under the provision of Article 2 or goods, adjusted in accordance with the provision of
3. It may occur, for exampe, the importer Article 8.
has information about customs value of
Konsultasi merupakan bagian identital or similar imported goods which
If after receiving further information, or in the absence
of a response, Customs still has reasonable doubts
dari tahapan penelitian NP, is not immediately available to the about the truth or accuracy of the declared value, it
Customs Administration in the port of
bukan faktor penentu importation. On the other hand, the
may, bearing in mind the provision of Article 11, be
persyaratan Nilai Transaksi Customs Administration may have
deemed that the customs value of the imported goods
can not be determined under the provision of Article 1.
diterima atau tidak information about the customs value of
identical or similar imported goods which Before taking a final decision, the Customs
is not readily available to the importer. Administration shall communicate to the importer, in
writing if requested, its grounds for doubting the truth or
accuracy of the particulars or documents produced and
A process of consultation between the
the importer shall be given a reasonable opportunity to
two parties will enable information to be
respond.
exchanged subject to the requirements
of commercial confidentiality, with a view When a final decision is made, the Customs
to determining a proper basis of value Administration shall communicate to the importer, in
for customs purposes. writing its decisions and the grounds
6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
ROYALTY, PROCEED& FLOATING PRICE (FUTURE TRADING)

Pasal 32A

Mekanisme
 Biaya / Nilai yang belum
dapat ditentukan secara
Voluntary Pemberian VD & VP
pasti pada saat pengajuan Declaration tidak secara otomatis,
dokumen Pemberitahuan syarat & ketentuan
Pabean Impor (VD) & berlaku
Voluntary
Payment (VP)
VD
VP
7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
DATABASE NILAI PABEAN Pasal 25

WCO Guidelines on the Development and Use of


a National Valuation Database as a Risk Assessment
Tool
 A national valuation database is a risk
assessment tool which may be used by a
Customs Administration along with other risk
tools to assess potential risk regarding the
 Sbg Risk Assessment Tool truth or accuracy of the declared Customs
value for imported goods.
(menilai potensi resiko)
 The information in the database should be
recent data reflecting the Customs value and
other pertinent information for previously
imported goods.

 The values may not be used to determine the


Chapter 6 of The Guidelines on the General
Annex to the Revised Kyoto Convention Customs value for imported goods, as a
(Customs Control) substitute value for imported goods, or as a
mechanism to establish minimum values.
A Risk assessment : “The systematic
determination of risk management priorities  Recognizing that differences in prices, including
by evaluating and comparing the level of substantial declines, are a part of international
risk against redetermined standards, target trade, a difference between the declared value
risk levels or other criteria.” and the database value(s) is not by itself a
reliable indicator of potential risk with respect
to the truth or accuracy of the declared value,
subject to the provisions of Decision 6.1.

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
NILAI TRANSAKSI

Harga yang sebenarnya (actually Biaya-biaya dan/atau nilai-nilai yang


paid) atau seharusnya dibayar harus ditambahkna pada nilai transaksi
(payable) oleh pembeli kepada :
-Royalty
penjual atas barang yang dijual;
-Proceed
dan untuk diekspor kedalam
-Assist
daerah pabean
-Biaya pemuatan &pembongkaran
-Biaya pengangkutan
-Biaya asuransi

9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BIAYA-BIAYA YG HARUS DITAMBAHKAN PADA
NILAI TRANSAKSI
Biaya tambahan yang dibayar oleh Pembeli, yang
Berdasarkan belum termasuk dalam Nilai Transaksi
BANDOT Nilai dari barang dan jasa yang dipasok secara
Article 8 (1) langsung atau tidak oleh pembeli.....(Assist)
Article VII Royalty dan biaya lisensi yang berkaitan dg barang
GATT impor yang sedang ditetapkan NP nya
In framing its legislation, each
member shall provide for the Psl.5 (3)
inclusion in or the exclusion from the PMK-160
Proceeds
customs value, in who or in part, of
the following : Aturan Biaya transportasi
a. The cost of transport of the tambahan
imported goods to the port or Biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan
di setiap
terkait pengangkutan barang impor
place of importation; negara
b. Loading, unloading and handling anggota
charges associated with the
Biaya Asuransi
transport of the imported goods
to the port or place of
importation; and sepanjang belum termasuk dalam harga yg sebenarnya
c. The cost of insurance
(article 8 (2)) atau seharusnya dibayar
10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BIAYA-BIAYA YG HARUS DITAMBAHKAN PADA
NILAI TRANSAKSI

Dalam hal biaya transportasi belum termasuk dalam nilai


transaksi dan bukti nyata atau data yang objektif dan terukur
tidak tersedia, maka besaran biaya transportasi yang
digunakan dalam penentuan nilai pabean sebagaimana
dimaksud dalam pasal 18 (metode fallback) dilakukan dengan
cara sebagai berikut :

5% atau 10% atau 15% dari nilai FOB (via laut)


atau
tarif IATA (via udara)
(Pasal 20 PMK-160)

11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENETAPAN NILAI PABEAN

12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
DASAR HUKUM

UU Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana


telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006

PMK ●
147/PMK.04/2009 tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk;

PDJ PER-20/BC/2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Direktur Jenderal


Bea Dan Cukai Nomor P-22/BC/2009 Tentang Pemberitahuan Pabean Impor

13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENETAPAN NILAI PABEAN

Penjelasan Pasal 16 UU Nomor 17 Tahun 2006

Penetapan Tarif dan NP atas pemberitahuan pabean secara self


assesment hanya dilakukan dalam hal tarif dan nilai pabean yang
diberitahukan berbeda dengan tarif yang ada dan/atau nilai pabean yang
sebenarnya sehingga :

a. BM kurang dibayar dalam hal tarif dan/atau nilai pabean yang ditetapkan
lebih tinggi
b. BM lebih dibayar dalam hal tarif dan/atau NP yang ditetapkan lebih
rendah

14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
METODE PENETAPAN NILAI PABEAN

Pasal 15 UU Nomor 10 Tahun 1995 jo UU Nomor 17 Tahun 2006

I. Metode Nilai Transaksi Barang Impor ybs


II. Metode Nilai Transaksi Barang identik
III. Metode Nilai Transaksi Barang serupa

IV. Metode Deduksi

V. Metode Komputasi

VI. Metode Pengulangan (fallback)


* Metode nilai transaksi barang impor ybs sampai dengan Metode Pengulangan harus diterapkan secara hirarkies

15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pengguguran Pemenuhan Persyaratan Nilai Transaksi
Article 1 par 1 (a), (b), (c) & (d)
Agreement on Implementation of Article VII GATT
a. Barang impor bukan merupakan a. No restrictions as to the disposition or use of the
obyek suatu transaksi jual beli; goods by the buyer other than restriction which :
b. Nilai transaksi tdk memenuhi i) are imposed or required by law or by the
public authorities in the country of importation;
persyaratan untuk diterima sbg
ii) limit the geographical area in which the goods
Nilai Pabean; may be re-sold; or iii) do not substially effect the
c. Penambahan & pengurangan yg value of the goods;
harus dilakukan terhadap harga b. The sale or price is not subject to some condtion
yang sebenarnya atau yang or consideration for which a value cannot be
seharusnya dibayar tidak determined with respect to the goods being
didukung oleh bukti nyata atau valued;
data yang obyektif dan terukur; c. No part of the proceeds of any subsequent
Pasal 5 ayat (2) resale , disposal or use of the goods by the buyer
dan/atau
will accrue directly to the seller, unless an
d. Pejabat BC mempunyai alasan approriate adjustment can be made in
Pasal 7 ayat (1) berdasarkan bukti yang nyata accordance with provision of Article 8;
atau data yang obyektif dan d. The buyer and seller are not related, or where
Pasal 6 terukur untuk tidak menerima the buyer and the seller are related, that the
nilai transaksi sebagai NP transaction value is acceptable for customs
Pasal 28A purposes under the provisions of paragraph 2 of
this article.Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
16
Kementerian Keuangan RI
Pengguguran Pemenuhan Persyaratan Nilai Transaksi

a. Barang impor bukan merupakan a. Tidak terdapat pembatasan atau pemakaian barang impor selain
obyek suatu transaksi jual beli; pembatasan-pembatasan yang :
b. Nilai transaksi tdk memenuhi 1. Diberlakukan atau diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
persyaratan untuk diterima sbg Nilai yang berlaku di dalam daerah pabean;
2. Membatasi wilayah geografis tempat penjualan kembali barang ybs;
Pabean (pasal 7);
atau
c. Penambahan & pengurangan yg harus 3. Tidak mempengaruhi nilai barang secara substansial;
dilakukan terhadap harga yang b. Tidak terdapat persyaratan atau pertimbangan yg diberlakukan thdp
sebenarnya atau yang seharusnya transaksi atau nilai barang impor yg mengakibatkan nilai barang impor tdk
dibayar tidak didukung oleh bukti dpt ditentukan nilai pabeannya;
nyata atau data yang obyektif dan c. Tidak terdapat proceed yang hrs diserahkan oleh pembeli keoada penjual,
terukur; dan/atau kecuali....................;
d. Pejabat BC mempunyai alasan d. Tidak terdapat hubungan antara penjual dan pembeli yang mempengaruhi
harga barang.
berdasarkan bukti yang nyata atau
data yang obyektif dan terukur untuk
tidak menerima nilai transaksi sebagai Selaras dengan
NP.
Article 1 par 1
Article VII GATT 1994
17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA
Importir yang salah memberitahukan nilai pabean untuk penghitungan bea masuk
Pasal 16 ayat (4) sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk dikenai sanksi administrasi
UU No.17 / 2006 berupa denda paling sedikit 100% (seratus persen) dari bea masuk yang kurang dibayar
dan paling banyak 1000% (seribu persen) dari bea masuk yang kurang dibayar.
Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) besarnya dinyatakan dalam:
Pasal 2 ayat (2) a. nilai rupiah tertentu;
b. nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum;
PP No.28 / 2008
c. persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar;
d. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari kekurangan pembayaran bea
masuk atau bea keluar  untuk pasal 16 ayat (4); pasal 17 ayat (4) (sesuai pasal 6 ayat (1) PP
No.28/2008); atau
e. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk yang seharusnya
dibayar.
Rasio kekurangan pembayaran BM dibandingkan dengan BM yang telah dibayar
 s.d. 25% dari BM yg telah dibayar  denda 100% dari BM yg kurang dibayar;
 25% - 50% dari BM yg telah dibayar  denda 200% dari BM yg kurang dibayar;
 > 50% - 75% dari BM yg telah dibayar  denda 400% dari BM yg kurang dibayar;
 > 75% - 100% dari BM yg telah dibayar  denda 700% dari BM yg kurang dibayar;
18  > 100% dari BM yg telah dibayar  denda 1000% dari BM yg kurang dibayar; Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA
UNTUK TARIF ATAU TARIF AKHIR BM 0%

Semua pelanggaran yang oleh Undang-undang ini diancam dengan


sanksi administrasi berupa denda yang dihitung berdasarkan persentase
Pasal 114 ayat (1) dari Bea Masuk, jika tarif atau tarif akhir Bea Masuk atas barang yang
UU No.10 / 1995 berkaitan dengan pelanggaran tersebut nol persen, maka atas
pelanggaran tersebut, si pelanggar dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Terhadap pelanggaran yang dikenai sanksi administrasi berupa denda


yang dihitung berdasarkan persentase dari bea masuk, dalam hal tarif
Pasal 8 atau tarif akhir bea masuk atas barang yang berkaitan dengan
PP No.28 / 2008 pelanggaran tersebut besarnya 0% (nol persen), dikenai sanksi
adminstrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TERIMA KASIH

20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai