Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN

PADA ANGKUTAN LAUT (SHIPPING)

OLEH : KELOMPOK I
1. ELISABET MAU (15.11.1001.3443.166)
2. SUCI ARININGTYAS (15.11.1001.3443.002)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SAMARINDA
PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT
Hasil monitoring perkembangan perusahaan pelayaran tahun 1993 menunjukkan jumlah
perusahaan pelayaran yang telah memiliki SIU sejumlah 1.057 perusahaan, meningkat
94,65% dari tahun 1992. Perusahaan pelayaran rakyat sejumlah 583 perusahaan dan
perusahaan non pelayaran yang memiliki SIOPN sebanyak 399 perusahaan. Disamping itu,
terdapat perusahaan penunjang angkutan laut, yaitu:
1. Perusahaan bongkar muat (PBM) meningkat dari 432 perusahaan pada tahun 1988
menjadi 844 pada tahun 1993 atau naik 95%.
2. Perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) meningkat dari 395 perusahaan pada
tahun 1989 menjadi 826 perusahaan pada tahun 1993 atau naik 103,8%.
3. Perusahaan jasa pengurusan transportasi (JPT) meningkat dari 386 perusahaan pada
tahun 1989 menjadi 916 perusahaan pada tahun 1993 atau naik 109,5%.
4. Pembentukan koperasi tenaga kerja bongkar muat (TKBM) per desember 1993 tercatat
sebanyak 161 koperasi TKBM dengan jumlah tenaga kerja bongkar muat (TKBM)
sebanyak 49.124 orang.
PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT
No Jumlah Perusahaan 1988 1989 1990 1991 1992 1993
Jenis Usaha

1 Perusahaan pelayaran 543 521 692 839 939 1.057

2 Pelayaran rakyat 406 430 462 608 616 583

3 Nonpelayaran 200 1.993 258 323 359 399

4 PBM 432 571 6.990 747 796 844

5 EMKL 443 395 537 616 652 826

6 JPT - 386 447 569 622 914

7 Koperasi TKBM - - 155 156 161 161

Sumber : Laporan Tahunan Departemen Perhubungan 1993/994


CIRI-CIRI ANGKUTAN LAUT
Ciri-ciri pengangkutan laut adalah sebagai berikut:
Jumlah muatan barang maupun penumpang yang diangkut dalam jumlah yang besar dan jarak
yang jauh.
Biaya angkutan relatif lebih murah atau rendah.
Kecepatan berlayar rendah atau lambat, hanya mencapai 15 – 20 mil laut/jam.
Banyaknya handling cargo yang mengalami beberapa kali pengalihan pada waktu dimuat ke
kapal sampai dengan tujuan.
KLASIFIKASI ANGKUTAN LAUT
Kapal Penumpang
Perkembangan kapal penumpang terjadi sewaktu meningkatnya arus imigrasi dari Eropa ke Amerika
dan Australia pada awal abad ke-19. Kapal penumpang juga melayari secara teratur arus penumpang
antara eropa dengan daerah koloni di asia dan afrika.

Kapal Barang
Kapal barang terdiri atas ruang palka yang dapat memuat berbagai jenis barang dan dilengkapi dengan
peralatan bongkar muat barang. Kemajuan teknologi kapal barang terjadi sekitar tahun 1960 dengan
kapasitas kapal sampai 200 DWT yang digerakkan dengan mesin berkekuatan besar, ruang palka yang
besar, dan peralatan bongkar muat yang sempurna.
Berbagai jenis kapal barang dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Kapal general cargo :


Kapal Container
Kapal Ro-Ro (Roll on and Roll off)
Kapal Lash atau kapal tongkang
Kapal Dry Bulk Cargo (Kapal Barang kering curah)

2. Kapal tanker
3. Kapal bulk cargo (barang-barang curah)
4. Kapal serba guna (multi purpose vessel)
Kapasitas kapal
Besarnya angkutan tergantung pada :
1. Sifat barang yang diangkut
2. Jenis alat angkutan
3. Jarak yang ditempuh
4. Kecepatan Rata-Rata
Biaya operasi angkutan laut

Jumlah biaya jasa angkutan tergantung pada:


Jarak dalam ukuran ton – kilometer
Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu
Sifat khusus muatan
Faktor utama yang menentukan struktur biaya atau harga usaha pelayaran (shipping), dapat
dijelaskan oleh model dibuku (HAL 234), yang berlaku bagi harga jasa angkutan sebanyak 1 ton
muatan antara dua pelabuhan (2-port system) yang jarak J mil sama diumpamakan bahwa kapal
beroperasi antara dua pelabuhan (Abbas 1993:181).
Unitisasi Dalam Angkutan Laut
1. Cargo Unitization dalam angkutan laut
Unitization muatan meliputi berbagai cara agar sejumlah muatan berukuran kecil digabung jadi satu
kesatuan dan dapat dikerjakan sebagai satu kesatuan dengan ukuran-ukuran tertentu. Tujuan dari
unitization adalah untuk menyederhanakan proses bongkar / muat dengan menghilangkan pekerjaan
bongkar / muat koli-koli yang kecil dan secara demikian dapat mereduksi biaya transport secara
menyeluruh (over-all cost).

2. Economic and Cargo Unitization


Unitisasi kargo memberikan dampak terhadap jasa angkutan dan pelabuhan / terminal.
Dampak unitisasi jasa angkutan terhadap:
◦ Angkutan jalan raya menggunakan truck deck/head truck + trailer (beban jalan raya + 10 ton).
◦ Kereta api menggunakan gerbong datar dengan tambahan locker.
◦ Kapal
Dampak unitisasi jasa pelabuhan / terminal terhadap:
Pelabuhan
- Draught, dermaga dan lapangan penumpukan.
- Peralatan handling yang digunakan.
- Manajemen operasi.

Terminal pedalaman
- Area penumpukan.
- Peralatan handling.
- Dokumen dan prosedur
Perkembangan Armada Dunia
Kapal-kapal niaga dibuat semakin besar dengan kecepatan juga ditingkatkan, akibat daripada ini adalah bahwa biaya investasi kapal-kapal
bertambah besar, sehingga efiesiensi operation perlu ditingkatkan agar keuntungan penerapan economics of sale dapat dimanfaatkan.

Perkembangan dari pelbagai jenis kapal, yaitu :

1. Kapal-Kapal Muatan Cair Curah (Liquid bulk cargo transport)


Kapal Muatan Curah Cair/Kapal Tanker memiliki kecenderungan dimensi yang semakin besar serta memiliki kecepatan tinggi.
Dimulai dari kapal tanker konvensional yang terus berkembang hingga Ultra Large Crude Carrier (ULCC) yang mampu
mengangkut sebanyak hingga 400.000 Ton
Perkembangan Armada Dunia
2. Kapal-Kapal Barang Kering Curah (Drybulk cargo transport)

Kapal-kapal bulk Cargo juga mengalami perkembangan ukuran yang cukup pesat, namun tidak secepat perkembangan kapal-kapal
tanker. Kapal-kapal bulk Cargo yang ada saat ini umumnya memiliki tonase 152.000 dwt, dan diperkirakan akan mencapai ukuran
200.000 – 250.000 dwt.

Armada kapal bulk, dibagi dalam golongan sbb:


 Kapal-kapal untuk muatan campur (combined carrier)
- Ertsa/Minyak (OCO=Ore Cum Oil)
- Ertsa/Minyak (OBO= Ore Bulk Oil)
 Kapal Drybulk
-Ertsa (Ore Carrier)
- Bulkcarries lainnya
Perkembangan Armada Dunia
3. Kapal Container
Dimulai dari dari kapal generasi pertama yang hanya mampu mengangkut hingga 1.000 teus, saat ini sudah mencapai generasi terakhir dengan muatan
hingga 13.000 Teus.

4. Kapal Angkut Tongkang


Kapal-kapal besar untuk mengangkut tongkang telah mulai beroperasi sejak tahun 1969. dengan sistem angkutan bagai berikut Sistem LASH (Lighter
Aboard Ship) – dimana tongkang diangkut/diturunkan dengan gantry crane, Sistem Seabee – dimana tongkang diangkat dengan elevator, Sistem BACAT
(Barge Aboard Catamaran) – menggunakan kapal catamaran untuk mengangkut tongkang.
Perkembangan Armada Dunia
5. Kapal Roll-On/Roll-off
Prinsip dari pengoperasian kapal Roro adalah barang-barang yang diangkut ditempatkan diatas trailer atau alat angkut lainnya, kegiatan bongkar muat tidak
menggunakan crane namun trailer atau alat angkut yang terdapat barang keluar dari kapal melalui jalur tertentu

6. Kapal Konvensional

Di negara-Negara maju kapal-kapal konvensional digunakan untuk pengangkutan barang-barang khusus. Lambat laun tugas dari general cargo liner diambil ahli oleh kapal-
kapal container. Pembangunan kapal-kapal untuk muatan-muatan khusus (special purpose cargo ships) berkembang dengan pesat.

.
Kesimpulan
Di Indonesia peranan angkutan laut sangat penting artinya karena indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
17.508 pulau. Ciri-ciri pengangkutan laut adalah sebagai berikut:
a) Jumlah muatan barang maupun penumpang yang diangkut dalam jumlah yang besar dan jarak yang jauh.
b) Biaya angkutan relatif lebih murah atau rendah.
c) Kecepatan berlayar rendah atau lambat, hanya mencapai 15 – 20 mil laut/jam.
d) Banyaknya handling cargo yang mengalami beberapa kali pengalihan pada waktu dimuat ke kapal sampai dengan tujuan.
Pelabuhan merupakan suatu unit transportasi dan unit ekonomi yang berperan untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan perdagangan/ perekonomian yang terdiri atas kegiatan penyimpanan, distribusi, pemrosesan, pemasaran, dan
lain-lain.
Peranan pelabuhan meliputi sebagai berikut:
Untuk melayani kebutuhan perdagangan internasional dari daerah dimana pelabuhan tersebut berada.
Membantu berputarnya roda perdagangan dan pengembangan industri regional.
Menampung pangsa pasar yang makin meningkat dari lalu lintas internasional, baik transhipment maupun barang.
Menyediakan fasilitas transit untuk daerah belakang atau daerah/ negara tetangga.

Anda mungkin juga menyukai