Anda di halaman 1dari 10

MUARA: Jurnal Manajemen Pelayaran Nasional

Vol 2, No 2, Oktober 2019


ISSN: 2715-6583; http://jurnal.apn-surakarta.ac.id/index.php/muara

PROSES PENERIMAAN DAN PENGELUARAN EMPTY CONTAINER DI DEPO


CONTAINER PADA PT PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA
PANURJWAN SEMARANG

Supriyanta, Evi Putri Permatasari


Akademi Pelayaran Nasional Surakarta

ABSTRAK

Permasalahan yang akan diteliti melalui studi lapangan adalah penentuan tarif yang tidak
seragam di dalam pelabuhan, proses kegiatan penerimaan dan pengeluaran empty container yang
belum maksimal, dan kurangnya armada atau trailer untuk kegiatan penerimaan dan pengeluaran
empty container di depo container. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui
bagaimana proses penerimaan dan pengeluaran empty container di depo container, 2) Untuk
mengetahui adakah hambatan-hambatan yang terjadi dalam kegiatan penerimaan dan pengeluaran
empty container di depo container, 3) Untuk mengetahui upaya meningkatkan kegiatan penerimaan
dan pengeluaran empty container di depo container pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara
Panurjwan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dipakai jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan Semarang
dari bulan Januari sampai Maret 2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara
wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Sedangkan informan dalam penelitian ini
adalah Staf Operasional PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan Semarang.
Adapun hasil penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan proses penerimaan dan pengeluaran empty
container meliputi: a) persiapan dokumen untuk penerimaan dan pengeluaran empty container. b)
proses kegiatan penerimaan dan pengeluaran empty container. c) penyelesaian proses penerimaan dan
pengeluaran empty container. 2) Hambatan-hambatan yang dialami: a) perbedaan tarif, b) adanya
kerusakan pada alat, b) kurangnya armada (trailer), c) adanya kemacetan di Depo, 3) cara mengatasi
hambatan-hambatan yang timbul: a) memperbaiki alat muat, b) menyewa trailer ke perusahaan lain, c)
memperbaiki jalan yang rusak.
Kata Kunci: proses penerimaan, pengeluaran, empty container

PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya bisnis


Kebutuhan akan jasa angkutan laut logistik di dunia pelayaran, maka kebutuhan
semakin lama semakin meningkat terutama akan tenaga kerja yang terampil dan
untuk kegiatan ekspor maupun impor, baik dari profesional serta berpengetahuan luas mengenai
jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha tatacara. Kontainerisasi barang dalam
dalam pembangunan sarana dan prasarana transportasi di dunia mengalami peningkatan
angkutan laut saat ini merupakan salah satu cara hingga sekarang, maka juga diperlukan fasilitas
dalam mengatasi peningkatan kebutuhan atau alat yang cukup dan baik untuk melakukan
tersebut. Seperti dibangunnya depo container kegiatan tersebut agar kegiatan tidak terlambat
untuk dijadikan lapangan penumpukan empty atau terhambat. Dengan kondisi pasar saat ini,
container yang akan atau setelah digunakan maka berakibat persaingan bisnis akan semakin
untuk kegiatan ekspor impor. Berkaitan dengan ketat, lebih-lebih dengan munculnya
barang ekspor impor, media pengepakan yang perusahaan kompetitor baru yang cenderung
saat ini banyak digunakan oleh para pengekspor menerapkan sistem tarif rendah yang membuat
dan pengimpor adalah container, dimana perusahaan yang satu harus dapat bersaing
container memiliki daya angkut yang lebih dengan perusahaan yang lainnya.
besar serta waktu penanganan bongkar muat PT Perusahaan Pelayaran Nusantara
barang lebih cepat dibandingkan dengan cara Panurjwan Cabang Semarang merupakan
penanganan bongkar muat secara konvensional. perusahaan pelayaran yang salah satu bisnisnya
adalah di bidang logistik yaitu penyewaan

83
container. Maka diperlukan pengawasan untuk Petikemas (container) adalah semua
memastikan apakah jumlah petikemas yang media dimana di dalamnya dapat dimasukkan
dibutuhkan mencukupi, dalam kondisi baik dan sesuatu barang tertentu sesuai ukuran yang
petikemas siap/ layak untuk digunakan. muat dimasukkan dan kegunaannya.
Aktivitas yang terdapat di dalam depo (Kramadibrata, 2001: 110)
container antara lain penerimaan dan Agar pengoperasian dapat berjalan
pengeluaran serta lift on/ lift off empty dengan baik, maka semua pihak harus
container, repair dan cleaning container. menyetujui agar ukuran-ukuran dari petikemas
Oleh karena itu pentingnya dalam harus sama dan sejenis serta mudah diangkut.
mengambil permasalahan mengenai proses (Capt. R.P. Suyono, 2003: 182)
penerimaan dan pengeluaran empty container di Untuk memasukkan atau mengeluarkan
depo, untuk mengetahui bagaimana cara dan muatan tidak melalui pintu depan seperti
strategi agar dalam pelaksanaan kegiatannya biasanya, tetapi melalui lubang di bagian atas
sesuai dengan harapan atau Standar Operasional untuk memasukkan muatan dan lubang atau
Prosedur (SOP) yang berlaku. pintu di bagian bawah untuk mengeluarkan
Pada proses penerimaan (receiving) dan muatan (gravity discharge). Lubang atas dapat
pengeluaraan empty container pada depo yang juga dipergunakan untuk membongkar muatan
kurang maksimal karena lamanya proses dengan cara dihisap (pressure dischharge).
pelayanan container, yang disebabkan oleh Platform container adalah petikemas ang
rusaknya fasilitas atau alat untuk melakukan terdiri dari lantai dasar petikemas yang
kegiatan lift on/lift off sehingga menyebabkan termasuk jenis ini adalah: 1) Flat Rack
proses penerimaan dan pengeluaran empty Container adalah petikemas yang terdiri dari
container pada depo terlambat. Di samping itu lantai dasar dengan dinding pada ujungnya. Flat
kualitas sumber daya manusia yang kurang Rack dapat dibagi 2 (dua), yakni: (a). Fixed and
profesional juga menjadi suatu kendala bagi PT Type: dinding (stanchion) pada ujungnya tidak
Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan dapat dibuka atau dilipat, (b). Collapsiple type:
Semarang ini, sehingga perlu adanya perbaikan dinding (stanchion) pada ujungnya dapat
fasilitas atau alat bongkar muat petikemas dan dilipat, agar menghemat ruangan saat diangkut
harus adanya kesadaran untuk karyawan agar dalam keadaan kosong, 2) Special Container
tidak mengulur-ulur waktu dalam bekerja. adalah petikemas yang khusus dibuat untuk
Penelitian ini bertujuan untuk muatan tertentu, seperti petikemas untuk
mengetahui bagaimana proses penerimaan dan muatan ternak (cattle container) atau muatan
pengeluaran empty container di depo container kendaraan (car container).
dan bagaimana upaya meningkatkan kegiatan Container yang ada di kapal dan yang
penerimaan dan pengeluaran empty container akan dibongkar atau dimuat tidak semuanya
di depo container pada PT Perusahaan kepunyaan dari perusahaan pelayaran, karena
Pelayaran Nusantara Panurjwan Semarang. sebagian ada yang disewa (lease), sebagian lain
Manfaat penelitian ini adalah mampu kepunyaan perusahaan pelayaran itu sendiri,
memberikan sumbangan dan memperkaya dan sebagian lagi kepunyaan pengirim barang.
konsep atau teori yang dapat membantu Oleh karena itu status kepemilikan
meningkatkan pengetahuan mengenai proses petikemas dapat dibagi sebagai berikut: a)
penerimaan dan pengeluaran empty container Carrier Owned Container (COC), yaitu
di depo container pada PT Perusahaan petikemas yang dimiliki oleh perusahaan
Pelayaran Nusantara Panurjwan Semarang dan pelayaran, b) Shipper Owned Container (SOC),
bagaimana meningkat-kannya. yaitu petikemas yang dimiliki oleh pemilik
Dari latar belakang masalah di atas, maka barang, c) Leased Container, yaitu sewa
pertanyaan penelitian adalah: bagaimana proses menyewa petikemas antara yang memakai
penerimaan dan pengeluaran empty container (used) dengan yang menyewakan petikemas
di depo container dan bagaimana upaya (owner/ lessor)
meningkatkan kegiatan penerimaan dan penge- Untuk leased container, setelah
luaran empty container di depo container pada container atau petikemas dipakai atau telah
PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan kosong, pemilik petikemas tentunya harus
Semarang? menentukan dimana petikemas harus ditaruh.
KAJIAN TEORI Untuk COC, petikemas dikembalikan ke depo
petikemas yang ditunjuk oleh perusahaan

84
MUARA: Jurnal Manajemen Pelayaran Nasional
Vol 2, No 2, Oktober 2019
ISSN: 2715-6583; http://jurnal.apn-surakarta.ac.id/index.php/muara

pelayaran. Sedangkan untuk SOC, petikemas Adapun ruang lingkupnya adalah sebagai
dikembalikan ke pelabuhan muat, di serahkan berikut: 1) Pengurusan Dokumen; 2)
ke depot petikemas yang ditunjuk oleh shipper. Transportasi Darat; 3) Penyelesaian
(Capt. R.P. Suyono, 2003: 193). Pembayaran Bea/ Pajak; 4) Penyelesaian
Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Pembayaran Sewa Penumpukan,Uang
adalah suatu terminal yang ada di pelabuhan Dermaga, OPP/ OPT dan lainnya yang
yang secara khusus melayani peti kemas berkaitan dengan barang di pelabuhan; dan 5)
dengan sebuah lapangan (yard) yang luas dan Penyediaan Gudang/ Lapangan (Lini II)
diperkeras bagian konstruksi dasarnya untuk Sesuai INPRES No. 4 tahun 1985,
melakukan kegiatan bongkar atau muat dan eksportir/ importir (pemilik barang) boleh
untuk menumpuk petikemas yang dibongkar mengurus/ mengerjakan sendiri dokumen-
dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Peti dokumen eskpor/ impor. Tetapi pada umumnya
kemas yang tidak dilengkapi dengan alat eksportir/ importir senang menyerahkan
bongkar muat, maka kegiatan bongkar atau pekerjaannya itu kepada EMKL dengan
muat petikemas tersebut dilakukan dengan memberi surat kuasa. Oleh karena itu
menggunakan gantry crane. (Capt. R.P. perusahaan EMKL harus memiliki tenaga ahli
Suyono, 2003: 186). dalam bidang ekspor/ impor dengan
Container yard merupakan tempat menggunakan kapal laut.
penumpukan petikemas baik berisi penuh Pergerakan petikemas adalah “Aktivitas
(FCL) maupun kosong yang akan dikapalkan. memindahkan petikemas dari satu tempat ke
(Triatmojdo,1996: 157) tempat lainnya.” (Suyono, 2001: 145).
Container Freight Station (CFS) adalah Dalam aktivitas pergerakan petikemas
sebuah Kawasan yang dipakai untuk menimbun terdiri dari: 1) Haulage container terbagi
atau menumpuk peti kemas dengan status LCL, menjadi: (a) Carier haulage, yakni
untuk melaksanakan stuffing atau striping, dan memindahkan petikemas dari CY di pelabuhan
untuk menimbun atau menumpuk break–bulk ke tempat consignee premises yang dilakukan
cargo yang akan melaksanakan kegiatan oleh carrier atas beban pemilik barang; (b)
stuffing ke dalam petikemas atau striping dari Merchant Haulage, yakni pemindahan
petikemas. (haulage) yang dilakukan pemilik barang; 2)
Pada dasarnya Inland Container Depo Repositioning Empty Container merupakan
(ICD) adalah merupakan kawasan yang berada aktivitas yang terdiri dari: (a) Mengambil empty
didalam atau diluar daerah pelabuhan tetapi container dari depo untuk selanjutnya diisi
masih berada di pengawasan bea dan cukai muatan, (b) Menyerahkan empty container ke
yang digunakan untuk menimbun atau depo (drop off) setelah dipakai, (c) Megambil
menumpuk petikemas dengan status FCL yang empty container ke tempat asal atau tempat
akan diserahkan kepada consignee atau diterima lain.
dari shipper. (Capt. R.P. Suyono, 2003: 187). Dalam pergerakan petikemas, dikenal
Penyerahan (delivery) adalah kegiatan pula istilah Equipment Interchange Receipt
mengambil barang dari timbunan di gudang (EIR). Dokumen EIR digunakan pada saat
atau lapangan dan menyerahkan sampai pengalihan tanggung jawab atas keadaan
tersusun diatas kendaraan rapat di pintu gudang petikemas dari yang menyerahkan dan yang
atau lapangan. (Banu Santono, 1998: 46). menerima, dan sebelumnya diadakan survei
Penerimaan barang (consignee) adalah bersama. Hal ini berlaku untuk petikemas
pihak yang menerima barang. (Capt. R. P. kosong maupun isi. Khusus petikemas yang
Suyono, 2003: 310) kosong, harap diperiksa apakah terdapat
Kegiatan ekspor adalah perdagangan kebocoran pada bagian atasnya. Untuk
dengan cara mengeluarkan barang dari dalam petikemas yang berisi, harap diperiksa apakah
keluar wilayah pabean suatu negara ke negara terdapat kerusakan pada bagian atas, pintu, dan
lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. segelnya.
(Ahsjar, 2007: 152); Kegiatan memasukkan Dalam pergerakan petikemas, terdapat
barang dari luar negeri ke dalam wilayah biaya yang ditetapkan sesuai dengan kondisi
pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan dari pergerakan petikemas itu sendiri. Biaya
yang berlaku. (Ahsjar, 2007: 153). pergerakan petikemas adalah sebagai berikut: 1)

85
Terminal Handling Charges (THC) adalah tentang apa yang dialami oleh subjek
biaya handling FCL Container di pelabuhan penelitianya misalnya perilaku, persepsi,
atas kegiatan: menerima petikemas dari kapal, motivasi, tindakan, dengan cara deskripsi dalam
marshalling, stacking dan restacking, bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
menyerahkan kepada consignee, atau menerima konteks khusus yang alamiah dan dengan
petikemas dari shipper, dan menyerahkan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
petikemas ke kapal. (Suyono, 2001: 160) (Moleong, 2004: 6)
LCL Service Charge adalah biaya yang Metode penelitian kualitatif sifatnya
harus dibayar oleh pemilik barang untuk deskriptif, karena data yang dianalisis tidak
handling LCL Container di pelabuhan seperti untuk menerima atau menolak hipotesis,
stuffing, unstuffing, delivery, receiving, dan melainkan hasil analisis ini berupa penjelasan
pemakaian alat mekanik, seperti lift on/ lift off. dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak
LCL Service Charge sama seperti biaya OPP/ selalu harus berbentuk angka-angka atau
OPT pada breakbulk cargo. koefisien antar variabel. Pengertian metode
Demurrage merupakan denda (penalty) penelitian adalah cara ilmiah untuk
yang harus dibayar oleh pemilik barang karena mendapatkan data yang valid dengan tujuan
pemakaian petikemas melebihi free time, yakni dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan
waktu yang diberikan oleh pelayaran untuk suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
mengosongkan atau mengembalikan petikemas gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
setelah dibongkar dari kapal. Apabila waktu memecahkan dan mengantisipasi masalah.
yang ditentukan terlewat maka pemilik barang (Sugiyono, 2012: 2).
dikenakan demurrage. Lamanya free time Metode yang digunakan dalam penelitian
ditentukan sendiri oleh perusahaan pelayaran ini adalah metode penelitian kualitatif
dan berbeda antar masing-masing pelayaran deskriptif. Penelitian kualitatif adalah salah satu
Detention adalah denda (penalty) yang prosedur penelitian yang menghasilkan data
harus dibayar oleh pemilik barang apabila deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
pengembalian petikemas atau peralatan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan
petikemas, seperti chasis/ prime mover melewat kualitatif diharapkan mampu menghasilkan
waktu yang diizinkan. Container on chasis uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan,
dihitung mulai dipakai dari Depot Pelayaran dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
atau UTPK. individu, kelompok, masyarakat, dan atau
Deposit adalah sejumlah uang yang organisasi tertentu dalam suatu setting konteks
diserahkan oleh consignee kepada agen tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang
pelayaran sebagai jaminan pada waktu utuh, komprehensif, dan holistik.(Bogdan
mengambil petikemas dari CY. Jaminan Taylor, 1992: 21-22)
diperlukan oleh agen pelayaran atas Pengertian metode deskriptif adalah
kemungkinan kekurangan pembayaran pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat
demurrage/ detention dan untuk jaminan melalui suatu fenomena. (Moh. Nazir, 2003:
perbaikan petikemas kosong dikembalikan 16). Oleh karena itu, pendekatan penelitian
terdapat kerusakan. Jaminan akan dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif
diperhitungkan dengan seluruh biaya yang yang bersifat deskriptif yaitu dengan cara
harus dibayar oleh pemilik barang dan apabila pencanderaan dan menghubungkan data-data
jaminan lebih besar, maka sisanya akan yang diperoleh dilapangan dengan teori yang
dikembalikan. digunakan.
Pada waktu empty container Penelitian ini dilakukan di PT
dikembalikan ke depo, pemilik barang harus Perusahaan Pelayaran Nusantara
membayar biaya cleaning dan repair (minor Panurjwan Semarang. Alamat Komplek
damage). Di Indonesia, kebiasaannya adalah Puri Anjasmoro Blok G1 No.51 Semarang
membebankan biaya tersebut secara rata tanpa Indonesia Telp: +62 24 761 7676, Email:
memperhatikan apakah benar petikemas MSCIDRSRGINFO@msc.com
tersebut perlu dibersihkan dan diperbaiki. Pengumpulan data diperoleh dari data
primer dan data sekunder. Data primer adalah
METODE PENELITIAN sumber utama yang dapat memberikan
Metode kualitatif merupakan penelitian informasi, fakta dan gambaran peristiwa yang
yang bermaksud untuk memahami fenomena diinginkan dalam penelitian. Atau sumber

86
MUARA: Jurnal Manajemen Pelayaran Nasional
Vol 2, No 2, Oktober 2019
ISSN: 2715-6583; http://jurnal.apn-surakarta.ac.id/index.php/muara

dimana sebuah data dihasilkan. (Bungin, 2013: dengan listing sekunder di Bermuda dan
129 ). Singapura. Jardine Matheson Limitide
Data primer digunakan dalam penelitian beroperasi dari Hongkong. Pertumbuhan di
ini adalah hasil observasi dan wawancara pasar yang kompetitif ini telah dibangun di atas
dengan pihak-pihak yang berhubungan reputasi dan kemampuan untuk menyesuaikan
langsung dengan obyek yang diteliti selama orang-orang kami dan produk proses didorong
pengamatan lapangan atau kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan spesifik dan
di depo empty container PT Perusahaan berkembang klien kami.
Pelayaran Nusantara Panurjwan Semarang. PT Perusahaan Pelayaran Nusantara
Sedangkan, data sekunder adalah segala Panurjwan Cabang Semarang per tanggal 1
bentuk dokumen, baik dalam bentuk tertulis Januari 2011 secara resmi menjadi agen dari
maupun foto. (Bungin dkk, 2013: 129). Data Mediterranean Shipping Company (MSC)
sekunder dalam penelitian ini adalah diperoleh sebuah perusahaan pelayaran container terbesar
langsung dari perusahaan PT Pelayaran ke-2 di dunia yang berkedudukan di Geneva,
Nusantara Panurjwan Semarang. Data-data Swiss.
yang diperoleh meliputi delivery order ekspor- Proses Penerimaan dan Pengeluaran
impor, kitir bongkar-muat, kwitansi bukti Empty Container meliputi: 1) Persiapan,
pembayaran/ receipt, EIR (Equipment sebelum mengadakan kegiatan penerimaan dan
Interchange Report), EOR (Estimated Of pengeluaran empty container terlebih dahulu
Repairs) dan Surat Tanda Terima Container. harus diadakan pemeriksaan oleh pihak depo
Selain data-data tersebut, juga dilakukan untuk dokumen yang berhubungan dengan
wawancara dengan salah satu pejabat dan kegiatan penerimaan dan pengeluaran empty
karyawan PT Perusahaan Pelayaran Nusantara container. Dalam hal ini yang bertugas dalam
Panurjwan Semarang tentang proses pene- penyelesaian dokumen-dokumen adalah tugas
rimaan dan pengeluaran empty container dan dari Devisi Operasional, 2) Proses Penerimaan
hal-hal lain yang dirasa perlu dan berhubungan dan Pengeluaran Empty Container di Depo
dengan penelitian ini. Container pada PT Perusahaan Pelayaran
Nusantara Panurjwan Cabang Semarang: (a)
HASIL PENELITIAN Proses Penerimaan Empty Container, kegiatan
PT Perusahaan Pelayaran Nusantara penerimaan ada-lah proses masuknya empty
Panurjwan Cabang Semarang adalah salah satu container ke dalam depo setelah digunakan
anak perusahaan dari Jardine Matheson. untuk kegiatan impor kemudian dimasukkan di
Dibentuk sebagai sebuah kemitraan depo container.
perdagangan lebih dari 175 tahun yang lalu Berikut penjelasan proses kegiatan
pada tahun 1832 oleh William Jardine penerimaan empty container di depo container:
EMKL Bagian Administrasi Gate In Proses Cleaning Proses Survey Proses Repair Lift Off
Matheson dan James. Kedua pendiri tersebut
Start Input Data
menanamkan semangat giat dalam kemitraan
perdagangan baru mereka, serta kualitas seperti Verifikasi
DO
Input Cont
& trucking Cleaning
Lapangan
Penumpukan
Survey Input Data
DO
semangat independen, kehati-hatian keuangan, Pra In number Petikemas Petikemas Kerusakan

kecerdasan komersial dan pemahaman BM


Repair

kebutuhan untuk membangun hubungan yang Pembuatan


Kwintansi

kuat dalam bisnis. Selama bertahun-tahun, Kwitansi


Workshop
bengkel
End

kualitas ini telah membantu mereka yang A A

bekerja untuk Jardine mengatasi banyak


tantangan dan mengkonsolidasikan posisi Sumber: PT Perusahaan Pelayaran Nusantara
terdepan di benua Asia. Jardine Matheson Panurjwan Cabang Semarang
mencapai underlying profit tahun 2010 sebesar Gambar 4.2 Alur Penerimaan Empty Container
US 1,364 juta. 1) Bagian Administrasi, pada proses
Pendapatan dari grup pada tahun 2010, administrasi, customer EMKL (Ekspedisi
termasuk 100% dari perusahaan asosiasi dan Muatan Kapal Laut) mengambil nomor antrian
joint venture, adalah US 47 billion. Didirikan di dan menunggu di ruang tunggu sampai tiba
Bermuda, Jardine Matheson Holdings Limited giliran antrian pelayanan. Lalu customer
memiliki pencatatan saham utama di London, membawa salinan/ Copy Delivery Order ke

87
loket pelayanan dan menunggu proses menuju pintu gate out, 7) Security meminta
administrasi yang dila-kukan oleh customer CRO In (Container Receive Order In) dan
service dalam IDMS (Integrated Depo Mana- menukarkan dengan EIR (Equipment Inter-
gement System), customer service melakukan change Receipt In) yang sesuai, membuka
verifikasi dokumen, membuat PRA In, dan boom gate sekaligus mencatat waktu keluar dan
mencetak Bon Bongkar/ CRO In (Container mem-persilahkan truk trailer untuk keluar; (b)
Receive Order In) kemudian EMKL membayar Proses Pengeluaran Empty Container, kegiatan
Lift Off untuk bongkar empty container. pengeluaran adalah proses keluarnya empty
Customer service melakukan administrasi container ke dalam depo yang akan digunakan
pembayaran melalui mencetak kwitansi/ untuk kegiatan ekspor. Biasa disebut juga
receipt, faktur pajak dan menyerahkan bersama dengan muat petikemas.
Bon Bongkar/ CRO In (Container Receive Berikut penjelasan alur kegiatan
Order In) kepada EMKL, 2) Gate In, pada pengeluaran empty container pada depo
proses gate in container, driver memberi Bon container:
Bongkar/ CRO In (Container Receive Order In) EMKL Bagian Administrasi Pemeriksaan Security Proses Survey Gate Out Lift On

kepada petugas security. Kemudian petugas


Start InputData
security memasukkan nomor petikemas untuk
memanggil data kemudian security
DO
memasukkan nomor polisi dan trucking Verifikasi
company menunjukkan Bon Bongkar/ CRO In DO
Lapangan
Pra Out
(Container Receive Order In) lalu membuka Penumpukan

bon gate, 3) Cleaning, petugas cleaning Pemeriksaan Survey Input Cont &
BM Bon Muat Petikemas
melakukan pembersihan dan pencucian trucking
number
petikemas, 4) Survey, pada proses survey
Pembuatan
petikemas, petugas surveyor melakukan survey Kwitansi
fisik empty container kemudian menginput End
nomor container untuk memanggil data dan kwitansi

memasukkan kondisi container, remark


damage, dan mengambil foto kerusakan.
Kemudian surveyor mentrigger autoprinting A A

EIR (Equipment Inter-change Receipt In) ke


gate out, 5) Setelah melewati proses survey dan Sumber: PT Perusahaan Pelayaran Nusantara
cleaning, petugas surveyor menentukan kondisi Panurjwan Cabang Semarang
petikemas yang telah di-survey, jika kondisi Gambar 4.3 Alur Kegiatan Pengeluaran Empty
container dalam keadaan DN (Damage) atau Container
rusak, maka container diletakkan di blok 1) Bagian Administrasi, pada proses
workshop area damage dan petugas repair administrasi, customer EMKL (Ekspedisi
melaporkan kerusakan kepada pihak principal. Muatan Kapal Laut) menunggu diruang tunggu
Setelah pihak pelayaran atau principal sampai tiba giliran antrian pelayanan. Customer
menyetujui (approve) untuk melakukan repair service melakukan panggilan nomor antrian dan
container maka petugas repair menyerahkan EMKL memberikan salinan/ Copy Delivery
ampra atau intruksi kerja kepada vendor untuk Order ke loket pelayanan dan EMKL
memperbaiki kerusakan container, kemudian menunggu proses administrasi yang dilakukan
container tersebut diletakkan dan ditumpuk oleh customer service dalam IDMS (Integrated
pada lokasi blok petikemas available. Jika Depo Mana-gement System). Customer service
container dalam keadaan AC (available melakukan verifikasi dokumen, membuat PRA
cleaning) atau baik, maka petugas cleaning OUT, dan mencetak Bon Bongkar/ CRO Out
mengarahkan trailer truck menuju lokasi (Container Receive Order Out) kemudian
bongkar berdasarkan blok kemudian truk EMKL membayar Lift Off untuk bongkar
menuju lokasi bongkar, 6) Yardman petikemas kosong. Customer service melakukan
memerintahkan operator untuk membong-kar administrasi pemba-yaran meliputi mencetak
empty container dari truk chasis ke lokasi yang kwitansi/ receipt, faktur pajak dan
ditentukan dan mengupdate lokasi petikemas/ menyerahkan seal petikemas bersama Bon
Lift Off container sampai meletakkan container Bongkar/ CRO Out (Container Receive Order
ditempat yan ditentukan, Kemudian truk trailer Out) kepada EMKL, 2) Pemeriksaan Security,

88
MUARA: Jurnal Manajemen Pelayaran Nasional
Vol 2, No 2, Oktober 2019
ISSN: 2715-6583; http://jurnal.apn-surakarta.ac.id/index.php/muara

driver memberikan Bon Muat/ CRO Out hal ketepatan waktu depo memiliki standar
(Container Receive Order Out) kepada petugas waktu mulai dari proses administrasi sampai
security, kemudian petugas security masuk dan keluarnya gate adalah 30 menit.
memasukkan nomor CRO Out untuk Tetapi sesuai hasil pengamatan yang dilakukan,
memanggil data kemudian security waktu yang digunakan lebih dari 30 menit. Jadi
memasukkan nomor polisi dan trucking dilihat ketepatan waktu tidak sesuai dengan
company lalu membuka bon gate, 3) Survey, standar yang sudah ditetapkan. Berikut rincian
Yardman men-survey petikemas dengan cara time monitoring oleh trucking yang masuk
mencarikan petikemas sesuai dengan nomor untuk kegiatan muat maupun bongkar empty
petikemas yang tercantum pada Bon Muat container.
(Container Receive Order) sebelum container Tabel 4.2 Time Monitoring
dinaikkan diatas truk chasis. Truk trailer Conta- Prin-
No Details Activity
menuju lokasi muat yang sudah ditentukan iner cipal
blocking system. Yardman dan operator alat 1. MSCU5 MSC 01:13: EXPORT
side loader mendekati truk trailer sesuai lokasi 334033 10
manuver alat dan meminta CRO Out 2. MEDU4 MSC 00:58: IMPORT
320330 40
(Container Receive Order Out), 4) Gate Out,
3. MSCU5 MSC 00:58: EXPORT
Yardman menginstruksikan operator alat untuk
891050 21
memuat petikemas di atas truk chasis kemudian 4. MSCU3 MSC 00:57: IMPORT
meng-input nomor petikemas di dalam TAB 817346 54
sekaligus melakukan triger printing EIR Out Sumber: PT Perusahaan Pelayaran Nusantara
(Equip-ment Interchange Receipt Out) ke gate Panurjwan Semarang
out: (a) Lift On Container, operator memuat Menurut hasil observasi yang dilakukan
petikemas langsung di atas chasis. Lalu trailer waktu lamanya trucking untuk masuk maupun
menuju gate out, (b) Petugas security keluar dari depo membutuhkan waktu paling
memasukkan nomor petikemas ber-dasarkan lama 1 jam, dengan kondisi yang demikian
fisik, menakan tombol print dan membuka pintu menyebabkan sering terjadinya kemacetan
gate sekaligus man-catat nomor trucking. karena terlalu banyak truk yang antri untuk
Trailer mengambil EIR Out (Equi-pment menunggu. Hal ini tidak hanya mengakibatkan
Interchange Receipt Out) dari mesin scanner, kemacetan pada depo petikemas, tetapi akan
kemudian mencocokkan dan trucking keluar mengakibatkan kemacetan yang terjadi di
dari depo; 3) Penyelesaian kegiatan Penerimaan sepanjang jalan depo lainnya.
dan Pengeluaran Empty Container di Depo Dari hasil pengamatan dapat diketahui
Container pada PT Perusahaan Pelayaran beberapa hambatan yang dihadapi oleh pihak
Nusantara Panurjwan, setelah kegiatan operasional depo petikemas PT Perusahaan
penerimaan dan pengeluaran empty container Pelayaran Nusantara Panurjwan adalah:
selesai, maka pihak depo akan memberitahuan 1)Perencanaan penumpukan masih kurang
kepada perusahaan pelayaran untuk melaporkan efektif, penumpukan petikemas yang tidak
container yang sudah diterima depo (impor) berdasarkan principal, penumpukan petikemas
dan container yang keluar dari depo untuk milik perusahaan pelayaran yang satu dengan
kegiatan ekspor (container in out depot) lewat yang lain ditumpuk menjadi satu tumpukan,
email dan selanjutnya akan mendapat respon sehingga petugas depo sulit untuk melakukan
dari perusahaan pelayaran. pengawasan, pendataan, dan mengambil
Dalam proses masuk dan keluarnya petikemas karena membutuhkan waktu yang
petikemas kosong di depo sering kali lama, 2)Perbedaan tarif antar depo lainnya yang
mengalami beberapa kendala yang dapat membuat persaingan depo menjadi tidak baik,
menghambat atau memperlambat kinerja ini dikarenakan belum adanya regulasi atau
operasional. Masalah yang diamati adalah aturan dan petunjuk pelaksanaan yang baku dari
dalam hal ketepatan waktu serta ketersediaan Pemerintah Republik Indonesia. Dengan
armada yang dimiliki depo minim dibanding kondisi pasar persaingan sekarang yang lebih
dengan kegiatan ekspor impor yang sangat ketat, lebih-lebih dengan munculnya
padat. Sehingga membuat proses penerimaan perusahaan kompetitor baru yang cenderung
dan pengeluaran container terlambat. Dalam menerapkan persaingan tarif rendah, hal ini ikut

89
menciptakan suasana persaingan makin pengeluaran empty container yang sangat padat
meningkat antara perusahaan depo lainnya. seringkali depo kekurangan trailer untuk
Berikut tarif standar yang berlaku pada pengangkutan, dengan begitu kegiatan
Depo PT Perusahaan Pelayaran Nusantara penerimaan dan pengeluaran empty container
Panurjwan Cabang Semarang: 1) Tarif LOLO menjadi terlambat; b) Adanya kerusakan pada
In dan Cleaning, yaitu tarif yang diberlakukan reach stacker berpengaruh pada proses
untuk kegiatan penerimaan petikemas yang stacking, lift on dan lift off, c) Adanya
masuk ke depo, pembayarannya meliputi kemacetan yang disebabkan kerusakan jalan
LOLO (Lift Off dan Lift On) untuk bongkar pada depo, dalam kegiatan penerimaan dan
petikemas (Lift Off) dan tarif cleaning untuk pengeluaran petikemas berlangsung kurang
pembersihan petikemas yang masuk ke dalam lancar, karena macet akibat jalan yang rusak
depo. Berikut tarif LOLO untuk petikemas 20’ yang menghambat kegiatan penerimaan dan
dan 40’ di depo petikemas PT Perusahaan penyerahan petikemas.
Pelayaran Nusantara Panurjwan Semarang. Upaya yang dilakukan dalam kelancaran
Tabel 4.3 Tarif Lift On Lift Off proses penerimaan dan pengeluaran empty
All Principal 20’ (Rp) 40’ (Rp) container pada PT Perusahaan Pelayaran
1. LOLO 360.500 459.000 Nusantara Panurjwan: 1)Memperhatikan dan
2. Cleaning 418.000 599.500 menerapkan teknik penumpukan yang baik
TOTAL 778.500 1.058.000 antara lain: (a) Pengalokasian petikemas,
Sumber: PT Perusahaan Pelayaran Nusantara karena di depo tidak hanya terdapat petikemas
Panurjwan Semarang milik satu perusahaan pelayaran/ principal,
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa tetapi lebih dari satu dan juga terdapat
untuk petikemas yang berukuran 20’ (feet) dan petikemas yang dalam keadaan baik tetapi juga
40’ (feet) masing-masing mempunyai tarif terdapat petikemas yang rusak yang
untuk pembayaran LOLO (Lift On Lift Off) dan memerlukan perbaikan, sehingga dengan
tarif pembayaran cleaning petikemas. Untuk adanya pengalokasian ini dapat memudahkan
semua principal petikemas dengan ukuran 20’ pengambilan, pengangkatan, pengontrolan, dan
mempunyai tarif LOLO (Lift On Lift Off) pengawasan petikemas, (b) Penumpukan
sebesar Rp 360.500,00 dan mempunyai tarif petikemas dikelom-pokkan menurut masing-
cleaning Rp 459.000,00 sehingga jumlah yang masing perusahaan pelayaran agar terlihat rapi
dibayarkan sebesar Rp 778.500,00 sedangkan dan memudahkan pengaturan dan
petikemas dengan ukuran 40’ mempunyai tarif pengoperasiannya. Dengan penumpukan
LOLO (Lift On Lift Off) sebesar Rp 459.000,00 petikemas yang rapi akan memudahkan petugas
dan mempunyai biaya tarif cleaning sebesar Rp depo dalam melakukan pengawasan serta
599.500,00 sehingga jumlah yang dibayarkan pengambilan, dan juga memudahkan pendataan
sebesar Rp 1.058.000,00 atau administrasi depo, (c) Petikemas ditumpuk
Jika petikemas itu harus menggunakan dengan rapi, tidak boleh menumpuk silang
chemical washing, maka ada tarif tersendiri. antara petikemas yang satu dengan petikemas
Berikut tarif chemical washing di PT lainnya, dan antara sudut (corner fitting)
Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan. petikemas diatas an dibawahnya harus saling
Tabel 4.4 Tarif Chemical Washing beradu atau bertemu. Hal ini bertujuan untuk
No Ukuran Tarif menghindari petikemas jatuh yang
1. 20’ (Rp) 467.500 menyebabkan kerusakan petikemas itu sendiri,
2. 40’ (Rp) 720.500 dan membahayakan keselamatan para pekerja,
Sumber: PT Perusahaan Pelayaran Nusantara (d) Dua petikemas 20 feet tidak boleh
Panurjwan diletakkan atau ditumpuk diatas petikemas 40
2)Tarif LOLO Out, yaitu tarif yang feet karena akan merusak petikemas 40 feet.
diberlakukan untuk kegiatan muat petikemas Dibanding petikemas 40 feet, dua petikemas 20
yang keluar dari depo, untuk semua principal feet memiliki daya tahan atau penyangga yang
hanya membayar LOLO saja. Tarif LOLO (Lift lebih kuat; 2) Perbedaan tarif yang disebabkan
On Lift Off) Out untuk petikemas berukuran 20’ belum adanya aturan yang jelas tentang
(feet) dan 40’ (feet). Berikut tarif LOLO Out penentuan tarif yang diatur oleh Pemerintah
seperti biaya LOLO In: a) Kurangnya Armada Republik Indonesia, maka anggota ASDEKI
(trailer), pada kegiatan penerimaan dan harus memperjuangkan aspirasi anggota hingga
diterbitkannya regulasi atau aturan serta

90
MUARA: Jurnal Manajemen Pelayaran Nasional
Vol 2, No 2, Oktober 2019
ISSN: 2715-6583; http://jurnal.apn-surakarta.ac.id/index.php/muara

petunjuk penentuan tarif yang sama di depo, 3) dalam kelancaran alur kegiatan penerimaan
Mengenai kurangnya armada pengangkutan dan pengeluaran empty container, seperti: a)
trailer, pada saat kegiatan padat untuk kerjasama dengan perusahaan lain, b)
melakukan kegiatan, maka PT Perusahaan memperbaiki keru-sakan sarana dan
Pelayaran Nusantara Panurjwan melakukan prasarana depo, serta c) memperbaiki jalan
kerjasama dengan armada perusahaan lain dengan paving block.
untuk membantu pengangkutan, 4) Jika ada Berdasarkan kesimpulan yang telah
kerusakan pada alat berat pada saat kegiatan diuraikan di atas, maka dapat disarankan
sedang berlangsung, maka kepala depo akan sebagai berikut:
menghubungi teknisi mekanik alat berat agar 1) Mengelola depo container secara pro-
segera melaksanakan perbaikan, jika tidak fesional dengan menyediakan peralatan
kunjung selesai dalam perbaikan, maka kepala handling container sesuai dengan ISO
depo akan menghubungi kepala depo lain untuk Container.
meminjam sementara alat berat sambil 2) Pihak depo harus melaksanakan kegiatan
menunggu selesai perbaikan alat berat yang operasional depo berdasarkan sistem dan
rusak, sehingga kegiatan depo dapat berjalan prosedur yang sesuai, agar tercipta kondisi
dengan lancar kembali, 5) Kemacetan jalan yang efektif sehingga kegiatan pada depo
yang disebabkan jalan yang rusak, maka pihak dapat berjalan dengan lancar.
depo segera menghubungi tenaga perbaikan 3) Pihak depo melakukan upaya-upaya untuk
untuk segera memperbaiki jalan yang rusak dapat mengatasi kendala-kendala atau
seperti dengan mengganti paving block dan hambatan agar tidak sering terjadi kesalahan
pengecoran dengan semen. dalam pengelolaan depo tersebut.
4) Jadikan Asosiasi Depo sebagai wadah untuk
KESIMPULAN DAN SARAN memecahkan masalah dan trans-fer
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pengetahuan secara bersama serta ajang
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: komunikasi sesama perusahaan depo
1) Proses penerimaan dan pengeluaran empty container.
container pada PT Perusahaan Pelayaran
Nusantara Panurjwan Semarang antara lain: DAFTAR PUSTAKA
a) Alur kegiatan penerimaan empty Ahsjar, Djauhari.2007.Pedoman Transaksi
container untuk kegiatan impor pada depo Ekspor dan Impor, Jakarta.
meliputi proses administrasi (melakukan Andi Prastowo.2010.Menguasai Teknik-teknik
verifikasi dokumen, membuat PRA In, Koleksi Data Penelitian Kualitatif.
mencetak bon bongkar, serta membayar Jogjakarta: DIVA Press
kegiatan LOLO disertai kwitansi), gate in, Bambang Triatmodjo.1996. Pelabuhan, Beta
survey, cleaning petikemas dan lift off Offset, Yogyakarta
petikemas. b) Alur kegiatan pengeluaran Bogdan, Robert dan Steven Taylor.1992.
empty container untuk kegiatan ekspor Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya:
meliputi proses administrasi (melakukan Usaha Nasional.
verifikasi dokumen, membuat PRA Out, Bungin, Burhan.2013. Metode Penelitian Sosial
mencetak bon bongkar, serta membayar & Ekonomi: format-format kuantitatif
LOLO disertai kwitansi), survey, lift on dan kualitatif untuk studi sosiologi,
petikemas dan gate out petikemas. kebijakan, publik, komuni-kasi,
2) Hambatan hambatan yang dihadapi dalam manajemen, dan pemasaran edisi
kelancaran kegiatan penerimaan dan pertama. Jakarta: Kencana Pre-nada
pengeluaran empty container pada depo PT Media Group.
Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan Hamidi,2007.Metodeologi Penelitian dan Teori
Semarang: a) kurangnya armada, b) Komunikasi. Malang: UMM
kerusakan reach stacke, c) kerusakan jalan Kramadibrata Soejono.2001.Berencana Mera-
menuju depo ncang Pelabuhan. Bandung: Penerbit
3) Bahwa pihak operasional depo telah Ganeca Exact ITB.
mengusahakan beberapa upaya untuk
mengatasi hambatan yang harus dilakukan

91
Moelong, Lexy.2006. Metodologi Peneli-tian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nazir, Moh.2003.Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Santoso, Banu.2003. Port Terminal Ope-ration,
Semarang: P3M Akademi Maritim
Nasional Indonesia
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuan-titatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna.2014.Metode Pene-litian
Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sutopo, H.B.2002. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Suyono, R.P.2003.Shipping: Pengangkutan
Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut.
Jakarta: Penerbit PPM.

92

Anda mungkin juga menyukai