Anda di halaman 1dari 25

4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Organisasi Teluk Lamong

Bagan 2.1-1 : Struktur Organisasi Terminal Teluk Lamong

Terminal Teluk Lamong dipimpin oleh seorang Presiden Direktur.

2.2 Kelebihan PelabuhanTeluk Lamong dari Pelabuhan Lain di


Indonesia

Lama proses pengeluaran barang atau dwelling time merupakan momok


yang melanda pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Akar masalahnya ada di
manajemen logistik nasional yang kurang efisien. Selain memperlambat kinerja
operator pelabuhan, dwelling time juga menyebabkan ongkos logistik bongkar
muat jadi lebih mahal.
5

Tapi masalah seperti ini tidak akan terjadi di Terminal Teluk Lamong,
Surabaya. Dengan berbagai alat dan teknologi canggih, Terminal Teluk Lamong
menjanjikan “zero dwelling time”. Kapal-kapal tidak perlu antri lama untuk bisa
merapat ke pelabuhan.
Terminal Teluk Lamong mulai dibangun sejak tahun 2010 dan menelan
biaya pembangunan Rp 23,4 triliun. Terminal dengan luas area 40 ha itu
difungsikan untuk melayani peti kemas domestik, peti kemas internasional dan
curah kering dengan standar pangan.
Fasilitas yang dimiliki Terminal Teluk Lamong meliputi:
- Dermaga seluas 500 x 80 m2 dengan 10 gerbang keluar masuk
- Area kantor dan lahan parkir seluas 7,2 ha
- Lapangan penumpukan peti kemas seluas 15,86 ha
- Lapangan curah kering seluas 6 ha
Terminal Teluk Lamong memiliki berbagai keunggulan. Pertama, terminal
ini beroperasi secara semiotomatis dan memiliki fasilitas alat bongkar muat yang
mumpuni. Salah satu contohnya adalah automatic stacking crane (ASC) yang
terhubung dengan terminal operating system (TOS).
Terminal Teluk Lamong juga sudah dilengkapi dengan ship to shore crane
(STS), combined terminal trailer (CTT) dan straddle carriers (SC). Keunggulan
kedua adalah terminal ini mengusung konsep ramah lingkungan berstandar
internasional. Seluruh alat bongkar muatnya (kecuali CTT dan SC) telah
menggunakan tenaga listrik.
Bukan hanya peti kemas dan komoditas curah dapat diproses secara efisien
di pelabuhan Teluk Lamong ini. Pelabuhan ini juga dibangun untuk
mengantisipasi lonjakan beban bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya dan Tanjung Priok, Jakarta.
Keuntungan lebih detail jika menggunakan automatic stacking crane
(ASC) adalah:
1. Aktifitas dapat berjalan lebih efektif dan efisien, karena tidak memerlukan
banyak tenaga kerja, baik tenaga operasional maupun administrasi.
6

2. Ramah lingkungan, karena tidak menggunakan solar melainkan tenaga


listrik, sehingga dapat menggurangi polusi udara (CO2, NOx, SOx), debu,
getar, dan suara.
3. Produktivitas lebih stabil dan dapat bekerja selama 24 jam sehari, karena
tidak mengenal faktor kelelahan dan penurunan konsentrasi seperti jika
diawaki oleh tenaga kerja manusia.
4. Paperless, karena segala aktifitas surat menyurat dan administratif seperti
cetak nota dilakukan melalui sistem IT, sehingga dapat mengurangi
pertemuan dengan pengguna jasa dan meminimalisir terjadinya
penyalagunaan wewenang.
Dan jika pelabuhan Teluk Lamong dibandingkan dengan induknya yaitu
pelabuhan Tanjung Perak (PT Teluk Lamong adalah anak usaha dari PT
PELINDO III), maka efisiensinya sangat jauh. Yaitu pada kapasitas yang sama
dari aspek SDM, teluk lamong hanya dioperasikan oleh 200 orang, atau 5X lebih
efisien jika dibandingkan dengan Tanjung Perak yang dioperasikan oleh 1.000
orang. Belum lagi konsumsi energi, karena di Tanjung Perak energi berasal dari
BBM Solar, sedangkan di Teluk Lamong menggunakan listrik.

2.3 Tahap I Pembangunan Teluk Lamong

Mengantisipasi kelebihan kapasitas, pada tahun 2010 lalu Pelindo III


mulai membangun fasilitas baru yang disebut dengan Terminal Teluk Lamong.
Pada tahap pertama, terminal ini sudah kami operasikan sejak November 2014
dengan fungsi pelayanan petikemas dan curah kering. Kapasitas yang tersedia
yakni 1,6 juta TEU’s untuk petikemas dan 10,3 juta ton untuk curah kering.
7

Gambar 2.3-1 : Tahap I Pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong

Tahap I pembangunan Teluk Lamong adalah pembangunan dermaga dan area


industri, mulai beroperasi pada tahun 2014. Pada tahap ini yang dibangun meliputi
:

1. Transfer Area (5, 8 Ha)


2. Main Gate
3. Office Area (2 Ha)
Area perkantoran terdiri dari :
a. Bangunan kantor 4 lantai.
b. Masjid.
4. Dry Bulk Area (8 Ha)
Lapangan curah kering, pada tahap pertama ini hanya seluas 8 hektar.
5. Container Yard (15,86 Ha)
Container Yard dengan lebar 365 m dan sepanjang 458 m.
6. Inter Wharf
Dermaga Internasional dengan lebar 50 meter, panjang 500 m,
kedalamannya -14 (-mLWS).
7. Domestic Wharf
8

Dermaga domestik dengan lebar 30 m, panjang 450 m dan sedalam -13 (-


mLWS), Equip.fac.

Lingkup pekerjaan pada tahap I meliputi tahap :

1. Persiapan
2. Pekerjaan Pemancangan
3. Struktur Dermaga
a. Plat Dudukan
b. Crane Beam
c. Cross Beam
d. Long Beam
e. Plank Fender
f. Plat (half slab)
4. Pekerjaan Overtopping Plat
5. Struktur Utilitas Dermaga
a. Rel Crane
b. Fender
c. Junction Box
d. Bollard, dll

Pelaksanaan Konstruksi :

Pelaksanaan konstruksi terdiri dari dua bagian yaitu pemancangan dan


pekerjaan struktur.
1. Pemancangan
Pemancangan dibagi ke dalam dua zone yaitu zone A dan Zone B dan
kemudian menentukan koordinat titik pancang.
2. Pekerjaan struktur
Pekerjaan Struktur menggunakan system precast dan pengecoran insitu.
9

2.4 Tahap II Pembangunan Teluk Lamong

Untuk saat ini sudah selesai dan resmi beroperasi untuk tahap I pada
tanggal 12 November 2014. Untuk tahap selanjutnya akan dikembangkan
dermaga dan dibangun fasilitas bongkar muat beragam jenis, pembangkit listrik
khusus, reklamasi kawasan industri, monorel khusus kontainer penghubung
Pelabuhan Tanjung Perak dengan Terminal Teluk Lamongatau disebut Automatic
Container Transporter (ACT).

Gambar 2.4-1 : Tahap II Pebangunan Pelabuhan Teluk Lamong

Pada Tahap II pembangunan pelabuhan Teluk Lamong ini adalah perlusan


bangunan dari perencanaan tahap I, bangunan yang akan dibangun diantaranya:

a. Dry bulk area


b. Dry bulk area (10 Ha)
Pada pembanguna dry bulk area ini, teluk lamong memakai
c. Dry bulk (28,8 Ha)
d. Power plant
e. Transfer area (5,3 Ha)
f. Office area (14,5 Ha)
g. Dry bulk (14,5 Ha)
h. Countainers (50,2 Ha)
10

i. Distribution & consolidasi countainer depot (145,2 Ha)


j. Countainer yard (66,5 Ha)
k. Dosmetic countainer port
l. Inter countainer port

Pada fase ini pembangunan yang akan di bangun oleh teluk lamong itu
sendiri berdominan pada dry bulk area, yang dimana pembanguna dry bulk itu
sendiri bertujuan untuk meluaskan area teluk lamong.

Pelaksanaan pekerjaan pada proyek terminal multipurpose teluk lamong


terdiri dari dua bagian, yaitu pemancangan dan pekerjaan struktur.

a. Pemancangan

Untuk memudahkan pemancangan pada proyek ini, pemancangan dibagi


kedalaman dua zone. Setelah dilakukan pembagian zona pemancangan, tahap
selanjutnya adalah menentukan koordinat titik pancang. Hal ini dilakukan agar
lokasi pemancangan sesuai dengan perencanaan awal dan tidak terjadi dislokasi
pada saat dilakukan pemancangan. Setelah mendapatkan titik koordinat
pemancangan, selanjutnya pekerjaan pemancangan tiang pancang dilakuakan.
Pada pemancangan ini hal yang perlu diperhatikan adalah dilakukan kalendering
setiap pancang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung pancang apakah
memenuhi kekuatan yang telah ditentukan dalam perencanaan.

b. Pekerjaan struktur

Pekerjaan struktur pada bangunan dermaga ini menggunakan sistem


precast dan pengecoran insitu. Kedua metode tersebut penggunaanya disesuaikan
dengan keadaan lokasi. Jika lokasi tersebut masih memungkinkan untuk
menggunankan pengecoran insitu maka metode tersebut yang dipilih.

2.5 Tahap III Pembangunan Teluk Lamong


11

Gambar 2.5-1 : Tahap III Pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong

Tahap III akan mulai beroperasi pada tahun 2023 mendatang. Terminal
modern dan ramah lingkungan pertama di Indonesia tersebut akan terkoneksi
dengan jalur distribusi logistik seperti kawasan industri dan melalui akses jalan,
baik tol maupun non tol, jalur kereta api dan jalur monorel petikemas untuk
kegiatan haulage di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.

Proyek penambahan kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak itu juga didesain


sebagai terminal yang modern dan ramah lingkungan. Alat bongkar muat
misalnya, terminal tersebut sudah dilengkapi dengan Ship to Shore Crane (STS),
Automated Stacking Crane (ASC), Combined Terminal Tractor (CTT) dan
Straddle Carriers (SC).

Alat-alat itu digerakkan secara electrical dengan menggunakan tenaga


listrik, kecuali CTT dan SC yang masih menggunakan mesin diesel namun dengan
standar emisi EURO 4 yang ramah lingkungan.

Teluk Lamong menetapkan semua truk yang belum memenuhi standar


emisi tersebut berhenti di area transfer di luar dermaga. Muatan lalu dipindahkan
ke atas truk kontainer berbahan bakar CNG. PT Pelabuhan Indonesia III dan DPC
Organda Khusus Tanjung Perak telah meneken nota kesepahaman untuk
mendukung konsep green port tersebut.
12

Konsep ramah lingkungan memang menjadi titik berat dalam


pengembangan Teluk Lamong. Untuk mobilitas transportasi darat, Terminal
Teluk Lamong juga dilengkapi monorel pengangkut peti kemas dan kereta api.

Pemkot Surabaya memberikan dukungan penuh dalam akses kemudahan


ke Teluk Lamong. Wujudnya berupa jalan lingkar luar barat (JLLB). Rencana
alignment JLLB telah dituangkan dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya
No 2/2014. Pembangunan JLLB sepanjang sekitar 26,1 km dengan lebar 55 meter
(termasuk ruang milik jalan) dibangun untuk mengurangi kemacetan di koridor
utara selatan Kota Surabaya membentang melewati Romokalisari, Pakal, Sememi,
dan Lakarsantri.

Gambar 2.5-2 : Site Plan Industrial Area

2.6 Tahap IV Pembangunan Teluk Lamong

Dengan pertimbangan pengembangan pembangunan proyek Terminal


Teluk Lamong di Surabaya yang masih berlanjut hingga tahap IV dengan total
investasi sebesar Rp. 23,4 triliun. Pada tahap IV baru akan dikembangkan pada
tahun 2028 sampai 2030, dengan nilai investasi sebesar Rp. 6,8 triliun.
Pengembangan tersebut yaitu penambahan kapasitas infrastruktur dan peralatan,
reklamasi untuk area industri dan lapangan penumpukan kontainer.
13

Gambar 2.6-1 : Tahap IV pPembangunan Pelabuhan Teluk Lamong

Pengoperasian Area Pelabuhan dan Industri. Fasilitas dermaga curah cair


bakal mulai dibangun di terminal pelabuhan berkonsep pelabuhan hijau (Green
Port) pertama di Indonesia.

Perseroan memprediksi pembangunan dermaga curah kering dapat


diselesaikan selama satu tahun, sehingga pada tahun 2016 dermaga yang memiliki
kedalaman -14 mLWS tersebut telah siap untuk digunakan sandar kapal yang
mengangkut curah kering internasional.

Pada dermaga curah kering sepanjang 250 meter tersebut nantinya akan
dipasang dua unit Ship Unloader dengan dilengkapi fasilitas conveyor dan
wirehouse. Pada tahap awal gudang curah kering akan dibangun di atas tanah
seluas +8 hektar.

Sementara pada tahap pengembangan berikutnya, dermaga curah kering Terminal


Teluk Lamong bakal tersedia dermaga mencapai 500 meter dengan dilengkapi empat unit
Ship Unloader dengan total luas terminal curah kering hingga mencapai +26 hektar,
dengan didukung +36 hektar back up area dengan kapasitas hingga 20 ribu ton.

Di mana dalam pengoperasian kegiatan curah kering ini, Pelindo III


menggandeng PT Nusa Prima Logistik sebagai mitra strategis dalam menjalankan bisnis
curah kering tersebut. PT Nusa Prima Logistik merupakan gabungan dari PT FKS Multi
Agro, PT Charoen Pokhpand Indonesia dan Japfa Comfeed yang bergerak pada industri
14

bahan makanan dan makanan ternak. Adapun penggabungan tiga perusahaan besar
tersebut dilakukan untuk memperoleh 70 persen pasar di Indonesia.

Di sini di lengkapi dengan :

1. Dry Bulk
2. Dry Bulk Area
3. Power Plant
4. Transfer Area
5. Offiice Area
6. Container
7. Distribution & Consolidation Containaer Depot
8. Domestic Container Port
9. Inter Container Port

2.7 Tahap 5 – Fase Ultimate

Gambar 2.7-1 : Tahap Akhir Pembangunan Teluk Lamong

Tahap akhir ini akan beroperasi pada tahun 2030. Tahap akhir pembangunan
Pelabuhan Teluk Lamong meliputi :
15

1. Indsutrial Area
2. Act (Monorail)
3. Broad Band
4. Fly Over
5. SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)
6. Power Plant
7. Air Management

2.8 Kemudahan Transaksi di Teluk Lamong

Pelabuhan Teluk Lamong, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa


sistem yang dipergunakan, walaupun belum secara internasional, namun
ketegasan yang mengemukakan tidak dipergunakannya bahan bakar minyak dan
pengembangan power plan membuktikan sisi modern yang dikembangkan dengan
tetap echo-friendly. Dari segi teknis yang semi-automatic, proses transaksi
membuktikan bahwa di Pelabuhan Teluk Lamong mempunyai prosedur yang
mudah. Bertujuan sebagai keutamaan kebutuhan yang terpenuhi dengan baik,
sampai tujuan yang tepat dengan efisiensi waktu yang baik.
Seluruh proses transaksi di Pelabuhan Teluk Lamong dilakukan dengan
cara online sehingga di lobby tidak terdapat loket maupun bank sebagai
sistematika bertransaksi di terminal pada umumnya. Kemudahan akses transaksi
lewat online dimaksudkan untuk tidak dipersulit, namun hanya terhubung dengan
internet transaksi dapat dilakukan dimanapun, selama 7 hari 24 jam. Termasuk
pada Costum hingga pajak fakturnya.
Berikut secara singkat penjelasan langkah-langkah transaksi pada
Pelabuhan Teluk Lamong, yaitu :
1. Memasukki kode akses.
2. Pembayaran dilakukan seperti cara deposit, dimana uang tidak diharuskan
lebih berapa persen namun hanya diperlukan dana senilai nilai transaksi.
3. Lalu, ketika oke, maka pembayaran seperti debit.
4. Proses transaksi selesai.
Berikut proses trucking yang memudahkan supir, yaitu :
16

1. Booking terlebih dahulu dan mendapatkan ID.


2. Memasukki, dan memverifikasi ID dengan swipe card : verifikasi, validasi,
capture, dan sebagainya.
3. Ketika oke, maka truk bisa masuk.
4. Ketika tidak oke, maka diselesaikan sistemnya terlebih dahulu.

2.9 Jenis Kapal yang Bisa Dilayani

Terminal Teluk Lamong menempati lahan seluas 40 hektare (ha).


Fungsinya untuk melayani petikemas domestik, international, dan curah kering
standar pangan. Rincian kapasitasnya, 500 ribu TEUs petikemas domestik, 1 Juta
TEUs petikemas international dan curah Kering dengan kapasitas lima juta ton.

Dipersiapkanlah terminal petikemas baru yakni Terminal Teluk Lamong,


Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal ini direncanakan beroperasi pada semester 2
tahun 2014.Pelabuhan Teluk Lamong direncanakan akan disinggahi jenis kapal oil
tanker dengan bobot DWT (dead weight tonnage / berat mati kapal) sebesar
301.045.

Dermaga internasional Teluk Lamong dilengkapi 2 container crane twin


lift dengan kemampuan bongkar 1.000 kontainer per hari. Sehingga dengan pola
sandar jadwal pasti hanya 7 kapal yang bisa dilayani.

Chart datum adalah sebuah titik / bidang referensi yang digunakan pada
peta – peta navigasi maupun pada peramalan pasut umumnya dihubungkan
terhadap permukaan air yang rendah. Kedalaman laut yang menjamin keselamatan
kapal di depan dermaga ditentukan terhadap referensi kedalaman terhadap chart
datum yang diperoleh dari komponen pasut.

Nilai chart datum perairan Teluk Lamong dari data pengamatan pasut
menggunakan metode admiralty didapatkan nilai dari model chart datum IHO :

- Nilai Zo = 1,58 m
- Nilai LWS = -0,07 m
17

- Nilai LLWL = 0,30 m

Dan berdasar peta bathymetri kedalaman di Teluk Lamong adalah -16 m


dari LWS, serta berdasarkan chart datum LLWL kedalaman di perairan Teluk
Lamong adalah 15,80 m.

Berapa kedalaman yang dibutuhkan pada bagian kolam dermaga, yang


dapat menjamin keselamatan kapal oil tanker?

Kebutuhan kedalaman perairan berbeda-beda, bergantung dari jenis perairannya.


Teluk Lamong merupakan jenis perairan tertutup, karena berada di antara pulau
Madura dan Pulau Jawa dan kedalaman yang dibutuhkan untuk perairan Teluk
Lamong adalah 23,57 meter. Untuk kapal dengan panjang 333m lebar 60m, syarat
kapal 21,43m dan bobot mati kapal sebesar 301.045 DWT. Maka dibutuhkan
kedalaman 23,67m.

Jenis kontainer adalah untuk kargo umum. Kargo umum tidak boleh
terlalu panjang, terlalu lebar, terlalu-tinggi, terlaluberat, atau dalam jumlah besar.
18

Wadah terbuat dari baja untuk kokoh dan kemudahan perbaikan. 45ft kontainer
umumnya tidak tersedia di semua perdagangan yang NYK beroperasi.

Jenis kapal yang berlabuh (dilayani) di Terminal Teluk Lamong

Ketinggian Container yang dilayani di Terminal Teluk Lamong


19

Beberapa jenis Container yang dibongkar-muat di Terminal Teluk Lamong


20

1. Closed Container (general purposes Container)

Yang dimaksud dengan closed containers adalah : peti kemas standard


dengan tinggi 8 feet, lebar 4 feet, dan panjang bervariasi antara 10,20,30 dan 40
feet. Seluruh dinding peti kemas tertutup dan hanya mempunyai satu pintu di
salah satu ujungnya. Peti kemas ini biasanya untuk mengangkut general cargo
yang tidak memerlukan pengaturan temperatur,ventilasi, dan kondisi khusus
lainnya. Petikemas ini biasa juga disebut dry cargo container, yaitu petikemas
yang diisi bukan dengan barang cair (liquid) atau curah (bulk cargo). Peti kemas
jenis inilah yang paling banyak dipakai dalam perdagangan internasional.

2. Open Top (Soft Top) Container

Yang dimaksud dengan open top container adalah : container dengan


bagian atasnya terbuka, dan ditutup dengan terpal sebagai pengganti metal. Peti
kemas ini dipakai untuk memuat barang yang tidak bisa dimasukan melewati
pintu container, sehingga dimasukan dari atasnya. Penggunaan peti kemas ini
biasanya dikenakan tambahan ongkos angkut (additional freight rate).

3. Peti kemas Setengah tinggi (half height Container)

Peti kemas ini memiliki panjang dan lebar yang standar, namun hanya
mempunyai tinggi setengah dari ukuran standar (1,3 mtr) petikemas jenis ini
biasanya buat mengangkut barang-barang berat seperti besi, plat baja,pipa besi,
21

batu marmer dan benda berat lainnya. Oleh karena peti kemas memiliki
pembatasan dalam berat, (weight limitations ) maka benda berat ini jika dimuat,
cukup dengan separuh dari container standar. Atau sering disebut two half height
Yang artinya dua peti kemas, cukup menempati satu ruangan untuk peti kemas
standar, sehingga sangat menghemat ruangan di kapal.

Terdapat dua jenis half height container, yaitu:

- Half height container, solid removable top.

Yaitu peti kemas setengah tinggi dengan tutup metal yang dapat dibuka
atau dipindahkan, agar memudahkan untuk pemuatan dari atas.

- Half height container, soft removable top.

Yaitu petikemas setengah tinggi yang mempunyai tutup dari terpal yang
dapat dibuka atau dipindahkan, agar mudah untuk memasukan barang dari
atasnya.

4. Peti kemas barang curah (dry bulk container)

Yang dimaksud dengan dry bulk container adalah: peti kemas yang
dirancang untuk mengangkut barang curah. Bentuknya sama dengan peti kemas
tertutup( closed container/general purpose) namun dibagian atas (on top) terdapat
lubang untuk mengisi barang curah, dan dibagian bawah container terdapat
lubang/pintu untuk mengucurkan barang curah (hatchways) untuk memudahkan
pembongkaran di tempat tujuan.

Peti kemas jenis ini biasanya dipakai untuk memuat barang-barang


berbentuk butiran kering, seperti gula,semen,pupuk,kedelai, jagung dan kacang-
kacangan kering lainnya.

5. Reefer container (Refigerated Container)

Yang dimaksud dengan reefer container atau peti kemas berpendingin


adalah petikemas standar biasa (closed container) yang dilengkapi dengan alat
pendingin yang dihubungkan dengan tenaga listrik pada kapal atau dengan
22

generator tersendiri (demountable generator). Peti kemas ini dipakai untuk


mengangkut barang2 yang cepat membusuk, sehingga membutuhkan proses
pengawetan selama dalam perjalanan. Biasanya dipakai untuk mengangkut buah-
buah,sayur,daging, susu segar dan lainnya.

6. Platform Container ( Flat Rack Container)

Yang dimaksud dengan platform container adalah peti kemas yang tak
punya dinding dan tak punya atap, hanya sekedar pelataran yang rata saja. Ia
mempunyai panjang dan lebar sesuai dengan ukuran standar kontainer namun tak
memiliki tinggi, hanya tebal seperti standar tebal kontainer. Biasanya dipakai buat
angkat mesin2 besar.

7. Petikemas liquid (tank container)

Yang dimaksud dengan tank container atau petikemas liquid adalah


petikemas yang dirancang untuk mengangkut benda benda cair. Dibuat berbentuk
tanki bulat panjang(Clynder) dari bahan baja tahan karat, dan diberi kerangka besi
dengan ukuran yang sama dengan container lainnya. Tank tainer ini biasanya
dipakai untuk mengangkut alkohol, minuman, sampai bahan-bahan kimia
berbahaya.

8. Open Top, Open sided, Open ended skeletal container

Selain dari jenis-jenis kontainer diatas, juga terdapat jenis kontainer


berpintu samping (open sided container), petikemas tanpa dinding dan tanpa atap

3.0 Fasilitas Supra Struktur di Pelabuhan Teluk Lamong

Suprastruktur berarti semua produksi yang bersifat non materi yang


berasal dari ide masyarakat sebagai contoh mesin dan alat-alat produksi.

Untuk suprastruktur diteluk lamong sendiri terdapat antara lain :

1. 5 unit CC (Container Crane)


23

Container Crane atau sering disebut dengan Kran Peti Kemas adalah Crane
yang digunakan untuk memuat dan membongkar peti kemas dari dan ke dermaga
ke kapal peti kemas atau memindahkan peti kemas dari tempat ketempat lain
dalam terminal peti kemas. Dan diterminal angkut Teluk Lamong mempunyai 5
unit CC atau Container Crane.

2. 15 unit RTG (Ruber Tyred Gantry)

RTG atau Ruber Tyred Gantry adalah salah satu alat berat yang digunakan
untuk memindahkan box kontainer dari thriler kepenampungan kontainer
sementara atau sebaliknya. RTG bekerja dengan kontrol PLC (Programmable
Logic Controller ) untuk mengontrol keseluruhan pengoperasian dari RTG pada
Terminal angkut Teluk Lamong menggunakan 15 unit RTG yang digunakan
untuk memindahkan kontainer.

Bagian utama dan cara kerja RTG

1. Engine dan control source


Berada pada bagian samping RTG, digunakan untuk menyalakan mesin
dan mematikan mesin dari RTG itu sendiri.
2. Hoist
Digunakan untuk menaik turunkan kontainer yang akan dipindahkan.
3. Trolly
Berfungsi untuk menggerakan Hoist dan menggerakan atau memindahkan
kontainer kedepan dan belakang.
4. Gantry
Berfungsi untuk memindahkan RTG ke tiap-tiap blok penampungan
kontiner.
5. Spreader
Digunakan untuk menempelkan dan mengunci kontainer yang akan
dipindahkan ke tempat atau blok lain.
Spreader akan bekerja dengan menyalakan spreader pump, spreader
dilengkapi dengan bagian- bagian :
24

- Flipper

Berfungsi untuk penempatan posisi spreader agar tepat pada posisi


kontainer yang akan dipindahkan, 4 filpper berada pada tiap-tiap ujung spreader
yang digerakan dengan naik turun dengan flipper swicth pada control desk pada
operator kabin

- Skewing Swicth

Digunakan jika posisi spreader pada kontainer agak miring, dengan kata
lain skewing switch berfungsi untuk memiringkan posisi spreader agar tepat pada
posisi kontainer

- Twist lock

Berfungsi untuk mengunci kontainer pada spreader agar mudah untuk


diangkat dan dipindahkan, twist lock berada pada ujung-ujung spreader

- Selection of telescopic beam

Berfungsi untuk memanjangkan ukuran dari spreader sehingga twist lock


dan flipper tepat pada posisi kontainer, alat ini ada karena ukuran kontaier yang
berbeda-beda (20 ft, 40 ft, dan 45 ft).

3. 35 head truck dan Chassis

Head truck dan Chassis berfungsi untuk akomodasi atau untuk mengankut
kontainer keluar atau menuju dermaga, menuju dermaga untuk di pindahkan ke
kapal (untuk pengiriman) dan keluar dermaga untuk pendistribusian keluar.
Dengan banyaknya head truck dan Chassis yang dimiliki oleh Terminal angkut
teluk lamong sebanyak 35 unit, diharapkan dengan banyaknya jumlah ini bisa
mempercepat proses pengangkutan atau akomodasi menuju dan atau keluar dari
Teluk lamong ini.

3.1 Fasilitas Infra Struktur di Pelabuhan Teluk Lamong

a. GAS POWER PLANT (PLTG)


25

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) akan membangun Pembangkit


Listrik Tenaga Gas (PLTG) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Terminal Teluk
Lamong, Gresik. Pembangunan PLTG dilakukan oleh Pelindo III mengingat
kebutuhan listrik di Terminal Teluk Lamong cukup besar. kebutuhan listrik di
Terminal Teluk Lamong mencapai 120 Mega Watt (MW). PLTG itu sendiri akan
dibangun dengan kapasitas 2 X 25 MW. Kebutuhan itu akan digunakan untuk
operasional Terminal Teluk Lamong dan operasional monorel pengangkut
petikemas (Automated Container Transporter). Kebutuhan listrik itu digunakan
untuk menunjang aktivitas terminal, terlebih pelaralatan bongkat muat seluruhnya
akan menggunakan tenaga listrik. Dipilih tenaga listrik untuk meminimalkan
polusi udara serta mendukung Teluk Lamong sebagai pelabuhan yang ramah
lingkungan (eco green port).Saat ini proses pembangunan PLTG, sudah dilakukan
pertahap dengan target selesai di tahun 2020. PT Rekayasa Industri (Rekind)
menjalin kerja sama dengan PT Pelindo III untuk menggarap Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) di Terminal Teluk Lamong, Surabaya.

Untuk tahap awal perkiraan kebutuhan listrik Teluk Lamong yang bisa
dipenuhi sebanyak 16 Mega Watt (MW) hingga akhir tahun 2014. Kemudian di
tahun 2016 diperkirakan menjadi 30 MW, dan di tahun 2018 hingga 2020,
diperkirakan sudah mencapai 100 MW. Saat itulah, PLTG ini diperlukan untuk
mencukupinya.

Supply gas juga sudah disiapkan oleh Petrogas. Untuk digunakan sebagai
bahan bakar untuk truk-truk pengangkut. Sementara untuk operasional PLTG, PT
Pelindo III juga menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

PT Lamong Energi Indonesia direncanakan bukan hanya sebagai penyedia


listrik ramah lingkungan, namun juga akan bergerak di bidang utilitas. Pengolahan
air dan limbah, pendistribusian gas serta broadband akan menjadi pelayanan
penunjang yang disediakan oleh anak perusahaan pertama milik Terminal Teluk
Lamong tersebut. Perencanaan jangka panjang PT Lamong Energi Indonesia
diperuntukkan sebagai penyedia listrik dan utilitas pada kawasan industri dan
26

pelabuhan di seluruh Indonesia. ‘Terminal Teluk Lamong dan wilayah Pelabuhan


Tanjung Perak akan menjadi pelabuhan dan kawasan industri percontohan yang
menggunakan bahan bakar listrik dan ramah lingkungan di Indonesia.

b. CNG STATION
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif
bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, CNG sebagai bahan bakar gas
(BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua
bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG
dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk
silinder. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah
bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi
yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.
Terminal Teluk Lamong milik Pelindo III juga menggunakan CNG.
Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajogio mengatakan penggunaan CNG
di Teluk Lamong bertujuan mendukung konversi energi yang dicanangkan
pemerintah. Hal itu sejalan dengan visi terminal itu yang mengusung konsep eco
green port. PT Pertagas Niaga bakal memasok CNG untuk semua truk di
Terminal Teluk Lamong. Penggunaan bahan bakar gas bakal menekan biaya
operasi yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Penggunaan bahan bakar
gas diklaim lebih hemat hingga 40% dibandingkan dengan penggunaan bahan
bakar minyak (BBM. Jugi menjelaskan pada tahap awal, pasokan CGN ke Teluk
Lamong akan menggunakan gas transport module (GTM) atau menggunakan truk.
Namun, ke depan perseroan akan membangun pipa distribusi dan membangun
mother station di Terminal Teluk Lamong sehingga kualitas layanan akan lebih
baik.
Perseroan menargetkan pembangunan pipa gas dan mother station di
Teluk Lamong dapat dimulai pada tahun depan sehingga dapat mulai dioperasikan
pada 2016. Pasalnya, perseroan memproyeksikan kebutuhan CGN di terminal itu
akan tumbuh signifikan sejalan dengan beroperasinya terminal tersebut. Jugi
27

memproyeksikan kebutuhan CNG pada 2015 sebesar 21,9 juta liter setara
premium (lsp). Jumlah itu terus meningkat hingga mencapai 73 juta lsp pada
2020. PT Pertagas Niaga dan PT Terminal Teluk Lamong melakukan Head of
Agreement (HoA) untuk jual beli CNG. Pada kesempatan itu juga dilakukan MoU
antara perusahaan itu dengan PT Pertamina Lubicans untuk memasok pelumas
bagi semua mesin di terminal tersebut.
c. WATER INSTALLATION
PT Lamong Energi Indonesia direncanakan bukan hanya sebagai penyedia
listrik ramah lingkungan, namun juga akan bergerak di bidang utilitas. Pengolahan
air dan limbah, pendistribusian gas serta broadband akan menjadi pelayanan
penunjang yang disediakan oleh anak perusahaan pertama milik Terminal Teluk
Lamong tersebut.
d. DEPO
Pelindo III membangun terminal ini untuk meningkatkan daya saing
pelabuhan. Terminal ini dibangun sebagai perluasan dari Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya akan digunakan untuk melayani petikemas domestik, petikemas
internasional, dan curah kering internasional. sekaligus sebagai antisipasi over
capacity di pelabuhan terbesar kedua di Indonesia itu. Pembangunan tahap
pertama dari Terminal Teluk Lamong memiliki luas sekitar 40 hektar.
Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2010 lalu dan dinyatakan selesai pada tahun
2014. Terminal ini akan digunakan untuk melayani petikemas domestik,
petikemas internasional, dan curah kering dengan standar pangan. Kapasitas
terminal tahap pertama ini mencapai 500.000 TEUs petikemas domestik dan 1
juta TEUs petikemas internasional.
Pada awal Januari lalu, TTL menjadi terminal petikemas pertama di dunia
yang mengimplementasikan sistem otomatis bongkar muat petikemas yang
disebut dengan docking system. Pencapaian ini merupakan kerjasama antara
Pelindo III dan Gaussin Manugistique, perusahaan teknik handling dan logistik
dari Prancis. Penggunaan docking system untuk bongkar muat petikemas
membutuhkan biaya yang lebih efisien daripada menggunakan straddle
carrier (SC). Perbandingannya, satu blok docking system yang memuat hingga
28

enam jalur (dua belas pilar) membutuhkan biaya pembangunan sejumlah 100 ribu
US Dollar, jauh lebih murah daripada biaya pembelian SCyang mencapai 3 juta
US Dollar per unit. Dengan dibangunnya Terminal Teluk Lamong, ia berharap
bisa mengurangi tekanan kepadatan pada terminal peti kemas yang rata-rata punya
keterlambatan hingga 1.5 hari. Ke depan, Terminal Teluk Lamong akan menjadi
bagian dari Java Integrated Industrial Port Estate yang mencakup juga koneksi
dengan jalur monorail kereta api peti kemas.
Arus peti kemas di Terminal Teluk Lamong terus meningkat sejak resmi
beroperasi pada November 2014 lalu. Hingga kini, arus peti kemas sudah
memenuhi separo utilitas pelabuhan. Sejalan dengan tuntasnya proyek
pendalaman dan perluasan alur pelayaran barat Surabaya, arus peti kemas
diprediksi terus tumbuh secara signifikan.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong Prasetyadi menyatakan,
berdasar hasil kalkulasi kesiapan fasilitas operasional, baik dermaga maupun
peralatan di pelabuhan, kapasitas peti kemas baru mencapai 700.000 TEUs.
Dengan kondisi sekarang, kapasitas yang terpakai masih separo. Diperkirakan,
hingga akhir tahun yang bisa ditangani mencapai 400–500 ribu TEUs. Ke depan,
kapasitasnya terus meningkat dengan datangnya peralatan penunjang.

Anda mungkin juga menyukai