BAB II
PEMBAHASAN
Tapi masalah seperti ini tidak akan terjadi di Terminal Teluk Lamong,
Surabaya. Dengan berbagai alat dan teknologi canggih, Terminal Teluk Lamong
menjanjikan “zero dwelling time”. Kapal-kapal tidak perlu antri lama untuk bisa
merapat ke pelabuhan.
Terminal Teluk Lamong mulai dibangun sejak tahun 2010 dan menelan
biaya pembangunan Rp 23,4 triliun. Terminal dengan luas area 40 ha itu
difungsikan untuk melayani peti kemas domestik, peti kemas internasional dan
curah kering dengan standar pangan.
Fasilitas yang dimiliki Terminal Teluk Lamong meliputi:
- Dermaga seluas 500 x 80 m2 dengan 10 gerbang keluar masuk
- Area kantor dan lahan parkir seluas 7,2 ha
- Lapangan penumpukan peti kemas seluas 15,86 ha
- Lapangan curah kering seluas 6 ha
Terminal Teluk Lamong memiliki berbagai keunggulan. Pertama, terminal
ini beroperasi secara semiotomatis dan memiliki fasilitas alat bongkar muat yang
mumpuni. Salah satu contohnya adalah automatic stacking crane (ASC) yang
terhubung dengan terminal operating system (TOS).
Terminal Teluk Lamong juga sudah dilengkapi dengan ship to shore crane
(STS), combined terminal trailer (CTT) dan straddle carriers (SC). Keunggulan
kedua adalah terminal ini mengusung konsep ramah lingkungan berstandar
internasional. Seluruh alat bongkar muatnya (kecuali CTT dan SC) telah
menggunakan tenaga listrik.
Bukan hanya peti kemas dan komoditas curah dapat diproses secara efisien
di pelabuhan Teluk Lamong ini. Pelabuhan ini juga dibangun untuk
mengantisipasi lonjakan beban bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya dan Tanjung Priok, Jakarta.
Keuntungan lebih detail jika menggunakan automatic stacking crane
(ASC) adalah:
1. Aktifitas dapat berjalan lebih efektif dan efisien, karena tidak memerlukan
banyak tenaga kerja, baik tenaga operasional maupun administrasi.
6
1. Persiapan
2. Pekerjaan Pemancangan
3. Struktur Dermaga
a. Plat Dudukan
b. Crane Beam
c. Cross Beam
d. Long Beam
e. Plank Fender
f. Plat (half slab)
4. Pekerjaan Overtopping Plat
5. Struktur Utilitas Dermaga
a. Rel Crane
b. Fender
c. Junction Box
d. Bollard, dll
Pelaksanaan Konstruksi :
Untuk saat ini sudah selesai dan resmi beroperasi untuk tahap I pada
tanggal 12 November 2014. Untuk tahap selanjutnya akan dikembangkan
dermaga dan dibangun fasilitas bongkar muat beragam jenis, pembangkit listrik
khusus, reklamasi kawasan industri, monorel khusus kontainer penghubung
Pelabuhan Tanjung Perak dengan Terminal Teluk Lamongatau disebut Automatic
Container Transporter (ACT).
Pada fase ini pembangunan yang akan di bangun oleh teluk lamong itu
sendiri berdominan pada dry bulk area, yang dimana pembanguna dry bulk itu
sendiri bertujuan untuk meluaskan area teluk lamong.
a. Pemancangan
b. Pekerjaan struktur
Tahap III akan mulai beroperasi pada tahun 2023 mendatang. Terminal
modern dan ramah lingkungan pertama di Indonesia tersebut akan terkoneksi
dengan jalur distribusi logistik seperti kawasan industri dan melalui akses jalan,
baik tol maupun non tol, jalur kereta api dan jalur monorel petikemas untuk
kegiatan haulage di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.
Pada dermaga curah kering sepanjang 250 meter tersebut nantinya akan
dipasang dua unit Ship Unloader dengan dilengkapi fasilitas conveyor dan
wirehouse. Pada tahap awal gudang curah kering akan dibangun di atas tanah
seluas +8 hektar.
bahan makanan dan makanan ternak. Adapun penggabungan tiga perusahaan besar
tersebut dilakukan untuk memperoleh 70 persen pasar di Indonesia.
1. Dry Bulk
2. Dry Bulk Area
3. Power Plant
4. Transfer Area
5. Offiice Area
6. Container
7. Distribution & Consolidation Containaer Depot
8. Domestic Container Port
9. Inter Container Port
Tahap akhir ini akan beroperasi pada tahun 2030. Tahap akhir pembangunan
Pelabuhan Teluk Lamong meliputi :
15
1. Indsutrial Area
2. Act (Monorail)
3. Broad Band
4. Fly Over
5. SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)
6. Power Plant
7. Air Management
Chart datum adalah sebuah titik / bidang referensi yang digunakan pada
peta – peta navigasi maupun pada peramalan pasut umumnya dihubungkan
terhadap permukaan air yang rendah. Kedalaman laut yang menjamin keselamatan
kapal di depan dermaga ditentukan terhadap referensi kedalaman terhadap chart
datum yang diperoleh dari komponen pasut.
Nilai chart datum perairan Teluk Lamong dari data pengamatan pasut
menggunakan metode admiralty didapatkan nilai dari model chart datum IHO :
- Nilai Zo = 1,58 m
- Nilai LWS = -0,07 m
17
Jenis kontainer adalah untuk kargo umum. Kargo umum tidak boleh
terlalu panjang, terlalu lebar, terlalu-tinggi, terlaluberat, atau dalam jumlah besar.
18
Wadah terbuat dari baja untuk kokoh dan kemudahan perbaikan. 45ft kontainer
umumnya tidak tersedia di semua perdagangan yang NYK beroperasi.
Peti kemas ini memiliki panjang dan lebar yang standar, namun hanya
mempunyai tinggi setengah dari ukuran standar (1,3 mtr) petikemas jenis ini
biasanya buat mengangkut barang-barang berat seperti besi, plat baja,pipa besi,
21
batu marmer dan benda berat lainnya. Oleh karena peti kemas memiliki
pembatasan dalam berat, (weight limitations ) maka benda berat ini jika dimuat,
cukup dengan separuh dari container standar. Atau sering disebut two half height
Yang artinya dua peti kemas, cukup menempati satu ruangan untuk peti kemas
standar, sehingga sangat menghemat ruangan di kapal.
Yaitu peti kemas setengah tinggi dengan tutup metal yang dapat dibuka
atau dipindahkan, agar memudahkan untuk pemuatan dari atas.
Yaitu petikemas setengah tinggi yang mempunyai tutup dari terpal yang
dapat dibuka atau dipindahkan, agar mudah untuk memasukan barang dari
atasnya.
Yang dimaksud dengan dry bulk container adalah: peti kemas yang
dirancang untuk mengangkut barang curah. Bentuknya sama dengan peti kemas
tertutup( closed container/general purpose) namun dibagian atas (on top) terdapat
lubang untuk mengisi barang curah, dan dibagian bawah container terdapat
lubang/pintu untuk mengucurkan barang curah (hatchways) untuk memudahkan
pembongkaran di tempat tujuan.
Yang dimaksud dengan platform container adalah peti kemas yang tak
punya dinding dan tak punya atap, hanya sekedar pelataran yang rata saja. Ia
mempunyai panjang dan lebar sesuai dengan ukuran standar kontainer namun tak
memiliki tinggi, hanya tebal seperti standar tebal kontainer. Biasanya dipakai buat
angkat mesin2 besar.
Container Crane atau sering disebut dengan Kran Peti Kemas adalah Crane
yang digunakan untuk memuat dan membongkar peti kemas dari dan ke dermaga
ke kapal peti kemas atau memindahkan peti kemas dari tempat ketempat lain
dalam terminal peti kemas. Dan diterminal angkut Teluk Lamong mempunyai 5
unit CC atau Container Crane.
RTG atau Ruber Tyred Gantry adalah salah satu alat berat yang digunakan
untuk memindahkan box kontainer dari thriler kepenampungan kontainer
sementara atau sebaliknya. RTG bekerja dengan kontrol PLC (Programmable
Logic Controller ) untuk mengontrol keseluruhan pengoperasian dari RTG pada
Terminal angkut Teluk Lamong menggunakan 15 unit RTG yang digunakan
untuk memindahkan kontainer.
- Flipper
- Skewing Swicth
Digunakan jika posisi spreader pada kontainer agak miring, dengan kata
lain skewing switch berfungsi untuk memiringkan posisi spreader agar tepat pada
posisi kontainer
- Twist lock
Head truck dan Chassis berfungsi untuk akomodasi atau untuk mengankut
kontainer keluar atau menuju dermaga, menuju dermaga untuk di pindahkan ke
kapal (untuk pengiriman) dan keluar dermaga untuk pendistribusian keluar.
Dengan banyaknya head truck dan Chassis yang dimiliki oleh Terminal angkut
teluk lamong sebanyak 35 unit, diharapkan dengan banyaknya jumlah ini bisa
mempercepat proses pengangkutan atau akomodasi menuju dan atau keluar dari
Teluk lamong ini.
Untuk tahap awal perkiraan kebutuhan listrik Teluk Lamong yang bisa
dipenuhi sebanyak 16 Mega Watt (MW) hingga akhir tahun 2014. Kemudian di
tahun 2016 diperkirakan menjadi 30 MW, dan di tahun 2018 hingga 2020,
diperkirakan sudah mencapai 100 MW. Saat itulah, PLTG ini diperlukan untuk
mencukupinya.
Supply gas juga sudah disiapkan oleh Petrogas. Untuk digunakan sebagai
bahan bakar untuk truk-truk pengangkut. Sementara untuk operasional PLTG, PT
Pelindo III juga menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
b. CNG STATION
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif
bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, CNG sebagai bahan bakar gas
(BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua
bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG
dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk
silinder. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah
bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi
yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.
Terminal Teluk Lamong milik Pelindo III juga menggunakan CNG.
Direktur Utama PT Pertagas Niaga Jugi Prajogio mengatakan penggunaan CNG
di Teluk Lamong bertujuan mendukung konversi energi yang dicanangkan
pemerintah. Hal itu sejalan dengan visi terminal itu yang mengusung konsep eco
green port. PT Pertagas Niaga bakal memasok CNG untuk semua truk di
Terminal Teluk Lamong. Penggunaan bahan bakar gas bakal menekan biaya
operasi yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Penggunaan bahan bakar
gas diklaim lebih hemat hingga 40% dibandingkan dengan penggunaan bahan
bakar minyak (BBM. Jugi menjelaskan pada tahap awal, pasokan CGN ke Teluk
Lamong akan menggunakan gas transport module (GTM) atau menggunakan truk.
Namun, ke depan perseroan akan membangun pipa distribusi dan membangun
mother station di Terminal Teluk Lamong sehingga kualitas layanan akan lebih
baik.
Perseroan menargetkan pembangunan pipa gas dan mother station di
Teluk Lamong dapat dimulai pada tahun depan sehingga dapat mulai dioperasikan
pada 2016. Pasalnya, perseroan memproyeksikan kebutuhan CGN di terminal itu
akan tumbuh signifikan sejalan dengan beroperasinya terminal tersebut. Jugi
27
memproyeksikan kebutuhan CNG pada 2015 sebesar 21,9 juta liter setara
premium (lsp). Jumlah itu terus meningkat hingga mencapai 73 juta lsp pada
2020. PT Pertagas Niaga dan PT Terminal Teluk Lamong melakukan Head of
Agreement (HoA) untuk jual beli CNG. Pada kesempatan itu juga dilakukan MoU
antara perusahaan itu dengan PT Pertamina Lubicans untuk memasok pelumas
bagi semua mesin di terminal tersebut.
c. WATER INSTALLATION
PT Lamong Energi Indonesia direncanakan bukan hanya sebagai penyedia
listrik ramah lingkungan, namun juga akan bergerak di bidang utilitas. Pengolahan
air dan limbah, pendistribusian gas serta broadband akan menjadi pelayanan
penunjang yang disediakan oleh anak perusahaan pertama milik Terminal Teluk
Lamong tersebut.
d. DEPO
Pelindo III membangun terminal ini untuk meningkatkan daya saing
pelabuhan. Terminal ini dibangun sebagai perluasan dari Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya akan digunakan untuk melayani petikemas domestik, petikemas
internasional, dan curah kering internasional. sekaligus sebagai antisipasi over
capacity di pelabuhan terbesar kedua di Indonesia itu. Pembangunan tahap
pertama dari Terminal Teluk Lamong memiliki luas sekitar 40 hektar.
Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2010 lalu dan dinyatakan selesai pada tahun
2014. Terminal ini akan digunakan untuk melayani petikemas domestik,
petikemas internasional, dan curah kering dengan standar pangan. Kapasitas
terminal tahap pertama ini mencapai 500.000 TEUs petikemas domestik dan 1
juta TEUs petikemas internasional.
Pada awal Januari lalu, TTL menjadi terminal petikemas pertama di dunia
yang mengimplementasikan sistem otomatis bongkar muat petikemas yang
disebut dengan docking system. Pencapaian ini merupakan kerjasama antara
Pelindo III dan Gaussin Manugistique, perusahaan teknik handling dan logistik
dari Prancis. Penggunaan docking system untuk bongkar muat petikemas
membutuhkan biaya yang lebih efisien daripada menggunakan straddle
carrier (SC). Perbandingannya, satu blok docking system yang memuat hingga
28
enam jalur (dua belas pilar) membutuhkan biaya pembangunan sejumlah 100 ribu
US Dollar, jauh lebih murah daripada biaya pembelian SCyang mencapai 3 juta
US Dollar per unit. Dengan dibangunnya Terminal Teluk Lamong, ia berharap
bisa mengurangi tekanan kepadatan pada terminal peti kemas yang rata-rata punya
keterlambatan hingga 1.5 hari. Ke depan, Terminal Teluk Lamong akan menjadi
bagian dari Java Integrated Industrial Port Estate yang mencakup juga koneksi
dengan jalur monorail kereta api peti kemas.
Arus peti kemas di Terminal Teluk Lamong terus meningkat sejak resmi
beroperasi pada November 2014 lalu. Hingga kini, arus peti kemas sudah
memenuhi separo utilitas pelabuhan. Sejalan dengan tuntasnya proyek
pendalaman dan perluasan alur pelayaran barat Surabaya, arus peti kemas
diprediksi terus tumbuh secara signifikan.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong Prasetyadi menyatakan,
berdasar hasil kalkulasi kesiapan fasilitas operasional, baik dermaga maupun
peralatan di pelabuhan, kapasitas peti kemas baru mencapai 700.000 TEUs.
Dengan kondisi sekarang, kapasitas yang terpakai masih separo. Diperkirakan,
hingga akhir tahun yang bisa ditangani mencapai 400–500 ribu TEUs. Ke depan,
kapasitasnya terus meningkat dengan datangnya peralatan penunjang.