Anda di halaman 1dari 4

iStow: Aplikasi Stowage Plan Buatan ITS

Oleh : Admin | Tanggal : 30/08/2016

Jurnal Maritim | 28 Januari 2015

Indonesia adalah negara kepulauan dengan laut menjadi penghubung antar


pulau. Angkutan laut memegang peran vital dalam berbagai kegiatan,
terutama perekonomian. Kapal menjadi kendaraan yang paling reliable
untuk menjembatani banyaknya pulau-pulau yang ada Indonesia. Kapal
digunakan untuk mengangkut berbagai muatan, termasuk diantaranya
kontainer, kendaraan dan penumpang.

Saat ini setiap tahunnya, lebih dari 700jt ton pertahun muatan yang bongkar
muat di pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia, dan angka tersebut akan
mencapai 1 Milyar ton muatan pertahun untuk seluruh pelabuhan di
Indonesia. Semua di atas menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
dengan aktivitas pelayaran dan kepelabuhanan tersibuk di dunia. Namun,
besarnya volume angkutan di atas belum diimbangi dengan ketersediaan
dan kapasitas pelabuhan.

Saat kapasitas belum bisa ditingkatkan, maka pilihan yang tersedia adalah
meningkatkan kinerja. Yang paling mudah terlihat adalah kinerja bongkar-
muat. Bongkar-muat adalah salah satu proses dalam rantai logistik yang
melibatkan pelabuhan (terminal) dan kapal.

Salah satu bagian dari strategi peningkatan kinerja bongkar-muat adalah


mengoptimalkan pemuatan yang akurat. Rencana pemuatan yang akurat
tidak hanya menjamin stabilitas kapal, namun juga mempercepat proses
bongkar muat dan meningkatkan jumlah muatan di atas kapal. Bahkan,
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi jaringan, proses bongkar-muat
kini dapat disinergikan dengan fungsi manajemen logistik lainnya, mulai dari
pemasaran, perencanaan hingga operasional.

Selama ini perencanaan muatan, dalam istilah pelayaran disebut stowage


Planning, dilakukan secara manual. Hasilnya adalah stowage plan, yaitu
rencana muatan yang menjadi panduan bagi operator dalam proses
bongkar-muat.

Stowage plan yang dikerjakan manual umumnya rawan kesalahan manusia


(human error), penyebabnya dapat karena kelelahan, kurang konsentrasi,
stress akibat tingginya ritme kerja, keengganan mengupdate data muatan,
kesalahan membaca tabel, dan muatan yang tidak ditimbang.

Dampak dari kelalaian di atas berantai, dimulai dari kesalahan dalam


perhitungan stabilitas, pemuatan tidak optimal sehingga muatan yang
diangkut jauh lebih sedikit dibanding kapasitas yang tersedia hingga yang
paling fatal adalah risiko keselamatan pelayaran.

Sudah banyak kasus kecelakaan kapal akibat stowage plan yang tidak
akurat, karena dikerjakan secara manual. Misalnya, MV Cumbrian Express
terbalik di Port of Rayong, Thailand pada awal tahun 2000. Kecelakaan ini
akibat kesalahan perhitungan stabilitas pada saat pemuatan. Setelah
diinvestigasi, ternyata Data berat peti kemas yang dimasukan dalam
perhitungan berbeda dari dari berat peti kemas sesungguhnya.

Aplikasi Siap Pakai


Potret kegiatan pelayaran di atas menjadi dasar kehadiran aplikasi
perencanaan tata muatan di atas kapal (stowage planning software) yang
dikembangkan oleh Laboratorium Telematika pada Jurusan Transportasi
Laut, FTK-ITS. Aplikasi buatan lokal ini diberi nama iStow.

Sejak dikembangkan pada tahun 2007, iStow direncanakan sebagai wujud


konkret kontribusi penelitian perguruan tinggi bagi industri maritim nasional
dan ASEAN. Penggunaan metodologi canggih, penyempurnaan kontinu dan
benchmarking pada produk-produk serupa, iStow telah siap untuk
berkompetisi dengan aplikasi impor sejenis. iStow versi pertama, didesain
untuk kapal kontainer, sudah berhasil diterapkan pada kapal-kapal peti
kemas milik sebuah perusahaan pelayaran nasional terkemuka.

Varian-varian iStow dikembangkan untuk berbagai jenis muatan di


antaranya untuk kendaraan, dan muatan khusus ekstra besar. iStow-roro
yang telah diimplementasikan pada kapal LCT Ketapang-Gilimanuk. iStow-
LPH (iStow forlarge and heavy objects) yang dibuat untuk pemuatan muatan
ekstra besar dan berat seperti pabrik atau konstruksi bangunan lepas pantai.

Di samping itu, sejalan dengan perkembangan peraturan internasional,


seperti Manila Amendments to the STCW Convention and Code 2010,
pendidikan kepelautan harus memastikan mutu pendidikannya melalui
adopsi pelatihan berbasis komputer. iStow-CHS (Cargo Handling Simulator)
telah berkontribusi dalam area ini, dan telah dipasang dan digunakan pada
Politeknik Maritim Negeri Indonesia di Semarang.

iStow adalah aplikasi yang siap pakai karena dirancang sesuai dengan proses
bisnis yang berlaku dalam operasional pelabuhan sehari-hari, terutama
proses bongkar-muat. Berbasis arsitektur client-server sehingga bisa
digunakan secara bersama-sama secara simultan.

Mengapa demikian? karena setiap kapal adalah unik, artinya memiliki


spesifikasi tertentu yang berbeda antara kapal yang satu dengan yang lain.
Data geometri, volume tanki, titik-titik berat komponen-komponen utama
kapal merupakan variabel utama masukan (input) untuk iStow. Demikian
juga dengan muatan, terutama jenis kontainer. Walau ukuran volumenya
sama, berat setiap kontainer bisa berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Singkatnya, data masukan yang dibutuhkan untuk perhitungan stabilitas
kapal dan penataan muatan di kapal, bisa bersumber dari banyak bagian atau
proses yang lain.

Oleh karena itu, sejak awal iStow dirancang untuk mengakomodir kegiatan
kolaborarif dan terintegrasi antar bagian dalam perusahaan seperti
Container Yard Planning, Sistem Booking Muatan, Sistem Sales / Depo,
Schedulling, Voyage Estimator, dan Mobile Computing.

Selain itu, iStow dapat beroperasi pada semua platform atau sistem operasi
apapun (multi platform), diantaranya MS Windows, Linux, dan Macintosh.
Ke depan, pihak ITS menyatakan sedang mengembangkan iStow untuk
perangkat bergerak atau mobile devices seperti tablet dan smartphone.

Fitur iStow:
 Perhitungan otomatis: stabilitas, sarat, trim, beban
 Pengecekan terhadap regulasi IMO
 Input data fleksibel
 Dokumen siap cetak: bayplan, laporan stabilitas, manifest dan
dokumen lain sesuai persyaratan penerbitan SPB
 Terintegrasi
 Kolaboratif
 MultiPlatform

iStow menggunakan teknologi open source, mulai dari pemilihan server


database hingga bahasa pemrograman. Begitu juga dengan laporan yang
dihasilkan, format open document menjadi pilihan utama selain hasil akhir
berupa file pdf. Pemilihan teknologi ini demi membebaskan pengguna dari
beban akibat system requirement hingga lisensiproprietary yang dapat
menghabiskan jutaan rupiah.

Semua di atas tidak mengurangi kualitas iStow, baik dari aspek teknik
perkapalan dan transportasi laut, perhitungan stabilitas yang akurat, hingga
dokumen siap pakai yang sesuai dengan kegiatan transportasi di Indonesia.

Sumber: http://jurnalmaritim.com/2015/01/istow-stowage-planning-
software-buatan-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai