Untuk meminimalisir
Penentuan QC keterlambatan
Proses Penentuan jumlah
merupakan strategi layanan kapal, setiap
penjadwalan quay QC akan
untuk melayani vessel memiliki
crane (QC) untuk berdampak
kegiatan bongkar/ bargaining power
ditempatkan terhadap waktu untuk menentukan
muat dengan
melayani kapal layanan saat kapal skala prioritas
tingkat pelayanan
yang sandar sandar. layanan yang
maksimal.
diberikan terminal.
The Issue on Berthing Plan
• Continuous Quay Assumption
• rencana sandar kapal diatur pada beberapa dermaga yang terpisah atau di dermaga yang
Panjang dimana kapal dapat sandar di posisi manapun.
• Dynamic Berth Planning and Re-planning
• Shipping line dan terminal menandatangni perjanjian sandar secara regular setiap minggu.
Karena kedatangan kapal sangat tergantung pada kondisi cuaca, lingkungan operasional
kapal, keberangkatan kapal dari terminal sebelumnya dan kondisi operasional kapal perlu
melakukan perubahan sesuai kondisi saat itu.
• Considering Traffic in the Quay and the Yard
• Di multi-terminal, renca kapal denagn meminimalisir gangguan terjadi antara kapal yang
sandar dan kapal yang sedang berlabuh. Pada saat ada kapal yang berangkat dan kapal yang
tiba bersamaan akan berdampak terhadap keterlambatan serius dari operasional kapal.
• ConsideringTidalDifference
• Pelabuhan yang memiliki tingkat pasang surut yang tinggi perlu mempertimbangkan
bagaimana saat melayani mega vessel. Bagian perencenaan perlu mempertimbangkan
tingkat surut air saat itu.
Stowage Planning
• Proses yang spesifik untuk muat petikemas ke kapal sesuai
posisi bay/ slot dan tier di kapal
• Sejumlah petikemas sudah siap dimuat di kapal, direlokasi
atau disimpan sementara di dermaga untuk rencana muat
yang efisien dalm menunjang proses operasional pelabuhan.
• Stowage plan, biasanya disusun atas permintaan dari pihak
shipping.
• Selama proses rencana muat, perlu dipertimbangkan saat
marshalling (penyusunan berulang) petikemas di lapangan.
• Marshalling tidak bisa dihindari karena, penumpukan
petikemas sebelumya bisa jadi belum sesuai untuk posisi di
kapal, misalnya berat dan special cargo untuk di posisi
khusus.
• Proses muat juga perlu mempertimbangkan stabilitas kapal. https://www.its.ac.id/seatrans/id/perancangan-perangkat-lunak-
penataan-muatan-stowage-planning/
QC Work Scheduling
• Konsep “grup petikemas”, dimana
petikemas outbound dengan ukuran yang
sama dan tujuan yang sama, yang akan
dimuat ke kapal yang sama.
• Grup petikemas dipakai untuk efisiensi dan
efektivitas handling petikemas di terminal
dan kapal
• QC melakukan kegiatan bongkar dibawah
palka harus melakukan bongkaran diatas
palka terlebih dahulu. Untuk kegiatan
muat berlaku sebaliknya. Constraint programming approach to quay crane scheduling problem
• QC yang beroperasi lebih dari satu, tidak https://doi.org/10.1016/j.tre.2013.08.006
Flexibility Principle
NEXT MODULE ➢
TERMINAL OPERATING
SYSTEM
Source : Handbook of Ocean Container Transport
Logistics
Kap Hwan Kim and Hoon Lee, Container Terminal
Operation: Current Trends and Future Challenges (43)