Anda di halaman 1dari 6

MODUL 12

Bidang Keahlian : KALK Pertemuan : 12


Mata Kuliah : Container Yard Planning, Vessel Materi Kuliah : Yard Allocation Strategy.
& Otomatisasi Terminal
Container

1. Kompetensi Dasar :

Setelah mengikuti pelajaran ini, Taruna/i diharapkan dapat memahami dan menjelaskan
Reporting Terminal dan Safety in Yard

2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :

a. Grouping
b. Vertical
c. Strategy Pemisahan Tempat Penumpukan.

3. Indikator Pencapaian :

Taruna dapat memahami dan menjelaskan serta menggambarkan tentang :


a. Memahami tentang konsep Grouping.
b. Memahami tentang konsep Vertical.
c. Memahami tentang strategy pemisahan tempat penumpukan.

4. Materi

Yard Allocation Strategy

A. Grouping (Pengelompokan Peti Kemas)

Container Yard adalah lapangan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menumpuk petikemas,
dimana petikemas yang berisi muatan di serahkan ke penerima barang dan petikemas kosong di ambil
oleh pengirim barang. Pada terminal petikemas modern container yard di bagi menjadi beberapa
bagian yaitu : untuk peti kemas export/import, refer dan empty.

Sebagaimana di ketahui bahwa setelah tiba di pelabuhan, petikemas di letakkan sementara


waktu di lapangan penumpukan. Lapangan penumpukan di bagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian
khusus peti kemas untuk ekspor/impor, bagian untuk petikemas yang di tolak/di kembalikan, bagian
untuk peti kemas yang di anggap berbahaya (dangerousgood) dan bagian untuk peti kemas kosong. Di
beberapa pelabuhan yang memiliki termiliki terminal petikemas, lapangan penumpukan juga terdapat
Container Freight Station (CFS) yaitu tempat yang khusus melayani “stripping” dan “stuffing”.
Stripping adalah proses untuk barang – barang yang di impor di dalam satu peti kemas tetapi memiliki
daerah tujuan yang berbeda. Sedangkan stuffing adalah ketika terdapat berbagai barang dari berbagai
daerah yang di angkut di dalam satu peti kemas untuk kemudian di ekspor.

Penentuan grouping (pengelompokan) peti kemas bergantung pada luas lapangan penumpukan
dan jumlah arus petikemas yang ada serta peralatan yang di gunakan untuk penanganan petikemas
yang mempengaruhi sistem operasi yang akan di jalankan. Dalam penataan grouping
(pengelompokan) peti kemas di lapangan penumpukan petikemas di pelabuhan terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Pembagian area untuk Export & Import harus terpisah.
b. Pembagian area untuk petikemas kosong dan petikemas isi harus terpisah.
c. Pembagian area untuk petikemas dengan ukuran special.
d. Pembagian area untuk petikemas dengan permintaan khusus.
e. Pembagian area untuk petikemas barang berbahaya.
f. Pembagian area untuk petikemas reefer

Khusus Pembagian area untuk Peti Kemas Export harus juga dikelompokkan berdasarkan POD (Port
of Discharge) / Pelabuhan Tujuan/ Pelabuhan Bongkar, tujuannya agar menghindari adanya over stow
atau kesalahan penyusunan peti kemas saat pemuatan diatas kapal yang akan menyebabkan adanya
handling tambahan / restow di pelabuhan selanjutnya.

B. Vertical

Penempatan peti kemas di lapangan (CY) dilaksanakan dalam sistem blok, dan selanjutnya di
setiap blok di posisikan dengan subsistem slot-row-tier. CY di terminal terdiri dari beberapa blok
diberi nama menurut alphabet (A,B,C, dst); tiap blok di bagi menjadi petak-petak (ground slot) diberi
nomor 01,02,03 dan seterusnya; setiap slot memuat peti kemas row dalam baris horisontal di beri
nomor 1, 2, 3 dan seterusnya kemudian tier pada arah vertikal atau disebut juga sebagi stack diberi
nomor 1, 2, 3 dan seterusnya.
CY dapat dibedakan menurut peruntukannya yakni :
a. CY Import : CY Import adalah lapangan untuk menampung peti kemas bongkar dari kapal.
b. CY Export :CY Export adalah lapangan untuk menempatkan peti kemas yang akan dimuat,
begitu juga Peti kemas transhipment yang seterusnya dimuat ke kapal yang mengangkutnya ke
pelabuhan tujuan akhir.
c. CY Reefer :CY Reefer adalah lapangan yang dilengkapi dengan reefer plugs untuk menyediakan
aliran tenaga listrik bagi muatan dingin.
d. CY Dangerous Cargo: CY Dangerous Cargo adalah lapangan yang dikhususkan bagi muatan
berbahaya yang diatur dalam IMDG Code.
e. CY Behandle :CY Behandle adalah lapangan untuk menempatkan peti kemas yang menjalani
proses investigasi biasanya dari pihak penguasa pelabuhan atau dari pihak kepabeanan.
f. CY Empty :CY Empty adalah lapangan untuk menumpuk peti kemas kosong dan peti kemas
berdimensi khusus.

Lapangan penumpukan adalah suatu tempat yang luas dan terletak di dekat dermaga yang
digunakan untuk menyimpan barang-barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.
Lapangan penumpukan harus diperkeras sehingga dapat menerima beban yang berat dari barang yang
ditampungnya. Luas yang diperlukan untuk container yard tiap Twenty Foot Equivalen Unit (TEUs)
tergantung sistem penanganan kontainer.
Khusus mengulas tentang penumpukan peti kemas secara vertical (Tier), harus
mempertimbangkan beberapa hal:
a. Jumlah Maximum penumpukan peti kemas berdasarkan tier maximum terlebih dipertimbangkan
apabila peti kemas dalam kondisi penuh muatan (full Container), maximum penumpukan 4-5
tier.
b. Mempertimbangkan kekuatan lapangan penumpukan terminal itu sendiri, berapa kekuatan
konstruksi dari lapangan penumpukan tersebut (selayaknya penyusunan tier di atas kapal yang
mempertimbangkan stacking weight).

C. Strategy Pemisahan Tempat Penumpukan.

Aspek perencanaan sangat berperan aktif dalam pengoptimalan kelancaran arus barang. Hal ini
diilakukan untuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang terjadi pada saat proses pelayanan
berlangsung. Selain itu, aspek perencanaan juga sangat berperan penting dalam efektivitas dan
efisiensi yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan serta mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja dan dapat menekan biaya produksi serta mempercepat modal dan
mengurangi konsumsi energy. Dalam perencanaan diperlukan sistem segregasi (pemisahan) untuk
menumpuk petikemas ekspor maupun peti kemas import. Segregasi tersebut berdasarkan atas kapal
pengangkut, jenis petikemas, tujuan, dan kargo-nya. Sedangkan untuk petikemas impor sebaiknya
menggunakan sistem sistem zero blok system, yaitu bahwa lapangan impor harus siap bebas untuk
mengantisipasi penumpukan petikemas-petikemas yang akan datang berikutnya.
Dalam mengatur tataletak penumpukan ada beberapa kendala yang sering dihadapi oleh yard
planner berkaitan dengan keterbatasan lahan penumpukan di sebuah terminal peti kemas, diantaranya:
a. Over staying:yang disebabkan oleh importir yang terlalu lama menumpuk petikemas dilapangan
penumpukan sampai waktu closing time habis.
b. Terjadinya kongesti akibat bersamaannya proses bongkar petikemas impor dengan masuknya
petikemas ekspor dilapangan penumpukan.

Untuk itu dibutuhkan Perencanaan Penumpukan Petikemas Eksport dan Import yang baik dan
mampu menyesuaikan dengan kondisi lapangan penumpukan dari terminal itu sendiri. Dalam
perencanaan penumpukan petikemas yard planner merencanakannya berdasarkan :
a. Container Vessel Identification Advice (CVIA)
b. Restow List
c. Reefer List
d. Dangerous Cargo Container List
e. Container Over Dimension List
f. Dokumen Batal Muat

1. Strategi Pemisahan Peti Kemas Import :

Berdasarkan dokumen-dokumen diatas, yard planner melihat jadwal kedatangan kapal dan
pelaksanaan pembongkaran dengan cara memisahkan peti kemas berdasarkan :
 Ukuran Peti Kemas : 20’, 40’, 45’,
 Status Peti Kemas : full atau empty,
 Jenis muatannya (Dangerous Cargo Container, Reefer Container, Flatrack, Over Dimension,
dll.)
Kesemuanya itu disesuaikan dengan keadaan lapangan penumpukan petikemas.
2. Strategi Pemisahan Peti Kemas Export :

Agar lebih tertata dan lebih mudah dalam melakukan pengawasan terhadap petikemas-
petikemas di lapagan export maka perlu menetapkan perencanaan lapangan berdasarkan segregasi
(pemisahan) sebagai berikut:
 Petikemas ekspor dipisahkan menurut Kapal Pengangkutnya Shipping Line yang sandar. Untuk
memberikan pelayanan terhadap maka block ekspor ditetapkan dan tidak berubah-ubah
berdasarkan shipping line tersebut.
 Petikemas ekspor dipisahkan menurut Ukurannya : Agar kelancaran operasi serta keamanan isi
dari petikemas tersebut terlaksana dengan baik maka pemisahan berdasarkan ukuran menjadi
sangat mutlak dilakukan seperti; pemisahan 20’ dengan 40, 45, dan lain sebagainya.
 Petikemas ekspor dipisahkan menurut Pelabuhan Tujuannya Pemisahan berdasarkan pelabuhan
tujuan dimaksudkan untuk lebih akuratnya pada saat pemuatan sehingga kesalahan pada saat
pemuatan yang berdampak pada adanya claim, shifting petikemas di pelabuhan bongkar atau
transit dapat dihindari.
 Petikemas ekspor dipisahkan menurut Beratnya : Pemisahan petikemas ekspor berdasarkan
berat bertujuan untuk menjaga stabilitas kapal pada saat pembuatan bay plan sehingga
keselamatan pelayaran dan keamanan terhadap petikemas tersebut dapat di jaga (kargo dan
kapal bisa berlayar sesuai dengan rencana).
 Petikemas ekspor dipisahkan menurut Jenis Kargo-nya : Demi menjaga keutuhan barang yang
ada didalam petikemas maka pemisahan petikemas berdasarkan jenis kargo harus mendapat
perhatian. Hal ini disebabkan karna berbagai macam ekspor yang dilakukan di Indonesia cukup
beragam jenisnya, sehingga antara kargo yang satu dengan yang lainnya tidak boleh
terkontaminasi, jika hal tersebut berkaitan dengan kargo - kargo yang tergolong dalam daftar
barang berbahaya. Lain halnya dengan jenis kargo yang melebihi dari ukuran standar petikemas
seperti; kargo yang lebih tinggi (OH), lebih lebar (OW), lebih panjang (OL) dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai