Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang dan pelancar hubungan antar


daerah, pulau atau bahkan sampai antar benua dan bangsa yang dapat memajukan
daerah pengaruhnya. Dengan fungsi tersebut, pembangunan pelabuhan harus dapat
dipertanggung jawabkan baik secara sosial ekonomi maupun teknis. Sehubungan
dengan jenis pelayaran niaga, maka fungsi pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut
juga disesuaikan. Salah satunya adalah pelabuhan ditinjau dari segi penggunaannya,
yaitu pelabuhan ikan, pelabuhan minyak, pelabuhan barang, pelabuhan penumpang
dan pelabuhan penyeberangan.

Wilayah Selatan Jawa Timur mempunyai potensi ekonomi yang cukup besar
dimana untuk distribusinya membutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang
murah dan efisien terutama untuk menunjang proses pemasaran hasil-hasil produk
komoditi ke berbagai wilayah (antar pulau) maupun antar negara. Dengan demikian
pengembangan transportasi laut di wilayah pesisir laut selatan Jawa Timur menjadi
kebutuhan yang sangat mendesak guna mengimbangi perkembangan kegiatan
ekonomi di wilayah Jawa Timur bagian Utara. Lokasi Pelabuhan Trenggalek secara
tradicional cukup strategis, demikian juga secara geografis, sehingga potensi
pengembangannya di masa mendatang diharapkan akan terjadi signifikan. Dukungan
infrastrukstur berupa prasarana bangunan pelabuhan yang memadai akan lebih
memacu pertumbuhan ekonomi.

Sesuai Program Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengusahakan


alternative pengembangan moda transpotasi laut melalui pelayaran Short shipping
yang membentang dari Pelabuhan Tanjung Perak sebagi pelabuhan pengumpul
sampai Pelabuhan Pacitan di wilayah Selatan, maka untuk mendorong semakin
cepatnya perkembangan transportasi laut di wilayah Jawa Timur bagian selatan, telah

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 1


dilakukan pengembangan Jalur Lintas Selatan (JLS) mulai dari wilayah Kabupaten
Pacitan sampai dengan wilayah Kabupaten Banyuwangi untuk bagian wilayah Jawa
Timur. JLS ini berfungsi untuk membuka dan mempermudah distribusi pemasaran
komoditi di wilayah Selatan Jawa Timur, sehingga lebih memeratakan percepatan
pembangunan antara wilayah Utara dan Selatan Jawa Timur.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dokumen kepelabuhanan?


2. Apa saja jenis/macam-macam dokumen kepelabuhanan?
3. Apa pengertian dokumen pengangkutan?
4. Apa saja jenis/macam-macam dokumen pengangkutan?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dokumen kepelabuhanan?
2. Mengetahui jenis/macam-macam dokumen kepelabuhanan?
3. Mengetahui pengertian dokumen pengangkutan?
4. Mengetahui jenis/macam-macam dokumen pengangkutan?

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 2


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dokumen kepelabuhanan


Menurut pasal 1 ayat 14 UU No. 17 Tahun 2008 Pelabuhan adalah tempat yang
terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. Pelabuhan memiliki tingkatan yaitu
Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri
dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi, Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi,
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas
kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat
perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan
daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. Dalam dunia pelayaran,
khususnya dalam lingkup pelabuhan terdapat birokrasi-birokrasi sebagai aturan atau
syarat sebuah kapal dapat berlayar dan melakukan kegiatan pelayaran. Pada

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 3


pelabuhan terdapat bermacam-macam kegiatan operasional yang meliputi kegiatan
arus barang, waktu pelayanan kapal, rasio pemakaian fasilitas dermaga, biaya bongkar
muat barang. Ini sebagai dasar memperhitungkan efesiensi dan efektifitas kegiatan
operasional. Semua kegiatan pemerintahan maupun kegiatan operasional di
pelabuhan membutuhkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk menjaga
kelancaran kegiatan di pelabuhan. Dokumen kepelabuhanan adalah seperangkat
dokumen yang memuat tentang kepentingan dari seluruh kegiatan di kapal di
pelabuhan sejak kapal akan sandar di dermaga hingga kapal meninggalkan pelabuhan
untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertuban arus pelayaran lalu lintas
kapal, penumpang, dan/atau barang.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 4


2. Jenis-jenis dokumen kepelabuhanan
Pada pelabuhan demi menjaga kelacaran arus pelayaran kapal terdapat berbagai
macam dokumen kepalabuhanan, antara lain :

a. Surat Persetujuan Berlayar (SPB)


Surat persetujuan berlayar adalah dokumen negara yang dikeluarkan oleh
Syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan
setelah kapal memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal dan kewajiban lainnya.
Surat persetujuan berlayar dikeluarkan oleh syahbandar yang digunakan untuk
melakukan pengawawasan terhadap kapal yang akan berlayar meninggalkan
pelabuhan dan memastikan bahwa kapal, awak kapal, dan muatannya secara
teknis-administratif telah memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan
pelayaran serta perlindungan lingkungan martim. Kewajiban kapal lainnya adalah
kewajiban pembayaran atas jasa pelayanan kepelabuhanan, jasa pengawasan di
bidang keselamatan dan keamanan pelayaran yang berlaku di bidang pelayaran.

b. Dokumen Bongkar Muat


Dalam melaksanakan kegiatan bongakt-muat petikemas pada terminal
petikemas diperlukan beberapa dokumen. Adapun dokumen-dokumen yang
diperlukan terminal petikemas khususnya dari agen / pelayaran untuk menunjang
kelancaran operasional, antara lain :
 Ship particular,
 Master cable,
 Rencana kedatangan sarana pengangkut (RKSP),
 Container Vessel Identification Advice (CVIA),
 Dll.

c. Buku Pelaut
Buku Pelaut adalah dokumen resmi negara yang dikeluarkan oleh Pemerintah
yang berisi identitas fisik Pelaut yang tidak berdasarkan standar biometrik sidik
jari dan bukan sebagai dokumen perjalanan dan tidak dapat menggantikan

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 5


paspor. Buku pelaut juga memuat tentang track record atau perjalanan berlayar
seorang pelaut. Seluruh awak kapal yang akan bekerja di atas kapal diwajibkan
memiliki buku pelaut yang legal dan aktif sesuai dengan peraturan yang diatur
dalam UU no. 17 tahun 2008 tentang pelayaran.

d. Perjanjian Kerja Laut (PKL)


Perjanjian kerja laut adalah perjanjian yang dibuat antara seorang pengusaha
kapal disuatu pihak dengan seorang buruh di pihak lain, dengan mana pihak
tersebut terakhir menyanggupi untuk dibawah perintah pengusaha itu melakukan
pekerjaan dengan mendapata upah baik sebagai nahkoda maupun sebagai anak
buah kapal (ABK). Perjanjian itu harus dibuat secara tertulis dan tidak harus di
hadapan pemerintah (bagi antar pengusaha) dan dibuat secara tertulis dan harus
di hadapan pemerintah (bagi anak buah kapal).

e. Surat Persetujuan Olah Gerak (SPOG) Kapal


Setiap kapal yang berolah gerak di pelabuhan dengan bantuan pandu wajib
memiliki Surat Persetujuan Surat persetujuan olah gerak kapal merupakan surat
persetujuan yang diterbitkan oleh syahbandar dalam bentuk dokumen elektronik
bahwa kapal secara teknis administrative telah memenuhi persyaratan
keselamatan dan keamanan pelayaran untuk melakukan pergerakan di
pelabuhan.

f. Surat Persetujuan Kapal Masuk Pelabuhan


Surat persetujuan Kapal Masuk Pelabuhan merupakan dokumen yang
dikeluarkan oleh syahbandar yang merupakan surat perizinan yang diberikan oleh
syabandar kepada pihak kapal yang akan memasuki Kawasan pelabuhan untuk
sandar. Untuk mendapatkan surat persetujuan kapal masuk pelabuhan ,
perusahaan angkutan laut nasional, penyelenggara angkutan laut khusus, agen
umum dan/atau sub agen wajib menyampaikan warta kedatangan kapal beserta
surat dan dokumen kapal kepada syahbandar dalam bentuk dokumen elektronik
ke portal syahbandar.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 6


g. Sertifikat Kapal
Sertifikat kapal syarat atau sistem manajeman keselamatan yang bertujuan
untuk menjamin kelayakan operasional kapal dengan aman serta legalitas kapal
yang akan berlayar dan mengerjakan sebuah proyek. Kapal Indonesia (Kapal
Berbendera Indonesia) yang dinyatakan memenuhi persyaratan keselamatan
akan diberikan Sertifikat Keselamatan oleh Menteri. Dalam peraturan Menteri
Perhubungan No.17 Tahun 2008 Tentang Sertifikat Keselamatan Kapal diberikan
kepada semua jenis kapal ukuran GT 7 (Tujuh Gross Tonnage) atau lebih, kecuali
kapal perang, kapal negara, dan kapal yang digunakan untuk keperluan olahraga.
Beberapa dokumen yang wajib ada pada kapal, antara lain :
 Surat Laut (Certificate Of Nationality).
 Surat Ukur (International Tonnage Certificate).
 Sertifikat keselamatan konstruksi kapal barang (Cargo Ship Safety
Construction Certificate).
 Sertifikat keselamatan perlengkapan kapal barang (Cargo Ship Safety
Equipment Certificate).
 Sertifikat keselamatan radio kapal barang (Cargo Ship Safety Radio
Certificate).
 Dll.

h. Permohonan TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat)


Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) merupakan kelompok atau organisasi
pekerja yang bertugas melakukan kegiatan bongkar muat secara langsung. TKBM
ini biasanya terorganisasi sebuah badan usaha. Dalam melakukan bongkar muat,
TKBM menggunakan system satuan geng yang berarti kelompok, dimana satu
geng terdiri dari 12 tenaga kerja bongkar muat. Perusahaan pelayaran (kapal)
bisanya akan meng-order dengan cara menghubungi organisasi TKBM untuk
dipekerjakan sebagai tenaga kerja bongkar muat barang yang ada pada kapal
mereka. Perusahaan pelayaran melalui agen akan menghitung jumlah geng yang
diperlukan sebagai tenaga bongkar muat. Agen akan membuat surat/dokumen
resmi yang akan disampaikan kepada organisasi TKBM yang selanjutnya akan

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 7


disetujui oleh organisasi TKBM, permohonan inilah yang disebut sebagai surat
permohonan tenaga bongkar muat.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 8


3. Pengertian Dokumen Pengangkutan
Setiap tulisan yang dipakai sebagai bukti dalam pengangkutan, berupa naskah,
tanda terima, tanda penyerahan, tanda milik atau hak. Konsep tanggung jawab timbul
karena pengangkutan tidak terjadi sebagaimana mestinya atau pengangkut tidak
memenuhi kewajibannya sebagaimana termuat dalam dokumen pengangkutan.
Dalam dokumen pengangkutan terdapat perjanjian pengangkutan.
Perjanjian pemgangkutan adalah persetujuan dengan mana pengangkut
mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, dan
pengirim atau penumpang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan.
Dalam perjanjian pengangkutan ada beberapa hal yang bukan tanggung jawab
pengangkut. Artinya apabila timbul kerugian, pengangkut bebas dari pembayaran
ganti kerugian. Beberapa hal itu adalah:
 Keadaan memaksa (overmacht)
 Cacat pada barang atau penumpang itu sendiri
 Kesalahan atau kelalaian pengirim atau penumpang itu sendiri.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Pada pasal 468 KUHD menyatakan bahwa , Perjanjian pengangkutan
mewajibkan pengangkut menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat
penerimaan sampai saat penyerahannya.
Pasal 477 KUHD disebutkan juga bahwa Pengangkut bertanggung jawab
atas kerugian yang disebabkan karena terlambat diserahkannya barang yang
diangkut. Dalam pasal ini juga menyebutkan bahwa, Pengangkyt bebas dari hal
demikian bilamana ia dapat membuktikan bahwa tidak diserahkannya barang
atau kerusakan itu terjadi karena peristiwa yang tidak dapat dicegah atau
dihindarinya. Seperti ; akibat dari sifat keadaan atau cacat benda sendiri atau
karena bencana alam.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ( PP No. 17 Tahun 2008 )
Pada paragraf 2 Pasal 40 ayat (2) dinyatakan bahwa “Perusahaan
angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai dengan
jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian
kontrak pengangkutan yang telah disepakati “.
Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 9
Ketiga hal ini diakui dalam undang-undang maupun dalam doktrin ilmu hukum.
Berdasarkan asas kebebasan berkontrak, pihak-pihak dapat membuat ketentuan yang
membatasi tanggung jawab pihak-pihak. Dalam hal ini pengangkut dapat membatasi
tanggung jawab berdasarkan kelayakan.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 10


4. Jenis-jenis Dokumen Pengangkutan
Dalam dunia pelayaran terdapat barang yang diangku/dimuat oleh kapal yang
disebut muatan atau kargo. Kargo merupakan barang yang dikirim oleh pengirim
menuju tempat tujuan yang akan diterima oleh penerima. Dalam mengirim
muatan/kargo pengirim melampirkan dokumen-dokumen pengangkutan, antara lain:
a. Shipping Instruction (SI)
Shipping instruction merupakan Surat yang dibuat oleh Shipper yang
ditujukan kepada Carrier / kapal untuk menerima dan memuat muatan yang
tertera dalam surat tersebut. Shipping Order berisi : Nama shipper, Nama
Consignee di pelabuhan bongkar, Notify address, Pelabuhan Muat, Pelabuhan
Tujuan, Nama dan Jenis barang, Jumlah Berat dan Volume, Shipping Mark, Total
Nett Weight, Total Gross weight, Total Measurement, Freight and charge, B/L ,
Dated, Commercial Invoice, No.L/C.
Shipping Instruyction merupakan sumber pengapalan, oleh karena itu
kalau S/I sudah diterima oleh agen pelayaran (accepeted by the agent0 maka
kedua belah pihak yaitu shipper dan carrier terikat kepada kesepakatan
tersebut, yaitu pengapalan muatan. kalau shipper membatalkan
pengapalannya, carrier yang bersangkutan mempunyai hak atas ganti rugi yang
dinamakan dead freight. Sebaliknya kalau carrier membatalkan sailing, harus
mengganti ganti rugi kepada shipper .
b. Cargo Declaration
Cargo declaration merupakan dokumen yang di buat oleh shipper
(pengirim) ditujukan kepada master kapal, dokumen ini menyatakan bahwa
cargo telah di inspeksi oleh independent surveyor yang menyatakan cargo aman
untuk di angkut (coba baca rules IMSBC CODE).
c. Resi Mualim/Mate Receipt
Mate receipt merupakan surat tanda terima barang / muatan diatas kapal
sesuai dengan keadaan muatan tersebut yang ditanda tangani oleh mualim – I.
Resi Mualim diberi catatan bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau perlu
keterangan tambahan. Apa yang tertera dalam Mate receipt akan tertera dalam
Konosemen (Bill of Lading).

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 11


d. Resi Gudang
Resi Gudang yaitu surat tanda muatan yang dikeluarkan oleh kepala gudang
yang menerima muatan tersebut dari shipper. Biasanya shipper menyerahkan
muatan yang akan dikapalkan itu satu dua hari sebelum saat kedatangan kapal
yang bersangkutan dipelabuhan pemuatan, untuk melakukan pemuatan.
Resi Gudang dibuat dalam lembar (atau lebih, sesuai kebutuhan)
menggunaan warna yang berbeda-beda; masing-masing lembar mempunyai
fungsi yang berbeda sbb:
 Lembar ke-1 (asli), warna putih, sebagai surat Muat, yaitu surat penterahan
muatan dari gudang ke perwira kapal.
 Lembar ke-2, kuning, sebagai mate's receipt (resi mualim) asli, setelah
muatan diterima oleh mualim dan segala kondisi muatan dicatat disitu,
untuk shipper
 Lembar ke-3, warna merah jambu, sebagai Tembusan Resi Mualim,
diserahkan kepada agen setempat sebagai dasar pembuatan bill of Lading;
 Lembar ke-4, warna hijau, untuk arsip kapal;
 Lebar ke-5 dan lembat ke-6, warna putih, untuk keperluan lainnya.

e. Bill of Lading
Bill of Lading adalah Dokumen angkutan barang melalui laut yang dikeluarkan
Oleh Perusahaan Pelayaran yang memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu :
 Sebagai bukti penerimaan barang diatas kapal, yaitu pihak pengangkut
(carrier) menyatakan telah menerima barang milik shipper diatas kapal
untuk diangkut ke suatu pelabuhan tujuan.
 Bukti pemilikan atas barang ( document of title ), yang menyatakan
Bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik atas barang-
Barang yang tercantum di dalamnya.
 Sebagai Surat Perjanjian Pengangkutan, yakni perjanjian antara 3 (tiga)
pihak ( Shipper Carrier dan Consignee ).

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 12


Untuk memenuhi ke-tiga fungsi tersebut, maka pemberitahuan yang
tercantum didalamnya dapat meliputi :

 Informasi Barang :
 Nama dan jenis barang
 Nomor dan merek kemasan/ Nomor container
 Berat, jumlah dan kwantitas barang
 Kondisi barang
 Pihak yang terkait :
 Shipper (Pengirim barang)
 Carrier (Pengangkut)
 Consignee/ Notify (Penerima barang)
 Info lain menyangkut :
 Nama Kapal
 Pelayaran :
 Port of Loading/ Transhipment/ Destination
 Nomor Bill of Lading
 Term of Contract ( Prepaid atau Collect )
 Tempat dan tanggal penerbitan B/L

Secara umum Bill of Lading dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis

Diantaranya :

 Shipped on Board B/L :

B/L yang ditandatangani dan dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran,


bilamana barang-barang yang akan dikirim sesuai yang tercamtum dalam
Bill of Lading (B/L) benar-benar telah berada atau dimuat diatas kapal.

 Received for Shipment B/L :

B/L yang menunjukkan bahwa barang-barang telah diterima oleh


perusahaan pelayaran, tetapi belum dimuat atau dikapalkan sampai pada
batas waktu yang ditetapkan dalam L/C yang bersangkutan.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 13


Resiko yang mungkin akan terjadi pada B/L jenis ini adalah :

 Kemungkinan barang akan dimuat dengan kapal lain.


 Bila terjadi pemogokan, barang-barang tersebut terbengkalai dan
rusak.
 Kemungkinan penambahan ongkos atau biaya lainnya
 Combined Transport B/L

B/L yang digunakan pada saat terjadi transhipment dilanjutkan


kemudian dengan pengangkutan darat.

 Liner B/L

B/L yang dikeluarkan untuk pengangkutan barang dengan kapal yang


telah memiliki jalur perjalanan serta persinggahan yang terjadwal dengan
baik

 Charter Party B/L

B/L yang digunakan apabila pengangkutan barang menggunakan


“charter” (sewa borongan sebagian / sebuah kapal).

Disamping B/L tersebut diatas, terdapat juga beberapa klasifikasi B/L menurut :

 Menurut Kepemilikannya :
 B/L atas pemegang (Bearer B/L)
Jenis B/L ini jarang digunakan. Yang dimaksud dengan “bearer”
adalah pemegang B/L dan karena itu setiap orang yang memegang
atau memiliki B/L tersebut dapat menagih barang-barang yang
tersebut pada B/L. Jenis ini mencantumkan kata “bearer” di bawah
alamat consignee

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 14


 Order B/L

Pada B/L ini akan tercantum kalimat “consigned to order of” di


depan atau di belakang nama consignee atau kepada notify address.
Biasanya syarat B/L demikian ini ditandai dengan mencantumkan kata
order pada kotak consignee pada B/L yang bersangkutan. Pemilikan
B/L ini dapat dipindahkan oleh consignee kepada orang lain dengan
endorsement yaitu menandatangani bagian belakang B/L tersebut.

 B/L atas Nama (straight B/L)


B/L diterbitkan dengan mencantumkan nama si penerima
barang (consignee) maka B/L tersebut disebut B/L atas nama (straight
B/L). Pada straight B/L menggunakan kata-kata “consigned to” atau
“to” yang diletakkan diatas alamat dari consignee tersebut. Apabila
diinginkan pemindahan hak milik barang-barang tersebut maka
haruslah dengan cara membuat pernyataan pemindahan hak milik
yang disebut declaration of assignment, dan tidak dapat dilakukan
hanya dengan cara endorsement.
 Menurut pelayarannya
 Direct B/L

B/L yang dikeluarkan untuk pengangkutan barang yang


menggunakan kapal langsung dari pelabuhan pemuatan sampai ke
pelabuhan tujuan.

 Through B/L

B/L yang dikeluarkan bilamana dalam dalam pengangkutan


barang terjadi transhipment akibat dari tidak tersedianya jasa
langsung ke pelabuhan tujuan.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 15


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dokumen kepelabuhanan dan dokumen pengangkutan merupakan bagian


yang sangat penting dalammdunia pelayaran, jika dokumen pengangkutan dan
dokumen pelayaran ini tidak ada atau ada yang tidak sesuai akan dapat mengganggu
kelancaran proses pelayaran dan otomatis akan mengganggu proses distribusi
barang. Selain dapat mengganggu proses pelayaran, tidak sesuainya dokumen dalam
pelayaran akan mengakibatkan pelanggaran dalam dunia pelayaran.

Dokumen Kepelabuhanan dan Dokumen Pengangkutan | 16

Anda mungkin juga menyukai