Anda di halaman 1dari 82

KEPELAUTAN

Bahwa untuk menjamin keselamatan pelayaran sebagai penunjang


kelancaran lalu lintas kapal di laut, diperlukan adanya awak kapal yang
memiliki keahlian, kemampuan dan terampil, dengan demikian setiap
kapal yang akan berlayar harus diawaki dengan awak kapal yang
cukup dan cakap untuk melakukan tugasnya diatas kapal sesuai
dengan jabatannya dengan mempertimbangkan tonase kapal, tata
susunan permesinan kapal dan daerah pelayaran.

Dalam UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pasal 1 butir 10


menyatakan bahwa pengawakan kapal adalah salah satu faktor
kelaiklautan kapal. Oleh karena itu memerlukan pengawasan dan
pembinaan yang terus menerus baik dari segi perlindungan,
kesejahteraan, pengetahuan, segi disiplin maupun
penempatannya/formasi susunan perwiranya di atas kapal agar
terwujudnya keselamatan pelayaran, sedangkan dalam Pasal 1 butir 11
menyatakan bahwa Yang dimaksud awak kapal adalah orang yang
bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal
untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan jabatannya yang
tercantum dalam buku sijil

Persyaratan bekerja di atas kapal

Memiliki Sertifikat Kepelautan


Memiliki badan yang sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan
untuk itu dari Rumah Sakit yang ditunjuk
Pengukuhan (Endorsement) bagi yang akan memegang jabatan
minimal sebagai Officer on Watch (OOW)
Memiliki Perjanjian Kerja Laut
Memiliki Buku Pelaut
Disijil
Memiliki Buku Kesehatan (yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan
Pelabuhan)
Memiliki Pasport (bagi yang berlayar ke luar negeri yang
diterbitkan oleh Imigrasi Pelabuhan)

SERTIFIKAT KEPELAUTAN
Sertifikat Kepelautan membuktikan bahwa yang bersangkutan telah
memiliki keahlian dan atau keterampilan sebagai awak kapal.
a. SERTIFIKAT KEAHLIAN PELAUT.
Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut :
1) Kapal Niaga :
a. Dek : ANT-I s/d ANTD
b. Mesin : ATT-I s/d ATTD
2) Kapal Ikan :
a. Dek : ANKPIN-I s/d ANKPIN-III
b. Mesin : ATKPIN-I s/d ATKPIN-III
3) Kapal Layar Motor :
a. Dek : SK MPR TK. I
b. Mesin : SK JMPR TK. I

dan SK MPR TK. II


dan SK JMPR TK. II

4)

Kapal Layar/Kapal Motor (ukuran dibawah 100 M3)


a. Surat Keterangan Kecakapan 30 Mil-Dek/Mesin
b. Surat Keterangan Kecakapan 60 Mil-Dek/Mesin

5)

Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika :


a. Sertifikat Radio Elektronika Klas I;
b. Sertifikat Radio Elektronika Klas II;
c. Sertifikat Operator Umum;
d. Sertifikat Operator Terbatas.

b. SERTIFIKAT KETERAMPILAN PELAUT


Jenis Sertifikat Keterampilan Pelaut :
1. Sertifikat Keterampilan Dasar Keselamatan Bagi Pelaut (Basic
Safety Training)
2. Sertifikat Keterampilan Khusus :
a. Sertifikat keterampilan pemadam kebakaran tingkat
lanjutan (Advance Fire Fighting)
b. Sertifikat keterampilan pertolongan pertama (Medical
First Aid)
c. Sertifikat keterampilan perawatan medis diatas kapal
(Medical Care on board).
d. Sertifikat keterampilan sekoci penyelamat cepat (Fast
Rescue Boat)
e. Sertifikat ROC for the GMDSS
f. Sertifikat GOC for the GMDSS
g. Sertifikat Familiarization kapal tangki (Tanker
Familiarization)

h.

Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut minyak (Oil


Tanker Familiarization)
i.
Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut gas
(Liquited Gas Tanker Familiarization)
j.
Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut bahan
kimia cair (Chemical Tanker Familiarization)
k. Sertifikat Pengendalian Manajemen pengendalian krisis dan
perilaku manusia (Crisis Management and Human Behaviour)
l.
Sertifikat Manajemen Pengendalian Kekacauan (Crowd
Management)
m. Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
alat bantu plotting radar otomatis (Radar observation and
Automatic Radar Plotting Aid Simulator/ARPA Simulatior)
n. Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-Ro
o. Sertifikat keterampilan penggunaan pesawat luput maut dan
sekoci penyelamat (Survival Craft and Rescue Boat)

Penandatanganan Sertifikat Kepelautan :


1)

Atas nama Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur


Perkapalan dan Kepelautan berwenang menandatangani
Sertifikat Keahlian Pelaut dan Duplikat sertifikat untuk tingkat
sertifikat ANT-I/ATT-I sampai dengan ANTD/ATTD serta
pengukuhan untuk tingkat sertifikat ANT-I/ ATT-I sampai dengan
ANT-V/ATT-V.

2)

Direktur Perkapalan dan Kepelautan dapat melimpahkan


kewenangannya kepada Kepala Sub Direktorat Kepelautan untuk
menandatangani Sertifikat Keahlian Pelaut dan Duplikat sertifikat
untuk tingkat sertifikat ANT-V/ATT-V dan sertifikat ANTD/ATTD
serta pengukuhan untuk tingkat sertifikat ANT-I/ATT-I sampai
dengan ANT-V/ATT-V.

Penerbitan, Registrasi dan Legalisasi Sertifikat Keahlian Pelaut :


1) DIRKAPEL atas nama DIRJEN HUBLA menerbitkan dan
meregistrasi Sertifikat Keahlian Pelaut.
2) Kepala UPT DIKLAT, Kepala Unit DIKLAT melaporkan Sertifikat
Keterampilan Pelaut yang diterbitkan untuk diregistrasi.
3) Legalisasi foto copy Sertifikat Keahlian Pelaut dilaksanakan
oleh DIRKAPEL.
4) Legalisasi foto copy Sertifikat Keterampilan Pelaut dilaksanakan
oleh Pejabat yang menerbitkan

Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan berdasarkan hasil


pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan untuk
itu dari Rumah Sakit yang ditunjuk
Dasar Hukum :
a.
Keputusan Dirjen Hubla No.DL.22/1/1-99 tanggal 26 Januari 1999
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengujian dan Penilaian Tingkat
Kesehatan bagi Tenaga Fungsional Pelayaran
b.

Keputusan Dirjen Hubla No.UM.48/15/11-99 tanggal 28 Oktober


1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Rumah Sakit dan
Tim Penguji dan Penilai Tingkat Kesehatan Tenaga Fungsional
Pelayaran

c.

Mengacu kepada Keputusan Dirjen Hubla tersebut diatas, sampai


saat ini telah ditetapkan sejumlah Lembaga/Institusi Penguji
Kesehatan Sebagai Pelaksana Pengujian dan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bagi Tenaga Fungsional Pelayaran, yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

RS. Pelabuhan Surabaya


RSUD Serang
RS.PELNI Petamburan
RS.Pelabuhan Jakarta
RSU Belawan Bahagia
KPP Ujung Pandang
RS. Pelabuhan Palembang
RS. Otorita Batam
RS.Pelabuhan Cirebon
Dinas Kesehatan Kota
Balik papan
11. RS. Samarinda
12. RSUD Dumai

13. RSUD Cilacap,Jawa Tengah


14. RS. Pusat Pertamina, Jakarta
Selatan
15. Klinik Armada Barat, Jakarta
Pusat
16. RS. Mitra Kemayoran, Jakarta
Pusat
17. Klinik Amanah Medika Pura,
Jakarta
18. Puri Medika Medical Center,
Jakarta Utara
19. RS.Pertamina Jaya, Jakarta Pusat
20. Koperasi Kesehatan Kerja
Pelayaran, Jakarta Utara
21. RS. PUSRI, Palembang

22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.

RSUD Bitung
RSUD Pekan Baru
RSUD Ulin , Banjarmasin
Kantor Kesehatan Pelabuhan
,Denpasar
RSUD, Mataram
RS.Dr Reksodiwiryo, Padang
RS. Yos Sudarso, Padang
RS.Freeport Indonesia,
Tembaga Pura
RSAL Jayapura
RSAL DR.R. Gandhi AT.
Sorong
RS.Pertamina, Sorong
RSUD , Sorong
RSUD Merauke

35.RS Casa Medical Centre


Batam
36.KKP Panjang
37.RSUD DR.Soedarso
Pontianak
38.RS ST. Antonius Pontianak
39.RS Theresia Jambi
40.RS Pelabuhan Surabaya
41.Poliklinik PIP Semarang
42.Klinik Jakarta Marindo
43.RSUD Tual
44.RS Sukmul Sisma Medika
45.KKP Banten
46.Klinik Medilab Batam

SERTIFIKAT PENGUKUHAN
Dasar Hukum :
a.

International Convention on Standards of Training, Certification


and Watchkeeping for Seafarers, 1978 (STCW-1978) as
amended.

b.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.DL.22/1/6-01


tanggal 23 Mei 2001 tentang Sistem dan Prosedur
Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi
Kepelautan.

c.

Keputusan Dirjen Hubla No.PY.67/2/3-01 tanggal 6 November


2001 tentang Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik Sertifikat
Keahlian Pelaut Berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995.

Persyaratan untuk Pengukuhan :

Foto copy Sertifikat Keahlian Pelaut

Foto copy Buku Pelaut

Foto copy Sertifikat Keterampilan Pelaut (Oil Tanker Training,


Chemical Tanker Training dan Liquefied Gas Tanker Training)
apabila ada.

Pas Foto ukuran berwarna berukuran 3X4 sebanyak 1 lembar


dengan ketentuan baju warna putih, berdasi hitam dan latar
belakang biru untuk bagian dek dan latar belakang merah untuk
bagian Mesin.

PERJANJIAN KERJA LAUT


a. Dasar Hukum :
1. Undang Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 61
dan Pasal 62.
2. KUHD Buku Kedua Bab IV tentang Perjanjian Kerja Laut Pasal 395 s/d
452 g Jo. STBL. 1938 No.518 .

3. Peraturan Pemerintah Nomor.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan Pasal


1 dan Pasal 18.
4. KEPMENHUB No.KM.164/OT.002/PHB-80 Jo.

KEPMENHUB No.KM.20 Tahun 1988 Jo


KEPMENHUB No.KM.35 Tahun 1993 Jo
KEPMENHUB No.KM.67 Tahun 1999 Jo
KEPMENHUB No.KM.63 Tahun 2002 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pelabuhan.

4.

KEPMENHUB No.KM.24 Tahun 2001 Jo


KEPMENHUB No.KM 45 Tahun 2001 Jo
KEPMENHUB No.KM.62 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Administrator Pelabuhan

5.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor :


Py.66/1/4-03 tanggal 18 Desember 2003 tentang tata cara tetap
Pelaksanaan Penyelenggaraan kelaiklautan kapal.

b.

PKL ditandatangani oleh Pelaut sebagai buruh, pemilik kapal


sebagai majikan dan harus diketahui oleh Pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Perhubungan (Pejabat yang berwenang).

c.

PKL dibuat rangkap 4 (empat) yaitu untuk Pelaut yang


bersangkutan, Pemilik kapal, Nakhoda kapal dan Pejabat yang
berwenang.

d.

PKL harus memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak


yang antara lain meliputi upah, penunjukan kapal, perjalanan
pelayaran, kedudukan awak kapal, jenis pekerjaan, hari libur dan
pemutusan hubungan kerja.

e.

Sebelum Pejabat DITJEN HUBLA mengesahkan PKL, Pejabat


tersebut harus yakin bahwa calon Pelaut telah mengerti isi PKL
dengan cara :
Membacakan kembali isi PKL.
Menjelaskan isi PKL yang kurang dimengerti oleh Pelaut
Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
mengajukan hal-hal yang dirasakan memberatkan.

PKL bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum kepada awak


kapal yang dapat dijadikan alat bukti bila terjadi perselisihan
diantara kedua belah pihak.
g.

Jenis PKL yang ada dilihat dari prosedur pembuatan terdiri dari :
1) PKL untuk pelaut yang bekerja di kapal milik perusahaan dalam
negeri (kapal berbendera Indonesia)
Materi PKL didasarkan pada :
a) UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pasal 61 dan 62
b) KUHD, Buku Kedua, Bab IV Pasal 395 s/d 452 g ,
c) Peraturan Peraturan Kecelakaan Pelaut 1940
(SCHOR/Schepelingen Ongevallen Regeling 1940)
d) Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2000 tentang
Kepelautan, atau
e) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Asosiasi Pelaut
di Indonesia/dengan Asosiasi Perusahaan Pelayaran di
Indonesia sesuai dengan Konvensi ILO No.98 Tahun 1949
yang telah dratifikasi dengan UU No.18 Tahun 1956, bila
ada.

2)

PKL untuk pelaut yang bekerja di kapal milik perusahaan


asing diluar negeri (kapal berbendera asing).
Materi PKL didasarkan pada:
KKB antara Asosiasi Pelaut di Indonesia dengan Asosiasi
Perusahaan Pelayaran Asing di Luar negeri / FSEA (Foreign
Shipowner Employer Association) atau dengan perusahaan
pelayaran asing di luar negeri yang mempekerjakan pelaut
warga negara Indonesia (WNI).

i.

PKL tidak diwajibkan bagi pelaut yang bekerja pada :

Kapal Motor ukuran kurang dari GT.35


Kapal Layar ukuran kurang dari GT.105
Kapal untuk pelayaran percobaan.

BUKU PELAUT
A.

Dasar Hukum :

1)
2)
3)
4)

B.

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan


Keputusan Menteri Perhubungan Laut No.DPLJ.10/1/7 tanggal 1
Pebruari 1962 tentang Buku Pelaut.
Keputusan DIRJEN HUBLA No.PY.68/1/11-93 tanggal 29
Nopember 1993 tentang Mekanisme dan Kewenangan
Menerbitkan Buku Pelaut.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor:
Py.66/1/4-03 tanggal 18 Desember 2003 tentang tata cara tetap
Pelaksanaan Penyelenggaraan kelaiklautan kapal.

Buku Pelaut adalah dokumen yang harus dimiliki oleh setiap warga
negara Indonesia yang bekerja sebagai awak kapal di kapal niaga
dan kapal perikanan, yang mencantumkan antara lain mengenai
keterangan lengkap yang sah tentang pribadi dan hubungan kerja
dari pemegang Buku Pelaut dengan pengusaha kapal dan
merupakan buku identitas bagi para pelaut.

C.

Buku Pelaut tidak diwajibkan bagi pelaut yang tidak diwajibkan


membuat PKL.
Buku Pelaut diberikan kepada :
Anak buah kapal yang memiliki PKL yang masih berlaku
Pemegang Sertifikat Kepelautan.
Taruna yang akan melaksanakan Praktek Kerja Laut.

D.

Sesuai dengan pasal 16, PP.No.7/2000 Buku Pelaut merupakan


identitas bagi pelaut dan berlaku sebagai dokumen perjalanan
bagi pelaut yang akan naik di luar negeri atau menuju Indonesia
setelah turun kapal di luar negeri.

E.

Persyaratan mendapatkan Buku Pelaut

1)

Buku Pelaut Baru :


Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan :

a) Surat Pernyataan belum pernah memiliki Buku Pelaut


b) PKL yang masih berlaku atau copy Ijazah Sertifikat Keterampilan
Pelaut atau Surat Keterangan Prola bagi Taruna yang akan
Praktek Kerja Laut.
c) Surat Keterangan Masa Berlayar yang diketahui Syahbandar
atau KBRI setempat (bila ada)
d) Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi
sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung
dan paru-paru
e) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
f) Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda
Penduduk yang masih berlaku
g) Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk
bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.

2)

Penggantian Buku pelaut yang habis masa berlakunya.


Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan :
a)
b)

c)
d)

Buku pelaut lama


Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi
sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung
dan paru-paru
Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda
Penduduk yang masih berlaku.
Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk
bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.

3)

Penggantian Buku Pelaut yang hilang


Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan :
a)
b)
c)
d)
e)

Photo copy Buku Pelaut (bila ada)


Surat Keterangan Kehilangan Buku Pelaut dari polisi atau photo
copy Laporan Kecelakaan Kapal
Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi
sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung
dan paru-paru
Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk
bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.
Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda
Penduduk yang masih berlaku.

G.

Buku Pelaut berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat


diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali dengan jangka waktu masingmasing 2 (dua) tahun oleh Pejabat yang berwenang menerbitkan
Buku Pelaut.

H.

Buku Pelaut diterbitkan oleh DIRJEN HUBLA cq. DITKAPEL ,


ADPEL atau KANPEL yang ditunjuk berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

I.

Selama Pelaut bekerja sebagai awak kapal, Buku Pelaut


disimpan oleh Nakhoda kapal.

J.

Tanggal dan tempat naik kapal (sign on) harus dicatat dalam
Buku Pelaut yang bersangkutan oleh Pejabat yang berwenang.

K.

Jika Pelaut turun dari kapal untuk dipindahkan ke kapal lain


atau karena hubungan kerja berakhir dan telah dicoret dari
Buku Sijil, Nakhoda menyerahkan Buku Pelaut kepada yang
bersangkutan setelah dilakukan sign off dan catatan Nakhoda
mengenai kondite pelaut yang bersangkutan serta telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang.

L.

Bila pindah atau berhenti kerja, masa kerja selama berlayar


dalam suatu jabatan di kapal dapat dicatat dalam Buku pelaut
yang harus dilakukan oleh Pejabat yang berwenang.
Perhitungan masa kerja berlayar berdasarkan tanggal-tanggal
pencatatan dalam Buku Pelaut.

SIJIL AWAK KAPAL

A.

Dasar Hukum :
1. KUHD Pasal 375.
2. PP.Nomor.7 Tahun 2000 Pasal 15(1),(2)dan(4)

B.

Disijil pada Buku Sijil yang harus diselenggarakan pada setiap


kapal niaga atau kapal perikanan berbendera Indonesia.

C.

Dengan disijil berarti seseorang sudah sah untuk disebut sebagai


awak kapal.

D.

Untuk disijil, pelaut harus memiliki PKL yang masih berlaku.

E.

Penyelenggaraan Buku sijil tidak diwajibkan bagi :


1. Kapal motor ukuran kurang dari GT 35
2. Kapal layar ukuran kurang dari GT 105
3. Kapal untuk pelayaran percobaan.

F.

Penyijilan dalam Buku Sijil harus ditandatangani oleh Nakhoda


dan Pejabat yang berwenang.

G.

Persyaratan Penyijilan.
Permohonan diajukan oleh Perusahaan Pelayaran dengan
melampirkan :
1. PKL
2. Sertifikat Kepelautan

H.

Dalam melakukan penyijilan, Petugas yang berwenang wajib tidak


memasukkan dalam Buku Sijil setiap pelaut yang :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tidak mempunyai PKL


Tersangkut dalam kejahatan politik
Anggota ABRI/PNS yang melarikan diri
Masih ada ikatan kerja dengan perusahaan lain
Cacat jasmani dan rohani
Usia kurang dari 16 tahun

SUSUNAN AWAK KAPAL


Dalam UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 39 ayat (1)
ditetapkan bahwa :
berdasarkan pertimbangan kondisi geografis dan meteorologi,
ditetapkan daerah pelayaran tertentu.
Kemudian dalam ayat (2) ditetapkan bahwa :
Setiap kapal yang beroperasi di daerah pelayaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib memenuhi persyaratan kelaiklautan
kapal sesuai dengan daerah pelayarannya.
Dikaitkan dengan Pasal 1 butir 10 bahwa pengawakan kapal adalah
salah satu faktor kelaiklautan kapal, maka pengaturan mengenai
susunan awak kapal/penempatan awak kapal di kapal harus
disesuaikan dengan daerah pelayarannya, jenis kapal, tonase kapal
dan tenaga penggerak kapal

Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengawakan kapal adalah


sebagai berikut :
1) Kapal Niaga
Peraturan Kapal 1935 pasal 111 s/d 114 untuk susunan awak
kapal di bawah Perwira (anak buah kapal) pada Kapal Niaga.
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 70 tahun 1998 tentang
Pengawakan Kapal Niaga.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. DPL. 93/12/16
tanggal 28 Juni 1976 tentang Persyaratan Minimal Ijazah-ijazah
Perwira di Kapal-kapal Niaga, yang pada dasarnya pengaturan
tersebut adalah merupakan penyimpangan ketentuan-ketentuan
syarat minimum ijazah bagi perwira kapal niaga yang tercantum
dalam Pasal 111 Peraturan Kapal 1935.

2) Kapal Layar Motor (KLM)


Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO.PY.66/1/2-02
tanggal 7 Februari 2002 tentang Persyaratan Keselamatan Bagi
Kapal Layar Motor (KLM) berukuran Tonase Kotor sampai dengan
GT.500.

3)

Kapal Ikan, Kapal Motor dan Kapal Layar

Petunjuk Pengawasan Kapal No. 9.


Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.46 Tahun 1996
tentang Sertifikasi Kelaiklautan Kapal Penangkap Ikan
Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.9 Tahun 2005
tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian dan Sertifikasi Kapal
Penangkap Ikan.
MAPEL DIRJEN HUBLA No. 526/PHBL/92 tanggal 1 Agustus
1992 tentang Persyaratan Pengawakan Kapal Ikan 100 M3 s/d
250 M3.
SE Perlindungan Awak Kapal.

UNRESTRICTED VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN
NO

Jabatan

GT 10.000 atau >

GT 3000 s/d < 10.000

GT 1500 s/d <3000

GT 500 s/d < 1500

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JM
L

COC

COP

JML

COP

COC

Master

ANT-I

9a(2-8)

ANT-I

9a(2-8)

ANT-II

9b(2-8)

ANT-II

9b(2-8)

C/O

ANT-I

9a(2-8)

ANT-I

9a(2-8)

ANT-II

9b(2-8)

ANT-II

9b(2-8)

2/O

ANT-III

9d(2-7)

ANT-II

9d(2-7)

ANT III

9d(2-7)

ANT III

9b(2-7)

3/O

ANT-III

9d(2-7)

R/O

REK II

REK II

REK II

REK II

Bosun

9f

9f

9f

9f

Q/M

9f

9f

9f

9f

Sailor

9g

9g

9g

Cook

9g

9g

9g

9g

10

Messboy

9g

9g

9g

Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
ijazah ORU
2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
sesuai jabatan.

UNRESTRICTED VOYAGE
B. ENGINE DEPARTEMEN
NO

Jabatan

KW 7500 atau >

KW 3000 s/d < 7500

KW 750 s/d < 3000

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JML

COC

COP

C/E

ATT-I

10a(2-5)

ATT-I

10a(2-5)

ATT-II

10b(2-5)

2/E

ATT II

10a(2-5)

ATT II

10a(2-5)

ATT III

10b(2-5)

3/E

ATT II

10c(2-5)

ATT III

10c(2-5)

ATT III

10c(2-5)

4/E

ATT II

10c(2-5)

Eng.Foreman

10d

10d

10d

Oiler

10d

10d

10d

Wiper

10e

10e

10c

Catatan : Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan


sesuai jabatan.

NEAR COASTAL VOYAGE


A. DECK DEPARTEMEN
NO

Jabatan

GT 10.000 atau >

GT 3000 s/d < 10.000

GT 1500 s/d <3000

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JM
L

COC

COP

Master

ANT-I

9a(2-8)

ANT-I

9a(2-8)

ANT-II

9b(2-8)

C/O

ANT-I

9a(2-8)

ANT-I

9a(2-8)

ANT-II

9b(2-8)

2/O

ANT-III

9d(2-7)

ANT-III

9d(2-7)

ANT III

9d(2-7)

3/O

ANT-III

9d(2-7)

ANT-III

9d(2-7)

R/O

ORU/
REK II

ORU/
REK II

ORU/
REK II

Bosun

9f

9f

9f

Q/M

9f

9f

9f

Sailor

9g

9g

9g

Cook

9g

9g

9g

10

Messboy

9g

9g

9g

Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
ijazah ORU
2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
sesuai jabatan.

NEAR COASTAL VOYAGE


A. DECK DEPARTEMEN (Sambungan)
NO

Jabatan

GT 500 s/d 1500

GT <500

JML

COC

COP

JML

COC

COP

Master

ANT-II

9b(2-8)

ANT-IV

9c1)(b-h)

C/O

ANT-II

9b(2-8)

ANT-IV

9e(2-7)

2/O

ANT-III

9d(2-7)

3/O

R/O

ORU/ REK II

ORU/ REK II

Bosun

9f

Q/M

9f

9f

Sailor

Cook

9g

9g

10

Messboy

Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
ijazah ORU
2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
sesuai jabatan.

NEAR COASTAL VOYAGE


B. ENGINE DEPARTEMEN
NO

Jabatan

KW 7500 atau >

KW 3000 s/d < 7500

KW 750 s/d < 3000

KW 750 s/d < 3000

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JML

COC

COP

C/E

ATT-I

10a(2-5)

ATT-I

10a(2-5)

ATT-II

10b(2-5)

ATT-II

10b(2-5)

2/E

ATT II

10a(2-5)

ATT II

10a(2-5)

ATT III

10b(2-5)

ATT III

10b(2-5)

3/E

ATT III

10c(2-5)

ATT III

10c(2-5)

ATT III

10c(2-5)

ATT III

10c(2-5)

4/E

ATT III

10c(2-5)

Eng.For
eman

10d

10d

10d

10d

Oiler

10d

10d

10d

10d

Wiper

10e

10e

Catatan :1.C/E untuk kapal ukuran 750 s/d <3000; berijazah ATT II atau lebih boleh ijazah ATT III
apabila telah memperoleh pengukuhan sebagai kepala kamar mesin
2.Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
sesuai jabatan.

LOCAL VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN
NO

Jabatan

GT 10.000 atau >

GT 3000 s/d < 10.000

GT 1500 s/d <3000

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JML

COC

COP

Master

ANT-II

9a(2-8)

ANT-III

9a(2-8)

ANT-III

9b(2-8)

C/O

ANT-III

9a(2-8)

ANT-III

9a(2-8)

ANT-IV

9b(2-8)

2/O

ANT-III

9d(2-7)

ANT-IV

9d(2-7)

ANT IV

9d(2-7)

R/O

ORU/ REK
II

ORU/
REK II

ORU/
REK II

Bosun

9f

9f

9f

Q/M

9f

9f

9f

Sailor

9g

9g

Cook

9g

9g

9g

Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
ijazah ORU kecuali kapal berukuran GT>5001(satu) orang saja diantara Nakhoda
dan Mualim mempunyai ijazah ORU
2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
sesuai jabatan.

LOCAL VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN (Sambungan)
NO

Jabatan

GT 500 s/d 1500

GT <500

JML

COC

COP

JML

COC

COP

Master

ANT-IV

9b(2-8)

ANT-IV

9c2)(b-h)

C/O

ANT-IV

9b(2-8)

ANT-V

9e(2-7)

2/O

ANT-V

9d(2-7)

ANT-V

9e(2-7)

R/O

ORU/ REK II

ORU/ REK II

Bosun

Q/M

9f

9f

Sailor

Cook

9g

9g

Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
ijazah ORU kecuali kapal berukuran GT>5001(satu) orang saja diantara Nakhoda
dan Mualim mempunyai ijazah ORU
2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
sesuai jabatan.

LOCAL VOYAGE
B. ENGINE DEPARTEMEN
NO

Jabata
n

KW 7500 atau >

KW 3000 s/d < 7500

KW 750 s/d < 3000

KW 750 s/d < 3000

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JML

COC

COP

JML

COC

COP

C/E

ATT-II

10a(2-5)

ATT-III

10a(2-5)

ATT-IV

10b(2-5)

ATT-II

10b(2-5)

2/E

ATT III

10a(2-5)

ATT III

10a(2-5)

ATT IV

10b(2-5)

ATT III

10b(2-5)

3/E

ATT III

10c(2-5)

ATT IV

10c(2-5)

ATT IV

10c(2-5)

ATT III

10c(2-5)

Eng.Fo
reman

10d

10d

10d

10d

Oiler

10d

10d

10d

10d

Wiper

10e

Catatan :Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan


sesuai jabatan.

PENGAWAKAN KAPAL LAYAR


MOTOR
Setiap KLM yang berlayar ke laut harus diawaki secukupnya dengan
persyratan minimal ijazah perwira yang diatur sebagai berikut :
a.
Kapal dengan ukuran s/d GT 25
1)
2)

b.

Kapal dengan ukuran diatas GT 25 s/d GT 100


1)
2)

c.

Pemimpin kapal, yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK)


KKM yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan Mesin (SKK)

Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR II


KKM, yang memiliki JMPR II

Kapal dengan ukuran diatas GT 100 s/d 200


1)
2)

Pemimpin kapal dan Mualim , yang memiliki MPR II


KKM dan Masinis, yang memiliki JMPR II

c.

Kapal dengan ukuran GT 100 s/d GT 200


1) Pemimpin kapal dan Mualim , yang memiliki MPR II
2) KKM dan Masinis yang memiliki JMPR II

d.

Kapal dengan ukuran diatas GT 200 s/d GT 315


1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR I
2) Mualim , yang memiliki MPR II
3) KKM, yang memiliki JMPR I
4) Masinis, yang memiliki JMPR II

e.

Kapal dengan ukuran diatas GT 315 s/d 500


1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR I
2) Mualim , yang memiliki MPR I
3) KKM, yang memiliki JMPR I
4) Masinis, yang memiliki JMPR I

PERLINDUNGAN AWAK KAPAL


Dalam rangka perlindungan terhadap tenaga kerja pelaut WNI ada
beberapa ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh Perusahaan
Pelayaran Indonesia/Perusahaan Perikanan Indonesia bila
Perusahaan tersebut memperkerjakan tenaga asing di kapalnya
ataupun mengoperasikan kapal niaga asing maupun kapal ikan asing
yang beroperasi selama 6 bulan secara tetap di perairan Indonesia.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur hal tersebut terdiri dari beberapa
peraturan yang berbentuk Keputusan Menteri Pertanian, Keputusan
Menteri tenaga Kerja, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
ataupun MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut sbb :
Penggunaan Perwira Asing di kapal berbendera Indonesia
a.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.


KEP.55/MEN/81 tanggal 21 April 1981 tentang Pelaksanaan
Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing
Pendatang (TKWNAP) pada Sektor Perhubungan, mengatur
penggunaan perwira asing di Kapal Barang, Kapal Penumpang
dan Kapal Ikan berbendera Indonesia

Yang mengatur penggunaan perwira asing di Kapal Barang, Kapal


Penumpang dan Kapal Ikan berbendera Indonesia sebagai berikut:
1) Di kapal barang, terbatas untuk jabatan Nakhoda dan
Kepala Kamar Mesin.
2) Di kapal penumpang, terbatas untuk jabatan Nakhoda,
KKM, Kepala Pelayan dan Radio Officer.
3) Di kapal ikan, terbatas untuk jabatan Nakhoda, KKM, dan
Electrician
4) Di kapal tanker, tertutup untuk TKWNAP.
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-781/MEN/85 tanggal 1
Agustus 1985 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan
Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) di
Sektor Pertanian Sub Sektor Perikanan, yang antara lain mengatur
penggunaan perwira asing di Kapal Ikan berbendera Indonesia

Penggunaan ABK Indonesia di kapal niaga berbendera asing


a. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. 364/836/PHBL/93
tanggal 27 Oktober 1993, yang mengatur bahwa kapal-kapal
berbendera asing yang beroperasi di wilayah perairan Indonesia lebih
dari 6 (enam) bulan secara berturut turut harus menggunakan
minimal 50% awak kapal warga negara Indonesia dan memenuhi
ketentuan persyaratan pengawakan sesuai dengan Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. DPL. 93/12/16 tanggal 28
Juni 1976.

b. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.40/10/D.III/I/94


tanggal 31 Januari 1994 tentang Pemberlakuan MAPEL No.
364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993 terhitung mulai tanggal
27 April 1994.
c. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.92/45/D.II/II/94
tanggal 23 Maret 1994 tentang Penerapan MAPEL No.
364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993 terhadap kapal-kapal
tanker asing yang dicharter oleh PERTAMINA.
Yang dicharter sebelum adanya MAPEL, diberikan dispensasi.
Yang dicharter/setelah terbitnya MAPEL sepenuhnya mengacu
pada MAPEL tersebut.

Penggunaan ABK Indonesia di kapal ikan berbendera asing


a. Keputusan Menteri Pertanian No. 816/KPTS/IK.120/11/90 tanggal 1
Nopember 1990 tentang Penggunaan Kapal Perikanan Berbendera
Asing dengan cara sewa untuk menangkap ikan di ZEEI, mengatur
antara lain : 6 (enam) bulan sejak dikeluarkan SIPI, harus sudah
menggunakan ABK Indonesia sekurang-kurangnya 30% dari seluruh
jumlah ABK untuk masing-masing kapal.

b. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO. 336/798/PHBL/93


tanggal 8 Oktober 1993 tentang Pengawasan Kapal-kapal Ikan
berbendera Asing dan berbendera Indonesia, mengatur :

Penggantian bendera kapal ikan asing


Pengawakan kapal ikan asing
Pengawakan kapal ikan Indonesia
Pemeriksaan kapal ikan asing dalam rangka penerbitan sertifikat
keselamatan kapal
Pengawasan ABK WNI di kapal ikan asing.

Sertifikat Pengawakan
(Safe Manning Certificate)
1.

Dasar Hukum :
a. Solas 1974 chapter V Regulation 13.
b.

Resolusi IMO No. A. 481 (XII) tentang prinsip-prinsip


pengawakan kapal yang aman (Principles of Safe Manning)
diberlakukan mulai 1 Februari 1992 yang direvisi dengan
Resolusi IMO No. A 890(21)

c.

Telegram DIRJEN HUBLA NO. 89/PHBL/92 tanggal 10 Februari


1992 tentang Pelimpahan Wewenang untuk menerbitkan
Sertifikat Pengawakan/Safe Manning Certificate kepada :
ATHUB Singapura
ADPEL/Syahbandar Belawan, Dumai, Palembang, Teluk
Bayur, Tg. Priok, Semarang, Surabaya, Cilacap, Pontianak,
Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang, Bitung, Ambon,
Samarinda dan Sorong.
Telegram KADIT KAPEL No. 060/D.II/VI/92 tanggal 2 Juni
1992 tentang Pengisian Blanko Sertifikat Pengawakan

2.

Negara bendera penandatangan Solas 1974 wajib menerbitkan


Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate) bagi kapalkapalnya yang berukuran lebih besar dari GT 500 yang berlayar ke
luar negeri.

3.

Pada sertifikat dinyatakan bahwa :Kapal telah cukup diawaki dan


aman bilamana berlayar ke laut dengan jumlah awak dan jabatan
yang tidak kurang dari yang tertera dalam sertifikat.

4.

Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Pengawakan :

Surat Ukur/Tonase Kapal


PK. Mesin
Daerah Pelayaran
Sertifikat yang dimiliki awak kapal

Pengawasan Bidang Pengawakan


1.

Pengawasan/pengecekan susunan awak kapal apakah telah


sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam ketentuanketentuan yang berlaku.

2.

Pengawasan/pengecekan terhadap keaslian ijazah awak kapal


dan bila ditemukan adanya ijazah palsu atau diduga palsu, maka
ijazah ditahan dan dicabut kemudian dibuat Berita Acara
Pencabutan untuk diteruskan ke Kantor Pusat DITJEN HUBLA
cq. DITKAPEL.

3.

Pengawasan/pengecekan terhadap ketentuan-ketentuan


mengenai perlindungan awak kapal seperti penggunaan tenaga
asing di kapal berbendera asing dan kapal ikan berbendera asing
yang beroperasi secara tetap di perairan Indonesia yang
dioperasikan oleh Perusahaan Pelayaran/Perusahaan Perikanan
Indonesia.

4.

Pengawasan/pengecekan khususnya terhadap kapal-kapal


berbendera Indonesia yang akan berlayar ke luar negeri yang
harus dilengkapi Sertifikat Pengawakan (Safe Manning
Certificate).

Kesejahteraan Awak Kapal.


Ketentuan mengenai kesejahteraan awak kapal diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan yang meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Jam kerja maksimal


Waktu istirahat
Upah minimum
Hak cuti tahunan
Hak apabila jatuh sakit atau tertimpa kecelakaan dalam dinas
Hak atas makanan yang cukup dan tempat tinggal yang
pantas
Hak atas upah pekerjaan lembur bagi awak kapal
Hak awak kapal yang telah habis kontrak kerjanya
Ganti rugi kepada awak kapal yang kapalnya karam
Hak jika awak kapal meninggal dunia di atas kapal

Pendidikan , Pengujian dan Sertifikasi


Untuk memperoleh Sertifikat Keahlian Pelaut harus mengikuti pendidikan
pelaut dan lulus ujian negara kepelautan. Ketentuan-ketentuan yang
mengatur hal tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Tingkat Sertifikat ANTD/ATTD s/d ANT-I/ATT-I


a.
b.
c.

d.

KEPPRES RI No.60 Tahun 1986 tanggal 4 Desember 1986


tentang Pengesahan International Convention on Standards of
Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978.
Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.18 tahun 1997 tanggal
19 Pebruari 1997 tentang Pendidikan dan Latihan, Ujian Negara
dan Sertifikasi Kepelautan.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.DL.22/1/601 tanggal 23 Mei 2001 tentang Sistem dan Prosedur
Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi
Kepelautan.
MAPEL DIRJEN HUBLA No.081/78/Phbl-99 tanggal 11 Juni
1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan KEPMENHUB No.KM.18
Tahun 1997 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.

2.

Tingkat MPR/JMPR :
a.

b.

c.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.PY.68/1/586 tanggal 1 Juli 1986 tentang Surat Kecakapan Mualim/Juru
Motor Pelayaran Rakyat.
MAPEL DIRJEN HUBLA No.067/KWT/No.126/PHBL/93
tanggal 24 Pebruari 1993 tentang Pelaksanaan Pengujian,
Penandatanganan, Legalisasi dan foto copy SKP dan
MPR/JMPR.
Keputusan Kepala Badan Diklat No.SK.86/DL.002/Diklat-94
tanggal 29 Januari 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan Diklat
Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran.

3.

Tingkat SKK 30 Mil dan 60 Mil :


a.
b.

4.

Petunjuk Pengawasan Kapal No.9.


MAPEL DIRJEN HUBLA No.115/D.II/VI/93 tanggal 30 Juni 1993
tentang Kewenangan untuk penerbitan SKK 30 Mil dan 60 Mil,
hanya dilaksanakan oleh Syahbandar pada Kantor ADPEL Klas
I s/d V, KANPEL Klas II s/d IV dan sepanjang yang
bersangkutan memiliki ijazah minimal MPI/AMK-PI dan STTPL
Kesyahbandaran Klas IV/V serta harus mendapat ijin dari
DJPL/Pusat.

Basic Safety Training (BST) :


KEPPRES RI No.60 tahun 1986 tanggal 4 Desember 1986 tentang
Pengesahan International Convention on Standards of Training,
Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978.
Keputusan Dirjen Hubla No.DL.21/2/7-2000 tanggal 25 Pebruari
2000 tentang Pedoman Pemberian Pengakuan Program Pendidikan
dan Pelatihan Kepelautan

PENGAWASAN PENGAWAKAN
Pengawasan terhadap pengawakan meliputi :
Pengecekan susunan awak kapal apakah telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
PERLINDUNGAN PELAUT :

a.

Setiap pelaut yang bekerja diatas kapal berhak mendapatkan


perlindungan, untuk itu harus memiliki Perjanjian Kerja Laut.

b.

Bagi pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendera asing PKL


dibuat berdasarkan Perjanjian kerja bersama antara Pemilik kapal
dengan organisasi pelaut di Indonesia.

c.

Untuk Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal kapal Indonesia


diharapkan juga ada KKB antara pemilik kapal dan atau Organisasi
pemilik kapal dengan organisasi pelaut Indonesia.

Untuk Pelaut asing yang bekerja di kapal Indonesia, harus memiliki :

a.
b.
c.
d.

Izin tenaga kerja asing dari Depnakertrans


Rekomendasi / persetujuan penempatan tenaga asing dari DJPL
Bagi kapal asing yang beroperasi secara tetap di perairan
Indonesia harus mempekerjakan minimal 50% WNI
Bagi kapal bebendera Indonesia, maksimal 3 orang WNA (hanya
untuk hal hal yang sangat perlu).

SERTIFIKASI
a.

Kapal bendera asing yang singgah dipelabuhan Indonesia :


1.
2.
3.

4.

Safe Manning Certificate.


Sertifikat keahlian/keterampilan sesuai jenis/ukuran kapal.
Endorsement Certificate (sesuai SK DJPL No.
No.PY.67/2/3-01 tanggal 6 Nopember 2001 tentang
Pengukuhan Jabatan bagi Pemilik Sertifikat Keahlian
Pelaut berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995
CoR (untuk Perwira warga Negara yang bukan warga
Negara dari Negara bendera kapal).

b.

Kapal berbendera Indonesia


1.
2.
3.
4.
5.

Safe Manning Certificate (terutama yang berlayar keluar


negeri)
Sertifikat keahlian/keterampilan sesuai jenis / ukuran kapal.
Endorsement Certificate
CoR/Certificate of Recognition (untuk Perwira warga Negara
asing/bukan Negara bendera Indonesia).
Sertificat harus yang asli/tidak salinan dan diyakini
keabsahannya melalui pengecekan pada website
(www.pelaut.go.id atau email : kplt@pelaut.go.id atau
fax.3505681 u.p. sub direktorat kepelautan).

POSISI LETTER OF UNDERTAKING


SESUAI REGULATION I/10 STCW 1995
NO

COUNTRY

DATE OF SIGNED

CATEGORY*

ANTIGUA AND BARBUDA

30-August-2002

ARGENTINA

28-October-2002

BARBADOS

20-August-2002

BELIZE

19-July-2002

BRUNEI DARUSSALAM

18-June-2002

BULGARIA

8-August-2002

CHECH REPUBLIC

22-July-2002

CUBA

30-July-2002

DEM. REP. OF KOREA

30-July-2002

10

DOMINICA

16-July-2002

11

EGYPT

25-July-2002

12

ESTONIA

6-August-2002

13

GEORGIA

23-July-2002

NO

COUNTRY

DATE OF SIGNED

CATEGORY*

14

GHANA

28-August 2002

15

HONGARIA

10-Sept-2002

16

HONGKONG

09-July-2002

17

ICELAND

02-Oct-2002

18

ITALIA

24-July-2002

19

JAMAICA

03-Oct-2002

20

JAPAN

20-August-2002

21

KIRIBATI

30-August-2002

22

KUWAIT

09-Jan-2003

23

LATVIA

25-August-2002

24

LIBERIA

01-August-2002

25

LITHUANIA

08-August-2002

26

MALAYSIA

01-July-2002

27

MAROCCO

21-Oct-2002

28

MARSHAL ISLAND

05-July-2002

NO

COUNTRY

DATE OF SIGNED

CATEGORY*

29

MAURITIUS

19-August-2002

30

NETHERLAND

14-Nov-2001

31

NEW ZEALAND

02-August-2002

32

PAKISTAN

20-July-2002

33

PANAMA

17-July-2002

34

PHILIPINA

16-Sept-2002

35

POLANDIA

05-August-2002

36

ROMANIA

20-Sept-2002

37

RUSIA

02-Dec-2002

38

SAMOA

30-August-2002

39

SINGAPORE

19-June-2001

40

SLOVAK

21-August-2002

41

SLOVENIA

22-July-2002

42

THAILAND

01-Nov-2002

43

VANUATU

12-July-2002

NO

COUNTRY

DATE OF SIGNED

CATEGORY*

44

VIETNAM

02-July-02

45

LUXEMBERG

17-Feb-2003

46

TUVALU

07-August-2002

47

YUGOSLAVIA

23-August-2002

48

MYANMAR

13-Mar-2003

49

MALTA

01-August-2003

50

KORSEL

12-August-2003

51

MONGOLIA

28-May-2003

52

BELGIA

22-April-2003

53

AUSTRALIA

21-Jan-2002

54

BAHAMAS

02-Sept-2002

55

BANGLADESH

29-July-2002

56

CANADA

15-July-2002

57

FINLAND

22-July-2002

58

FRANCE

31-July-2002

NO

COUNTRY

DATE OF SIGNED

CATEGORY*

59

MEXICO

09-Jan-2003

60

REPUBLIC OF CHINA

29-July-2002

61

GREECE

22-January-2003

62

NORWAY

09-January-2004

63

CYPRUS

02-January-2004

64

ST.VINCENT AND THE


GRENADINES

24-June-2005

ENDORSEMEN
A. DECK DEPARTEMENT
Sertifikat ANT - I
Jabatan
Master

Pembatasan jika ada


Tidak terbatas

Sertifikat ANT - II
A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT > = 3.000 untuk daerah Near Coastal Voyage

Chief Officer

Tidak terbatas

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 3.000 untuk daerah Unrestricting Voyage *

Chief Officer

Tidak terbatas

Keterangan :
* MPB-II 1978 dengan masa layar 36 bulan sebagai 2nd Officer
* MPB-II 1978 dengan masa layar 24 bulan yg diantaranya 12 bulan
sebagai Chief Officer pada kapal GT > 500 didaerah Unrestricting
Voyage
* MPB-II 1978 dengan masa layar 12 bulan sebagai Nakhoda pada
kapal GT>3000 di daerah Near Coastal Voyage

Sambungan Sertifikat ANT - II


C.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT >= 3.000 untuk daerah Unrestricting Voyage *

Chief Officer

Tidak terbatas

Keterangan :
* MPB-II 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
kapal GT.3000 atau lebih di daerah Unrestricting Voyage

Sertifikat ANT - III


A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Chief Officer

GT < 3000 untuk daerah Unrestricting Voyage

2nd Officer

Tidak terbatas

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Chief Officer

GT>=3000 untuk daerah Unrestricting Voyage *

2nd Officer

Tidak terbatas

Keterangan :
* MPB-III 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer
pada kapal GT.3000 atau lebih di daerah Unrestricting Voyage

Sambungan Sertifikat ANT - III


C.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage*

Chief Officer

GT>=3000 untuk daerah Unrestricting Voyage

2nd Officer

Tidak terbatas

Keterangan :
* MPB-III 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage

Sertifikat ANT - IV
A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT< 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Chief Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Chief Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Officer

GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage *

Keterangan :
* MPI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Officer pada
kapal GT. 500 atau lebih di daerah Near Coastal Voyage

Sambungan Sertifikat ANT - IV


C.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT< 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Chief Officer

GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage*

2nd Officer
GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
Keterangan :
* MPI - 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada
kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage
D.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT< 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage*

Chief Officer

GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Officer
GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
Keterangan :
* MPI - 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage

Sertifikat ANT - V
A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah lokal

Chief Officer

GT < 500 untuk daerah lokal

2nd Officer

GT < 3000 untuk daerah lokal

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah lokal

Chief Officer

GT < 500 untuk daerah lokal

2nd Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage *

Keterangan :
* MPT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Officer pada
kapal GT < 500 di daerah Near Coastal Voyage

Sambungan Sertifikat ANT - V


C.
Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah lokal

Chief Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal voyage*

2nd Officer
GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
Keterangan :
* MPT -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada
kapal GT< 500 di daerah Near Coastal Voyage
D.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Master

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage *

Chief Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Officer

GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

Keterangan :
* MPT -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
kapal GT < 500 di daerah Near Coastal Voyage

A. ENGINE DEPARTEMENT
Sertifikat ATT - I
Jabatan
Chief Engineer

Pembatasan jika ada


Tidak terbatas

Sertifikat ATT - II
A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

>= 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Engineer

Tidak terbatas

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

>=3000 KW untuk daerah Unrestricting Voyage *

2nd Engineer

Tidak terbatas

Keterangan :
* AMK B 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak 3000 KW atau lebih di daerah
pelayaran Unrestricting Voyage

Sertifikat ATT - III


A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

3rd Engineer

Tidak terbatas

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Unrestricting Voyage*

3rd Engineer

Tidak terbatas

Keterangan :
* AMK A -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah
Unrestricting Voyage

Sertifikat ATT - IV
A.

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

>=750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

3rd Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

>=750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage*

3rd Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

Keterangan :
* AMK PI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near
Coastal Voyage

Sambungan Sertifikat ATT - IV


C.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage *

2nd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage*

3rd Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

Keterangan :
* AMK PI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near
Coastal Voyage

Sertifikat ATT - V

A.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Lokal

2nd Engineer

< 750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Lokal

3rd Engineer

< 750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Lokal

Sambungan Sertifikat ATT - V

B.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Lokal

2nd Engineer

< 750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Lokal

3rd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage*

Keterangan :
* AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 3rd Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near
Coastal Voyage

Sambungan Sertifikat ATT - V

C.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 750 KW untuk daerah terbatas dan


< 750 KW untuk daerah Lokal

2nd Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

3rd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

Keterangan :
* AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak < 750 KW di daerah Near
Coastal Voyage

Sambungan Sertifikat ATT - V

D.

Jabatan

Pembatasan jika ada

Chief Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

2nd Engineer

< 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

3rd Engineer

< 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

Keterangan :
* AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer
pada kapal dengan tenaga penggerak < 750 KW di daerah Near
Coastal Voyage

DATA BASE SERTIFIKAT


KEPELAUTAN
Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
UK.11/10/2/DJPL-06 tentang Database Sertifikat Kepelautan
Sertifikat yang diterbitkan dan telah terdaftar pada Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut, dapat diakses melalui internet
(website) http:// www.pelaut.go.id
Apabila ada keraguan terhadap keabsahan Sertifikat Kepelautan
dapat diklarifikasi langsung melalui email : kplt@palut.go.id atau
mengajukan surat melalui pos atau faxsimil no. +6221-3520978 atau
3505681

SERTIFIKASI KEPELAUTAN
KAPAL PENANGKAP IKAN
Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor :
UK.11/18/5/DJPL-06 tentang Sertifikasi Kepelautan Kapal Penangkap
Ikan.
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor
UK.11/8/8/DJPL-06 tanggal 23 Februari 2006 tentang Sertifikasi
Kepelutan Kapal Penangkap Ikan, yang mengatur mengenai
penukaran sertifikat Mualim Perikanan Laut/Ahli Mesin Kapal
Perikanan Laut (MPL/AMKPL) serta Surat Keterangan Kecakapan
(SKK) 60 Mil Plus menjadi Sertifikat Ahli Nautika/Tehnika Kapal
Penangkap Ikan (ANKAPIN/ATKAPIN) yang telah ditetapkan batas
waktu penukaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2006
Mengingat masih banyaknya pemilik sertifikat MPL/AMKPL maupun
SKK 60 Mil Plus yang belum menukarkan sertifikat, maka batas waktu
diperpanjang samapai dengan tanggal 31 Desember 2007

Anda mungkin juga menyukai