Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FREDITYA ARIE PUTRA PRADANA

NRP : 461189771

KELAS : KALK IV B

MATA KULIAH : PERENCANAAN PELAYANAN KAPAL, BARANG DAN PENUMPANG

TUGAS 4
SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kegiatan Stevedoring, Cargodoring, Receiving dan Delivery !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “well balanced rate” !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Aliran barang dengan system route tidak langsung !
b. Aliran barang dengan system route semi langsung !
c. Aliran barang dengan system route langsung !
4. Jelaskan proses pengangkatan muatan general cargo menggunakan crane !
5. Jelaskan proses pembongkaran barang yang diperhitungkan sebagai output dermaga !
6. Jelaskan proses pemuatan barang yang diperhitungkan sebagai output dermaga !
7. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi “haulage output QTO”, berikut ini :
a. Waktu siklus transfer (Transfer Cycle Time) atau TCT;
b. Muatan terangkut per siklus (Weight Transferred per Cycle) atau WTC; dan
c. Jumlah unit alat bekerja (Unit Transfer Equipment) atau UTE.

JAWAB
1. Kegiatan bongkar muat
• Stevedoring
Kegiatan menurunkan barang/muatan dari kapal ke dermaga dan sebaliknya.
• Cargodoring
Memindahkan barang/muatan ke gudang, truk atau kereta api dan juga sebaliknya.
• Receiving
Kegiatan menerima barang yang dibongkar dari kapal. Receiving dapat berlangsung di sisi
kapal langsung ke truk atau ke tongkang, dan di sisi darat gudang/lapangan bagi barang
melalui gudang/lapangan diterimakan kepada consignee atau perwakilan.
• Delivery
Penyerahan barang oleh kapal (pengangkut) kepada penerima. Seperti receiving, delivery
pun dapat berlangsung di sisi kapal langsung ke truk atau ke tongkang, dan di sisi darat
gudang/lapangan bagi barang melalui gudang/ lapangan diserahkan carrier kepada
consignee atau perwakilan.

2. Well Balanced Rate


Dalam kegiatan bongkar muat barang, kegiatan bongkar muat dan terminal merupakandua
variabel yang berbeda namun tetap berkaitan. Keceepatan bongkar muat di atas kapal sangat
bergantung pada kecepatan kegiatan di terminal. Saat kapal melakukan kegiatan bongkar muat,
dan memiliki variabel kecepatan, saat itu kecepatan kegiatan bongkar muat di terminal
merupakan variabel bebas yang mengikuti/mempengaruhi kecepatan bongkar muat di atas
kapal. Saat kecepatan kegiatan di terminal dapat mengimbangi variabel kecepatan bongkar muat
di atas kapal maka supervisor kegiatan di terminal mendapat prestasi, inilah yang disebut dengan
Well Balanced Rate atau variabel kecepatan yang sama diantara dua variabel.

3. Sistem aliran barang di dermaga:


a. System route tidak langsung
Aliran barang pada sistem ini adalah barang dari kapal terlebih dahulu ditransfer melalui
lapangan penumpukkan atau gudang, kemudian diangkut dengan moda angkutan jalan raya
atau kereta api.
b. System route semi langsung
Barang diletakkan sementara atau dibongkar di dermaga, karena sistem moda angkutan
jalan raya atau kereta api belum dapat menangani barang-barang tersebut dengan
secepatnya.
c. System route langsung
Aliran barang dengan sistem ini adalah barang dari kapal langsung diangkut dengan kereta
atau dengan moda angkutan darat (truk) ataupun tongkang dan sebagainya.

4. Proses pengangkatan muatan general cargo menggunakan crane.


Kegiatan pengangkatan general cargo/muatan umum di pelabuhan biasanya menggunakan
gabungan dari ketiga system aliran barang di dermaga, yaitu: system route langsung, semi
langsung, dan tidak langsung. Penerapan penggunaan system aliran barang tergantung dari
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang tersedia di pelabuhan. Besar kapasitas bongkar muat
barang ditentukan oleh system crane. Pada kegiatan ini ada yang menggunakan crane kapal dan
crane darat.

5. Operasi pelayanan bongkar barang (discharge cargo) dari kapal diukur berdasarkan output kapal
ditambah dengan pemanfaatan dermaga (wharfage utilization). Cargo handling operation
merupakan satu proses dari masukan (input) menjadi capaian (output), dimana output kapal
terdistribusikan ke rute truk/gerbong, tongkang, dan gudang. Dimana dalam aliran barang dari
kapal melalui rute langsung terdapat ketentuan-ketentuan standar yang telah diatur di dalamnya.

6. Operasi pelayanan barang muat (loaded cargo) ke kapal diukur berdasarkan quay output
ditambah dengan pemanfaatan dermaga (wharfage utilization). cargo handling operation
merupakan proses transfer barang dari truk/gerbong di kade, tongkang di lambung kapal, dan
gudang menjadi capaian (output), dimana output barang terkonsolidasikan ke atas kapal dengan
dukungan sumberdaya peralatan mekanis/non mekanis, dan sumber daya manusia (TKBM).
Aliran barang langsung dari truk/gerbong dan/atau tongkang, dan via gudang ke atas kapal
dengan ketentuan standard internasional yang telah diatur di dalamnya.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi “haulage output QTO”:
a. Waktu siklus transfer (Transfer Cycle Time) atau TCT adalah waktu perjalanan alat angkat
dan angkut pergi-pulang antara dermaga dan tempat penumpukan. Pergi membawa muatan
dan pulang tanpa muatan. TCT ditentukan oleh 3 faktor, antara lain:
• Jarak tempuh perjalanan (distance travelled)
Yaitu jarak tempuh pergi-pulang antara titik kegiatan di dermaga dengan lokasi
gudang/lapangan penumpukan dalam satuan meter.
• Kecepatan berjalan
Yaitu kecepatan dalam satuan waktu.
• Waktu tanpa berjalan
Yaitu waktu alat angkat dan forklift truk berhenti berjalan selama menaikkan atau
menurunkan muatan masing-masing di dermaga dan di temapt penumpukan dan
sebaliknya
b. Muatan terangkut per siklus (Weight Transferred per Cycle) atau WTC dipengaruhi oleh
seberapa banyak muatan yang dapat terangkut oleh alat angkut dari dermaga ketempat
lapangan penumpukan, berangkat membawa muatan dan pulang tanpa membawa muatan
dinyatakan dalam satuan Ton per Jam.
c. Jumlah unit alat bekerja (Unit Transfer Equipment) atau UTE dipengaruhi oleh seberapa
banyak jumlah unit alat bekerja yang digunakan untuk mengangkut muatan dari dermaga
ketempat lapangan penumpukan yang dinyatakan dalam satuan Unit.

Anda mungkin juga menyukai