Anda di halaman 1dari 11

UAS

Nama : Feric Julianto


Nim : 5551190097
Kelas : M Rantai Pasok A

TEORI :
1. Aktivitas-aktivitas yang termasuk di dalam kegiatan Manajemen Logistik :

a) Customer Service

Customer service adalah suatu proses yang berlangsung di antara pembeli, penjual,
dan pihak ketiga yang menghasilkan nilai tambah untuk pertukaran produk atau
jasa dalam jangka waktu pendek, seperti transaksi tunggal ataupun jangka panjang
seperti hubungan berdasarkan kontrak. Nilai tambah ini juga terbagi pada masing-
masing kelompok transaksi atau kontrak, yang keadaan lebih baik pada
penyelesaian transaksi dibandingkan sebelum transaksi. Dengan
demikian, customer service merupakan proses penyediaan keuntungan nilai
tambah yang penting pada supply chain dengan secara efektif.

b) Order Processing

Komponen proses pemesanan (order processing) terbagi dalam:

1. Elemen operasional (operational elements). Meliputi order entry atau


perubahan pesanan, schedulling, persiapan pengiriman pesanan
dan invoicing.
2. Elemen komunikasi (Communication elements). Meliputi modifikasi
pesanan, penyelidikan status pesanan, tracing, koreksi kesalahan dan
permintaan informasi produk.
3. Kredit dan elemen pengumpulan (Credit and Collection Elements).
Meliputi pemeriksaan kredit dan proses dan penerimaan atau pengumpulan
rekening.

c) Distribution Communications

Komunikasi merupakan jaringan vital diantara seluruh proses logistik dan


pelanggan perusahaan. Komunikasi yang akurat pada saat yang tepat merupakan
dasar dari keberhasilan manajemen logistik.
d) Inventory Control

Aktivitas pengendalian persediaan (inventory control activity) bersifat kritis karena


membutuhkan finansial atas pemeliharaan persediaan yang cukup untuk
mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan kebutuhan produksi. Bahan baku
dan komponennya, WIP (work in process), dan persediaan barang jadi, semuanya
menghabiskan ruang fisik, waktu kerja dan modal. Uang yang diinvestasikan pada
persediaan dalam perusahaan adalah:

1) Memungkinkan perusahaan mencapai skala ekonomis.


2) Menyeimbangkan persediaan dengan permintaan.
3) Memungkinkan spesialisasi produksi.
4) Melindungi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.
5) Bertindak sebagai penyangga/buffer di antara interface yang bersifat kritis
dalam rantai suplai (supply chain), buffer pada rantai suplai (supply chain).

e) Demand Forecasting

Ramalan permintaan menentukan berapa banyak dari tiap barang yang diproduksi
perusahaan harus diangkut ke berbagai pasar. Manajemen logistik juga harus
mengetahui dimana asalnya permintaan, sehingga dapat menempatkan dan
menyimpan produk dengan jumlah yang tepat di setiap area pasar. Perkiraan akurat
tentang permintaan yang akan datang memungkinkan manajer logistik untuk
menyediakan sumber (anggaran belanja) pada aktivitas-aktivitas yang akan
melayani permintaan tersebut.

f) Traffic & Transportation

Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian luar dan dalam department


logistik. Dengan bagian finansial (freight bills/biaya
pengiriman), engineering (pemesanan transportasi peralatan), manajemen
persediaan (bahan baku, komponen gudang jadi), hukum (kontrak gudang dan alat
angkut), produksi (pengiriman tepat waktu), purchasing (pemilihan
supplier), marketing/sales(standar pelayanan pelanggan) receiving (klaim,
dokumentasi), dan pergudangan (suplai peralatan, penjadwalan).

g) Warehousing & Storage

Produk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat sebelum dijual.
Semakin lama waktu antar produksi dan konsumsi, semakin besar pula tingkat atau
jumlah persediaan yang dibutuhkan. Aktivitas pergudangan dan penyimpanan
meliputi keputusan mengenai apakah fasilitas penyimpanan seharusnya milik
sendiri, dikontrakkan atau disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas
penyimpanan, pertimbangan produk gabungan, prosedur pengamanan dan
pemeliharaan, pelatihan personaliaan pengukuran produktivitas.

h) Plant & Warehouse Site selection

Pergudangan merupakan bagian integral dari semua sistem logistik yang berperan
penting dalam melayani pelanggan dengan total biaya seminimal mungkin, juga
merupakan jaringan primer antara produsen dan pelanggan, yang digunakan untuk
menyimpan persediaan selama seluruh bagian proses logistik berjalan.

i) Material Handling

Penanganan material berhubungan setiap aspek gerakan atau aliran bahan baku,
barang setengah jadi, dan barang jadi dalam pabrik atau gudang.
Tujuan penanganan material adalah:

1) Menyederhanakan dan menghapus sistem penanganan apa pun yang


memungkinkan.
2) Meminimalkan jarak tempuh.
3) Meminimalkan barang setengah jadi
4) Menyediakan aliran yang serentak bebas dari bottleneck.
5) Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerusakan, dan pencurian.
Perusahaan mengeluarkan biaya setiap saat dilakukan penanganan barang. Bila
berdasarkan penanganan tidak memberikan nilai bagi sebuah produk,seharusnya
dibuat seminimum mungkin.
j) Procurement, Part & Service Support

Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan perusahaan dalam memberikan


pelayanan pasca penjualan kepada pelanggan, seperti penyediaan bagian-bagian
pengganti ketika produk rusak atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini
sangat penting bagi aktivitas servis dan bagian logistik bertanggung jawab
meyakinkan bahwa bagian-bagian tersebut tersedia kapan dan dimana pelanggan
membutuhkannya.

k) Packaging

Pengemasan memiliki peran ganda:

1) Melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau diangkut.


2) Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta
pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan material.
Fungsi spesifik pengemasan penahanan (containment), proteksi (protection),
pembagian (apportionment), pengunitan (unitization), kenyamanan (convenience),
komunikasi (communication).

2. Matriks hubungan dan matriks simpul-ruas atau simpul busur dipergunakan dalam
pembuatan analisis jaringan transportasi. dalam transportasi, jaringan berguna untuk
menerangkan keseluruhan karakteristik sistem transportasi serta penampilannya. Di
samping itu jaringan berperan secara konsep matematika yang dipergunakan untuk
menerangkan secara kuantitatif (terukur) elemen-elemen yang ada dalam sistem
transportasi yang mempunyai sifat-sifat ruang (Morlok, 1988). Analisis jaringan
merupakan kegiatan meneliti atribut-atribut rute (ruas jalan) dalam sebuah jaringan
transportasi dimana atribut rute ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi orang dalam
melakukan perjalanan, seperti pemilihan rute dan moda transportasi. Atribut rute tersebut
antara lain:

a. Jarak
b. Waktu Perjalanan
c. Biaya Transportasi

Pada umumnya orang akan memilih jalur/rute yang efisien yaitu dengan jarak yang lebih
dekat, waktu perjalanan lebih pendek dan biaya transportasi lebih rendah. Dalam
sebuah jaringan jalan yang kompleks, definisi efisien antara satu orang dengan orang
yang lain akan berbeda, oleh pemilihan rute juga akan lebih bervariasi sehingga
menciptakan pola pergerakan yang berbeda. Pemilihan rute yang berbeda antar individu
Bentuk jaringan transportasi darat sangatlah bervariasi antara lain sebagai berikut:Jaringan
sentrifugal dan sentripetalatribut rute (ruas jalan) dalam sebuah jaringan transportasi
dimana atribut rute ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi orang dalam melakukan
perjalanan, seperti pemilihan rute dan moda transportasi. Atribut rute tersebut antara
lain:memilih jalur/rute yang efisien yaitu dengan jarak yang lebih dekat, waktu perjalanan
lebih pendek dan biaya transportasi lebih rendah. Dalam sebuah jaringan jalan yang
kompleks, definisi efisien antara satu orang dengan orang yang lain akan berbeda, oleh
karena itu pemilihan rute juga akan lebih bervariasi sehingga menciptakan pola pergerakan
yang berbeda-beda.

Dalam melakukan analisis jaringan akan melalui tahap awal yaitu pembuatan matriks
hubungan dan matriks simpul-ruas atau simpul busur. Contoh matriks :
Tabel 1. Matriks hubungan dalam jaringan jalan utama Prov. Sumatera Barat

Simpul
Simpul 1 2 3 4 5 6
1 0 1 1 0 0 1
2 1 0 1 0 0 0
3 1 1 0 0 0 0
4 0 0 1 0 1 0
5 0 0 0 1 0 0
6 1 0 0 0 0 0

Tabel 2. Matriks simpul-busur (ruas) dalam jaringan jalan utama Prov. Sumatera
Barat
Busur/ruas
Simpul (1- (1- (1- (2- (2- (3- (3- (3- (4- (4- (6-
2) 3) 6) 1) 3) 1) 2) 4) 3) 5) 1)
1 1 1 1 -1 0 -1 0 0 0 0 -1
2 -1 0 0 1 1 0 -1 0 0 0 0
3 0 -1 0 0 -1 1 1 1 -1 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0
6 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0 1

3.
1. persaingan antar bisnis pesaing. Daya saing ini merupakan kekuatan terbesar dari
lima kekuatan kompetitif lainnya. Seorang entrepreneur dapat menentukan nilai
jual suatu produk pada beach head market dengan menganalisis banyaknya pesaing
bisnis yang akan dijalankan dalam radius yang mampu dilayani. Jika ternyata
banyak pesaing bisnis, maka strategi bisnis akan dapat berhasil hanya jika
memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing yang dapat
dilakukan dengan cara menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambahkan
fitur produk, menyediakan layanan yang sangat memadai, memperpanang garansi,
dan meningkatkan pemasaran
2. ancaman masuknya pesaing baru. Semakin mudah suatu bentuk bisnis baru masuk
ke suatu industri tertentu, maka intensitas persaingan bisnis akan semakin
meningkat. Hambatan bagi masuknya pesaing dalam suatu bisnis dapat berupa
pemodalan yang besar, kurangnya pengalaman, lokasi yang kurang
menguntungkan, ketersediaan bahan baku, kebutuhan akan pengetahuan khusus,
penguasaan teknologi, adanya kekuatan merek, adanya hak paten, perkiraan
pencapaian skala ekonomi, loyalitas konsumen pada pesaing bisnis, kurangnya
saluran distribusi, dan besaran potensi pasar.
3. ancaman keberadaan produk pengganti. Keberadaan produk pengganti tidak bisa
dikendalikan, dan akan sangat berpengaruh apabila produk pengganti tersebut
memiliki harga yang lebih rendah bersamaan dengan biaya peralihan konsumen
yang juga rendah.
4. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Pemasok merupakan ancaman serius bagi
perusahaan-perusahaan, jika berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli.
Misalnya, produsen pakaian yang memilih untuk membuka toko pakaian sendiri,
sehingga menjadi ancaman bagi toko pakaian yang lain, terutama bagi toko yang
dulu membeli pakaian dari produsen tersebut.
5. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli ( bargaining power of buyers ), dimana
pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah mungkin. Hal ini
mengakibatkan industri dapat memperoleh pengembalian ( laba ) serendah
mungkin. Pembeli akan menuntut kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih
baik serta harga yang murah, dimana hal ini mendorong persaingan antar
perusahaan dalam suatu industri.
Gagasan inovasi produk kami adalah coffe shop :
Analisis SWOT Coffee Shop
a. Kekuatan (Strength)

1. Harga yang ditetapkan lebih rendah dari Coffee Shop yang lain. Melalui
observasi dan perbandingan menu yang tersedia pada Coffee Shop,
harga yang ditetapkan Coffee Shop kami memang lebih rendah, alasan
dari Coffee Shop kami merendahkan harga produknya adalah karena
gedung yang dipakai merupakan milik sendiri dan tidak di sewa
sehingga beban biaya gedung dapat dihindari, selain itu Coffee Shop
kami berkomitmen tidak akan mengurangi cita rasa sedikitpun.
2. Lokasi yang strategis karena dekat dengan pusat keramaian dan
perguruan tinggi Lokasi berdirinya Coffee Shop berada pada titik
keramaian di daerah UNTIRTA membuat lokasi berdirinya Coffee Shop
Kami menjadi sangat strategis.
3. Ketersediaan fasilitas lengkap (wifi, toilet, musholla) Fasilitas adalah
sebagai factor penting untuk membuat konsumen puas, Fasilitas adalah
segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan
suatu usaha dan merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan
harus ada pada sebuah perusahaan.

b. Kelemahan (Weakness)

1. Kurang maksimalnya pelayanan seiring dengan bertumbuhnya peminat


Pelayanan yang terbaik kepada pelanggan menjadi tolak ukur
kesuksesan dalam menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan
namun ini menjadi permasalahan pada Coffee Shop Kami. Kurang
maksimalnya pelayanan yang diberikan karena minim nya karyawan
membuat waktu penyediaan permintaan menjadi lama sehingga
membuat konsumen bosan dalam menunggu.
2. Kurang nya karyawan yang berpengalaman di bidang Coffee Shop
Produktivitas karyawan merupakan factor penting untuk menghasilkan
output yang baik dari perusahaan itu sendiri, namun karyawan yang
berpengalaman di bidang Coffee Shop sangat lah minim.

3. Promosi yang dilakukan belum sepenuhnya dilakukan secara maksimal


terbatas pada media social Instagram saja. Promosi yang dilakukan oleh
Coffee Shop Kami hanya memainkan media social Instagram saja dan
ini menjadi titik lemah pada Coffee Shop Kami, seharusnya Coffee
Shop Kami mampu memanfaatkan perkembangan tekhnologi dan
platform media social yang lain sebagai alat promosi. Namun karena
keterbatasan waktu dan managerial maka Coffee Shop Kami mengakui
tentang lemahnya di promosi.

c. Peluang ( opportunities)
1. Dapat mengembangkan bisnis dengan menambah produk baru, dan
membuka cabang baru untuk menguasai pasar. Coffee Shop Kami akan
berupaya sebaik mungkin untuk mengembangkan produknya, tentu ini
harus di dukung oleh inovasi dan kreativitas karyawan. Cara lain untuk
mengembangkan bisnis adalah dengan membuka cabang baru, dan
persoalan ini sudah menjadi prioritas bagi Coffee Shop Kami sehingga
menjadi perencanaan jangka pendek untuk membangun cabang baru.
2. Perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga dapat
memudahkan promosi serta penjualan Perkembangan tekhnologi tidak
dapat dihentikan lagi, banyak kemunculan-kemunculan teknologi yang
memudahkan kegiatan manusia dalam berkehidupan dan berbisnis,
Coffee Shop Kami adalah salah satu usaha bisnis yang seharusnya sudah
bisa memanfaatkan tekhnologi dalam memotori bisnisnya dan salah
satunya di bidang promosi. Agar promosi lebih baik maka butuh
pemanfaatan tekhnologi sehingga promosi yang dilakukan mampu
menjangkau stake holder. Promosi yang memanfaatkan tekhnlogi
seperti memainkan seluruh media social seperti Instagram, Twitter,
Facebook, Telegram, WhatApp dan banyak platform lainnya
3. Adanya pembayaran elektronik. Semakin berkembang nya kemajuan
Tekhnologi pembayar non tunai maka konsumen lebih banyak
melakukan pembayaran non tunai, maka dengan peluang ini bisa
dimanfaatkan oleh Coffee Shop Kami untuk memenuhi kebutuhan
konsumen bertransaksi pembayaran non tunai dengan menyediakan
ovo,gopay dll
d. Ancaman (Threats)

1. Banyaknya pesaing baru dengan jenis usaha yang sama, ancaman terbesar
dalam bisnis ini adalah munculnya pesaing-pesaing baru dengan jenis
usaha yang sama. Oleh karena itu perlu mewaspadai persoalan tersebut
dengan mengembangkan usaha dan melakukan inovasi serta kreasi
sehingga Coffee Shop Kami tetap eksis dan tetap menjadi pilihan utama di
tengah-tengah masyarakat.
2. Regulasi Pemerintah tentang Larangan berkumpul pada Pandemi Covid19.
Pandemi covid-19 merupakan ancaman terbesar untuk segala bidang,
termasuk pada bidang bisnis.

4.
Supply Chain Management Coffee Shop

Petani kopi Pengepul Pabrik besar Pedagang


Caffe Shop Konsumen
besar

STUDI KASUS :
1. Merk Zara adalah Merk yang memproduksi produk-produk pakaian dan target
konsumennya yakni untuk konsumen kalangan menengah dan kalangan menengah ke atas
dengan pemilihan lokasi di pusat perbelanjaan dan penataan ruang (display) yang
eksklusif. Target pasar Zara sebenarnya sangat luas karna mereka sebenarnya tidak
menentukan target pasar dengan usia dan gaya hidup masyarakat. Target marketnya adalah
orang yang menyukai fashion dan sensitive terhadap fashion. Produk yang ditawarkan zara
adalah produk yang sudah terstandarisasi.

2. Strategi supply chain zara berada pada volume dan kestabilan pesanan secara , Zara mampu
merespon dengan cepat terhadap suatu model pakaian yang sedang laku di pasar selama
musim sedang berjalan dan mampu dengan cepat menghentikan produksi apabila produk
tersebut ternyata tidak laku.. Dengan selalu memperbaharui koleksinya secara konstan, dan
proses pembuatan dengan intensitas tinggi, maka Zara mampu untuk menghindari
terjadinya penumpukan persediaan produk yang tidak laku. Sekitar 50% dari produk Zara
berasal dari pihak ketiga. Berbeda dengan pesaingnya, sebagian besar pihak ketiga tersebut
berada di Eropa (60%), sedangkan 27% di Asia dan 10% sisanya dari beberapa tempat di
dunia. Produk yang berasal dari Asia adalah jenis pakaian dasar atau bahan perlengkapan
pakaian dengan model yang minim, seperti T-shirt, baju dalam dan bahan dari wool, dan
produk yang memberikan keunggulan biaya yang pasti. Sekitar 50% produk Zara lainnya,
yaitu yang lebih tergantung dengan mode, diproduksi oleh Zara sendiri di 20 pabrik yang
berlokasi dekat Arteixo. Untuk kegiatan proses produksi, Zara membeli kain dari Comditel
(anak perusahaan Inditex). Separuh dari kain dibeli masih dalam kondisi abu-abu yang
belum melalui proses celup (dyeing). Hal ini untuk memudahkan Zara dalam merespon
perubahan tren warna selama musim penjualan berjalan. Bahan celup (dyeing) untuk
pewarnaan dibeli dari Fibracolor, perusahaan dimana Inditex memiliki saham didalamnya.
Zara memiliki perkembangan pasar yang sangat pesat. Zara sudah memperluas jangkauan
pasar ke berbagai belahan dunia. di Indonesia sendiri toko-toko Zara sudah dibangun di
kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya. Selain itu Zara memiliki
daya kompetisi yang sangat kuat dengan perusahaan serupa yaitu di bidang fashion atau
pakaian. Zara menerapkan beberapa strategi unggulan seperti product development, market
development, diversification, backward and forward integration dan market penetration.
Berdasarkan strategi-strategi tersebut, Zara memaksimalkan bagian distribution dalam
value chain perusahaan. Zara memanfaatkan distribusi yang sangat terorganisir untuk
dapat melakukan penetrasi terhadap pasar dengan mudah dan memperluas jangkauan pasar.
Zara memiliki banyak sekali jenis produk yang secara terus menerus dikembangkan oleh
departemen Research and Development. Namun hal tersebut akan menjadi percuma bila
produk yang dikembangkan tidak dapat dipasarkan dengan baik. Oleh karena itulah Zara
menitikberatkan value chain perusahaan pada bagian distribusi. Zara memiliki koneksi
langsung setidaknya kepada 55 negara di dunia. Toko-toko Zara telah ada di dalam 55
negara tersebut.

3. Konfigurasi Jaringan Supply Chain Zara :

4. Menurut saya konfigurasi diatas sudah cocok dengan strategi supply chain yang
diterapkan Zara, karena zara menitikberatkan kepada efesiensi mengelola trade-off.
Rantai Supply ZARA meningkatkan kinerja bisnis dan menggerakan keunggulan
kompetitif. Meningkatkan manajemen rantai supply dianggap sebagai model bisnis,
sehingga zara menghasilkan pertumbuhan cepat dan profitabilitas tinggi. Salah satu
strategi zara adalah dengan melakukan pendekatan yang lebih sistematis atas distribusi
iventorynya. Setiap rantai ritel memiliki sistem distribusi tersentralisasi tersendiri. Pusat
distribusi berlokasi di Arteixo dan pusat satelit kecil di seluruh dunia. Untuk menjaga
tokonya terupdate dengan merchandise baru setiap dua minggu, gudang zara hanya
merupakan tempat mentransfer merchandise. Jadi zara tidak membutuhkan terlalu banyak
gudang. di bawah sistem distribusi Indetex, kebanyakan merchandise ada pada pusat
distribusi hanya untuk beberapa jam. Produk diinspeksi dan dikirim secepatnya pada
pusat distribusi. Manajer toko dapat memeriksa daftar item yang tersedia untuk
dikirimkan pada toko-tokonya. Berdasarkan inventori tokonya, mereka dapat meminta
kuantitas dan tipe produk. Namun, ekspansi internasional zara memerlukan penyesuaian
konstan pada distribusi. zara menjadwalkan pengiriman dengan zona waktu untuk
memastikan distribusi efektif dan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan
meminimalkan lead time. Proses distribusi dimulai pada level toko yang memiliki
pemahaman terbaik atas apa yang pelanggan inginkan.

5. Keputusan zara untuk mendukung strategi supply chain nya adalah dengan terus
melakukan ekspansi lebih jauh untuk pengembangan-pengembangan produk mereka.
Seperti dengan menerapkan strategi integrasi vertikal dalam supply network mereka
sehingga mereka bisa menerapkan strategi operasi yang responsif dan agile, lalu
melakukan ekspansi produk melalui E-commerce, responsive terhadap perubahan trend
dan tidak bergantung pada sedikit jenis desain busana, namun terus-terusan mengganti
desain dan memperkenalkan koleksi produk terbaru mereka.

6. Menurut saya dimasa yang akan datang zara akan terus mendulang kesuksesan, karna cara
yang diterapkan zara saat ini sangat baik dan menjadikannya sebuah keunggulan
kompetitif, Model bisnis Zara dan kapabilitas operasi mereka memungkinkan mereka
untuk tetap berkuasa pada pasar ritel konvensional dan online dimasa yang akan datang.
Zara menjalankan bisnis busana dengan satu strategi utama yaitu tidak bergantung pada
sedikit jenis desain busana, namun terus-terusan mengganti desain dan memperkenalkan
koleksi produk terbaru mereka. Dalam menjalankan strategi ini, Zara menerapkan sistem
produksi just-in-time yang berpedoman pada pull system untuk produk-produk
fashionable dan push system untuk produk yang lebih umum atau sederhana. Sistem yang
dijalankan memungkinkan Zara untuk melakukan replenishment dalam jangka waktu
kurang dari 3 hari di seluruh dunia sehingga walaupun ada lonjakan permintaan dari
online sales, mereka tetap dapat memenuhi permintaan dengan cepat dan menyesuaikan
dengan produksi mereka. Zara juga menggunakan inventory management yang mutakhir
dimana stok dari setiap produk bisa dipantau dan pemesanan untuk isi ulang bisa
dilakukan dengan otomatis. Strategi operasi Zara sulit untuk ditiru karena Zara memiliki
ekosistem yang mendukung strategi bisnisnya. Zara memiliki tim desain yang bekerja
bersama dengan tim marketing dan produksi. Kapabilitas mereka dalam
mengintegrasikan tren ke lini produksi dan penetrasi pasar dengan cepat sangat sulit
ditandingi. Dari sisi biaya, selain biaya investasi yang besar untuk membuat pabrik dan
pusat distribusi sendiri, pesaing juga akan kesulitan menemukan ratusan pemasok dengan
performa tinggi, subkontraktor dengan kualitas pekerjaan sesuai, dan seluruh rangkaian
rantai pasok yang mendukung strategi fleksibel dan agile. Belum lagi ditambah
infrastruktur fisik yang menghubungkan antar lokasi manufaktur dan DC. Selain itu, Zara
juga memiliki kemampuan untuk mengatur kapasitas produksi sesuai

Anda mungkin juga menyukai