Anda di halaman 1dari 27

Multi Echelon Inventory System

Senator Nur Bahagia@ 1


Unit Produksi

Depot

1
Retailer 1 2 3 4 5 n

K O N S U M E M

Gambar 1
Representasi Sistem Kajian

Senator Nur Bahagia@ 2


Permasalahan
1. Bagaimana melakukan integrasi antara
subsistem produksi, subsistem distribusi dan
konsumen?

2. Bagaimana mengatur aliran barang dari


produsen ke konsumen, kususnya yang terkait
dengan penentuan lot produksi pada sub
sistem produksi dan penentuan kebijakan
persedian barang yang ada pada sub sistem
distribusi?

Senator Nur Bahagia@ 3


Perencanaan Terkoordinasi
Perencanaan terkoordinasi berarti keputusan
yang berkaitan dengan pengaturan aliran
barang dilakukan secara terkoordinasi. Dalam
hal ini maka perencanaan produksi dan
distribusi dibuat oleh unit perencanaan
terpadu bukan oleh setiap subsistem dan
keputusan yang ditetapkan bersifat mengikat
bagi para pihak yang terkait.

Senator Nur Bahagia@ 4


Konsep Eselon Stock
CLARK & SCARF
Pada prinsipnya menyatakan bahwa
persediaan (stock) pada suatu eselon
adalah semua persediaan yang ada pada
unit fasilitas yang bersangkutan dan semua
persediaan yang ada pada semua fasilitas
yang mengikutinya (predecessor-nya).

Senator Nur Bahagia@ 5


Echelon Holding Cost
CROWSTON & WAGNER
Satuan ongkos simpan pada eselon (echelon holding cost )
yang merupakan pertambahan satuan ongkos simpan
yang terjadi pada suatu unit fasilitas. Hubungan antara
satuan ongkos simpan biasa dengan satuan ongkos
simpan eselon dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hi = Hi’ - Hi ; i P
Dimana Hi : satuan ongkos simpan pada eselon i
Hi’: satuan ongkos simpan biasa pada fasilitas i
P : kumpulan predesesor dari fasilitas i

Senator Nur Bahagia@ 6


Kebijakan Waktu SiklusTunggal

Yang dimaksud dengan Waktu Siklus Tunggal


( T ) adalah waktu siklus dimana ada suatu
saat tertentu ( yaitu diawal atau pada akhir
waktu siklus tersebut) semua unit fasilitas
yang ada dalam suatu sistem rantai nilai
akan melakukan pemesanan atau mulai
berproduksi secara serentak.

Senator Nur Bahagia@ 7


Kebijakan Waktu SiklusTunggal
To
Unit Produksi

Td
Depot

Nd Td

Tr
Pengecer

Nr Tr
Nd Nr Tr

To  N d Td  N d N r Tr
Senator Nur Bahagia@ 8
Kebijakan Waktu Siklus Tunggal
T = Qo/Do = NodQd/Dd = NodNdjQj/Dj
Dimana
Qo :Ukuran lot produksi pada unit produksi
Qd : Ukuran lot pemesanan pada depot
Qj : Ukuran lot pemesanan pada retailer j
Do : Permintaan barang rata-rata pada unit produksi per tahun
Dd : Permintaan barang rata-rata pada depot per tahun
Dj : Permintaan barang rata-rata pada retailer j per tahun
Nod : Frekwensi pemesanan dari depot ke unit produksi selama T
Ndj : Frekwensi pemesanan dari retailer j ke depot selama [Qd/Dd]

Senator Nur Bahagia@ 9


Konsep Ongkos Total
• Analisis ongkos total merupakan kunci pengelolaan
fungsi-fungsi logistik (Lambert, 1999). Elemen ongkos
total terdisi atas ongkos kekurangan, ongkos
transportasi, ongkos simpan dan ongkos pesan.
Penerapan konsep ongkos total agar model yang
dihasilkan mampu merepresentasikan trade-offs antara
ongkos-ongkos tersebut sehingga tujuan untuk
mereduksi ongkos secara total tercapai.

Senator Nur Bahagia@ 10


Asumsi
1. Permintaan barang pada retailer j berdistribusi normal, dan
permintaan barang hanya akan dilayani melalui retailer.
2. Pasar bersifat kompetitif, oleh sebab itu permintaan barang yang
tidak dapat dilayani pada suatu retailer akan hilang ( lost sales )
3. Barang yang ada pada retailer tidak dapat dipindahkan dari satu
retailer kepada retailer yang lain ( non transferable )
4. Lead time tidak bervariasi, walaupun lead time dapat berbeda-beda
antara depot dan retailer.
5. Tingkat pelayanan pada setiap retailer j telah ditetapkan oleh pihak
manajemen
6. Ongkos pemesanan barang konstan untuk setiap kali pemesanan,
ongkos kekurangan sebanding dengan jumlah barang yang tak
terlayani, dan ongkos simpan sebanding dengan jumlah barang
yang disimpan dan waktu penyimpanan
Senator Nur Bahagia@ 11
Komponen Model
• Kriteria Performansi
– Ongkos Persediaan/tahun
– Tingkat Pelayanan (Availability)
• Variable Keputusan
 Pada unit produksi : Ukuran lot produksi (Qo) dan
saat mulai berproduksi (Ro)
 Pada depot : Ukuran kwantitas pemesanan (Qd),
kapan pemesanan dilakukan (Rd)
 Pada retailer : Ukuran kwantitas pemesanan (Qj) dan
safety stock (SSj) dan kapan pemesanan dilakukan
(Rj)

Senator Nur Bahagia@ 12


Kebijakan Perencanaan Terkoordinasi Pada
Retailer
• Ukuran kwantitas ( lot ) pemesanan pada retailer j (Qj )
konstan untuk setiap kali melakukan pemesanan.
• Pemesanan pada retailer akan dilakukan bila tingkat
persediaan barang mencapai tingkat Rj, dimana :

Rj = Ldj Dj +SSj

• Dimana
– SSj : safety stock pada retailer j
– Dj : permintaan rata-rata tahunan pada retailer j
– Ldj : lead time retailer j ke depot
Senator Nur Bahagia@ 13
Kebijakan Perencanaan Terkoordinasi Pada
Depot

• Ukuran kwantitas ( lot ) pemesanan pada depot konstan


sebesar Qd untuk setiap kali melakukan pemesanan
• .Pemesanan pada depot ke unit produksi dilakukan bila
tingkat persediaaan barang pada eselon depot mencapai
Rd, dimana :

Rd =  { ( Lod +Ldj ) Dj + SSj}

• Lod : lead time depot ke unit produksi

Senator Nur Bahagia@ 14


Kebijakan Perencanaan Terkoordinasi Pada
Unit Produksi
• Ukuran lot produksi selalu konstan sebesar Qo untuk setiap kali
berproduksi
• Produksi mulai dilakukan bila tingkat persediaan pada eselon
unit produksi mencapai tingkat Ro, dimana :

Ro =  { (Qd/K + Ldj + Lod).Dj + SSj }

• K : Kapasitas produksi per tahun unit produksi


• Aj : Ongkos pemesanan dari retailer j ke depot (Rp/pesan)
• Hj : Ongkos simpan per unit persatuan waktu pada retailer j
(Rp./unit/tahun)

Senator Nur Bahagia@ 15


Formulasi Model

Min. Ongkos:
CT = Cret + C dep + C pro + Ctran
Dimana:
CT : Ekspekatasi ongkos inventori total/tahun
Cret : Ekspektasi ongkos tahunan pada retailer
Cdep: Ekspektasi ongkos tahunan pada depot
Cpro: Ekspektasi ongkos tahunan pada unit produksi
Ctran: Ekspektasi ongkos tahunan transportasi

Senator Nur Bahagia@ 16


Ekspektasi ongkos tahunan pada retailer
( Cret )

Cret =  Cj
=  { Ongkos pesan + Ongkos simpan + Ongkos
kekurangan} pada retailer j

Cret = {(Aj.Dj / Qj + Hj ( Qj/2 + SSj ) + Bj.Mj.Dj/Qj }

Senator Nur Bahagia@ 17


Ekspektasi ongkos tahunan pada retailer
( Cret )
Aj : Ongkos pemesanan dari retailer j ke depot ( Rp/pesan )
Hj : Ongkos simpan per unit persatuan waktu pada retailer j
( Rp./unit/tahun )
Bj : Ongkos kekurangan perunit pada retailer j ( Rp/unit)
Mj : Banyaknya kekurangan barang pada setiap siklus
( Qj/Dj ) pada retailer j

Mj :  (zj – Rj ) h(zj )dzj
Rj
zj : Permintaan selama lead time pada retailer j
h(zj): Fungsi distribusi permintaan selama lead time pada
retailer j Senator Nur Bahagia@ 18
Ongkos Tahunan Pada Depot (Cdep )

Ekspektasi ongkos tahunan pada eselon depot terdiri


atas ongkos pesan , dan ongkos simpan. Dengan
menggunakan konsep echelon stock maka
ekspektasi ongkos tahunan pada eselon depot dapat
diformulasikan sbb:

C dep = AdDd/Qd + Hd{ Qd/2 +  (Ldj.Dj + SSj)}

• Dd : Permintaan tahunan pada depot ( Do =  Dj )


• Hd : Ongkos simpan per unit pertahun pada eselon
depot ( Rp/unit /tahun )
Senator Nur Bahagia@ 19
Ongkos tahunan pada unit produksi (Cpro)
Ekspektasi ongkos tahunan pada unit produksi terdiri atas ongkos
set-up dan ongkos simpan pada eselon produksi, yang dapat
dinyatakan sbb:

Cpro = Ao.Do/Qo + Ho{  (Qo/K + Lpd +Ldj)Dj +


( 1-Do/K)Qo/2 + SSj }

Dimana,
Do : Permintaan tahunan pada unit produksi ( Do =  Dj )
Ho : Ongkos simpan tiap unit barang per tahun pada eselon unit
produksi ( Rp/unit/tahun )
K : Kapasitas produksi per tahun ( unit/tahun )

Senator Nur Bahagia@ 20


Ongkos transport tahunan ( Ctran )

Elemen ongkos ini meliputi ongkos transpor dari unit


produksi ke depot dan ongkos transportasi dari depot ke
retailer, yang dapat dirumuskan sbb:
Ctran =  ( Cod + Cdj )Dj

• Dimana,
Cod : Ongkos satuan transportasi barang dari unit produksi ke
depot ( Rp./unit )
Cdj : Ongkos satuan transportasi barang dari depot ke retailer j
( Rp/unit)

Senator Nur Bahagia@ 21


Formulasi Model
• Min Co =  {(Aj Dj/Qj + Hj ( Qj/2 + SSj ) + Bj.Mj.Dj/Qj }
+ Ad.Dd/Qd + Hd { Qd/2
+  ( Ldj.Dj + SSj)}
+ Ao.Do/Qo
+ Ho{  (Qo/K + Lpd +Ldj)Dj
+ ( 1-Do/K)Qo/2 + SSj }
+  ( Cod + Cdj )Dj
• Pembatas :
– 1). Do = Dd =  Dj
– 2). Qo/Do = NodQd/Dd = Nod Ndj Qj/Dj = NojQj/Dj
– 3). Qo, Qd  0
– 4). Qj  0 ; j
– 5). Nod, Ndj  1 integer ; j
Senator Nur Bahagia@ 22
Formulasi Model
• Min Co =
 {(Aj + Bj.Mj ) Nod, Ndj Do/Qo
+ Hj ( QoDj/( 2Nod NdjDo) + SSj Pembatas :
+ Nod, Ad.Do/Qo 1). Qo, Qd  0
+ Hd { QoDd/2 NodDo 2). Qj  0 ; j
3). Nod, Ndj  1 integer ; j
+  ( Ldj.Dj + SSj)
+ Ao.Do/Qo
+ Ho[ {(Qo/NodK + Lod +Ldj)Dj + SSj
+ 2( 1-Do/K)Qo]
+  ( Cod + Cdj )Dj

Senator Nur Bahagia@ 23


Solusi Model
Untuk harga Nod, dan Ndj tertentu harga optimal Qo* dicapai
apabila C/Qo = 0, sehingga akan dapat diperoleh harga Qo*
sebagai berikut:

Qo* =  2Do{ Ao + AdNod + Nod Ndj(Aj + Bj.Mj)} 


Ho ( 1-Do/K + 2Do/ NodK ) + Hd/Nod + HjDj /(Nod NdjDo)

Senator Nur Bahagia@ 24


Solusi Model
Dengan pendekatan heuristik yaitu dengan menganggap Nod dan Ndj
sebagai bilangan kontinu. Dengan demikian syarat optimalitas
akan dicapai apabila C/Nod = 0 dan C/Ndj = 0 untuk setiap j,
sehingga dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
• Frekwensi pemesanan dari depot ke unit produksi (Nod) dalam
satu siklus T adalah bilangan integer minimum yang memenuhi
ketidaksamaan berikut:
Nod(Nod +1 )  [ Ao(Hd + 2HoDo/K)]/[AdHo( 1-Do)/K]
• Frekwensi pemesanan dari retailer j ke depot (Ndj) dalam waktu
[Qd/Dd] adalah bilangan integer minimum yang memenuhi
ketidaksamaan berikut:
Ndj (Ndj+1)  [AdHjDj]/[Do(Hd + 2HoDo/K)(Aj+MjBj)]

Senator Nur Bahagia@ 25


CONTOH NUMERIK
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh model yang
dikembangkan berfungsi, berikut ini akan dikemukakan
contoh numerik. Dalam hal ini sistem rantai nilai terdiri atas
satu unit produksi, satu depot dan 10 retailer. Unit produksi
berkapasitas 20.000 unit per tahun, ongkos set up sebesar
Rp.1.000.000/set up dan ongkos simpan pada eselon produksi
sebesar Rp. 20.000/unit/tahun, waktu pengiriman barang dari
unit produksi ke depot 0.1 tahun sedangkan ke retailer
ditunjukkan pada Tabel 1 . Ongkos pemesanan dari depot ke
umit produksi sebesar Rp 100.000/pesan, lead time sebesar
0.1 tahun dan ongkos transport dari unit produksi ke depot
sebesar Rp. 5000/unit, sedangkan ongkos simpan pada eselon
depot sebesar Rp.4000/unit/tahun. Adapun data pada retailer
ditunjukkan pada Tabel 1.berikut:

Senator Nur Bahagia@ 26


Tabel 1. Data Pada Retailer

Retailer Aj Hj Bj Dj Sj Ldj Cdj


j Rp/Psn Rp/unit/thn Rp/unit unit/thn unit/thn thn Rp/unit
1 50000 4000 50000 500 50 0.05 2500
2 40000 6000 50000 400 40 0.03 3000
3 30000 8000 35000 450 45 0.10 5000
4 60000 10000 40000 500 50 0.10 5000
5 75000 12000 40000 600 60 0.05 3000
6 65000 8000 30000 550 55 0.05 3000
7 70000 10000 40000 600 60 0.10 5000
8 60000 8000 45000 500 50 0.05 3000
9 55000 12000 50000 400 40 0.05 3000
10 70000 8000 40000 500 50 0.03 3000

Senator Nur Bahagia@ 27

Anda mungkin juga menyukai