Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

BAB IV
ONGKOS MATERIAL HANDLING PRODUKSI

4.1. Ongkos Material Hadling


Di dalam merancang tata letak fasilitas, aktivitas pemindahan
bahan (material handling) merupakan salah satu yang cukup penting
untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut
dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan
yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus
diperhatikan adalah type lay out yang digunakan.
Untuk praktikum ini jenis lay out yang digunakan adalah lay out
by proses dengan pengelompokan mesin-mesin yang sejenis dalam
satu area atau departemen.
Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu
diperhitungkan adalah diusahakan departemen bagian bahan baku
( receiving ) lokasinya berdekatan dengan departemen bahan jadi
( shipping ).
Untuk menentukan ongkos material handling (OMH) pada
praktikum ini pengangkutan / pemindahan bahan menuju gudang
bahan baku dan menuju gudang barang jadi tidak diperhitungkan, jadi
dengan kata lain bahwa ongkos material handling yang diperhitungkan
adalah hanya yang terjadi didalam pabrik saja. Setelah diketahui
aktivitas-aktivitas pemindahan bahan yang terjadi, maka selanjutnya
menentukan OMH yang terjadi akibat aktivitas yang ada tersebut.
Beberapa faktor yang menentukan ongkos material Handling
adalah sebagai berikut :
a. Alat angkut yang digunakan
Dalam menentukan alat angkut perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
 berat material disesuaikan dengan daya angkut maksimal alat
angkut

IV-1
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

 bentuk dan jenis material serta ukuran luasnya harus


memperhatikan daya tampung alat angkut
 sifat material dimana harus diperhatikan kemungkinan
menggunakan alat angkut khusus.
Beberapa alat angkut umum yang digunakan :
 tenaga manusia  30 kg
 hand lift > 30 - 100 kg
 Forklipt  100 kg
setelah ditentukan alat angkut yang digunakan, maka selanjutnya
dapat ditentukan ongkos material handling berdasarkan jarak
tempuh antar departemen (meter gerakan)
b. Jarak pengangkutan
Jarak akan mempengaruhi terhadap ongkos dalam suatu hal
mengkompensasikan besarnya ongkos yang harus dikeluarkan
dalam setiap kali pemindahan material. Perhitungan OMH ini
merupakan perhitungan tahap pertama karena akan dilakukan lagi
perhitungan OMH revisi setelah diketahui ARD awal. Asumsi yang
diharapkan adalah diharapkan peta antar departemen membentuk
suatu bujur sangkar dan berdampingan.
c. Cara pengangkutan
Berdasarkan hasil perhitungan terdahulu ( OPC, Routing Sheet,
dan MPPC), maka ditentukan mengenai cara pengangkutan yang
akan dilakukan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan cara pengangkutan :
 Telusuri OPC sejak awal proses, kemudian dapat ditentukan
urutan proses pengangkutan dari dan ke
 Isi kolom dari sesuai aliran yang terjadi
 Dalam mengisi kolom yang merupakan daerah tujuan
pengangkutan, sebelum mencantumkan aktivitas lainnya maka
aktivitas yang pertama harus diselesaikan

IV-2
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

Setelah diperhitungkan faktor yang mempengaruhi ongkos


material handling, maka selanjutnya perhitungan OMH tersebut
dapat segera dilakukan.
Total OMH : “Ongkos alat angkut permeter gerakan x jarak
tempuh pengangkUT
1. Perhitungan OMH Awal Rak Buku
Tabel 4.1 . Tabel OMH Awal Rak Buku

IV-3
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

IV-4
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

Total Ongkos Material Handling = 359.602


4.2. Form to Chart
From to Chart (FTC) merupakan penggambaran tentang
beberapa total ongkos material handling, dari suatu bagian aktivitas
pabrik menuju aktivitas dalam pabrik lainnya, sehingga dari peta ini
dapat dilihat total ongkos material handling secara keseluruhan, mulai
dari gudang bahan baku (receiving) hingga gudang barang jadi
(shipping)
Cara pengisian From to Chart adalah:
 Perhatikan total ongkos dari tabel OMH, kemudian masukkan nilai
OMH tersebut disesuaikan dengan pengangkutan bahan dari satu
tempat ke tempat lainnya.
 Jumlahkan total ongkos setiap baris dan setiap kolom, juga total
ongkos secara keseluruhan.

Perhitungan From To Chart


Tabel 4.2 . tabel From To Chart Awal Rak Buku

4.3. In Flow dan Out Flow


Definisi In flow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang
keluar dari suatu departemen ke beberapa departemen lainnya,
sedangkan out flow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang
masuk ke suatu departemen ke departemen lainnya.
Referensi untuk memasukkan nilai In flow dan Out flow yaitu
diambil dari nilai OMH dan Form to Chart. Rumus perhitungannya
adalah:

IV-5
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

In Flow =Ongkos dept I / ∑ Ongkos yang masuk ke dept I


Out Flow =Ongkos dept I / ∑ Ongkos yang masuk ke dept I

Perhitungan In Flow dan Out Flow


Tabel 4.3 : Tabel Out Flow Awal Rak Buku

Tabel 4.4 Tabel In Flow Awal Rak Buku

4.4 Tabel Skala Prioritas (TSP)


TSP adalah suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas
antara departemen/ mesin dalam suatu lintas atau lay out produksi.
Referensi dalam perhitungan TSP adalah diperoleh dari perhitungan in
flow dan out flow. Tujuan dari pembuatan TSP adalah: Untuk
meminimumkan ongkos dan Memperkecil jarak handling .

Tabel 4.5 : Tabel Sakala Prioritas Awal Rak Buku

IV-6
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

4.5. Activity Relationship Diagram (ARD)


ARD adalah diagram hubungan antar aktivitas (departemen
atau mesin) berdasarkan tringkat proritas kedekatan, sehingga
diharapkan Ongkos Material Handling minimum. Dasar untuk
pembuatan ARD adalah tabel skala Prioritas. Jadi yang menempati
prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti
prioritas berikutnya.
Area pada ARD diasumsikan sama, baru kemudian pada ARD
revisi disesuaikan berdasarikan ARD awal dan areanya disesuaikan
dengan luas masing-masing aktivitas yang diperkecil dengan skala
tertentu.

Gambar 4. 6. Diagram ARD Awal Rak Buku


4.6. OMH dan ARD revisi
Setelah ARD pertama disusun, maka terjadi perubahan jarak
antara satu departemen atau mesin dengan departemen lainnya.
Perubahan jarak tersebut terjadi karena pada perhitungan OMH
pertama, jarak antara kelompok departemen diasumsikan
berdampingan. Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam

IV-7
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

penyusunan pertama lay out menjadi kenyataan. Tahapan selanjutnya


adalah dengan merevisi OMH awal.
Langkah-langkah perhitungannya sama dengan perhitungan
OMH awal, yang membedakan adalah jarak. Pada OMH revisi ini
perhitungan jarak disesuaikan dengan penempatan kelompok
departemen pada ARD awal. Jarak yang diambil adalah jarak yang
paling minimum dari beberapa alternatif jarak tujuan yang terjadi.
Setelah itu terjadi perubahan Skala prioritas dan tahap
selanjutnya adalah dengan merevisi ARD, dimana tahapan
pembuatan ARD revisi sama dengan pembuatan ARD awal.

4.7. Revisi Ongkos Material Handling


Setelah ARD pertama disusun, maka terjadi perubahan jarak
antara satu departemen dengan departemen lainnya. Perubahan jarak
tersebut terjadi karena pada perhitungan OMH pertama, jarak antar
kelompok departemen diasumsikan berdampingan. Hal ini ditujukan
untuk mempermudah penyusunan llay out awalnya.
Agar lay out yang disusun menjadi kenyataan, maka tahap-
tahap selanjutnya adalah dengan merevisi OMH awal.dengan
perbedaan pada perhitungan jarak dan total OMHnya.
Diambil contoh misal :
 Berat material yang akan diangkut dari mesin A ke mesin B adalah
200 kg, alat angkut yang diigunakan adalah forklift dengan ongkos
permeter gerakan adalah Rp. 150,00
 Jika luas departemen A 100m2 dan luas lantai departemen B 16
m2, maka jaraknya adalah :
 0.5 √ 100 + 0.5 √ 16 = 7m
 maka OMHnya adalah = 7m x Rp. 150,00 = Rp.1.050,00
 Jika ARD pertama adalah sebagai berikut

10 3

IV-8
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

10 A C 3

2 D B 4
2 4

Alternatif jarak :
Jarak A-C-B = 0.5 √ 100 + √9 + 0.5 √ 16 = 10 m
Jarak A-D-B = 0.5 √ 100 + √ 4 + 0.5 √ 16 = 9 m

Perhitungan OMH Revisi Rak Buku


Tabel 4.6 : Tabel Jarak Antar Departemen Revisi Rak Buku

IV-9
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

Tabel 4.7 OMH Revisi Rak Buku

IV-10
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

IV-11
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

IV-12
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

4.8. Revisi From To Chart


Dengan melihat revisi ongkos material handling, maka kita
dapat melakukan revisi pada from to chart dengan melakukan
langkah-langkah yang sama pada pengerjaan from to chart
sebelumnya.

Tabel 4.8 OMH Revisi Rak Buku

4.9. Revisi Out Flow Dan In Flow


Pembuatan revisi tabel Out Flow dan In Flow yaitu dengan
melihat tabel from to chart, maka dapat dilakukan revisi pada Out Flow
dan In Flow dengan melakukan langkah-langkah yang sama pada
pengerjaan Out Flow dan In Flow sebelumnya
Tabel 4.9 Tabel Outflow Revisi Rak Buku

Tabel 4.10 : Tabel Inflow Revisi Rak Buku

IV-13
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

4.10. Tabel Skala Prioritas Revisi Baju dan Rompi


Dengan melihat Out Flow dan In Flow revisi, maka dapt
dilakukan penyusunan tabel skala prioritas revisi dengan langkah-
langkah yang sama pada pengerjaan sebelumnya.

Tabel 4.11 : Tabel Skala Prioritas (TSP) Revisi Rak Buku

4.11. Activity Relationship Diagram Revisi


Revisi yang silakukan adalah dengan melakukan langkah-
langkah yang sama seperti pekerjaan sebelumnya, sehingga akhirnya
mendapatkan Activity Relationship Diagram Revisi dengan melihat
tabel skala prioritas revisi untuk menyusun letak antar departemen.

IV-14
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

Gambar 4. 7. Diagram ARD Revisi Rak Buku

IV-15
Praktikum Perencanaaan Tata Letak Pabrik

IV-16

Anda mungkin juga menyukai