Anda di halaman 1dari 27

INSTITUT TEKNOLOGI GARUT

Program Studi Teknik Industri

Mata Kuliah :
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Dody Chandrahadinata, Ir., MT.


ONGKOS MATERIAL HANDLING – OMH

• Aktivitas pemindahan bahan (material handling) dapat


ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran
bahan yang terjadi dalam suatu operasi.

• Dilihat dari peta-peta yang sudah harus dibuat


sebelumnya seperti Peta Proses Operasi /Operation
Process Chart ataupun Pengurutan Produksi (Routing
Sheet/Route Sheet).

• Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita


akan menghitung Ongkos Material Handling. Hal-hal
tersebut adalah :
 Cara pemindahan dan alat angkut yang digunakan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan cara


pemindahan :

Telusuri Peta Proses Operasi atau Routing Sheet sejak


proses yang paling awal, kemudian tentukan urutan proses
pengangkutan dari ……….. ke ……….. (lihat Tabel 1).

Isi kolom Dari yang merupakan departemen asal, dan


kolom Ke yang merupakan departemen tujuan
pemindahan, sesuai dengan aliran yang terjadi.
 Dalam mengisi kolom Ke yang merupakan departemen
tujuan pengangkutan, sebelum mencantumkan
aktivitas lainnya maka aktivitas pertama harus sudah
selesai mencatumkan semua bahan yang akan
diterima oleh departemen tersebut, yang diuraikan
pada kolom 3 (nama komponen) dan kolom 4 (bentuk
bahan/material), seperti terlihat pada Tabel 1.

Dari hal-hal di ata dapat dijelaskan cara pemindahan


tersebut, yaitu setiap pengangkutan dilakukan dari
sumber yang sama mengangkut beberapa bahan
menuju ke tujuan yang sama.

Demikian seterusnya untuk langkah pengangkutan


selanjutnya.
Dalam menentukan alat angkut perlu diperhatikan hal-hal
seperti;

• jenis,
• sifat,
• bentuk,
• berat,

dimana harus diperhatikan kemungkinan


menggunakan alat angkut khusus.

Pemilihan dan penggunaan alat angkut akan menimbulkan


ongkos angkut yang dibutuhkan untuk pemindahan bahan.
 Jarak angkut

Untuk fasilitas atau pabrik baru, dimana belum ada tata


letak awal dari Produksi, maka untuk menghitung angkos
material handling perlu dibuat asumsi agar memudahkan
perhitungan.

Asumsi-asumsi itu adalah :

o Letak antara departemen semuanya berdampingan


o Bentuk deprtemen bujur sangkar
o Jarak pengangkutan ditempuh dari titik pusat
departemen menuju titik pusat departemen yang lain.
Untuk menghitung jarak tempuh antara dua departemen
dilakukan dengan cara berikut ini :

Dept. Dept.
A B

Untuk menghitung jarak dari departemen A menuju


departemen B :

Jarak A → B = ½ √luas departemen A + ½ √luas departemen B


Untuk menghitung total ongkos dari satu departemen menuju
departemen yang lain adalah dengan cara mengkalikan jarak
tempuh dengan ongkos alat angkut yang digunakan.
Untuk perhitungan Ongkos Material Handling dapat dibuat
tabel sperti berikut ini :
Tabel 1 : Ongkos Material Handling
Peta Dari-Ke (From-To Chart - FTC)

•Ke dalam Peta Dari-Ke (From-To Chart) bisa memasukan


data tentang ongkos angkut yang dibutuhkan oleh bahan
ketika terjadi perpindahan dari satu departemen ke
departemen yang lainnya.

•Ongkos tersebut diambil dari tabel Ongkos Material


Handling (pada kolom total ongko­s).

•Kemudian masukkan total ongkos tersebut disesuaikan


dengan pengangkutan bahan yang terjadi, Peta Dari-Ke
dapat dibuat seperti Gambar 1.
Gambar 1 : Peta Dari-Ke (From-To Chart)
Out Flow dan InFlow

•Out flow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang


keluar dari suatu departemen menuju ke departemen
yang lain.

•In flow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang


masuk ke suatu departemen dari departemen yang lain.

Out Flow In Flow

Dept. Dept. Dept. Dept.


A B A B
•Acuan untuk perhitungan Out Flow dan In Flow adalah
Peta Dari-Ke. Perhitungannya (contohnya untuk
pemindahan dari departemen A ke departemen B) adalah
sebagai berikut :
 
Out Flow = Ongkos dari Dept. A ke Dept B : total ongkos yang keluar dari Dept. B
 
In Flow = Ongkos dari Dept. A ke Dept B : total ongkos yang masuk ke Dept. B
 
 
•Hasil perhitungan Out Flow dan In Flow kemudian
dimasukan ke dalam tabel Out Flow dan In Flow yang
terpisah, seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 : Out Flow atau In Flow
Tabel Skala Prioritas - TSP

•Tabel Skala Prioritas adalah suatu tabel yang


menggambarkan prioritas kedekatan antar departemen
dalam suatu tata letak.

•Acuan dari Tabel Skala Prioritas ini adalah hasil


perhitungan Out Flow atau In Flow, dimana prioritas
diurutkan berdasarkan nilai koefisien ongkosnya.

•Tujuan dari pembuatan TSP antara lain ; untuk


meminimumkan ongkos, memperpendek jarak, dan
mengoptimalkan tata letak. Tabel Skala Prioritas bisa dibuat
seperti Gambar 3.
Gambar 3 : Tabel Skala Prioritas
Diagram Keterkaitan Kegiatan (Activity Relationship
Diagram – ARD)
•Hubungan antar departemen berdasarkan prioritas
kedekatannya, bisa digambarakan dalam bentuk Diagram
Keterkaitan Kegiatan ( Activity Relationship Diagram –
ARD).

•Dasar pembentukan ARD adalah Tabel Skala Prioritas,


dimana departemen yang mempunyai prioritas I terhadap
departemen yang lain, maka departemen tersebut harus
didekatkan penempatannya dalam tata letak, lalu diikuti
prioritas berikutnya (prioritas II, III, dst.).

•Demikian seterusnya semua departemen disusun dengan


cara coba-coba (trial and error), sehingga terpenuhi
prioritas kedekatannya sesuai dengan yang dihasilkan oleh
TSP, dan menghasilkan tata letak dalam bentuk ARD.
Untuk menentukan posisi prioritas kedekatan (prioritas I,
II, III, IV, dst) dijelaskan seperti berikut (lihat Gambar 4) :

Gambar 4 : Posisi prioritas dalam tata letak


REVISI : OMH, FTC, Out Flow-In flow, TSP, ARD

•Setelah ARD awal terbentuk maka perlu dilakukan kembali


perhitungan OMH (OMH revisi).

•Prinsip perhitungannya sama dengan OMH pertama, yang


membedakannya cuma dalam perhitungan jarak, dimana
untuk menghitung jarak dalam OMH revisi didasarkan pada
ARD pertama (tidak lagi diasumsikan berdampingan, tapi
bentuknya masih bujur sangkar).

•Sehingga untuk menghitung jarak yang ditempuh bisa


dilakukan seperti berikut :
ARD

A C B

G D E

H F

Jarak A→B = ½√luas Dept A + √luas Dept C + ½√luas Dept B


Untuk menentukan jarak pemindahan bahan dari suatu
departemen ke departemen lain bisa dipilih alternatif rute
yang paling pendek dari tata letak yang ada pada ARD awal.
Sementara untuk tabel Ongkos Material Handling revisi dapat
disederhanakan seperti pada Tabel 2 .

Tabel 2 : Ongkos Material Handling revisi


Jika bentuk ARD tidak bujur sangkar (misalnya diubah
menjadi persegi panjang), maka rumus di atas tidak bisa
digunakan. Untuk menghitung jarak pemindahan, maka
diasumsikan jaraknya rectilinier antara dua pusat
departemen.
Dari gambar di atas maka koordinat lokasi departemen
tersebut adalah :

Departemen A : (XA, YA) = (25, 30)


Departemen B : (XB, YB) = (65, 30)
Departemen C : (XC, YC) = (20, 10)
Departemen D : (XD, YD) = (60, 10)
 
Sehingga jarak dari A menuju B bisa dihitung sebagai
berikut :
 
Jarak A → B = │XA - XB│ + │YA - YB│
Jarak Euclidean di ukur dengan cara mengukur lurus dari titik pusat
fasilitas yang satu ke fasilitas lainnya. Walaupun metode ini masih
kurang realistis, tapi pada umumnya sering dipakai dikarenakan
langkah ini mudah dipahami dan mudah dimodelkan. Aplikasi dari jarak
Euclidean pada umumnya bisa ditemui pada beberapa model konveyor,
sistem transportasi dan distribusi. Gambar dari jarak Euclidean seperti
di bawah ini :
Adapun rumus dari pengukuran jarak Euclidean yaitu :
Pengukuran jarak square euclidean yaitu dengan cara
mengkuadratkan jarak antar dua fasilitas yang akan di
ukur. Rumus dari jarak square euclidean adalah :
Penggunaan pengukuran jarak aisle tidak sama dengan cara
pengukuran dengan metode-metode sebelumnya. Metode ini
digunakan dengan cara mengukur jarak actual sepanjang
lintasan yang dilewati oleh peralatan material handling. Berikut
contoh gambar pengukuran dengan metode aisle :
Untuk perhitungan From-To Chart, Out Flow, In Flow,
Tabel Skala Prioritas, dan Activity Relationship Diagram
sama dengan perhitungan sebelum revisi. Revisi bisa
dilakukan sampai kita dapatkan tata letak yang paling
optimal. Untuk From-To Chart revisi, kotak hubungan dari-
kenya tidak hanya berisi total ongkos saja, tetapi bisa
ditambahkan menjadi; jarak, ongkos angkut, frekuensi, dan
total ongkos, seperti gambar berikut :

Gambar 5 : From-To Chart revisi

Anda mungkin juga menyukai