Anda di halaman 1dari 3

NAMA : HAIKAL M TABRANI DAN FICKY FICKRAM

NIT : 23324613 DAN 23324610


KELAS : B

A. LATIHAN 8
1. Jika digunakan theodolit analog, jelaskan cara tachimetri dalam mengukur /mengikat titik detail
topografi dengan cara polar: unsur sudut dan jarak! Sertai dengan gambar!
2. Jelaskan cara tachimetri dalam mengukur/mengikat titik-titik detail topografi dengan cara griding!
3. Jelaskan cara pengeplotan titik-titik detail ke lembar millimeter block!
4. Jelaskan cara menarik garis kontur secara grafis pada peta skala 1: 250!

JAWABAN
1. cara tachimetri dalam mengukur /mengikat titik detail topografi dengan cara polar: unsur sudut
dan jarak yaitu Pertama Set up theodolite (kedudukan Biasa) di salah satu titik poligon (misal titik 1).
Dari titik 1 ini dapat dibidik pojok bangunan: titik a dan titik b, Kedua Bidik titik 2 (titik poligon) yang
berfungsi sebagai acuan / Reference Object (RO), set bacaan horisontal 00 0’0”, Ketiga Dirikan rambu
ukur pada titik detail a, Keempat Bidik rambu ukur yang telah didirikan di titik detail a, baca dan catat
secara berurutan: bt, ba dan bb. Dilanjutkan dengan mencatat bacaan horisontal dan bacaan vertical,
Kelima Bidik rambu ukur yang berdiri di titik b dan seterusnya…., baca dan catat bt, ba dan bb,
bacaan horisontal, bacaan vertical dan terakhir ialah membidik teropong sudut dan membaca sudut
horizontal serta mencatatnya. Berikut gambarnya;

2. cara tachimetri dalam mengukur/mengikat titik-titik detail topografi dengan cara griding ialah

1.Set up theodolite (kedudukan Biasa) di salah satu titik poligon (misal titik 1). Dari titik 1 ini dapat
dibidik pojok bangunan: titik a dan titik b
2. Bidik titik 2 (titik poligon) yang berfungsi sebagai acuan / Reference Object (RO), set bacaan
horisontal 00 0’0”.
3. Dirikan rambu ukur pada titik detail a (misal pada pojok bangunan).
4. Bidik rambu ukur yang telah didirikan di titik detail a, baca dan catat secara berurutan: bt, ba dan
bb. Dilanjutkan dengan mencatat bacaan horisontal dan bacaan vertikal.
5. Bidik rambu ukur yang berdiri di titik b dan seterusnya…., baca dan catat bt, ba dan bb, bacaan
horisontal, bacaan vertikal.
6. Lakukan pengukuran griding pada area kosong yang meluas (lapangan).
7. Setelah selesai pembidikan titik-titik detail, kembalikan arah teropong ke RO, baca horisontalnya.
Toleransi perbedaan dari setting bacaan awal R.O adalah 1 kali ketelitian alat.
8. Sebelum dipindah ke titik poligon berikutnya, ukur tinggi theodolit (ti) 9. Jika theodolit dipindah ke
titik poligon lainnya, langkah pengukuran dimulai dari tahap 1 kembali. Dalam hal itu, RO-nya
ditentukan baru. 10. Hitung semua koordinat dan ketinggian titik detail yang telah diukur.
3. cara pengeplotan titik-titik detail ke lembar millimeter block!
1. Menyiapkan format muka peta pada kertas milimeterblock
2. memberi tanda grid setiap 10 cm, dan tiap grid diberi harga koordinat pada skala peta 1:250.
3. Pengeplotan dengan pensil, dimulai dari titik-titik poligon (X, Y). Setiap titik poligon yang telah
diplot diberi identitas/nama titik seperti yang ada di lapangan dan di lembar catatan/sketsa
lapangan, dan diberi angka ketinggian tiga desimal. Contoh: P1 100,000
4. Plot titik-titik detail berdasar harga koordinatnya (X,Y). Setiap detail yang telah diplot diberi
identitas seperti yang ada di lembar catatan/sketsa lapangan, dan diberi angka ketinggian (Z) dua
desimal. Misal: 99.78 (tanda koma berupa titik posisi detail di peta) Legenda: Pengesahan
Kecamatan: Desa: Peta ……… Absis (X) Ordinat (Y) Pembuat peta 45
5. menarik garis antar titik-titik detail yang berupa bangunan, jalan, taman, lapangan olah raga,
lapangan parkir, pagar, dan sebagainya dengan pensil dan penggaris. Beri nama dan/atau simbolisasi
objek-objek yang telah terpetakan itu.
6. Mengeplot titik-titik detail ketinggian hasil pengukuran griding berdasar harga koordinatnya (X,Y),
dan diberi angka ketinggian (Z) dua desimal.
7. Menarik garis kontur dengan interval 0,125 meter, cantumkan angka tingginya.

4. cara menarik garis kontur secara grafis pada peta skala 1: 250 yaitu
Setelah semua titik detail beserta ketinggiannya diplot, menarik garis konter dengan interval 1/2000
x 250 - 0,125 meter. Interval kontur adalah selisih tinggi antara dua garis kontur yang berdekatan.
Terdapat ketentuan dalam penarikan garis kontur ini, bahwa satu garis kontur tidak berpotongan
dengan yang lain, tidak saling bersilangan, tidak bercabang. dan tidak berbenti di tengah area yang
dipetakan. Garis kontur yang ditarik mempunyai ketinggian tertentu, yang mana angka ketinggian
tersebut merupakan bulangan yang habis dibagi dengan interval konturnya. Penarikan kontur dapat
dilakukan secara matematis, semi-matemetis, maupun grafis. Menurut ketelitiannya, cara matematis
merupakan cara yang memberi akurasi yang paling baik, sedangkan cara grafis paling rendah
akurasinya karena interpolasi dalam penankan kontur dilakukan dengan pengiraan atau penaksiran
saja.

B. DEFINISI GARIS KONTUR DAN DEFINISI INTERVAL KONTUR DAN CONTOH PETA KONTUR
Garis Kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama pada
permukaan tanah atau peta topografi. Garis kontur mewakili perubahan elevasi atau ketinggian
dalam suatu daerah tertentu.garis kontur mewakili perubahan elevasi lahan atau medan. Pada peta
topografi, garis kontur menunjukkan bentuk topografi dan kemiringan lereng di suatu daerah. Garis
kontur digunakan untuk memahami karakteristik lahan, seperti bukit, lembah, jurang, atau
punggungan, serta untuk mengukur elevasi dan kemiringan suatu area. Dalam ilmu ukur tanah, garis
kontur juga digunakan untuk melakukan analisis dan perencanaan. Misalnya, dalam perencanaan
drainase, garis kontur digunakan untuk menentukan arah aliran air dan menentukan lokasi saluran
drainase yang efektif. Selain itu, garis kontur juga digunakan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur seperti jalan, bangunan, atau proyek rekayasa sipil lainnya untuk memahami topografi
dan memperhitungkan elevasi yang dibutuhkan.
Interval kontur adalah selisih tinggi antara dua garis kontur yang berdekatan. Terdapat ketentuan
dalam penarikan garis kontur ini, bahwa satu garis kontur tidak berpotongan dengan yang lain, tidak
saling bersilangan, tidak bercabang, dan tidak berhenti di tengah area yang dipetakan. Garis kontur
yang ditarik mempunyai ketinggian tertentu, yang mana angka ketinggian tersebut merupakan
bilangan yang habis dibagi dengan interval konturnya.
Contoh peta kontur:

Anda mungkin juga menyukai