Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TOPOGRAFI

NAMA : WIDIA

KELAS : XII GEOMATIKA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.4. MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN TOPOGRAFI / KONTUR


2.2. PENGERTIAN PATOK BM
2.3. PENJELASAN TENTANG PENGUKURAN HORIZONTAL
2.4. PENJELASAN TENTANG PENGUKURAN VERTIKAL
2.5. DETAIL SITUASI

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Pada pelaksanaan pekerjaan pengukuran merupakan pengetahuan dasar untuk digunakan
dalam menentukan kuantitas suatu pekerjaan, baik menggunakan pengukuran secara
manual maupun pengukuran secara elektrik dan pengelolaanya menggunakan perhitungan
manual maupun menggunakan komputer. Didalam bahasan modul dasar-dasar
pengukuran topografi dibahas mengenai, pemasangan patok Bench Mark (BM) dan patok
poligon, pemasangan titik kontrol horizontal, pemasangan titik kontrol vertikal metode
pengukuran detail situasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Topografi / Kontur?
2. Jelaskan apa itu patok BM ( Bench Marking ) ?
3. Apa itu pengukuran horizontal ?
4. Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Vertikal ?
5. Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Situasi ?
1.3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar sebagai berikut:
a. Menerapkan pemasangan patok BM dan patok poligon
b. Menerapkan pengukuran titik kontrol horizontal
c. Menerapkan pengukuran titik kontrol vertikal
d. Menerapkan metode pengukuran detail situasi
1.4 . MANFAAT
1.Mengukur Luas Tanah
2.Mengetahui Perbedaan Tinggi Tanah
3.Pengukuran Pembuatan Jalan
4.Pembuatan Peta
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Topografi
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami, dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak
hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal.
Tujuan Peta topografi
dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi
masyarakat, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah,
ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi. Peralatan yang digunakan harus memenuhi
spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang diinginkan.
Persiapan teknik, antara lain berupa :
a) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000
c) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250.000,
Gambar 1 Peta Topografi

KONTUR

Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat–tempat yang sangat tinggi dan
suatu permukaan tanah di dalam peta. Garis kontur ini dapat kita bayangkan sebagai tepi dari
suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur pada suatupeta dengan lainya menunjukkan
keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara garis kontur pada suatu
peta menunjukan bahwa daerah yang disebut termasuk dalam kategori landai.
 Di dalam pembuatan kontur, terdapat beberapa sifat–sifat garis kontur yaitu : Jarak
horizontal dua buah garis kontur akan semakin rapat dengan kontur interval. Pada tanah
dengan lereng seragam maka garis kontur akan semakin sejajar dan berjarak satu sama
lain. Garis–garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain kecuali dalam keadaan
khusus. Pada permukaan datar atau rata garis kontur akan merupakan suatu garis lurus,
berjarak sama dan sejajar satu sama lain. Suatu garis kontur tidak akan terletak pada dua
buah garis kontur yang lebih tinggi atau lebih rendah elevasinya. Garisgaris kontur
memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak menyembunyikan
rincian peta lainnya yang penting garis kontur juga memperhatikan elevasi dan
konfigurasi permukaan tanah.

 Garis–garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak
menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga memperlihatkan
elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik–titik yang tidak terletak diatas garis
kontur bisa dicari dengan interpolasi antara dua garis kontur yang terletak dikedua sisi
titik tersebut. Adapun bidang acuan umum yang sering dipakai adalah bidang permukaan
laut rata-rata. Informasi relief secara absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan
nilai kontur yang merupakan garis ketinggian tersebut di atas di suatu bidang tertentu

 Peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi
yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur pada peta
topografi diperoleh dengan melakukan pengolahan interpolasi linier antara titik-titik
ketinggian yang berdekatan. Interpolasi linier adalah suatu metode atau fungsi matematika
yang menduga nilai pada lokasilokasi yang datanya tidak tersedia atau tidak didapatkan.
Interpolasi linier mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu di dalam ruang dan
atribut ini saling berhubungan (dependence)

 Pembentukan garis kontur menggunakan data dari pemetaan terestris memiliki akurasi
yang tinggi tetapi pengukuran terestris memiliki beberapa kelemahan diantaranya
membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang besar karena semakin luas area yang
dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin rapat titik yang diambil,
maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Titik ketinggian
(spotheight) yang diambil dalam pengukuran terestris harus memiliki kerapatan dan
persebaran yang baik untuk mengurangi kesalahan pada interpolasi kontur.
1. PATOK BM (Bench Marking)
A. Patok BM merupakan patok permanen yang terbuat dari beton yang berada di
suatu tempat dengan koordinat global dan elevasi yang tetap atau sudah
diketahui nilai XYZ. Penentuan koordinat dan elevasi patok BM tersebut
menggunakan alat GPS dengan akurasi yang tinggi.
Fungsi patok MB ini sebagai referensi atau acuan dalam pengukuran disekitar
titik BM.
1. Semua BM dan titik Triangulasi (titik pengikat) yang ada di lapangan harus
digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan
elevasi dan koordinat.
2. Pencatuman legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada di
lapangan.
3. Titik pengikat/referensi peta harus tercantum pada peta dan ditulis di
bawah legenda.

B. RANGKUMAN
1. Patok BM merupakan patok permanen yang terbuat dari beton yang
berada di suatu tempat dengan koordinat global dan elevasi yang tetap
atau sudah diketahui nilai XYZ. Penentuan koordinat dan elevasi patok BM
tersebut menggunakan alat GPS dengan akurasi yang tinggi.
2. Patok poligon adalah sebagai kerangka dasar pemetaan yang memiliki titik-
titik, dimana titik tersebut mempunyai sebuah koordinat X dan Y.
3. Jenis jenis poligon tersebut yakni : poligon tertutup, poligon terbuka tidak
terikat/lepas, poligon terbuka tidak terikat sempurna dan poligon terbuka
terikat sempurna

2. PENGUKURAN HORIZONTAL
A. METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL
Pengertian Posisi Horizontal dalam ilmu ukur tanah adalah tempat kedudukan titik
dipermukaan bumi yang telah diproyeksikan terhadap suatu bidang datar tertentu yang
besarannya ditentukan dengan koordinat kartesian bidang datar ( absis dan ordinat ) dengan
cara ILMU PROYEKSI
PETA. Ada dua komponen besaran yang harus ditetapkan dalam penentuan posisi yaitu :
a.       Jarak
-  Jarak Datar
Jarak Datar (Horizontal Distance) yaitu jarak terukur sebagai penghubung terpendek antara
2 titik yang posisinya telah diproyeksikan pada bidang datar.
-  Jarak Miring
Jarak Miring (Slope Distance) yaitu jarak yang di ukur sepanjang garis penghubung lurus
antara 2 titik di permukaan bumi.

b.      Sudut
-  Sudut mendatar
Pengertian sudut mendatar adalah sudut yang terbentuk dari perpotongan dua arah atau
jurusan berbeda pada bidang normal/nivo. Titik perpotongan dua garis jurusan tersebut
merupakan titik pengamatan sudut bila menggunakan theodolit dilapangan.
-  Sudut Miring
Sudut miring adalah sudut vertikal yang dimulai atau nolnya dari arah
mendatar
-  Sudut Jurusan
udut azimut adalah sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan
bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud
Maksud dari penentuan posisi horizontal adalah menentukan koordinat titik baru
dari satu atau beberapa titik yang telah diketahui koordinatnya. Metode
penentuan posisi horizontal dapat dikelompokkan ke dalam metode penentuan
titik tunggal (satu titik) dan metode penentuan banyak titik.
Metode yang termasuk penentuan koordinat titik tunggal adalah sebagai berikut:

1. Metode Polar
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 16 metode polar adalah menghitung satu
titik dari satu titik yang telah diketahui koordinatnya, sementara jarak AB (dAB) dan
sudut jurusan AB (αAB) diukur di lapangan. Koordinat titik B dihitung dengan rumus:
XB = XA + dAB sin αAB dan YB = YA + dAB cos αAB

2. Metode Poligon

Metode Poligon adalah cara untuk penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik yang
satu dengan lainnya dihubungkan satu dengan yang lain dengan pengukuran jarak dan sudut
sehingga membentuk rangkaian titik-titik (Poligon). Ditinjau dari cara menyambungkan titik
satu dengan yang lainnya Poligon dapat digolongkan sebagai Poligon terbuka, Poligon
tertutup, Poligon bercabang atau kombinasi.
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak
yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2
dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi
dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi
banyak tersebut. 

Poligon terbuka adalah suatu polygon Yng titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang
berlainan ( tidak pada satu titik ).
Poligon Bercabang adalah alah satu polygon yang dapat mempunyai satu atau lebih titik
simpul.

Poligon Kombinasi adalah gabungan dua atau tiga dari bentuk-bentuk yang ada.

 Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat
pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan
terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal
saja. Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari benchmark.

 Poligon Terikat Sempurna


Suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan
jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada diatas titik yang akan
dihasilkan.
1. Poligon tertutup terikat sempurna :
Poligon tertutup yang terikat oleh azimuth dan koordinat.
2. Poligon terbuka terikat sempurna :
Poligon terbuka yang masing-masing ujungnya terikat azimuth dan koordinat.

 Poligon Terikat Tidak Sempurna


dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui koordinatnya
atau hanya jurusannya.
1. Poligon tertutup tidak terikat sempurna :
Poligon tertutup yang terikat pada koordinat atau azimuth saja.
2. Poligon terbuka tidak terikat sempurna :
a. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat sama sekali.

Poligon tertutup memiliki bentuk yang tertutup (kring) sehingga


membentuk segi banyak atau n (n adalah banyaknya titik poligon).
Syarat geometris dari poligon tertutup adalah :
a. syarat sudut ukuran :
∑β = (n-2).180o apabila yang diukur/dipakai sudut dalam
∑β = (n+2).180o apabila yang diukur/dipakai sudut luar
b. Syarat absis dan ordinat :
∑d sin α = 0
∑d cos α = 0
Di dalam ilmu ukur tanah berlaku perjanjian-perjanjian sebagai berikut:
1. Sumbu Y positif dihitung ke arah Utara
2. Sumbu X positif dihitung kea rah Timur
3. Kwadran I terletak antara Y+ dan X+
4. Kwadran II terletak antara Y- dan X+
5. Kwadran III terletak antara Y- dan X-
6. Kwadran IV terletak antara Y+ dan X-

Hitungan Kerangka Horizontal


Kerangka Dasar Peta, dalam hal ini Kerangka Dasar Horizontal/posisi
horizontal (X,Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran poligon
ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu Jarak dan Sudut Jurusan .
Koordinat titik B dihitung dari Koordinat A yang telah diketahui:
Hitungan Koordinat
XB = XA + dABsinαAB
YB = YA + dABcosαAB

Dalam Hal ini:


XA, YA = Koordinat titik yang telah diketahui
XB, YB = Koordinat titik yang akan ditentukan
Dab Sinab = Selisih absis (∆ Xab)
dAP CosAP = Selisih ordinat (∆ Yab)
dAb = Jarak datar dari Titik A ke Titik B
ab = Azimuth /Sudut Jurusan garis AB
Secara garis besar bentuk geometri poligon dibagi menjadi Poligon
Tertutup (loop) dan Poligon Terbuka, apabila dalam hitungan syarat
geometri tidak terpenuhi maka akan timbul kesalahan penutup sudut yang
harus dikoreksikan ke masing-masing sudut yang akan diuraikan sebagai
berikut.
Koordinat titik kerangka dasar dihitung dengan perataan metoda Bowdith.
Rumus-rumus yang merupakan syarat geometrik poligon dituliskan sebagai
berikut :

A. Syarat Geometris Sudut


Poligon Tertutup /Kring
 n + 2)180o +fβ
Poligon Terikat sempurna
   [Akhir - Awal) + n.180o ] fβ
dimana:
 = Sudut Ukuran
 = Sudut Jurusan
(n – 2) = Berlaku untuk sudut dalam
(n +2) = Berlaku untuk sudut luar
n = Jumlah titik
B. Syarat Geometriks Absis dan Ordinat
- Poligon Tertutup /Kring
∑ d.Sin σ = 0 + ∆x ( absis)
∑ d.Cos σ = 0 + ∆y ( absisi)
- Poligon Terikat sempurna
(x akhir – x awal ) = ∑ d.Sin σ + Kx ( absis)
(Y akhir – Y awal ) = ∑ d.Cos σ + Kx (ordinat)
Dimana :
∆x = Kesalahan proyeksi pada sumbu x (absis)
∆y = Kesalahan Proyeksi pada sumbu Y (ordinat)
d = Jarak antara dua titik
σ = Sudut jurusan yang telah dikoreksi

3. PENGUKURAN VERTIKAL

A. PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL DENGAN METODE


SIPAT DATAR ATAU WATERPASSING
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik-titik yang
telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang
rujukan ketinggian tertentu.Pengukuran beda tinggi bermaksud untuk menentukan beda tinggi
antara titik-titik di muka bumi serta menentukan ketinggian terhadap suatu bidang referensi
atau
bidang datum ketinggian tertentu.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan cara-cara antara
lain sebagai berikut:
1. Pengukuran sipat datar merupakan metode yang digunakan untuk mengamati berapa besar
pergerakan tinggi muka tanah yang terjadi di kawasan yang dilewati oleh patahan Watukosek.
Metode ini menggunakan instrumen/alat ukur berupa Waterpass sebagai media pengambil
data di lapangan.
2. Pengukuran trigonometris prinsipnya adalah mengukur jarak langsung (jarak miring),
tinggi alat, tinggi benang tengah rambu dan sudut vertikal (zenith atau inklinasi) yang
kemudian direduksi menjadi informasi beda tinggi menggunakan alat theodolite. Seperti telah
dibahas sebelumnya, beda tinggi antara dua titik dihitung dari besaran sudut tegak dan jarak.
Sudut tegak diperoleh dari pengukuran dengan alat theodolite sedangkan jarak diperoleh atau
terkadang diambil jarak dari peta.
3. Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.
Pengukuran tinggi dengan menggunakan metode barometris dilakukan dengan menggunakan
sebuah barometer sebagai alat utama. Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti
dibandingkan dengan metode trigonometris dan barometris.

Syarat geometris
T = Toleransi kesalahan penutup
D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal (kilo meter)
b. Hitungan Beda Tinggi
c. Hitungan Tinggi Titik

dimana:
H = Tinggi titik
∆H = Beda tinggi
Btb = Benang tengah belakang
Btm = Benang tengah muka
FH = Salah penutup beda tinggi
KH = Koreksi beda tinggi

B. MACAM-MACAM PENGUKURAN

Tergantung dari maksud dan tujuannya pengukuran sipat datar digolongkanke dalam:
a)Pengukuran sipat datar memanjang. Digunakan apabila jarak antara dua stasion yang akan
ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (di luar jangkauan jarak pandang). Jarak antara
kedua stasion tersebut dibagi dalam jarak-jarak pendek yang disebut seksi atau slag. Jumlah
aljabar beda tinggi setiap seksi akan menghasilkan beda tinggi antara kedua stasion tersebut.
b) Pengukuran profil memanjang. Digunakan untuk menentukan ketinggian titik- titik
sepanjang garis tertentu (profil memanjang), misalnya profil lapangan (tanah asli) sepanjang
garis rencana jalan/rencana saluran irigasi (garis proyek).
c) Pengukuran profil melintang (cross sectioning). Digunakan untuk menentukan ketinggian
titik-titik sepanjang garis tegak lurus garis proyek.
d) Pengukuran sipat datar luas. Digunakan untuk menentukan ketinggian titik-
titik yang menyebar dengan kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis ketinggian (kontur).
e) Pengukuran sipat datar resiprokal. Pengukuran sipat datar dimana alat sipat datar tidak
ditempatkan di antara dua stasion. Misalnya pengukuran sipat datar menyeberangi
sungai/lembah yang lebar.
f) Pengukuran sipat datar teliti. Pengukuran sipat datar yang menggunakan aturan serta
peralatan sipat datar teliti.

4. PENGUKURAN DETAIL SITUASI

Pemetaan situasi atau detail adalah memetakan semua unsur-unsur yang ada di
permukaan tanah pada suatu area atau luasan tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud dapat
berupa unsur alam seperti ketinggian tanah, batas vegetasi, batas sungai maupun unsur buatan
manusia seperti bangunan, saluran air, pagar. Untuk dapat memetakan dengan cara
tachymetry diperlukan alat yang dapat mengukur arah dan sekaligus jarak seperti pada
Theodolit WILD-T0. Dengan alat tersebut dapat diukur besarnya sudut tegak dan jarak optis
karena pada teropongnya menggunakan benang silang diafragma (BA, BT dan BB). Dari jarak
optis dan sudut tegak dapat dihitung jarak mendatar dan beda tingginya. Tergantung
jaraknya dengan cara diatas titik-titik detail dapat diukur dari titik kerangka dasar atau titik
ikat dan atau dari titik penolong yang diikatkan ke titik kerangka dasar/titik ikat. Besaran-
besaran yang diukur adalah arah utara peta (dapat juga dengan bantuan kompas), jarak
(optis) dan sudut tegak.
a) Mempelajari keterangan detil/obyek
Setiap titik stasiun dan detil harus diberi identita atau keterangan lebih
lanjut berkaitan dengan survei ini, baik identitas dari obyek maupun
atributnya. Data kolektor pada total station(misal Sokkia, Wild, Topcon)
biasanya telah dilengkapi dengan keterangan-keterangan tersebut. Dalam
banyak hal keterangan-keterangan tersebut telah ditentukan, misal data
awal (seperti OCC untuk stasiun pengamat, BS untuk stasiun sebelumnya
dan FS untuk stasiun di mukanya).
Hitungan Titik Detail Situasi
Untuk menghitung beda tinggi (∆H) dan jarak datar (Dd)
Menghitung Jarak Jarak Datar

Dimana :
TA = Tinggi titik A yang telah diketahui
TB = Tinggi Titik B yang akan ditentukan
∆H = Beda tinggi diantara Titik A dan Titik B
BA = Bacaan benang atas diafragma
BT = Bacaan benang tengah diafragma
BB = Bacaan benang bawah diafragma
Ta = Tinggi alat
Dm = Jarak miring Optis
Dd = Jarak datar optis
Y = Beda tinggi dari alat ke benang tengah 
= Sudut Zenits /Sudut Miring
3.1. KESIMPULAN
 Untuk bisa melakukan tahapan metode pelaksanaan pengukuran topografi dengan
baik
haruslah mengikuti prosedur yang ditentukan, karena jika ada salah satu tahap
pengukuran saja yang terlewat maka akan mempengaruhi hasil akhir.
 Untuk bisa melakukan pengukuran BM dan menghasilkan koordinat BM dalam
pemetaan topografi yang berkualitas maka harus melakukan pengambilan dan
pengolahan data sesuai dengan prosedur, misalnya pada saat pengukuran mengisi
formulir pengukuran dan pada saat pengolahan data menghilangkan sinyal satelit yang

kurang bagus sehingga kualitas data hasil pengolahan bisa bagus.


 Untuk bisa membuat peta topografi yang mencakup kontur, profil, dan layout, maka
diperlukan data koordinat hasil pengukuran detail situasi lapangan yang berkualitas
agar pada proses penggambaran lebih mudah serta hasil akhir penggambaran kontur,
profil lokasi dan Layout nya mendekati kondisi sebenarnya.

GLOSARIUM

Bench Mark Merupakan patok permanen yang terbuat dari


beton yang berada di suatu tempat dengan
koordinat global dan elevasi yang tetap atau
sudah
diketahui nilai XYZ
Patok Poligon adalah sebagai kerangka dasar pemetaan yang
memiliki titik-titik, dimana titik tersebut
mempunyai
sebuah koordinat X dan Y.
Metode Poligon adalah cara untuk penentuan posisi horizontal
banyak titik dimana titik yang satu dengan
lainnya
dihubungkan satu dengan yang lain dengan
pengukuran jarak dan sudut sehingga
membentuk
rangkaian titik-titik (Poligon).
Titik Kontrol Horizontal adalah menentukan koordinat titik baru dari
satu
atau beberapa titik yang telah diketahui
koordinatnya untuk mengontrol koordinat
titik
sementara posisi horizontal.
Titik Kontrol Vertikal adalah pengukuran kerangka kontrol vertikal
dengan
metoda sipat datar atau waterpassing,
Pemetaan Situasi / Detail adalah memetakan semua unsur-unsur yang
ada di
permukaan tanah pada suatu area atau luasan
tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud dapat
berupa
unsur alam seperti ketinggian tanah, batas
vegetasi,
batas sungai maupun unsur buatan manusia
seperti
bangunan, saluran air, pagar, dll
Waterpassing Pengukuran titik kontrol vertikal atau
pengukuran
kerangka kontrol vertikal dengan metoda
sipat datar
Kontur Adalah penggambaran Pengukuran titik
kontrol
vertikal atau pengukuran kerangka kontrol
vertikal
dengan metoda sipat datar, dengan perbedaan
garis
setiap 1( satu) meter tinggi dan di tandai
dengan
dengan garis tebal pada setiap 5 (lima) meter
beda
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai