MODUL 5
PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
A. Tujuan Praktikum
1. Menghitung luas setiap departemen kantor dan fasilitas pendukung.
2. Merencanakan keterkaitan antar departemen kantor dengan melakukan penyusunan dalam
Activity Relationship Chart (ARC) secara kualitatif.
3. Memahami prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat layout dengan
menggunakan metode CORELAP.
B. Landasan Teori
1. Luas Lantai Kantor
Dalam modul ini, perhitungan luas lantai dilakukan untuk departemen pada kantor dan
fasilitas pendukung. Luas lantai departemen pada kantor meliputi departemen-departemen
yang ada dalam perusahaan sesuai dengan struktur organisasi masing-masing perusahaan,
sedangkan luas fasilitas pendukung meliputi ruangan-ruangan seperti mushola, ruang arsip,
WC, dan lain-lain. Perhitungan luas lantai departemen kantor dan fasilitas pendukung mengikuti
kebutuhan perusahaan seperti jumlah karyawan, dan analisis subjektif lainnya. Salah satu hal
yang penting untuk dipertimbangkan dalam penentuan fasilitas pendukung adalah jumlah
fasilitas urinal untuk sejumlah karyawan dalam jarak tertentu (Tompkins et. al., 2003).
ARC pada dasarnya sama dengan from-to-chart (FTC) tetapi ARC hanya menunjukkan satu
hubungan antar lokasi. Terdapat dua jenis ARC, yaitu ARC kuantitatif dan ARC kualitatif.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam menyusun ARC kualitatif:
1
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
a. Langkah 1
Carilah nilai kedekatan antar masing-masing departemen secara kualitatif dengan
memberikan alasan terhadap pemberian nilai tersebut seperti kedekatan proses antar departemen
(dapat menggunakan matriks jarak pada modul Perancangan Struktur Organisasi PSTI II) atau
alasan lainnya. Dalam penyusunan ARC kualitatif, biasanya dipergunakan sandi warna kedekatan
antar lokasi, dengan ketentuan warna seperti pada Tabel 1.
b. Langkah 2
Tulis nilai kedekatan tersebut dalam ARC kualitatif seperti pada Gambar 1.
3. Metode CORELAP
Metode CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning) merupakan sebuah
metode yang mampu menyelesaikan masalah tata letak fasilitas dengan menghitung Total
Closeness Rating (TCR) masing-masing departemen. TCR adalah jumlah dari nilai numerik
2
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
yang mewakili tiap-tiap derajat kedekatan (A=6, E=5, I=4, O=3, U=2) antara satu departemen
dengan departemen lainnya (Tompkins et. al., 2003).
c. Menghitung Total Closeness Rating (TCR) bagi setiap departemen dengan menjumlahkan
nilai-nilai numerik yang mewakili setiap derajat kedekatan dengan departemen-departemen
lain (Tabel 3).
3
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
sebelumnya, maka pilih departemen dengan TCR tertinggi. Apabila nilai TCR-nya sama,
gunakan Tie-Breaking Rule.
iii. Carilah departemen ke-3 yang memiliki hubungan A dengan departemen pertama yang
terpilih, apabila tidak ada, carilah departemen yang memiliki hubungan A dengan
departemen kedua. Apabila departemen yang memiliki hubungan A dengan departemen
kedua juga tidak ada, maka carilah departemen yang memiliki hubungan E dengan
departemen pertama, kemudian dengan departemen kedua, dan seterusnya. Bila
terdapat dua atau lebih departemen yang memiliki hubungan yang sama dengan
departemen terpilih, pilih departemen berdasarkan TCR tertinggi. Apabila nilai TCR-nya
sama, gunakan Tie-Breaking Rule.
iv. Lanjutkan hingga seluruh departemen ditempatkan.
Tujuan lainnya adalah agar kedekatan antar departemen dapat dihitung dengan Placing Rating
melalui total bobot hubungan kedekatan (weight assigned to relationship [Tabel 4]) dengan
departemen-departemen yang bersebelahan dengannya. Gambar 2 menunjukkan contoh
perhitungan Placing Rating.
D A B B
A A
D C C D A
C C
D C C
4
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
Keterangan :
i. Departemen A merupakan departemen dengan TCR tertinggi.
ii. Placing Rating C di bawah A = 243 (hubungan A – C = A).
iii. Placing Rating D di kiri A dan kiri C = 243 + 243 = 486 (hub. A–D = A ; hub. C–D = A).
iv. Placing Rating B di atas A dan atas D = 27 + 243 = 270 (hub. A–B = I ; hub. D–B = A).
f. Mengevaluasi layout CORELAP dengan menghitung layout score. Layout score merupakan
nilai total dari perkalian antara bobot kedekatan antar dua departemen dengan jarak terpendek
antar kedua departemen tersebut. Perhitungan layout score dapat dilakukan menggunakan
persamaan berikut:
Preset Value untuk masing-masing relationship dapat dilihat pada Tabel 5. Sementara
perhitungan layout score dengan preset value dapat dilihat dalam format pada Tabel 6.
5
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
6
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
6. Menyusun satu buah alternatif layout kantor berdasarkan metode CORELAP yang
diwakili oleh 1 atau 2 kotak untuk setiap departemen. Perhatikan Placing Rating dalam
penempatan departemen.
7. Membuat tabel rekapitulasi Placing Rating dengan format seperti pada Tabel 10 untuk
kedua alternatif.
8. Membuat dua alternatif layout kantor akhir yang sudah mempertimbangkan number of
unit area template akhir.
9. Menghitung layout score kedua alternatif layout kantor, sesuai format pada Tabel 6.
10. Melakukan pemilihan alternatif berdasarkan hasil perhitungan layout score.
11. Membuat layout kantor akhir yakni melengkapi alternatif layout terpilih dengan fasilitas
pendukung. (Catatan: bila perlu dan memungkinkan dapat dilakukan massaging dalam
pengaturan penempatan fasilitas pendukung).
12. Menghitung luas lantai kantor, yaitu departemen-departemen kantor beserta seluruh
fasilitas pendukungnya, sesuai format pada Tabel 11.
13. Membuat layout kantor akhir dengan mempertimbangkan akses masuk dan keluar
departemen dan hitung luas akhir kantor. Referensi yang berkaitan dengan lebar jalur
7
MODUL 5 PERENCANAAN TATA LETAK KANTOR
akses dapat dilihat pada Tompkins, Facilities Planning 2nd edition Bab 4 (Flow, Space,
and Activity Relationships).
F. Target Asistensi
1. Layout akhir kantor (telah dibuat akses).
2. Total luas lantai kantor .
G. Daftar Pustaka
Tompkins, J. A., White, J. A., Bozer, Y. A., dan Tanchoco, J. M. A. (2003) Facilities Planning, 3rd
ed., Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.