Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur
fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu (Hadiguna dkk,
2008). Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang
lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik berupa mesin, peralatan,
meja, bangunan dan sebagainya. Pengaturan dan Penyusunan Tata Letak
Fasilitas dalam suatu industri/area sangat diperlukan dalam rangka
peningkatan dan perbaikan fasilitas guna menunjang kegiatan usaha,
kelayakan pelayanan dan pemanfaatan area yang efektif dan efisian. Oleh
karena itu dibuatlah suatu peta hubungan aktifitas, dimana akan dapat
diketahui bagaimana hunbungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai
dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung. Sebagaimana
diketahui diatas bahwa setiap kegiatan atau aktifitas tersebut saling
berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria,
maka dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan
yang optimal.
2. Tujuan praktikum Activity Relationship Chart yaitu sebagai berikut:
a. Untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang
saling berkaitan.
b. Untuk mengetahui hubungan kedekatan dari setiap kelompok kegiatan
dalam hal ini organisasi pabrik.
c. Menganalisis tata letak berdasarkan kondisi actual .
3. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Activity Relationship Chart yaitu sebagai berikut:
a. Penyusunan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu
perusahaan.

1
2

b. Menunjukan hubungan suatu kegiatan yang lainnya yaitu antar operator


satu dengan yang lainnya.
c. Mengetahui penyusunan departemen atau organisasi yang diharapkan
lebih baik.
d. Memberi gambaran dan rancangan sebuah tata letak yang ergonomis
B. Landasan Teori
1. Activity Relationship Chart (ARC)
Activity Relationship Chart adalah aktifitas atau kegiatan antara
masing-masing bagian yang menggambarkan suatu kedekatan ruangan.
Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara
suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu
berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu
peta hubungan aktifitas, dimana akan dapat diketahui bagaimana
hunbungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan
hubungan yang mendukung.
Secara umum peta hubungan kegiatan dapat didefinisikan sebagai
berikut, yaitu teknik ideal untuk merencanakan keterakitan antara setiap
kelompok kegiatan yang saling berkaitan. ARC ini akan berhubungan
dengan struktur organisasi dan tabel-tabel perhitungan agar dapat diketahui
hubungan kedekatan dari setiap kelompok kegiatan dalam hal organisasi
pabrik.
Keterkaitan tersebut dilambangkan menggunakan 6 level atau derajat,
sebagaimana pada Tabel 2.1, sedangkan alasan dibalik penentuan derajat
kedekatan tersebut bisa bermacam-macam, diantaranya seperti yang
digunakan oleh (Wignosoebroto, 1996), pada Tabel 2.1 sebagai ilustrasi
untuk ARC dapat dilihat pada Gambar 2.1
3

Tabel 2.1 Derajat Kedekatan


Kode Keterangan
A Mutlak perlu (absolutely important)
E Sangat penting (very important)
I Penting (important)
O Biasa (ordinary)
U Tidak perlu (unimportant)
X Tidak diharapkan (undesirable)

Tabel 2.2 Alasan Kedekatan


Kode Alasan Kedekatan
1 Aliran proses
2 Penggunaan ruang yang sama
3 Bising
4 Catatan Admin
5 Penggunaan catatan yang sama
4

C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam pembuatan Activity Relationship Chart (ARC)
meliputi antara proses produksi dan fasilitas tambahan, yaitu sebagai berikut:
1. Departemen produksi
a. Bahan Baku
b. Timbanagan
c. Ware Haouse
d. Pemecahan batu bara
e. Pemotongan
f. Peleburan
g. Pengecoran
h. Pembubutan
i. Drilling
5

j. Pengelasan
k. Gerinda
l. Shotblasting
m. Pengamplasan
n. Quality Control
o. Dempul
p. Desain
q. Pengecetan
r. Pengeringan
s. Packing
t. Limbah Produksi
u. Show Room
2. Departemen Penunjang
a. R.Office
b. R.Mess
c. R. Tamu
d. R. Titik Kumpul
e. R. Loker karyawan
f. R. Peralatan
g. R. Mushola
h. R. Generator
i. R. Klinik
j. Toilet / WC
k. R. Satpam
l. Tempat parkir
m. Tempat sampah umum
n. R. Dapur
6

D. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini praktikan akan membuat Activity Relationship
Chart (ARC) yang dimana ARC ini sendiri akan menentukan skor dari
departemen yang ada pada sebuah perusahaan pembuatan pulley diesel dan
menentukan betapa pentingnya departemen tertentu dengan departemen lain,
adapun peta hubungan kerja yang didapat pada perusahaan pembuatan pulley
diesel adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Activity Relationship Chart Pembuatan Tas


Berdasarkan gambar 2.2 diatas yang menjelaskan tentang peta hubungan
kerja pada sebuah perusahaan pembuatan pulley diesel, memiliki 21
departemen produksi dan 14 departemen penunjang dengan yang berjumlah 35,
dengan kesuluruhan departemen yang ada pada perusahaan tersebut dapat
didapat 595 skor yang akan dihasilkan dari peta hubungan kerja pada
perusahaan pembuatan tas, yang dimana skor penilaian berjumlah sebanyak 6
skor yang berupa simbol hurus seperti A, E, I, O, U, X dan memiliki sejumlah
10 alasan untuk mengetahui keterangan tentang hubungan kerja yang ada pada
perusahaan tersebut.
7

Jumlah departemen atau organisasi yang mutlak untuk berdekatan (A)


ada 20, karena pada proses produksi tersebut merupakan aliran proses jadi
perlu kedekatan. Kemudian departemen yang sangat penting untuk didekatkan
(E) 35. Untuk departemen yang penting didekatkan (I) ada sejumlah 233,
sedangkan yang biasa saja (O) ada sejumlah 247. Namun, tidak semua
departemen harus berdekatan, dikarenakan ada beberapa alasan seperti debu,
arus pendek, kotor, bising dan bau. Maka untuk departemen yang tidak penting
(U) ada sejumlah 50 dan tak dikehendaki berdekatan (X) sejumlah 10.

E. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. CV. Dwi Jasa Logam memiliki departemen produksi dan departemen
penunjang dengan masing-masing departemen berjumlah 35, dengan
kesuluruhan departemen yang ada pada perusahaan tersebut dapat didapat
595 skor.
2. Departemen yang mutlak untuk berdekatan (A) ada 20, departemen yang
sangat penting untuk didekatkan (E) 35. Untuk departemen yang penting
didekatkan (I) ada 233, sedangkan yang biasa saja (O) ada sejumlah 247.
Namun, tidak semua departemen harus berdekatan, dikarenakan ada
beberapa alasan seperti berdebu, arus pendek, kotor, bising dan bau. Maka
untuk departemen yang tidak penting (U) ada sejumlah 50 dan tak
dikehendaki berdekatan (X) sejumlah 10.
3. Departemen produksi pada perusahan CV. Dwi Jasa Logam tersebut
saling berkaitan, karena setiap departemen ditempatkan pada alur proses
produksi yang saling berdekatan.
8

DAFTAR PUSTAKA

Hadiguna, R. A., dan Setiawan, H., (2008). “Tata Letak Pabrik”. Yogyakarta:
ANDI.
Menggambar teknik & PTLF, Laboratorium, (2019). “Modul Praktikum
Perancangan tata letak fasilitas”. IST AKPRIND, Yogyakarta.
Sritomo Wignjosoebroto. (2006). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, First
Edition. Jakarta: Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai