Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum


Perencanaan tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai salah satu hal
penting dalam pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran
proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area penempatan
mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan
material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen,
personel pekerja dan sebagainya. Tata letak fasilitas ada dua hal yang diatur
letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dalam beberapa hal dan akan juga menjaga kelangsungan
hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Perancangan tata letak atau layout
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja
yang banyak diterapkan oleh perusahaan manufaktur (Putra, 2021).
Tata letak fasilitas merupakan salah satu faktor yang memiliki peran
penting dalam peningkatan produktivitas suatu organisasi atau instansi dalam
melakukan kegiatan didalamnya (Togik Hidayat, 2020). Terkait pentingnya
pengaturan tata letak fasilitas maka penulis tertarik untuk memecahkan masalah
ini dan mendapatkan usulan solusinya dengan menggunakan pendekatan metode
ARC dan ARD kami melakukan pengambilan data tata letak fasilitas pada PT.
SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas yang mana aspek yang perlu diperhitungkan
secara matang dalam perencanaan tata letak antara lain meliputi luas lantai,
templet dapertemen dan lainnya.
Dalam praktikum tata letak fasilitas ini, untuk dapat melakukan
perencanaan tata letak yang baik dalam suatu industri, maka sebaiknya praktikan
terlebih dahulu mengetahui deskripsi dari pabrik yang akan dikunjungi. Setelah
kami sudah mengenal suatu perencanaan tata letak fasilitas serta perancangan
Operation process chart (OPC) dan Flow process chart (FPC), kami melakukan
implementasi pada suatu kasus perencanaan tata letak fasilitas pada pabrik
tersebut dan Multi product process chart (MPPC) digunakan untuk mengetahui

1
2

jumlah mesin yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan produksi dan untuk
mengetahui keterkaitan produksi antara komponen suatu produk atau antar
produk. From to chart pada penentuan tata letak lantai produksi, diperlukan tabel
From to Chart agar lantai produksi pada suatu pabrik, terutama letak tiap stasiun
kerja, dapat tertata dengan rapih. Ongkos Material handing (OMH) adalah suatu
ongkos yang timbul akibat adanya aktivitas material dari satu mesin ke mesin lain
atau dari satu departemen ke departemen lain yang besarnya ditentukan sampai
pada suatu tertentu dan kami akan melanjutkan Production space requirement
sheet (PSRS) merupakan menganalisis luas lantai yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan.
Activity relationship diagram (ARD) adalah data yang telah
dikelompokkan dalam work sheet kemudian dimasukkan ke dalam suatu activity
template. Tiap-tiap template akan menjelaskan mengenai departemen yang
bersangkutan dan hubungan dengan aktivitas dari departemen-departemen yang
lain. Template disini hanya bersifat memberi penjelasan mengenai hubungan
aktivitas antar departemen satu dengan departemen yang lain, untuk itu skala
luasan dari masing-masing departemen tidak perlu terlalu diperhatikan. Work
sheet disusun berdasarkan apa yang telah ditetapkan dalam Activity relationship
chart yang terdiri dari baris dan kolom dan pada bagian sebelah kiri ditempatkan
urutan kegiatan sedang pada bagian kanan ditempatkan tingkat hubungan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum modul IV dalam perencanaan
ulang tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak luas lantai yang dibutuhkan oleh mesin dan alat bantu
dalam setiap kegiatan?
2. Apa kegunaan Activity Relationship Diagram (ARD) dalam perencanaan
tata letak fasilitas?
3. Bagaimana cara menyusun urutan kegiatan dalam work sheet pada PT.
SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas?
3

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum yang dapat diambil dalam perencanaan ulang
tata letak fasilitas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan membuat detail pembagian departemen pada layout


berdasarkan rancangan awal lantai produksi di PT. SPPBE Kuta
Lhokseumawe Gas.
2. Requirement sheet (PSRS) PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas, untuk
mengetahui cara membuat dan hasil dari production space.
3. Untuk mengetahui dan menggunakan ARC dalam menentukan tingkat
hubungan masing-masing departemen pelayanan dan membuat work sheet
PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas.

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat paktikum tata letak fasilitas pada modul IV yang
dilakukan di PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas adalah sebagai berikut:
1. Bagi praktikan

a. Dapat mengetahui lokasi pabrik yang sesuai dan alokasi dana dari
pabrik yang akan dibuat.

b. Dapat mengetahui urutan proses yang dilalui material di setiap mesin


pada PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas.

c. Dapat mengimplementasikan ilmu yang diterima selama di


perkuliahan.

2. Bagi pembaca

a. Dapat dijadikan sebagai dokumen ilmiah dan dapat dijadikan acuan


atau tambahan ilmu hasil penelitian.

3. Bagi laboratorium

a. Dapat menjadi sarana kerja sama antara perusahaan dengan pihak


jurusan.
b. Dapat menjadi bahan penilaian dan acuan untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum yang serupa.
4

1.5 Metode Praktikum


Adapun metode dalam praktikum tata letak fasilitas pada modul IV yang
dilakukan di PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi ke lokasi PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas.
2. Melakukan wawancara langsung dengan pihak koordinator perusahaan.
3. Pengambilan data mengenai gambaran umum perusahaan mulai dari mesin
dan peralatan yang digunakan hingga kebutuhan tenaga kerja dan jam
kerja efektif di PT. SPPBE Kuta Lhokseumawe Gas.

Anda mungkin juga menyukai