Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

MODUL I
PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu, seni dan teknologi yang secara
sistematis menggunakan informasi-infomasi tentang sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja dan berupaya
menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja, sehingga manusia dapat hidup dan
bekerja dalam sistem tersebut dengan baik dan dapat tercapainya tujuan yang
diinginkan melalui pekerjaan dengan efektif, aman, sehat dan nyaman. Tujuan
utama penerapan ergonomi adalah pencapaian kualitas hidup manusia secara
optimal ditempat manusia itu berada. (Purbasari, 2019).
Peta kerja adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan kerja
secara sistematis. Salah satu manfaat utamanya adalah untuk menganalisis
pekerjaan dengan lebih efisien dan mempermudah perencanaan perbaikan kerja.
Dengan melakukan studi yang seksama terhadap peta kerja, proses perbaikan
metode kerja dapat dilaksanakan dengan lebih lancar dan tepat. Dengan demikian,
peta kerja merupakan instrumen penting dalam meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam suatu organisasi.
Pada praktikum yang telah dilakukan berkaitan dengan perakitan kipas
angin. Perakitan ini hanya memiliki 1 lintasan proses. Dari 1 lintasan tersebut
terdiri dari 6 stasiun kerja yang meliputi stasiun 1 menyatukan motor penggerak
dengan rumah kipas bagian belakang, stasiun 2 menggabungkan rumah motor,
stasiun 3 memasang knop ke dalam rumah motor, stasiun 4 pemasangan kipas ke
rangkaian sebelumnya, stasiun 5 menyatukan bagian bodi kipas dengan rangkaian
kepala kipas, dan stasiun 6 adalah tahap pemeriksaan (inspeksi) dengan
menancapkan rangkain yang sudah jadi ke dalam stop kontak

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum peta kerja keseluruhan dan peta
kerja setempat ini adalah:
1. Bagaimana agar praktikan dapat memahami konsep peta kerja keseluruhan
dan peta kerja setempat
2. Bagaimana merancang suatu sistem pengaturan suhu ruangan/kelas secara
otomatis berdasarkan gerak manusia dan suhu ruangan.
3. Bagaimana agar saat proses perakitan, praktikan dapat mengetahui intruksi
pemasangan komponen secara benar
4. Bagaimana proses yang harus diperhatikan dan dipahami secara teliti dan
tepat agar proses perakitan berjalan dengan baik
1.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat
ini adalah:
1. Menganalisa sebuah proses perpindahan produk suatu sistem kerja.
2. Mengetahui rangkaian sebuah komponen produk dalam perencanaan suatu
sistem kerja.
3. Mencapai keseimbangan antara tangan kiri dan tangan kanan untuk
mengurangi kelelahan pekerja.
4. Mengidentifikasi dan menghilangkan gerakan yang tidak efisien dan tidak
produktif dalam pekerjaan.
1.4. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum peta kerja keseluruhan dan peta kerja
setempat ini adalah:
1. Praktikan dapat menganalisa suatu pekerjaan dengan mengetahui proses
pekerjaan yang sedang berlangsung
2. Praktikan dapat mengetahui macam macam jenis peta kerja yang melibatkan
kegiatan kerja keseluruhan
3. Praktikan dapat mengidentifikasi permasalahan atau kendala apa saja yang
dapat terjadi pada saat proses pengerjaan
4. Praktikan dapat memahami secara dasar proses perakitan dalam suatu

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
metode kerja

1.5. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari praktikum peta kerja keseluruhan dan peta kerja
setempat ini adalah:
1. Fokus utama praktikum adalah pada keenam stasiun kerja dalam lintasan
proses perakitan kipas angin. Adapun, aspek lain dalam proses produksi
kipas angin, seperti produksi komponen, distribusi atau pengemasan akhir,
tidak menjadi perhatian utama.
2. Praktikum mencakup tahap pemeriksaan (inspeksi) dalam proses perakitan
di stasiun kerja terakhir. Namun, perincian lebih lanjut tentang metode
inspeksi atau kriteria yang digunakan tidak dibahas secara mendalam.
3. Keterampilan dan keahlian praktikan sangat berpengaruh pada hasil
perakitan.
4. Dalam konteks peta kerja setempat, praktikum ini membatasi perhatian pada
penggunaan tangan kiri dan tangan kanan dan tidak membahas aspek
ergonomi lainnya seperti postur tubuh.
1.6. Asumsi-Asumsi
Adapun asumsi-asumsi dari praktikum peta kerja keseluruhan dan peta kerja
setempat ini adalah:
1. Perakitan sebuah komponen kipas angin dilakukan sesuai dengan SOP
(Standard Operating Procedure).
2. Pada saat perakitan, alat dan perkakas berfungsi secara optimal sesuai
dengan penggunaannya.
3. Mengetahui proses perakitan manual sesuai intruksi prosedur yang telah
diberikan.
4. Arus aliran listrik penghubung dapat berjalan dengan baik.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peta Kerja
Menurut Maryana (2015), peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan
kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat
semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai
masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua
langkah yang dialaminya, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan
perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau
merupakan bagian dari suatu produk lengkap.
Ada pula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis
dan logis dalam menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan
peta ini juga didapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki
metode kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk menyelesaikan
kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang
dialami oleh suatu benda kerja. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang
baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam
perencanaan perbaikan kerja (Putra & Jakaria, 2020).
2.2. Simbol – Simbol Standar Pembuatan Peta Kerja
Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini
dikembangkan oleh Gilberth. Pada saat itu, untuk membuat suatu peta kerja,
Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya
jumlah lambang tersebut disederhanakan sehingga hanya tinggal 4 macam saja.
Namun pada tahun 1947 American Society of Mechanical Engineers (ASME)
membuat standar lambang-lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang
merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth.
Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Operasi, Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami
perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi. Mengambil informasi maupun
menberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu mesin atau
sistem kerja.
Contohnya: Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut, Pekerjaan
mengeraskan logam, dan Pekerjaan merakit. Dalam prakteknya, lambang ini
juga bisa digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi.
2. Pemeriksaan, Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau
peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun
kuantitas. Lambang ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap
suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan suatu standar. Suatu
pemeriksaan tidak menjuruskan bahan kearah menjadi suatu barang jadi.
Contohnya: Mengukur dimensi benda, Memeriksa warna benda, dan
Membaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap.
3. Transportasi, Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja
atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan
bagian dari suatu operasi.
Contohnya: Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke mesin skrap untuk
mengalami operasi berikutnya, suatu objek dipindahkan dari lantai atas
lewat elevator.
4. Menunggu, Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja ataupun
perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya
sebentar).
Contohnya: Objek menunggu untuk diproses atau diperiksa, peti menunggu
untuk dibongkar, dan bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain.
5. Penyimpanan, Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja di simpan
untuk jangka waktu yang cukup lama. Lambang ini digunakan untuk
menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu
ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu.
Contohnya: Dokumen-dokumen atau catatan-catatan disimpan dalam
brankas, bahan baku disimpan dalam gudang.
Selain kelima lambang standar tersebut, kita bisa menggunakan lambang
lain apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang
terjadi selama proses berlangsung dan tidak terungkapkan oleh lambang-

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
lambang tadi. Lambang tersebut ialah:
6. Kegiatan gabungan merujuk pada situasi di mana berbagai aktivitas
operasional digabungkan dalam suatu proses. Ini melibatkan integrasi berbagai
elemen operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ini, aktivitas
tersebut bekerja bersama untuk menciptakan efisiensi dan hasil yang lebih baik.
(Putra & Jakaria, 2020)
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut
melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat
produk yang bersangkutan. Jenis peta-peta kerja yang digunakan untuk kelompok
kegiatan kerja keseluruhan antara lain:
- Peta Rakitan
- Peta Proses Operasi
- Peta Aliran Proses
- Peta Proses Kelompok Kerja
- Diagram aliran Proses
(Zadry et al., 2015)

2.3. Peta Kegiatan Kerja Keseluruhan


2.3.1.Peta Rakitan
Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan aliran komponen dan
rakitan bagian ke dalam rakitan suatu produk. Peta Rakitan menunjukkan cara
yang mudah dipahami tentang:
- Komponen-komponen yang membentuk produk
- Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
- Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan bagian
- Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan
- Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian
- Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
- Urutan waktu komponen bergabung bersama
- Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
Tujuan dari Peta Rakitan terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara
komponen-komponen yang menyusun sebuah produk. Keterkaitan antar
komponen-komponen ini dapat digunakan untuk mengajar pekerja yang belum

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit (Zadry et al., 2015).
2.3.2.Peta Proses Operasi
Peta proses operasi adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses yang dialami oleh bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan
pemeriksaan sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
komponen. Peta proses operasi juga memuat informasi-informasi yang diperlukan
untuk analisis lebih lanjut, seperti: waktu yang dihabiskan, material yang
digunakan, tempat atau alat atau mesin yang digunakan. Peta proses operasi
sebelum dilakukan usulan perbaikan ditunjukkan dengan proses operasi pada
setiap komponennya. Oleh karena itu, diperlukan adanya usulan perbaikan.
Usulan perbaikan dapat dilakukan berdasarkan urutan operasi pada setiap
komponennya. Selain itu, usulan perbaikan juga dapat dilakukan berdasarkan
hubungan antara proses pada sistem kerja tanpa memperhatikan material handling
yang digunakan (Larasati & Maflahah, 2021). Beberapa kegunaan dari Peta
Proses Operasi antara lain:
- Untuk mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
- Untuk memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
- Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik
- Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang dipakai
- Sebagai alat untuk latihan kerja
Prinsip-prinsip pembuatan Peta Proses Operasi adalah sebagai berikut:
a. Pertama-tama pada baris atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses Operasi”
yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama objek, nama pembuat peta,
tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta dan nomor
gambar.
b. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang
menujukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
c. Komponen yang paling banyak membutuhkan operasi harus dipetakan
terlebih dahulu.
d. Lambang-lambang yang ditempatkan dalam arah vertikal, yang
menunjukkan terjadinya perubahan proses.
e. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
f. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran kegiatan operasi.

Empat hal yang perlu diperhatikan dalam analisis peta proses operasi, yaitu:
a. Bahan baku yang digunakan.
b. Operasi-operasi yang dilakukan.
c. Proses pemeriksaan.
d. Waktu penyelesaian suatu proses atau aktivitas.
(Zadry et al., 2015)
2.3.3.Peta Aliran Proses
Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urut-urutan dari
operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan peyimpanan yang terjadi
selama satu proses atau prosedur berlangsung (Putra & Jakaria, 2020). Peta aliran
proses merupakan representasi aktivitas proses yang terjadi pada tempat kerja
dengan gambaran secara grafis dan simbolis. Elemen tersebut akan
menggambarkan seluruh proses dan urutan yang terjadi. Hal ini berguna untuk
memisahkan setiap tahapan yang terjadi pada proses produksi dan berguna untuk
memastikan dokumen yang diperlukan pada proses tersebut (Raharja & Arifianti,
2020).
Peta Aliran Proses terbagi atas:
a. Peta Aliran Proses Tipe Bahan, yaitu peta yang menggambarkan kejadian
yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari poduk jadi)
dalam suatu proses atau prosedur operasi.
b. Peta Aliran Proses Tipe Orang
- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang
operator.
- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok
manusia, sering disebut Peta Proses Kelompok Kerja.
(Zadry et al., 2015)
Perbedaan PAP (Peta Aliran Proses) dan PPO (Peta Proses Operasi):

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
a. PAP memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk trasnportasi,
menunggu, dan menyimpan. Sedang PPO terbatas pada Operasi dan Inspeksi
saja.
b. PAP menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap.

Kegunaan Peta Aliran Proses:


1. Digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal
masuk dalam sutau proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
2. Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses.
3. Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dualami bahan atau
dilakukan oleh orang selama proses berlangsung.
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses kerja.
Prinsip pembuatan Peta Aliran Proses:
- Pada bagian paling atas ditulis PAP yang diikuti oleh keterangan lainnya
(nomor gambar, pembuat, tanggal pembuatan, dll) yang terletak diatas
bagian kanan.
- Di bagian kiri atas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total
dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga mengenai total
jarak perpindahan yang dialami bahan atau orang selama proses
berlangsung.
- Pada bagian “badan” diuraikan proses yang terajadi secara lengkap beserta
lambang-lambang dan informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang
dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi.
- Dianalisa dengan menggunakan “Dot and Check Tehnique”.
(Putra & Jakaria, 2020)
2.3.4.Peta Proses Kelompok Kerja
Peta Proses Kelompok Kerja ialah peta yang menggambarkan proses kerja
yang saling berkaitan antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya (Nasution et
al., 2021). Peta Proses Kelompok Kerja adalah suatu diagram yang menjelaskan
prosentase aktivitas kerja dalam satu kelompok/ regu kerja. Peta kerja ini akan
memberikan gambaran mana pekerja yang produktif dan kurang produktif (Zadry

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
et al., 2015). Peta Proses Kelompok Kerja ini juga dapat dipergunakan untuk tools
menganalisis suatu kegiatan kelompok kerja disebuah perusahaan. Aktifitas yang
dianalisis berupa aktifitas-aktifitas yang menunggu (delay) aktifitas menunggu ini
menjadi masalah utama yang ada di kerjasama antara kelompok, yang dimana
pekerjaannya saling bergantungan. Meminimumkan waktu menunggu (delay)
merupakan tujuan utama dari analisis menggunakan Peta Proses Kelompok Kerja
(Nasution et al., 2021).
Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja:
- Memberikan informasi aktivitas yang dilakukan oleh pekerja
- Memberikan informasi prosentase kerja dalam satu kelompok atau regu.
Prinsip pembuatan Peta Proses Kelompok Kerja:
- Kepala gambar (peta).
- Identifikasikan setiap aktivitas dengan lambang, waktu dan jarak yang sesuai
dengan PAP.
- Prosentase kerja masing-masing pekerja harus ditulis.
- Uraian lambing kegiatan harus sesuai dengan aktivitas pada PAP
(Zadry et al., 2015)
2.3.5.Diagram Aliran Proses
Diagram Aliran Proses bertujuan untuk untuk menggambarkan suatu bagan
aliran proses produksi secara sistematis dan logika (Martha & Ardiansah, 2020).
Diagram Aliran Proses merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan
lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi
dalam Peta Aliran Proses. Kegunaan Diagram Aliran Proses yaitu untuk lebih
memperjelas suatu Peta Aliran Proses dan membantu dalam perbaikan tata letak
tempat kerja (Zadry et al., 2015).
Prinsip pembuatan Diagram Aliran Proses:
- Kepala gambar (peta).
- Identifikasikan setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai
dengan yang digunakan dalam PAP.
- Arah gerakkan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodik
sepanjang garis aliran.
- Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan lebih dari satu orang atau

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
barang, maka tiap lintasan dibedakan dengan warna bermacam-macam.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Diagram Aliran Proses:
- Gerakan yang terlalu panjang/jauh untuk pemindahan dari satu operasi ke
operasi berikutnya.
- Adanya dua atau lebih gerakan perpindahan di antara operasi kerja.
- Adanya dua atau lebih aktivitas inspeksi diantara operasi kerja.
- Adanya perubahan – perubahan arah aliran proses.
- Adanya gerakkan bolak-balik (backtracking).
- Adanya item volume besar yang harus dipindahkan dalam jarak yang jauh,
sedangkan item volume kecil justru dipidahkan dalam jarak yang dekat.
- Lokasi gudang penyimpanan bahan baku atau produk jadi yang relatif
berjauhan dengan area produksi.
(Putra & Jakaria, 2020)
2.4. Peta Kerja Setempat
Menurut Erliana (2015), suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat
apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja, biasanya hanya
melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas (Putra & Jakaria, 2020).
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi
dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas
dalam jumlah terbatas. Jenis peta-peta kerja yang digunakan untuk kelompok
kegiatan kerja setempat antara lain:
a. Peta Pekerja dan Mesin
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
(Zadry et al., 2015)
2.4.1.Peta Pekerja dan Mesin
Peta Pekerja dan mesin adalah suatu diagram yang menggambarkan
koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara
pekerja dan mesin. Tujuan utamanya utk mengurangi waktu menganggur dari
seorang operator.
Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin:
- Merubah tata letak (layout).
- Layout merupakan salah satu faktor yang menentukan lamanya waktu

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
penyelesaian suatu pekerjaan. Sehingga penataan kembali suatu layout
diharapkan dpt menempatkan elemen sistem kerja yang dapat menghemat
waktu penyelesaian.
- Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja.
- Pada dasarnya gerakan kerja merupakan faktor yang menentukan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan.
- Merancang kembali mesin dan peralatan.
- Keadaan mesin dan peralatan sering kali perlu dirancang kembali untuk
meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin, misal mengurangi waktu
mengangkut dan sekaligus menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan
memindahkan barang terutama barang berat yang tadinya menggunakan
gerobak dorong sekarang perlu dipikirkan dgn menggunakan kereta (hoist).
- Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya.
Prinsip Pembuatan Peta Pekerja dan Mesin:
- Kepala gambar (peta).
- Uraikan semua elemen pekerjaan yang terjadi.
- Lambang – lambang garis berskala yang digunakan:
- Garis penuh (solid line), menunjukan waktu kerja operator atau waktu
operasi mesin.
- Garis putus-putus (dot line), menunjukan bahwa mesin dalam keadaan
loading & unloading yaitu kondisi dimana mesin idle atau tidak ada kerja
produktif yang dilakukan saat itu.
- Tidak adanya garis dalam vertikal untuk kolom garis operator menunjukkan
bahwa kondisi operator saat itu menganggur (idle), sedang kalau tidak
adanya garis ini pada kolom mesin menunjukan bahwa mesin sedang
menganggur tidak terbebani.
- Seluruh elemen-elemen kerja baik produktif maupun tidak produktif untuk
manusia dan mesin dipetakkan secara penuh sampai satu siklus kerja
berlangsung.
(Putra & Jakaria, 2020)
2.4.2.Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kaknan adalah suatu diagram yang

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
menggambarkan aktivitas gerakan tangan dari seorang operator, mengingat
keseimbangan penggunaan kedua tangan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja seorang pekerja (Putra & Jakaria, 2020). Peta ini
menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur
yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan
perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan
ketika melakukan suatu pekerjaan. Pada dasarnya peta tangan kiri dan tangan
kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja, sebagaimana peta-peta
yang lain, peta ini juga mempunyai kegunaan yang lebih khusus, diantaranya:
- Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
- Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan
tidak produktif.
- Sebagai alat untuk menganalisis tata letak stasiun kerja.
- Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.
Peta tangan kiri dan tangan kanan terbagi atas dua bagian, yaitu sisi kiri dan sisi
kanan. Sisi sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang
dilakukan tangan kiri dan sebaliknya, sebelah kanan kertas digunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kanan pekerja. Pada pembuatan
peta tangan kiri dan tangan kanan, kita perlu memperhatikan urutan-urutan operasi
yang dilaksanakan operator. Operasi-operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-
elemen gerakan yang biasanya dibagi ke dalam delapan buah elemen (Zadry et al.,
2015). Prinsip Pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan:
- Kepala gambar (peta).
- Uraikan semua elemen pekerjaan yang dialami oleh kedua tangan.
- Lambang – lambang aktivitas menurut symbol Therbligh yang digunakan.
(Putra & Jakaria, 2020)
2.5. Studi Gerakan
Studi gerakan merupakan kegiatan analisa terhadap gerakan-gerakan yang
mempunyai pengaruh terhadap tubuh manusia dalam bekerja ataupun beraktifitas.
Studi gerakan umumnya diklasifikasikan kedalam dua macam studi, yaitu Visual
Motion Study dan Micromotion study. Micromotion study merupakan penjabaran
elemen-elemen kerja dari proses kerja yang berlangsung yang selanjutnya dibuat

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
dimasukkan ke dalam peta kerja setempat yaitu peta tangan kiri tangan Kanan
dengan mengaplikasikan simbol simbol dari teori 17 gerakan Therbligh. Langkah
ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan
kerja yang ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Frank
Gilberth bersama dengan istri yaitu Lilian Gilberth melakukan penyempurnaan
dari konsep ini dengan menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17 gerakan
dasar THERBLIG. Elemen-elemen dasar Therblig ini sebagian besar merupakan
gerakan tangan yang biasa terjadi dimana pekerjaannya dilakukan secara manual
(Haryudiniarti et al., 2022). Therblig dimaksudkan untuk mereduksi gerakan apa
pun menjadi komponen-komponennya yang paling mendasarElemen-elemen
dasar Therblig ini sebagian besar berkaitan dengan gerakan tangan yang biasanya
terjadi dalam pekerjaan manual. Konsep Therblig bertujuan untuk memecah
gerakan apa pun menjadi komponen-komponen paling mendasar, sehingga dapat
dianalisis lebih detail untuk mencapai efisiensi dan perbaikan proses kerja yang
lebih baik. Dengan demikian, studi gerakan ini memiliki peran yang krusial dalam
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja di berbagai industri.
(Willems, 2023).

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel
Adapun identifikasi variabel dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam
hal ini variabel terikatnya adalah waktu, jarak, gerakan tangan kanan dan
tangan kiri.
2. Variabel bebas adalah variabel-variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, dalam hal ini variabel bebasnya adalah data pengamat dan
kemampuan praktikan.

3.2. Flowchart
Langkah-langkah dalan penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:

Mulai

Studi Lapangan Studi Literatur

Rumusan Masalah

Tujuan Praktikum

Manfaat Praktikum

Batasan Masalah

Asumsi-Asumsi

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
A

Identifikasi Variabel

Pengumpulan Data:
1. Ukuran
2. Waktu
3. Gerakan

Pengolahan Data
a. Peta Proses Operasi
b. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Tidak
Data

Ya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Prosedur Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum modul peta kerja
keseluruhan dan peta kerja setempat adalah:
1. Pada stasiun kerja 1 ini prosedur kerja yang dilakukan adalah menyatukan
motor penggerak dengan rumah kipas bagian belakang dengan memasang
baut menggunakan obeng.
2. Proses kerja yang dilakukan pada stasiun kerja tahap kedua adalah
menggabungkan rumah motor dengan rangkaian yang sudah dilakukan di
stasiun pertama dengan memasang baut menggunakan obeng.
3. Pada proses ketiga ini yang dilakukan adalah memasang knop ke dalam
rumah motor dengan memasang baut menggunakan obeng.
4. Proses kerja yang dilakukan pada stasiun kerja tahap keempat adalah
pemasang kipas ke rangkaian sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan
memasang rumah kipas bagian depan.
5. Proses kerja tahap kelima ini menyatukan bagian bodi kipas dengan rangkaian
kepala kipas dengan baut menggunakan obeng.
6. Pada stasiun akhir ini prosedur kerja yang dilakukan adalah tahap
pemeriksaan (inspeksi) dengan mencolokkan rangkain yang sudah jadi ke
dalam stopkontak.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
4.2. Pengamatan Data
4.2.1 Peta Proses Operasi (OPC)
Tabel 4.1 Peta Proses Operasi Perakitan Kipas Angin
PETA PROSES OPERASI
Pekerjaan : Perakitan Kipas Angin Tanggal Pemetaan : 05 September 2023
No Peta : 01 Dipetakan Oleh : Sesi Selasa/Kelompok 34
Sekarang Usulan

Motor Penggerak &


O-1
Rumah Kipas (belakang)
117”

O-2 Stasiun Rumah Motor


128”

O-3 Stasiun Knop


145”
Pemasangan Baling-
O-4 baling Kipas
22”

Body Kipas
O-5
40”
RINGKASAN
Kegiatan Jumlah Waktu
O-6 Pemeriksaan (Inspeksi)
Operasi 5 452” 44”
Pemeriksaan 1 44”

Penyimpanan 1

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
4.2.2 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Tabel 4.2 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Perakitan Kipas Angin
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN
Pekerjaan : Merakit Kipas Angin
Departemen : Laboratorium Perancangan Sistem Kerja 2023
Nomor Peta : 02
Sekarang Usulan
Dipetakkan oleh : Sesi Selasa/Kelompok 34
Tanggal dipetakan : 05 September 2023
Jarak Waktu Waktu Jarak
No Tangan Kiri Lambang Tangan Kanan
(cm) (detik) (detik) (cm)
1 Menjangkau motor 65 117 RE RE 117 65 Menjangkau
penggerak, G G rumah kipas
memegang motor A H bagian belakang,
penggerak, RL A memasang rumah
memegang motor U kipas bagian
penggerak dan RL belakang ke
rumah kipas bagian motor penggerak,
belakang, menjangkau
memegang motor baut, memegang
penggerak yang baut,
telah disatukan menjangkau
dengan rumah kipas obeng,
bagian belakang, memegang
merakit rumah obeng,
kipas bagian menyatukan
belakang dan motor rumah kipas
penggerak dengan bagian belakang
baut, meletakkan dan motor
benda kerja pada penggerak
conveyor dengan baut,
meletakkan
benda kerja pada
conveyor
2 Memegang rumah 65 128 G RE 128 65 Memasang motor
motor, memegang RL G penggerak ke
komponen saklar H rumah motor
A dengan baut,
U memasang
RL komponen saklar
ke rumah motor
menggunakkan
baut
3 Memegang 65 145 RE RE 145 65 Memasukkan
Kerangka kipas, G G knop pada
dan menahan benda RL H kerangka kipas
pada saat A angin dan
melakukan U mengencangkann
pemasangan RL ya dengan

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
menggunakan
obeng,
memasang
sekrup dan
mengoperasikan
obeng
4 Menjangkau benda 65 22 RE RE 22 65 Menjangkau
kerja, memegang A G baling-baling
kerangka kipas, RL A kipas, memegang
merakit baling- RL baling-baling
baling dan kipas, merakit
kerangka kipas baling-baling dan
angin, meletakkan kerangka kipas
benda kerja pada angin,
conveyor meletakkan
benda kerja pada
conveyor
5 Menjangkau body 65 40 RE RE 40 65 Menjangkau
kipas angin, G G rakitan pada
memegang body RL H stasiun
kipas angin, A sebelumnya,
menjangkau baut, RL memegang
memegang baut, rakitan kipas
menahan baut, angin,
memegang rakitan menjangkau
kipas angin, baut, memegang
meletakkan benda baut,
kerja pada conveyor menjangkau
obeng,
memegang
obeng,
merekatkan baut
dengan memutar
obeng
6 Memegang bagian 65 44 G RE 44 65 Menjangkau
bawah kipas angin, I G rakitan pada
memeriksa bagian I stasiun
bawah kipas angin, H sebelumnya,
memegang gagang U memegang
kipas angin P bagian atas kipas
angin,
memeriksa
bagian atas kipas
angin,
memegang dan
mencolokkan
kabel ke
stopkontak
Total 390 493 493 390

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
4.3. Hasil dan Analisa
4.3.1 Gambar Hasil Perakitan

Gambar 4.1 Hasil Perakitan Kipas Angin


4.3.2 Peta Proses Operasi (OPC)
Dalam menguraikan tahapan pengerjaan suatu objek dari analisis awal
hingga fase akhir operasi, peta proses memainkan peran penting dalam membantu
visualisasi yang lebih detail. Peta proses merupakan alat yang sangat penting
dalam menjalankan studi mengenai operasi manufaktur dalam sistem produksi.
Dengan menggunakan peta-peta ini, kita memiliki kemampuan untuk melihat
dengan jelas setiap langkah atau peristiwa yang dialami oleh objek kerja mulai
dari saat pertama masuk ke dalam pabrik hingga menjadi produk jadi, baik itu
merupakan produk lengkap atau hanya sebagian dari produk akhir.
Dari peta proses operasi di atas, dapat diketahui bahwa pada stasiun pertama
terdapat proses perakitan komponen utama yaitu pemasangan motor penggerak
dan rumah kipas, Motor penggerak mempunyai kumparan utama dan kumparan
bantu yang kemudian dihubungkan dengan kapasitor dengan memasang baut pada
kumparan bantu terdapat 3 lubang untuk melekatkan komponen utama dengan
kumparan bantu, jika sudah letakkan pada conveyor untuk lanjut di stasiun kedua
yaitu stasiun rumah motor pada saat proses ini kita merakit arus listrik pada motor
kipas angin dan periksa agar komponen yang terpasang tidak salah
penempatannya agar tidak terjadi konsleting listrik, selanjutnya pada stasiun
ketiga adalah pemasangan knob osilator biasanya ada dibagian belakang kipas

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
angin. Pada beberapa kipas angin, komponen ini terbuat dari plastik dan jika
ditarik akan membuat kipas menengok ke kanan dan kiri, cek apakah dapat
berfungsi dengan baik jika sudah letakkan pada conveyor untuk lanjut step
selanjutnya pada stasiun keempat yaitu memasang baling baling kipas Biasanya
komponen baling-baling pada kipas angin terbuat dari plastik, tetapi ada juga
yang terbuat dari seng. Lengkungan baling-baling kipas angin juga bervariasi
tergantung pada model dan kegunaannya. Misalnya, baling-baling kipas angin
duduk berbeda dengan kipas hisap karena fungsinya juga berbeda. Meningkatkan
lengkungan pada baling-baling dapat meningkatkan efisiensi hasil angin yang
dihasilkan. Setelah berhasil berputar dengan lancar, langkah berikutnya adalah
menuju ke tahap pemasangan body kipas, yang memerlukan kehati-hatian ekstra
karena body kipas mudah retak jika tidak dipasang sesuai petunjuk yang telah
disediakan. Setelah body kipas terpasang dengan benar, langkah terakhir adalah
melakukan pemeriksaan komponen pada produk akhir dari proses perakitan. Jika
semua langkah telah dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SOP), maka kinerja operasional kipas angin dapat berjalan dengan optimal.
4.3.3 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Dari pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan diantaranya ada 18
gerakan tangan kiri dan 23 gerakan tangan kanan, sehingga terjadi
ketidakseimbangan kedua tangan pada saat yang perakitan produk., di stasiun
pertama tangan kanan melakukan beberapa gerakan seperti menjangkau rumah
kipas bagian belakang, memasang rumah kipas bagian belakang ke motor
penggerak, menjangkau baut, memegang baut, menjangkau obeng, memutar
obeng, menyatukan rumah kipas bagian belakang dan motor penggerak dengan
baut, meletakkan benda kerja pada conveyor dengan jarak tangan 65 cm dijangkau
dalam waktu 117 detik, sedangkan tangan kiri melakukan beberapa gerakan
seperti menjangkau motor penggerak, memegang motor penggerak, memegang
motor penggerak dan rumah kipas bagian belakang, memegang motor penggerak
Pada stasiun kedua, tangan kanan melakukan beberapa gerakan seperti
menjangkau bagian rumah motor penggerak, menjangkau baut, memasukkan baut
ke bagian dalam rumah motor penggerak, menjangkau obeng, merekatkan baut
menggunakan obeng, meletakkan benda kerja pada conveyor, sedangkan tangan

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
kiri menopang motor penggerak dan rumah kipas bagian belakang, memegang
komponen saklar, meletakkan benda kerja pada conveyor, masing-masing
ditempuh pada waktu 128 detik dengan jarak jangkauan tangan kanan dan tangan
kiri 65 cm. Pada stasiun ketiga, tangan kanan melakukan beberapa gerakan seperti
menjangkau benda kerja, memegang obeng, merakit knop dengan rumah motor
pengerak, merakit rumah motor penggerak, meletakkan benda kerja pada
conveyor, sedangkan tangan kiri menjangkau benda kerja, memegang knop,
menjangkau skrup, memegang rumah motor, meletakkan benda kerja pada
conveyor, proses keduanya terjadi selama 128 detik dengan jarak jangkauan
tangan kanan dan tangan kiri 65 cm. Pada stasiun keempat, tangan kanan
melakukan beberapa gerakan seperti menjangkau baling-baling kipas, memegang
baling-baling kipas, merakit baling-baling dan kerangka kipas angin, meletakkan
benda kerja pada conveyor dengan jarak 65 cm ditempuh dengan waktu 22 detik,
sedangkan tangan kiri menjangkau benda kerja, memegang kerangka kipas,
merakit baling-baling dan kerangka kipas angin, meletakkan benda kerja pada
conveyor dengan jangkauan 65 cm dengan waktu tempuh 22 detik. Pada stasiun
kelima, tangan kanan melakukan beberapa gerakan seperti menjangkau rakitan
pada stasiun sebelumnya, memegang rakitan kipas angin, menjangkau baut,
memegang baut, menjangkau obeng, memegang obeng, merekatkan baut dengan
memutar obeng dengan jangkauan tangan 65 cm, ditempuh dengan rata rata waktu
47 detik, sedangkan pada tangan kiri menjangkau body kipas angin, memegang
body kipas angin, menjangkau baut, memegang baut, menahan baut, memegang
rakitan kipas angin, meletakkan benda kerja pada conveyor dengan jangkauan
tangan 65 cm ditempuh dengan waktu yang sama yaitu 47 detik. Pada stasiun
terakhir, tangan kanan melakukan beberapa gerakan seperti menjangkau rakitan
pada stasiun sebelumnya, memegang bagian atas kipas angin, memeriksa bagian
atas kipas angin, memegang dan menancapkan kabel ke stopkontak, sedangkan
tangan kiri memegang bagian bawah kipas angin, memeriksa bagian bawah kipas
angin, memegang gagang kipas angin dengan jangkauan tangan yang diberikan
dengan jarak 65 cm dan waktu yang ditempuh 27 detik kemudian proses perakitan
dinyatakan berhasil jika kipas dapat berfungsi dengan baik.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum modul peta kerja keseluruhan dan peta
kerja setempat ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil praktikum, aliran bahan atau aktivitas orang berawal dari stasiun
kerja 1 dimana prosedur kerja yang dilakukan adalah menyatukan motor
penggerak dengan rumah kipas bagian belakang. Pada stasiun kerja 2,
melakukan penggabungan antara rumah motor dengan rangkaian yang sudah
dilakukan di stasiun pertama. Pada stasiun kerja 3, memasang knop ke
dalam rumah motor. Pada stasiun kerja 4, melakukan pemasanga kipas ke
rangkaian sebelumnya yang dilanjutkan dengan memasang rumah kipas
bagian depan. Pada stasiun kerja 5, menyatukan bagian body kipas dengan
rangkaian kepala kipas. Tahap yang terakhir terdapat pada stasiun kerja 6,
yakni melakukan pemeriksaan atau inspeksi.
2. Dari hasil praktikum, dengan adanya proses perakitan kipas angin yang
tidak sesuai dengan langkah-langkah, maka perakitan kipas angin
mengalami hambatan akibat melakukan kesalahan atau terlewat dari
langkah-langkah sebelumnya. Terbukti dari proses perakitan kipas angin
sampai dengan tahap pemeriksaan atau inspeksi di stasiun kerja 6 dapat
dikatakan berhasil karena kipas angin tidak dapat menyala.
3. Dari hasil praktikum, dapat dilihat bahwa pada proses perakitan kipas angin
sudah mencapai keseimbangan antara tangan kiri dan kanan dari stasiun
kerja 1 sampai dengan stasiun kerja 6. Hal ini dapat dikatakan mengurangi
kelelahan kerja dalam proses perakitan kipas angin karena kedua tangan
(tangan kiri dan tangan kanan) sama-sama melakukan pekerjaan, sehingga
tidak mengalami keterlambatan dalam proses perakitan yang berakibat pada
bertambahnya durasi proses perakitan kipas angin.
4. Proses perancangan peta kerja keseluruhan menghasilkan pandangan
menyeluruh tentang perakitan produk yang mencakup tahapan perencanaan,
analisis, perancangan, implementasi, evaluasi, penggunaan, dan
pemeliharaan.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
5.2. Saran
Adapun saran dari praktikum modul peta kerja keseluruhan dan peta kerja
setempat ini adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan pemeliharaan dan perawatan fasilitas yang mendukung
penggunaan peralatan selama praktikum untuk mencegah kerusakan.
2. Penting bagi praktikan untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang
semua tahap perakitan komponen guna menghindari terjadinya produk cacat
selama proses produksi.
3. Disarankan untuk tetap serius dan fokus selama pelaksanaan praktikum,
menghindari perilaku yang tidak sesuai atau bercanda-canda yang dapat
mengganggu proses kerja.
4. Pastikan bahwa alat dan bahan disimpan dengan aman setelah selesai
praktikum untuk menghindari risiko kecelakaan atau kerusakan.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
VI. DAFTAR PUSTAKA
Haryudiniarti, A. N., Dionova, B. W., Sudirman, S., Karmin, K., Harjiyanto, K.,
& Hapsari, A. A. (2022). Perbaikan Waktu Kerja Dengan Menggunakan
Micromotion Study dan Penerapan Kaizen Dalam Meningkatkan
Produktifitas Di Perusahaan Mainan Anak PT. XY. Eksergi, 18(1), 50.
Larasati, L., & Maflahah, I. (2021). Standard Time Analysis on The Cutting and
Packaging Section of Porridge Sticky Rice “JELITA”. PROZIMA
(Productivity, Optimization and Manufacturing System Engineering), 5(2),
65.
Martha, N. S., & Ardiansah, I. (2020). Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas
Produksi Industri Kopi Studi Kasus Cv. Tri Anom Agrotektur. Jurnal
Rekayasa Sistem Industri, 5(2), 127.
Nasution, H., Achiraeniwati, E., & Selamat, S. (2021). Perancangan Pembagian
Aktivitas Kerja Berdasarkan Waktu Baku dengan Menggunakan Peta Proses
Kelompok Kerja di PT X. Prosiding Teknik Industri, 254-255.
Purbasari, A., Azizta, M., & Siboro, B. A. H. (2019). Analisis Postur Kerja Secara
Ergonomi Pada Operator Pencetakan Pilar Yang Menimbulkan Risiko
Musculoskeletal. Sigma Teknika, 2(2), 143-150.
Putra, B. I., & Jakaria, R. B. (2020). Buku Ajar Analisa dan Perancangan Sistem
Kerja. Umsida Press.
Raharja, S. U. J., & Arifianti, R. (2020). ANALISIS PETA ALIRAN PROSES
PADA INDUSTRI KERAMIK PLERED PURWAKARTA,
INDONESIA. AdBispreneur: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi
Bisnis dan Kewirausahaan, 4(2), 104.
Willems, B. (2023). Too tidy to dance: Edith Wharton’s" Twilight sleep" and the
domestication of scientific management. Umjetnost riječi: Časopis za
znanost o književnosti, izvedbenoj umjetnosti i filmu, 67(1), 43.
Zadry, H. R., Susanti, L., Yuliandra, B., & Jumeno, D. (2015). Analisis dan
Perancangan Sistem Kerja. Andalas University Press.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL I (PETA KERJA KESELURUHAN & PETA KERJA SETEMPAT)
SESI SELASA/ KELOMPOK 34
LAMPIRAN

1. 17 Lambang Therblig

Lambang
Nama Therbligs Kode Warna Lambang Gambar
Huruf
Mencari (Search) Sh Black

Memilih (Select) SI Gray, Light

Memegang (Grasp) G Lake red

Menjangkau /Membawa tanpa TE


beban (Transport Empty) Olive Green

Membawa dengan beban TL


(Transport Loaded) Green

Memegang (Hold) H Gold Ochre

Melepas (Release load) RL Carmine red

Mengarahkan (Position) P Blue

Mengarahkan awal (Pre


PP Sky blue
Position)

Memeriksa (Inspection) I Burn ochre

Violet,
Merakit (Assambly) A
Heavy
Mengurai Rakit DA Violet
(Disassembly)
Memakai (Use) U Purple

Kelambatan yang tak


Yellow
terhindarkan (Unavoidable UD
Ochre
Delay)
Kelambatan yang dapat
Lemon
dihindarikan (Avoidable AD
yellow
delay)
Merencana (Plan)
Brown
AD

Istirahat untuk menghilangkan


lelah (Rest to Overcome AD Orange
Fatigue)

2. 6 Foto Proses Perakitan Kipas Angin

Anda mungkin juga menyukai