Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum


Pada sebuah perusahaan yang mempunyai proses pembuatan produk yang
rumit, terkadang pimpinan perusahaan sulit mengetahui proses yang berlangsung
pada perusahaan baik dalam sebagian proses maupun secara keseluruhan.
umumnya semua perbaikan yang dilakukan ditunjukkan untuk mengurangi biaya
produksi secara keseluruhan. Dengan demikian peta kerja akan merupakan alat
yang baik dipakai untuk menganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan
mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada. Dalam menganalisa
suatu sistem kerja, terlebih dahulu menganalisa serta memperbaki kerja pada
kegiatan kerja setempat.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja yang
sistematis dan jelas. Peta kerja juga merupakan alat komunikasi secara luas
sehingga kita bisa mendapatkan informasiyang diperlukan untuk memperbaiki
suatu metode kerja. Lewat peta kerja ini kita dapat melihat semua langkah atau
kegiatan yang dialami oleh suatu benda kerja mulai dari masuk pabrik sampai
akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap ataupun bagian dari suatu
produk lengkap. Karena kita mengetahui bahwa banyak manfaat yang bisa didapat
dari penggunaan peta kerja didalam membuat atau memproses suatu produk.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka setiap proses yang ada
dalam pelaksanaan praktikum tersebut dapat diaplikasikan ke dalam sebuah peta.
Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi
akan lebih mudah dilaksanakan.
Pada dasarnya semua perbaikan diatas bertujuan untuk mengurangi biaya
secara keseluruhan. Peta kerja juga merupakan alat yang baik untuk dipakai
menganalisa suatu operasi kerja. Dengan dilakukannya praktikum ini, diharapkan
para mahasiswa mampu memahami dan menggunakan berbagai macam peta

217
kerja ini dengan sebaik – baiknya dan menerapkannya didalam kehidupan yang
nyata.
Dan dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu menemukan akar
masalah pada tata letak yang kurang ergonomis yang menyebabkan aktivitas
produksi kurang optmal dan mahasiswa bisa membuat perbaikan peta kerja yang
lebih ergonomis, efisiensi waktu non produktif dan efektif dengan menggunakan
metode – metode yang telah dipelajari pada praktikum ini agar produktivitas dari
aktivitas produksi bisa meningkat.
Dalam praktikum kali ini, kami akan membahas tentang bagaimana
menentukan peta tangan kiri dan tangan kanan, Operation Process Chart, Flow
Process Chart, Flow Diagram Process dari produk yang telah kami buat/

1.2 Rumusan Masalah Praktikum


Adapun rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menganalisa hasil kerja dengan menggunakan peta pekerja dan
mesin ?
2. Bagaimana menganalisa waktu siklus kerja dengan menggunakan peta
tangan kanan dan tangan kiri pada setiap stasiun kerja ?
3. Bagaimana menganalisa prosentase waktu produktif dan waktu non
produktif ?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Untuk menganalisa hasil kerja dengan menggunakan peta kerja pekerja dan
mesin.
2. Untuk menganalisa waktu siklus kerja dengan menggunakan peta tangan
kanan dan tangan kiri.
3. Untuk menganalisa prosentase waktu produktif dan waktu non produktif

218
1.4 Manfaat Praktikum
Dalam praktikum ini didapatkan manfaat untuk praktikan dan secara umum
sebagai berikut :
1. Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini bagi praktikan :
a. Dapat membuat peta kerja yang lebih ergonomis, efisien dan efektif.
b. Dapat memahami bagaimana menciptakan atau memperbaiki peta kerja
yang lebih baik.
c. Dapat mengindetifikasi kegiatan – kegiatan produktif dan non produktif
pada peta kerja.
2. Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini bagi umum yaitu :
a. Dapat digunakan sebagai panduan dan pembelajaran dalam praktikum
selanjutnya mengenai analisa kerja dengan menggunakan peta kerja.
b. Dapat memberikan wawasan atau pengetahuan tentang analisa kerja
menggunakan peta kerja.
c. Sebagai referensi tentang materi analisa kerja menggunakan peta kerja.

1.5 Batasan Masalah Praktikum


Agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari permasalahan yang
ada, maka penyusunan laporan resmi ini dibatasi oleh:
1. Data yang digunakan adalah data pembuatan papan mading.
2. Produk yang dibuat hanya satu unit produk papan mading.
3. Bahan baku utama yang digunakan berasal dari kayu.

1.6 Asumsi Praktikum


Adapun asumsi yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Alat ukur yang digunakan sesuai dengan standar.
2. Semua orang atau operator dalam kondisi yang sehat dan dapat memahami
aktivitas kerja.
3. Alat pembuatan dapat produk dapat digunakan dengan kondisi standar..

219
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Peta Kerja


Alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas dapat
diartikan sebagai peta kerja. Melalui peta kerja ini dapat dilihat semua langkah
atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja yang dimulai dari masuk ke
pabrik (berupa bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang
dilalui benda kerja seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan
hingga akhirnya menjadi produk jadi baik berupa bagian dari suatu produk
lengkap maupun langsung berupa produk lengkap.
Pekerjaan atau upaya dalam memperbaiki metode kerja suatu proses
produksi akan lebih mudah untuk dilaksanakan dengan melakukan studi dengan
tepat dan benar mengenai suatu peta kerja. Tujuan utamanya yaitu untuk
mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, kemudahan
dalam perencanan perbaikan kerja akan dirasakan dengan metode peta kerja ini
karena peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan
(Sutalaksana, 2006).

2.2 Simbol – Simbol Standard yang Digunakan Pada Peta Kerja


Pada pembuatan peta – peta kerja maka diguanakan simbol-simbol standard
dari ASME (american society of mechanical engineers) yang membuat standar
lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang merupakan modifikasi dari
yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth (Sutalaksana, 2006).
Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Operasi
Apabila suatu proyek (material) akan mengalami
perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi dalam suatu
proses transformasi. Kegiatan merakit atau mengurai-
rakit juga dipertimabangkan sebagai operasi kerja. Operasi merupakan
bagian kegiatan yang paling banyak terjadi di dalam suatu proses kerja.

220
2. Inspeksi/Pemeriksaan
Kegiatan inspkesi atau pemeriksaan terjadi apabila suatu
obyek diperiksa baik pemeriksaan pada segi kualitas
maupun kuantitas apakah sudah sesuai dengan
karakteristik performansi yang sudah distandardkan. Dalam beberapa kasus
tertentu kegiatan ini bisa dilakukan bersama dengan kegiatan kerja lainnya
seperti kegiatan operasi atau transportasi.
3. Transportasi
Kegiatan transportasi terjadi bila fasilitas kerja lainnya
yang dianalisa bergerak berpindah tempat yang bukan
merupakan dari suatu operasi kerja. Suatu pergerkan yang merupakan
bagian dari suatu operasi atau disebabkan oleh pekerja pada tempat kerja
sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah meurpakan
kegiatan transportasi.
4. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja
ataupun perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa
selain menunggu (biasanya sebentar). Kegiatan ini
biasanaya berlangsung sementara (temporer).
5. Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja di
simpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Lambang
ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan
permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin
tertentu.
6. Aktivitas ganda
Seringkali dijumpai kondisi-kondisi dimana dua elemen
kerja harus dilaksanakan secara bersamaan. Untuk ini
penggambaran simbol yang dipergunakan adalah dengan
meletakkan simbol kerja yang satu di atas simbol kerja yang lainnya.

221
2.3 Studi Gerakan
Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk memudahkan
penganalisaan terhadap elemen gerakan kerja yang dipelajari, perlu dikenal
dahulu gerakan-gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan-
gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth yang menguraikan
gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen-elemen gerakan yang dinamai
dengan Therblig (Sutalaksana, 2006). Suatu pekerjaan mempunyai uraian yang
berbeda-beda jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya. Hal ini
tergantung pada jenis pekerjaannya. Secara garis besar masing-masing gerakan
Therblig dapat didefinisikan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 1995):
1. Mencari. (Sh)
Mencari adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi
suatu obyek. Gerakan dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan
berakhir jika obyek telah ditemukan. Mencari ini termasuk dalam gerakan
Therblig yang tidak efektif. Untuk mengurangi atau menghilangkan elemen
kegiatan ini maka ada beberapa hal yang harus dilaksanakan:
a. Mengetahui ciri – ciri obyek yang akan diambil.
b. Mengatur tata letak area kerja sehingga mampu mengeliminir proses
mencari.
c. Pencahayaan yang sesuai dengan persyaratan ergonomis.
d. Usahakan merancang tempat obyek yang tembus pandang (transparan).
2. Memilih. (Sl)
Memilih merupakan elemen gerakan Therblig untuk menemukan atau
memilih suatu obyek di antara dua atau lebih obyek lainnya yang sama.
Memilih ini termasuk dalam elemen gerakan Therblig yang tidak efektif.
Untuk dapat menghilangkan elemen gerakan ini maka beberapa hal yang
harus dilaksanakan adalah:
a. Obyek – obyek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang terpisah.
b. Obyek yang digunakan harus sudah standart, sehingga dapat
dipertukarkan antara yang satu dengan yang lain.

222
c. Mempergunakan suatu tempat material yang mampu mengatur posisi
obyek sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan pada saat
mengambil tanpa harus memilih.
3. Memegang. (G)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup
jari-jari tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja.
Memegang adalah elemen Therblig yang diklasifikasikan sebagai elemen
gerakan efektif yang biasanya tidak bisa dihilangkan tetapi dalam beberapa
hal dapat diperbaiki. Untuk memperbaiki elemen gerak ini dapat digunakan:
a. Mengusahakan agar beberapa obyek dapat dipegang secara bersamaan.
b. Obyek diletakan secara teratur sehingga pemegangan obyek dapat
dilaksanakan lebih mudah dibandingkan dengan letak obyek yang
berserakan.
c. Menggunakan peralatan yang dapat mengganti fungsi tangan untuk
memegang sehingga dapat mengurangi gerakan anggota badan yang
pada akhirnya dapat memperlambat datangnya kelelahan.
4. Menjangkau / Membawa Tanpa Beban (TE)
Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan
tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik
gerakan yang menuju atau menjauhi obyek. Gerakan ini diklasifikasikan
sebagai elemen Therblig yang efektif dan sulit untuk dihilangkan secara
keseluruhan dari suatu siklus kerja. Meskipun demikian gerakan ini dapat
diperbaiki dengan memperpendek jarak jangkauan serta memberikan lokasi
yang tetap untuk obyek yang harus dicapai selama siklus kerja berlangsung.
5. Membawa Dengan Beban (TL)
Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini tangan
bergerak dalam kondisi membawa beban (obyek). Elemen gerak membawa
termasuk Therblig yang efektif sehingga sulit untuk dihindarkan. Tetapi
waktu yang digunakan untuk elemen kegiatan ini dapat dihemat dengan cara
mengurangi jarak perpindahan, meringankan beban yang harus dipindahkan,

223
dan memperbaiki tipe pemindahan beban dengan prinsip gravitasi atau
mempergunakan peralatan material handling.
6. Memegang untuk Memakai. (H)
Elemen ini terjadi jika elemen memegang obyek tanpa menggerakan obyek
tersebut. Elemen memegang untuk memakai adalah elemen kerja yang
efektif yang bisa dihilangkan dengan memakai alat bantu untuk memegang
obyek.
7. Melepas (RL)
Elemen ini terjadi pada saat operator melepaskan kembali terhadap obyek
yang dipegang sebelumnya. Elemen gerak melepas termasuk elemen
therblig yang efektif yang bisa diperbaiki. Elemen kegiatan ini dapat
diperbaiki dengan cara :
a. Mengusahakan kegiatan ini dapat dilaksanakan sekaligus dengan
elemen gerakan membawa.
b. Mendesign tempat untuk melepas obyek sedemikian rupa sehingga
elemen melepas dapat dilaksanakan secara singkat.
c. Mengusahakan agar setelah melepas posisi tangan langsung berada
pada kondisi kerja untuk elemen berikutnya.
8. Mengarahkan (P)
Mengarahkan adalah elemen gerakan therblig yang terdiri dari
menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat. Elemen gerak ini
termasuk Therblig yang tidak efektif, sehingga untuk itu harus diusahakan
untuk dihilangkan. Waktu untuk mengarahkan dapat diefisiensikan dengan
mempergunakan alat bantu.
9. Mengarahkan Awal (PP)
Mengarahkan awal adalah elemen gerakan efektif Therblig yang
mengarahkan obyek ke suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja
mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan
mudah dapat dipegang dan dibawa ke arah tujuan yang dikehendaki.
10. Memeriksa (I)

224
Elemen ini termasuk dalam langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek
telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Elemen ini termasuk
elemen Therblig yang tidak efektif. Usaha-usaha yang dapat dilakukan
untuk menghindari elemen gerakan ini adalah:
a. Mengabungkan elemen gerakan memeriksa dengan kegiatan yang lain.
b. Mempergunakan peralatan inspeksi yang mampu melakukan inspeksi
untuk beberapa obyek sekaligus.
c. Penambah faktor pencahayaan terutama untuk obyek - obyek yang
kecil.
11. Merakit (A)
Merakit adalah elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua obyek
atau lebih menjadi satu kesatuan. Elemen ini merupakan elemen Therblig
yang efektif yang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi dapat
diperbaiki.
12. Mengurai Rakit (DA)
Disini dilakukan gerakan memisahkan atau mengurai dua obyek tergabung
satu menjadi obyek-obyek yang terpisah. Ini termasuk gerakan therbligh
yang efektif.
13. Memakai (U)
Memakai adalah elemen gerakan efektif Therblig dimana salah satu atau
kedua tangan digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat untuk
tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung.
14. Kelambatan yang Tidak Terhindarkan (UD)
Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan
merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung. Ini
termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
15. Kelambatan yang Dapat Dihindarkan (AD)
Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh
operator sehingga perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih
ditujukan kepada operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya.
Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.

225
16. Merencanakan (Plan)
Elemen ini merupakan proses mental dimana operator berhenti sejenak
bekerja dan memikir untuk mentukan tindakan-tindakan apa yang harus
dilakukan. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
17. Istirahat untuk Menghilangkan Lelah (R)
Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung
secara periodik. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
Gerakan yang berhubungan tubuh manusia dan gerakannya:
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang
istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris
dan berlawanan arah gerakannya.
4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam
atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam
bekerja.
6. Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat
gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada
gerakan yang dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan
irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.
9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.

2.4 Peta Pekerja dan Mesin


Peta pekerja dan mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara
siklus kerja operator dan siklus operasi dari mesin yang ditangani oleh pekerja. Di
sini ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja antara pekerja dan mesin
tersebut, yaitu (Wignjosoebroto, 1995) :

226
a. Operator bekerja – mesin menganggur (idle)
b. Operator menganggur – mesin bekerja
c. Operator bekerja – mesin bekerja
d. Operator menganggur – mesin menganggur (idle)
Peta pekerja dan mesin akan menggambarkan koordinasi atau hubungan antara
waktu bekerja dan menganggur dan kombinasi siklus kerja operator/pekerja dan
mesin.

2.5 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta tangan kiri dan tangan kanan dalam hal ini bermanfaat untuk
menganalisa gerakan tangan manusia di dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang bersifat manual. Pembuatan peta operator ini baru terasa bermanfaat apabila
gerakan yang dianalisa tersebut terjadi berulang-ulang (repetitive) dan dilakukan
secara manual. Meskipun Franks dan Lillian Gilberth telah menyatakan bahwa
gerakan-gerakan kerja manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar
Therblig dan/atau kombinasi elemen-elemen tersebut, akan tetapi di dalam
membuat peta operator akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therblig
berikut ini yang digunakan, yaitu (Wignjosoebroto, 1995) :
a. Reach (RE) = Menjangkau
b. Grasp (G) = Memegang
c. Move (M) = Memindahkan
d. Position (P)=Memposisikan
e. Use (U)= Menggunakan
f. Release (R)= Melepaskan
g. Delay (D)= Menunggu
h. Hold (H)= Menggenggam

2.6 Peta Proses Operasi (operation process chart)


Menurut Sritomo (1995) peta proses operasi seringkali disingkat dengan
peta operasi atau (operation chart) adalah peta kerja yang mencoba
menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut elemen-

227
elemen operasi secara detail. Di sini tahapan proses operasi kerja harus diuraikan
secara logis dan sistematis. Suatu elemen kadang-kadang disebut pula dengan
langkah (step) atau detail pekerjaan atau operasi adalah subdivisi yang
berlangsung singkat yang membagi siklus kerja/operasi secara keseluruhan. Untuk
pembuatan peta operasi ini maka simbol-simbol ASME yang dipakai adalah
simbol operasi, inspeksi, dan gabungan antara inspeksi dan operasi.

2.7 Peta Aliran Proses (flow process chart)


Menurut Sritomo (1995), peta aliran proses adalah suatu peta yang akan
menggambarkan semua aktivitas produktif maupun aktivitas yang tidak produktif
yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja. Metode penggambarannya hampir
sama dengan peta proses operasi hanya saja di sini akan jauh lebih detail dan
lengkap. Cara penggambarannya akan menggunakan simbol ASME (american
society of mechanical engineering) yang pernah diuraikan sebelumnya. Demikian
pula penggambaran akan dilaksanakan secara vertikal dari atas ke bawah.
Dengan memperhatikan elemen-elemen kerja yang tidak produktif ini maka
langkah-langkah perbaikan untuk penyelesaian operasi kerja akan bisa diusulkan.
Untuk perpindahan material perlu pula dicantumkan informasi mengenai jarak dan
waktu pemindahan di samping lokasi tujuan.

2.8 Diagram Aliran (flow diagram)


Diagram aliran pada dasarnya persis sama dengan peta aliran proses hanya
saja di sini penggambarannya dilakukan di atas gambar layout dari fasilitas kerja.
Di sini simbol-simbol ASME dengan nomor aktifitas masing-masing
digambarkan. Tujuan pokok dalam pembuatan Flow Diagram adalah untuk
mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas, di samping
tentunya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan di dalam
desain layout fasilitas produksi yang ada. Meskipun peta aliran proses telah
mampu memberikan informasi yang tepat dan mendetail mengenai proses kerja
yang berlangsung, akan tetapi pada peta ini masih dianggap belum mampu

228
menunjukan suatu gambaran yang jelas mengenai aliran proses yang sebenarnya
dalam suatu pabrik (Wignojosoebroto, 1995).

229
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tahap – Tahap Metode Praktikum


3.1.1 Identifikasi Masalah dan Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi masalah yang ada untuk memperoleh gambaran awal
dalam menyelesaikan tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui hasil kerja dengan
menggunakan peta kerja mesin, peta tangan kanan dan tangan kiri, peta proses
flow diagram, peta proses floow process chart, dan peta proses operation process
chart berdasarkan sudut pandang dari operator.

3.1.2 Studi Literatur


Mempelajari berbagai macam literature tentang Analisa Kerja Dengan Peta
Kerja dari buku Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi maupun melalui media
internet terkait dengan materi tersebut.

3.1.3 Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer
yang diperoleh dari praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi tentang
Analisa Kerja Dengan Peta Kerja yaitu berupa waktu yang dibutuhkan pada
masing – masing proses di setiap stasiun kerja, waktu pada setiap operasi kerja
pada peta tangan kanan dan tangan kiri.

3.1.4 Pengolahan Data


Mengolah data yang diperoleh untuk mengetahui hasil kerja dengan
menggunakan peta kerja mesin, peta tangan kanan dan tangan kiri, peta proses
flow diagram process, peta proses flow process chart, dan peta proses operation
process chart dengan menggunakan teori – teori yang sudah dipelajari di literatur
tentang Analisa Kerja Dengan Peta Kerja.

230
3.1.5 Analisa dan Pembahasan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kemudian dilakukan
analisa terhadap hasil tersebut apakah sudah sesuai dengan teori atau belum. Jika
sudah sesuai, lalu intepretasikan hasil menjadi bahasa yang lebih komunikatif
sehingga lebih mudah dipahami.

3.1.6 Kesimpulan dan Saran


Setelah melakukan analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan maka
kita dapat menarik kesimpulan dan saran dari hasil praktikum.

231
3.2 Flowchart Metode Praktikum

Mulai

Identifikasi Masalah dan Tujuan Praktikum


Tahap
Identifikasi Studi Literatur
Masalah

Pengumpulan Data :
Tahap
1. Data berupa waktu yang dibutuhkan pada
Pengumpulan
setiap proses di masing-masing stasiun
Data
kerja pembuatan papan mading
2. Data berupa waktu yang dibutuhkan di
setiap operasi pada peta kerja tangan kanan
dan tangan kiri

Pengolahan Data :
1. Peta kerja dan mesin
Tahap
2. Peta tangan kiri dan tangan kanan
Pengolahan
3. Operation Process Chart
Data
4. Flow Process Chart
5. Flow Diagram Process

Tahap Analisa
Analisa dan Pembahasan

Tahap
Kesimpulan Kesimpulan dan Saran
dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metode Praktikum

232

Anda mungkin juga menyukai