Anda di halaman 1dari 86

PERANCANGAN SISTEM INDUSTRI TERPADU 1

MODUL II
PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN PROSES

DISUSUN OLEH :
1. AGUNG FIRMANSYAH 171730057
2. MUHAMMAD TIAN 171730032
3. RIAN KARDINA 171730019

KELAS : IN5A

DOSEN PENGAJAR :
SEPTA HARDINI, S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan di era globalisasi sangat di perhatikan dalam dunia
rekayasa maupun ilmu pengetahuan, demikian juga dalam perusahaan manufaktur.
Waktu telah menjadi variabel yang penting dalam sejarah F.W. Taylor lah yang
menawarkan konsep pengukuran waktu pekerjaan manusia sebagai alat pengendalian
hasil pekerjaan di dunia industri. Dalam dunia pekerjaan khususnya industri yang
menggunakan banyak tenaga kerja (manusia), setiap tenaga kerja pasti memiliki
kualitas tenaga kerja yang beragam baik dari skill, kecepatan, keterampilan, dan
usaha dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan berbeda beda. Dalam
perhitungan waktu suatu produk dapat diselesaikan, dibutuhkan sampling dan
pengukuran kerja yang tepat, pada laporan ini kami sedikit menjabarkan tentang
pengukuran kerja dalam menghitung waktu baku.Keberhasilan suatu sistem kerja
dapat dilihat dari efisiensi dan produktifitasnya yang tinggi. Tetapi untuk mencapai
kondisi tersebut bukan hal mudah karena diperlukan teknik-teknik dan prinsip-prinsip
untuk mengatur komposisi komponen sisitem kerja yang meliput manusia, bahan
perlengkapan alat dan mesin serta lingkungan sehingga didapat suatu sistem yang
terbaik. Untuk itu maka pemahaman peta-peta kerja sebagai alat untuk analisa dan
pengetahuan waktu sekaligus sebagai salah satu kriteria pengukuran sistem kerja
perlu diusahakan. Dan karena yang akan dianalisa adalah sistem kerja setempat dan
sistem kerja kelompok maka salah satu alat yang digunakan adalah peta tangan kanan
dan petah tangan kiri.
Pengendalian kualitas merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh
perusahaan untuk mengontrol segala sesuatu yang dapat merugikan perusahaan, saat
ini pengendalian kualitas tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja tetapi
mulai diterapkan juga pada perusahaan kecil untuk mencapai produk yang standar
dengan kualitas yang maksimal dan waktu yang minimal. Setiap perusahaan perlu
untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus terhadap proses produksinya
sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang maksimal dan mempunyai
daya tarik terhadap konsumen sehingga dapat bertahan di dunia perindustrian.
Kualitas suatu produk merupakan salah satu faktor yang utama bagi para konsumen
dalam memilih serta menentukan produk yang akan dibeli.
Mutu atau kualitas dalam suatu industri merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan, dimana produk berkualitas dan diolah
secara efisien oleh perusahaan merupakan salah satu cara untuk memenangkan
persaingan. Selain kualitas yang diberikan kepada konsumen, hal yang perlu
diperhatikan lainnya adalah keefisienan suatu proses dalam pengolahan produk
sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dalam proses tersebut. Faktor-faktor
yang tidak efisien dan efektif dalam suatu proses produksi merupakan suatu hal yang
perlu diantisipasi sehingga 2 perusahaan tidak memerlukan biaya yang banyak dalam
proses pembuatan suatu produk, misalnya saja kesalahan dalam pembuatan produk.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mampu menghitung waktu baku dari suatu proses.
2. Mampu menentukan factor penyesuaian dan kelonggaran.
3. Mampu menguji kenormalan data, keragaman data dan kecukupan data.
4. Mampu menguji kualitas produk menggunakan peta kendali.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui waktu suatu pekerjaan dapat diselesaikan secara normal
atau tidak.
2. Memberikan masukan kepada pihak perusahaan mengenai usulan metode
kerja untuk meminimumkan waktu baku.
3. Bagi praktikan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk menyesesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan studi gerakan dan waktu baku.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka praktikan dapat
merumuskan masalah meliputi bagaimana pengukuran kerja dan menentukan waktu
baku, dan bagaimana hubungan waktu baku dengan faktor kelonggaran dan
penyesuaian, serta bagaimana mengendalikan kualitas produk dengan peta kendali.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah dari praktikum modul ini adalah :
1. Praktikan hanya menggunakan jenis pengukuran metode jam henti
(stopwatch) untuk pengukuran waktu baku.
2. Dalam menganalisis gerakan dengan menggunakan studi gerakan (gerakan
therblig) dan waktu kerja.
3. Menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan untuk menganalisis gerakan
tangan manusia.
4. Faktor penyesuaian menggunakan metode WestingHouse dan kelonggaran
proses pembuatan komponen
5. Menggunakan peta kendali atribut
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Studi Gerakan


Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk
memudahkan penganalisaan terhadap elemen gerakan kerja yang dipelajari, perlu
dikenal dahulu gerakan - gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan -
gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang
menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai
Therblig (Sutalaksana, 1979) Suatu pekerjaan mempunyai uraian yangberbeda - beda
jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya. Hal ini tergantung pada jenis
pekerjaannya. Secara garis besar masing - masing gerakan Therblig dapat
didefinisikan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 1995):
1. Mencari
Mencari adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu
obyek. Gerakan dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhirjika
obyek telah ditemukan. Mencari ini termasuk dalam gerakan Therblig yang tidak
efektif. Untuk mengurangi atau menghilangkan elemen kegiatan ini maka ada
beberapa hal yang harus dilaksanakan:
a. Mengetahui ciri - ciri obyek yang akan diambil.
b. Mengatur tata letak area kerja sehingga mampu mengeliminir proses
mencari
c. Pencahayaan yang sesuai dengan persyaratan ergonomis
d. Usahakan merancang tempat obyek yang tembus pandang
(transparan).
2. Memilih
Memilih merupakan elemen gerakan Therblig untuk menemukan atau
memilih suatu obyek di antara dua atau lebih obyek lainnya yang sama. Memilih
initermasuk dalam elemen gerakan Therblig yang tidak efektif. Untuk dapat
menghilangkan elemen gerakan ini maka beberapa hal yang harus dilaksanakan
adalah :
a. Obyek - obyek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang terpisah.
b. Obyek yang digunakan harus sudah standart, sehingga dapat
dipertukarkan antara yang satu dengan yang lain.
c. Mempergunakan suatu tempat material yang mampu mengatur posisi
obyek sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan pada saat
mengambil tanpa harus memilih.
3. Memegang (Grasp)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup
jari-jari tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Memegang
adalah elemen Therblig yang diklasifikasikan sebagai elemen gerakan efektif
yang biasanya tidak bisa dihilangkan tetapi dalam beberapa hal dapat diperbaiki.
Untuk memperbaiki elemen gerak ini dapat digunakan:
a. Mengusahakan agar beberapa obyek dapat dipegang secara bersamaan.
b. Obyek diletakan secara teratur sehingga pemegangan obyek dapat
dilaksanakan lebih mudah dibandingkan dengan letak obyek
yangberserakan.
c. Menggunakan peralatan yang dapat mengganti fungsi tangan untuk
memegang sehingga dapat mengurangi gerakan anggota badan yang
pada akhirnya dapat memperlambat datangnya kelelahan.
4. Menjangkau / Membawa Tanpa Beban (Transport Empty)
Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan
tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik gerakan
yang menuju atau menjauhi obyek. Gerakan ini diklasifikasikan sebagai elemen
Therblig yang efektif dan sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari suatu
siklus kerja. Meskipun demikian gerakan ini dapat diperbaiki dengan
memperpendek jarak jangkauan serta memberikan lokasi yang tetap untuk obyek
yang harus dicapai selama siklus kerja berlangsung.
5. Membawa Dengan Beban (Transport Loaded )
Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini
tanganbergerak dalam kondisi membawa beban (obyek). Elemen gerak membawa
termasuk Therblig yang efektif sehingga sulit untuk dihindarkan. Tetapi waktu
yang digunakan untuk elemen kegiatan ini dapat dihemat dengan cara mengurangi
jarak perpindahan, meringankan beban yang harus dipindahkan, dan memperbaiki
tipe pemindahan beban dengan prinsip gravitasi atau mempergunakan peralatan
material handling.
6. Memegang untuk Memakai ( Hold)
Elemen ini terjadi jika elemen memegang obyek tanpa menggerakan obyek
tersebut. Elemen memegang untuk memakai adalah elemen kerja yang efektif
yang bisa dihilangkan dengan memakai alat bantu untuk memegang obyek.
7. Melepas ( Release Load)
Elemen ini terjadi pada saat operator melepaskan kembali terhadap obyek
yang dipegang sebelumnya. Elemen gerak melepas termasuk elemen therblig
yang efektif yang bisa diperbaiki. Elemen kegiatan ini dapat diperbaiki dengan
cara :
a. Mengusahakan kegiatan ini dapat dilaksanakan sekaligus dengan
elemen gerakan membawa.
b. Mendesign tempat untuk melepas obyek sedemikian rupa sehingga
elemen melepas dapat dilaksanakan secara singkat.
c. Mengusahakan agar setelah melepas posisi tangan langsung berada
pada kondisi kerja untuk elemen berikutnya.
8. Mengarahkan ( Position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan therblig yang terdiri dari menempatkan
obyek pada lokasi yang dituju secara tepat. Elemen gerak ini termasuk Therblig
yang tidak efektif, sehingga untuk itu harus diusahakan untuk dihilangkan. Waktu
untuk mengarahkan dapat diefisiensikan dengan mempergunakan alat bantu.
9. Mengarahkan Awal ( Pre-Position)
Mengarahkan awal adalah elemen gerakan efektif Therblig yang
mengarahkan obyek ke suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja
mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan mudah
dapat dipegang dan dibawa ke arah tujuan yang dikehendaki.
10. Memeriksa ( Inspect )
Elemen ini termasuk dalam langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah
memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Elemen ini termasuk elemen
Therblig yang tidak efektif. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
menghindari elemen gerakan ini adalah:
a. Mengabungkan elemen gerakan memeriksa dengan kegiatan yang lain.
b. Mempergunakan peralatan inspeksi yang mampu melakukan inspeksi
untuk beberapa obyek sekaligus.
c. Penambah faktor pencahayaan terutama untuk obyek - obyek yang
kecil.
11. Merakit ( Assembly)
Merakit adalah elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua obyek
atau lebih menjadi satu kesatuan. Elemen ini merupakan elemen Therblig yang
efektif yang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi dapat diperbaiki.
12. Mengurai Rakit ( Disassembly)
Disini dilakukan gerakan memisahkan atau mengurai dua obyek tergabung
satu menjadi obyek-obyek yang terpisah. Ini termasuk gerakan therbligh yang
efektif .
13. Memakai (Use)
Memakai adalah elemen gerakan efektif Therblig dimana salah satu atau
kedua tangan digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat untuk tujuan-
tujuan tertentu selama kerja berlangsung.
14. Kelambatan yang Tidak Terhindarkan (Unavoidable Delay)
Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan
merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung. Initermasuk
gerakan therbligh yang tidak efektif .
15. Kelambatan yang Dapat Dihindarkan ( Avoidable Delay)
Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh
operator sehingga perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih
ditujukan kepada operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya. Ini
termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
16. Merencanakan ( Plan)
Elemen ini merupakan proses mental dimana operator berhenti sejenak
bekerja dan memikir untuk mentukan tindakan-tindakan apa yang harus
dilakukan. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.
17. Istirahat untuk Menghilangkan Lelah ( Rest to Overcome Fatigue)
Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung
secaraperiodik. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.

(Sumber:https://hermantechnic-ind.blogspot.com/2016/10/17-gerakan-
therblig.html)

2.2 Pengukuran Waktu Kerja


Menurut Wignjosoebroto (2003), penelitian kerja dan metode dan metode
kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana (how) suatu
macam pekerjaan akan diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip dan teknik
pengaturan kerja yamg optimal dalam sistem kerja tersebut, maka akan diperoleh
alternative metode pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan hasil yang paling
efektif dan efisien. Suatu pekerjaan akan diselesaikan secara efisien apabila waktu
penyelesaiannya dikerjakan paling singkat. Untuk menghitung waktu baku (standart
time) penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metode kerja yang terbaik,
maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuran kerja (work
measurement atau time study). Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan
usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan
suatu pekerjaan. Secara singkat pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan
keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang
dihasilkan.
Waktu baku sangat berguna untuk :
1. Perancangan kebutuhan tenaga kerja (Man Power Planning).
2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/ pekerja.
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran.
4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan atau
pekerja yang berprestasi.
5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh pekerja.
Teknik-teknik pengukuran waktu dibagi kedalam dua bagian yaitu:
1. Pengukuran waktu secara langsung
Pengukuran ini dilaksanakan secara langsung yaitu pada tempat pekerjaan
yang bersangkutan dijalankan. Misalnya pengukuran kerja dengan jam henti
(stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling).

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung


Pengukuran ini dilakukan dengan menghitung waktu kerja tanpa si
pengamat harus ditempat kerja yang diukur.Pengukuran waktu dilakukan
dengan membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya
pekerjaan. Misalnya aktivitas data waktu baku (standard data), dan data waktu
gerakan (predetermined time system).

2.2.1 Uji Keseragaman Data


Menurut Sutalaksana (2006), selain kecukupan data harus dipenuhi dalam
pelaksanaan time study maka yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa data yang
dikumpulkan harus seragam. Test keseragaman data perlu dilakukan mengingat
bahwa ketidakseragaman dengan cara visual atau mengaplikasikan peta kontrol
(control chart) yang disebut dengan Peta Kontrol Shewhart.
Dalam penentuan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)
untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% digunakan batas 1,96σ.
BKA= X + K𝜎………(1)
BKB= X – K𝜎………(2)
Dimana : X : Rata-rata waktu pengamatann
: Standar deviasi
: Tingkat kepercayaan
Berikut adalah tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji keseragaman
data:
 Untuk tingkat kepercayaan 99% harga K=3
 Untuk tingkat kepercayaan 95% harga K=2
 Untuk tingkat kepercayaan 68% harga K=1

 Rata-rata

X=
∑ Xi …… (3)
N
Dimana : X : Rata-rata waktu pengamatan
N : Jumlah pengamatan
∑ Xi :Total waktu prngamatan

 Standar Deviasi
2
𝜎 = √∑
( Xi− X)
…….. (4)
N −1
Dimana : Xi : hasil pengukuran data ke i
X : rata-rata waktu pengamatan
σ : standart deviasi
N : jumlah pengamatan

2.2.2 Uji Kecukupan Data


Menurut Sutalaksana (2006), Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diambil dari lapangan penelitian telah mencukupi untuk digunakan
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Misalkan serangkaian pengukuran
pendahuluan telah dilakukan dan hasil pengukuran ini dapat dikelompokkan ke dalam
N sampel, dimana :
N = Jumlah pengamatan pendahuluan
N' = Jumlah pengamatan yang diperlukan
σ = Standar deviasi data pengamatan
Dengan menetapkan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%
memberi arti bahwa pengukur memperbolehkan rata-rata hasil pengukurannya
menyimpang sebesar 10% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan mendapatkan
hasil tersebut adalah 95%.Dengan kata lain jika pengukur sampai memperoleh rata-
rata pengukuran yang menyimpang lebih dari 10% seharusnya, hal ini dibolehkan
terjadi hanya dengan kemungkinan 5%.
Besarnya pengamatan yang dibutuhkan (N') adalah:
N’ =¿ .......(5)
Dimana :
N’ : jumlah pengukuran yang diperlukan
a
X : waktu pengamatan
S : derajat ketelitian
Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan, hal pertama yang
dilakukan adalah pengukuran pendahuluan.Tujuan melakukan pengukuran
pendahuluan ialah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk
tingkat-tingkat ketelitian dan kepercayaan yang digunakan. Jika diperoleh dari
pengujian tersebut ternyata N’ > N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika
N’ < N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi.
(jiptummpp-gdl-ahmadsyahr-50490-3-babii.pdf)

2.3 Faktor Penyesuaian


Terdapat 4 cara penyesuaian, yaitu :
1. Schumard
Cara Shumard memberikan patokan-patokan penelitian malalui
kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Di sini
pengukuran diberi patokan untuk manilai performance kerja operator menurut kelas-
kelas superfast+, fast, fast-, exelent dan seterusnya. Seorang yang dipandang
berkerja normal diberikan nilai 60, dengan namaperformance kerja yang
lain dibandingkan untuk menghitung faktor penyesuaian.
Tabel 2.1Penyesuaian Schumard
Kelas Penyesuaian
Superfast 100

 Fast + 95
 Fast 90

 Fast - 85

 Excellent 80

Good + 75
Good 70

Good - 65

 Normal 60

 Fair + 55

2. Westinghouse
Tabel 2.2 Penyesuaian Westinghouse

3. Cara Objektif
Cara objektif memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat
kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama- sama
menentukan berapa harga p untuk mendapatkan waktu normal. Kecepatan kerja
adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa.Jika
operator bekerja dengan kecepatan wajar maka diberi nilai satu. Cara menentukan
besarnya p tidak berbeda dengan cara menentukan faktor penyesuaian dengan cara
persentase. Perbedannya terletak pada yang dinilai.
Untuk kesulitan kerja disediakan sebuah tabel yang menunjukkan berbagai
keadaan kesulitan kerja seperti apakah pekerjaan tersebut memerlukan banyak
anggota badan, apakah ada pedal kaki dan sebagainya. Angka yang ditunjukkan
dalam tabel adalah dalam perseratus dan jika nilai dari setiap kondisi kesulitan kerja
yang bersangkutan dengan pekerjaan yang sedangdiukur dijumlahkan akan
menghasilkan notasi bagi bagian penyesuaian objektif untuk tingkat keseulitan
pekerjaan.
4. Cara Bedaux dan Sintesa
Dua cara lain yang dikembangkan untuk lebih mengobjektifkan penyesuaian
adalah cara Bedaux dan cara Sintesa. Pada dasarnya cara Bedaux tidakbanyak
berbeda dengan cara Shumard, hanya saja nilai-nilai pada cara Bedaux dinyatakan
dalam ”B” Sedangkan cara Sintesa agar berbeda dengan cara-cara lain, dimana
dalam cara ini waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan
harga-harga yang diperoleh dari tabel-tabel data waktu gerakan untuk dihitung harga
rata-ratanya. Harga rata-rata yang dinilai sebagai penyesuaian bagi satu siklus yang
bersangkutan.

2.4 Faktor Kelonggaran


2.4.1. Pengertian Faktor Kelonggaran
Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan
kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator
terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah.Sifat alamiah
menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung bertambah lama, karena ‘gangguan-
ganguan’ ini muncul tidak dapat dihindarkan.
Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu : kelonggaran untuk
kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan, serta kelonggaran
untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Beberapa aktivitas yang termasuk kedalam kebutuhan kelonggaran untuk
kebutuhan pribadi, antara lain : minum untuk menghilangkan rasa haus, kekamar
kecil, bercakap-cakap dengan teman untuk menghilangkan kejenuhan kerja, dan
lain sebagainya. Aktivitas-aktivitas ini sifatnya alamiah dan mutlak. Seseorang
tidak dapat diharapkan untuk minum selama bekerja, atau tidak pergi kekamar
kecil pada saat bekerja. Dengan demikian tuntutan ini sifatnya wajar sepanjang
dilakukan dalam batas-batas yang seperlunya.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan
Dalam mendesain tempat dan cara kerja, kadang-kadang terdapat hal yang
terlewatkan, sehingga hal ini mendorong pekerja cepat merasa lelah. Untuk itu
pekerja harus diberi kesempatan istirahat sekedarnya, bahkan bila perlu pergi
keluar ruangan kerja untuk menghilangkan kelelahan. Hal ini adalah alamiah dan
wajar untuk diberikan, mengingat bahwa kelelahan yang berlangsung terus
menerus tanpa dikompensasi oleh istirahat, akan menyebabkan turunnya kualitas
maupun kuantitas kerja.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan-
hambatan yang datang pada saat pekerja tengah melakukan pekerjaannya.
Hambatan ini dapat berupa ngobrol, merokok, membaca koran, dan sebagainya.
Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus dilakukan adalah
menghilangkan ‘delay’ tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja. Namun
demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja. Antara lain
dapat berupa :
a. Menerima perintah kerja dari pengawas.
b. Listrik padam.
c. Peralatan rusak.
d. Menerima telepon.
e. Serta gangguan-gangguan kerja lainnya.
Besarnya hambatan-hambatan tersebut bervariasi dari satu pekerjaan ke pekerjaan
yang lain. Untuk itu, besarnya nilai kelonggaran pun akan berbeda-beda.
2.4.2. Cara Pemberian Kelonggaran
Pemberian faktor kelonggaran dapat dilakukan dengan menggunakan
formulasi sebagai mana dijelaskan diatas. Nilai kelonggaran umumnya dinyatakan
dalam persentase. Besar nilai ini dapat dilihat pada lampiran.Pemberian kelonggaran
umumnya merupakan hal yang harus didiskusikan antara pihak manajemen dan
pekerja. Kesepakatan akan besarnya nilai kelonggaran, akan mendorong
disepakatinya waktu standar kerja.
(sumber:https://materiapk.wordpress.com/2014/05/23/penyesuaian-dan-
kelonggaran/).

Tabel 2.3 Tabel Besar Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang


Berpengaruh
2.5 Kualitas
Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat
eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri.kualitas didefinisikan sebagai
totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Dalam mendefinisikan
kualitas produk, ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality
Management) yang saling berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama. Di bawah ini
dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM(Nasution, 2001: 15-16):
1. Menurut Juran (1993: 32)
Kualitas adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan penggunaan itu
didasarkan pada lima ciri utama berikut:
a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan.
b. Psikologis, yaitu citra rasa atau status.
c. Waktu, yaitu kehandalan.
d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan.
e. Etika, yaitu sopan santun, ramah dan jujur.
Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila produk mempunyai daya
tahan penggunaan yang lama, meningkatkan citra ataustatus konsumen yang
memakainya, tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas dan sesuai etika bila
digunakan.Khusus untuk jasa diperlukan pelayanan kepada pelanggan yang
ramah, sopan serta jujur sehingga dapat menyenangkan atau memuaskan
pelanggan.

2. Menurut Crosby (1979: 58)


Kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan
yangdisyaratkan atau distandarkan.Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai
dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan
baku, proses produksi dan produk jadi.

3. Menurut Deming (1982: 176)


Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.Apabila Juran
mendefinisakan kualitas sebagai fitness for use dan Crosby sebagai conformance
to requirement, maka Deming mendefisinikan kualitas sebagai kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat
memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan
dihasilkan.

4. Menurut Feigenbaum (1986: 7)


Kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).
Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya
kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu
produk

5. Menurut Garvin (1988)


Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau harapan konsumen pada
suatu produk selalu berubah sehingga kualitas produk juga harus berubah atau
disesuaikan. Dengan perubahan kualitas produk tersebut, diperlukan perubahan
atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan
tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi atau
melebihi harapan konsumen. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang
diterima secara universal, namun dari ke lima definisi kualitas di atas terdapat
beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:
1. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan.
3.Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa mendatang) (Nasution, 2001: 15).

2.5.1 Manajemen Kualitas


Pada dasarnya Manajemen Kualitas (Quality Management) atau Manajemen
Kualitas Terpadu (Total Quality Management = TQM) didefinisikan sebagai suatu
cara meningkatkan performansi secara terusmenerus (continuous performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari
suatu organisasi dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang
tersedia. ISO 8402 (Quality Vocabulary) mendefinisikan Manajemen Kualitas
sebagai semua aktifitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan
kebijakansanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta
mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas (quality
planning), pengendalian kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality
assurance), dan peningkatan kualitas (quality improvement).
Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari
manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi. Dari definisi tentang
manajemen kualitas di atas, ISO 8402 (Quality Vocabulary) juga mengemukakan
beberapa definisi tentang perencanaan kualitas (quality planning), pengendalian
kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance), dan peningkatan
kualitas (quality improvement), sebagai berikut (Gaspersz, 2001: 5-6):
1. Perencanaan kualitas (quality planning) adalah penetapan dan pengembangan
tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
2. Pengendalian kualitas (quality control) adalah teknik-teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
3. Jaminan kualitas (quality assurance) adalah semua tindakan terencana dan
sistematik yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan
kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas
tertentu.
4. Peningkatan kualitas (quality improvement) adalah tindakan-tindakan yang diambil
guna meningkatkan nilai produk untuk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan
efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
(http://eprints.ums.ac.id/24022/3/05._BAB_II.pdf)

2.6 Pengendalian Proses


Pengendalian proses adalah disiplin rekayasa yang melibatkan mekanisme dan
algoritme untuk pengendalikan keluaran dari suatu proses dengan hasil yang
diinginkan. Contohnya, temperatur reaktor kimia harus dikendalikan untuk menjaga
keluaram produk. Pengendalian proses banyak sekali digunakan pada industri dan
menjaga keluaran produk. Pengendalian proses banyak sekali digunakan pada industri
dan menjaga konsistensi produk produksi massal seperti proses pada pengilangan
minyak,pembuatan kertas,bahan kimia,pembangkit listrik, dan lainnya. Pengendalian
proses mengutamakan otomasi sehingga hanya di perlukan sedikit personel untuk
mengoperasikan proses yang komplek.
Sebagai contoh adalah sistem pengaturan temperatur ruangan agar
temperaturTemperatur ruangan agar temperatur ruangan terjaga konstan setiap
saat,misalnya pada 20 ‘C. Pada kasus ini, temperatur diukur oleh suatu termometer da
digunakan untuk. Pada kasus ini, temperatur disebut sebagai variabel terkendali.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengendalian_proses)
2.6.1 Tipe-tipe Proses Dalam Pengendalian Proses
Dalam praktiknya, sistem pengendalian proses di karakteristikan dalam
bentuk, yaitu:
1. Diskit
Ada pada aplikasi pengemasan serta manufaktur, Pemasanagan dengan
bantuan sebuah robot, seperti yang biasa dippakai pada produksi otomotif bisa di
karakteristikan sebagai pengendali proses diskrit. Sebagian besar proses
manufaktur diskrit melibatkan produksi bagian produkdengan secara diskrit,
seperti pembentukan sebuah logam.
2. Pertanian
Ada bberapa aplikasi memerlukan digabungkannyabahan-bahan baku yang
spesifik, dengan cara tertentu dengan jangka waktu tertentu agar dapat
menghasilkan produk s sampling atau produk akhir. Sebagai contoh pada sebuah
produksi makanan dan obat. Proses pertanian umumnyadilakukan untuk dapat
memproduksi produk dengan volume rendah hingga sedang.
3. Kontinu
Terkadang proses produksi berjalan dengan terus menerus tanpa terhenti.
Pengendalian temperatur air pada jaket pemanas merupakan sebuah contoh
pengendalian proses secara kontinu. Contohnya adalah produksi bahan bakar
dengankapasitas yang besar.
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pengendalian-proses-teknik-
kimia-beserta-tipe-dan-contohnya/#forward)
BAB III
DIAGRAM ALIR PRAKTIKUM

Diagram Alir Pembuatan Mainan Kereta Api Plastik

MULAI

IDENTIFIKASI
MASALAH

TUJUAN DAN
MANFAAT

PENGUMPULAN DATA
 Waktu siklus operator dalam perakitan komponen
 Jarak operator dengan komponen-komponen lain
 Faktor penyesuaian dan kelonggaran
 Sampel produk dan jenis cacat

PENGOLAHAN
 Waktu baku eksisting dan usulan
 Uji kenormalan data, uji keseragaman data, dan
kecukupan data.
 Layout dan waktu baku usulan
 Peta kendali
 Peta tangan kanan dan kiri

ANALISIS DATA

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum


3.2 Deskripsi diagram alir
1. Identifikasi masalah adalahsalahsatu proses penelitan yang bolehdikatakan
paling pentingdiantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan
kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bias
disebut peneliti atau tidak.
2. Tujuan dan manfaat mengenal pasti masalah, memberikan maklumat dan
fakta, mencadangkan penyelesaian, mencadangkan tindakan yang perlu
dilakukan, serta membua tkesimpulan. Manfaat ialah Dasar penentuan
kebijakan dan pengarahan pimpinan serta Bahan penyusun an rencana
kegiatan berikutnya.
3. Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan
digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Validitas instrument
pengumpulan data sertakualifias ipengumpul data sangat diperlukan untuk
memperoleh data yang berkualitas. Komponenproduk yang ada disini ialah
mainan kereta api plastik.
4. Pengolahan data (data processing) adalah manipulasi data kedalam bentuk
yang lebih berarti berupa informasi, sedangkan informasi adalah hasil dari
kegiatan-kegiatan pengolahan data yang memberikanbentuk yang lebih berarti
dari suatu kegiatan atau peristiwa. Data yang dapat diolah disini adalah
Pengukuran waktu kerja dan data Pengendalian proses.
5. Analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi
sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah
dimengerti dan berguna untuk solusi suatu permasalahan, khususnya yang
berhubungan dengan penelitian.
6. Kesimpulan adalah pernyataan singkat, jelas, dan systematis dari keseluruhan
hasil analisis, pembahasan, dan pengujian hipotesis dalam sebuah penelitian.
Saran adahulu pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan
pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan
penelitian lanjutan.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Dari hasil pengamatan didapatdata waktu kerja dan layout meja kerja sebagai
berikut.
4.1.2 Peta Tangan Tangan Kiri

Tabel 4.1 Peta Tangan Tangan Kiri

Tangan kiri jarak waktu Lambang Waktu jarak Tangan kanan

Mejangkau 48 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta
1

Memegang 48 G RE 40 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas
2

Membawa 30 M G 40 Memegang
kerangka kereta kerangka atas
2

Memegang 18 G M 30 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta atas pada kerangka
kereta

3
Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil
Memegang 10 G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 1 Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 2 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 1 Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kereta I
1

Mejangkau 2 RE D 0 Menganggur
kerangka kereta
Memegang G RE 2 40 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Membawa M G 40 Memegang
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G M 30 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A 3 Merakit kerangka


kerangka kereta atass pada
kerangka kereta

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 2 20 Membawa
kerangka kereta 11 kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil
Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kereta II

Mejangkau 48 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta

Memegang 48 1 G RE 2 40 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Membawa 30 2 M G 1 40 Memegang
kerangka kereta kerangka atas

Memegang 18 G M 30 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta atass pada
10 2 kerangka kereta

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil
Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kereta III

Mejangkau 48 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta

Memegang 48 1 G RE 40 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Membawa 30 2 M G 40 Memegang
kerangka kereta 2 kerangka atas

Memegang 18 G M 30 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta atass pada
10 kerangka kereta

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil
Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kereta IV

Menjangkau 48 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta I

Memegang 48 1 G RE 2 30 Menjangkau
kerangka kereta I kerangka kecil

Membawa 30 2 M G 30 Memegang
kerangka kereta 1 kerangka kecil

Memegang 18 3 G M 20 Membawa
kerangka kereta I kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta I kecil

Menjangkau 50 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta II

Memegang 50 1 G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta II kerangka kecil

Membawa 30 M G 30 Memegang
kerangka kereta 2 kerangka kecil
1I
3

Memegang 20 G M 20 Membawa
kerangka kereta II kerangka kecil

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta II kecil

Menjangkau 53 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta
IIII

Memegang 53 1 G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil
III

Membawa 30 M G 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil
1II
2
2
Memegang 23 G M 20 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
III

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil
III

Menjangkau 55 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta
IV

Memegang 55 1 G RE 2 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil
IV

Membawa 30 M G 1 30 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil
1V
2

Memegang 25 G M 20 Membawa
kerangka kereta I kerangka kecil
2

Memegang G A Merakit kerangka


kerangka kereta kecil
IV

Menjangkau 48 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta I

Memegang 48 1 G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta I

Membawa 30 M G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta I
2

Memegang 18 G M 20 Membawa ban


kerangka kereta I
2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta I

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta I

Memegang G G 2 35 Memegang ban


kerangka kereta I

Memegang 4 G M 1 20 Membawa ban


kerangka kereta I

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta I
Memegang G RE 35 Menjangkau ban
kerangka kereta I
2

Memegang G G 35 Memegang ban


kerangka kereta I

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta I

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta I

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta I

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta I

Memegang G M 2 30 Membawa ban


kerangka kereta I

Memegang G A 3 Merakit ban


kerangka kereta I

Menjangkau 50 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta II

Memegang 50 1 G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta II

Membawa 30 2 M G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta II

Memegang 20 G M 30 Membawa ban


kerangka kereta II
Memegang G A 2 Merakit ban
kerangka kereta II

Memegang G RE 3 34 Menjangkau ban


kerangka kereta II

Memegang 4 G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta II

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta II
2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta II

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta II

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta II

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta II
2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta II

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta II

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta II

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta II
Memegang G A 2 Merakit ban
kerangka kereta II

Menjangkau 53 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta W
III

Memegang 53 1 G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
III

Membawa 30 2 M G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta
III

Memegang 23 G M 30 Membawa ban


kerangka kereta
III 2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta
III
4

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
III

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta
III

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta
III

2
Memegang G A Merakit ban
kerangka kereta
III
Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban
kerangka kereta
III

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta
III

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta
III 2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta
III

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
III

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta
III

Memegang G M 30 Membawa ban


kerangka kereta
III 2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta
III

Menjangkau 3 RE D 1 0 Menganggur
kerangka kereta
Iv

Memegang 55 1 G RE 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
IV

Membawa 55 2 M G 35 Memegang ban


kerangka kereta
IV

Memegang 30 G M 20 Membawa ban


kerangka kereta
IV 2

Memegang 25 G A Merakit ban


kerangka kereta
IV

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
IV 4

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta
IV

Memegang G M 20 Membawa ban


kerangka kereta
IV 2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta
GIV

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
IV

Memegang G G 1 30 Memegang ban


kerangka kereta
IV
Memegang G M 2 20 Membawa ban
kerangka kereta
IV

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta
IV

Memegang G RE 3 35 Menjangkau ban


kerangka kereta
IV

Memegang G G 1 35 Memegang ban


kerangka kereta
IV

Memegang G M 20 Membawa ban


kerangka kereta
IV 2

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta
IV

Memegang G 3 40 Menjangkau
kerangka kereta cerobong asap
IV

Memegang G G 1 40 Memegang
kerangka kereta cerobong asap
IV

Memegang G M 30 Membawa
kerangka kereta cerobong asap
IV 2

Memegang G A Merakit cerobong


kerangka kereta asap
IV
Menjangkau 48 RE RE 3 40 Menjangkau
kerangka kereta I kepala keretar

Memegang 48 G G 1 40 Memegang kepala


kerangka kereta I kereta

Membawa 30 4 M M 2 30 Membawa kepala


kerangka kereta I kereta

Memegang 18 G RE 3 40 Menjangkau
kerangka kereta I kerangka kereta II

Memegang G G 1 40 Memegang
kerangka kereta I kerangka kereta II

Memegang G M 30 Membawa
kerangka kereta I kerangka kereta II
2

Memegang G A Merakita kera I


kerangka kereta I dan II

Memegang kereta G RE 3 43 Menjangkau


I dan II kereta III

Memegang kereta G G 1 43 Memegang kereta


I dan II III

Memegang kereta G M 30 Membawa kereta


I dan II III
2

Memegang kereta G A Merakit kereta III


I dan II pada kereta I dan
II

Memegang kereta G RE 3 45 Menjangkau


I, II dan III kereta IV
Memegang kereta G G 1 45 Memegang kereta
I, II dan III IV

Memegang kereta G M Membawa kereta


I, II dan III Iv
2

Memegang kereta G A Merakit kereta IV


I, II dan III pada kere I, II dan
III
Ringkasan

Waktu Tiap Siklus : 155

Waktu untuk membuat mainan Kereta Api : 155 detik = 2,35 menit

Jumlah produk tiap siklus : 1 Buah

4.1.3 Layout Meja Perakitan Eksisting


LAYOUT MEJA KERJA
Nama : Kereta Api Plastik
No. Peta : 01
Dipetakan Oleh : Agung Firmansyah
Tanggal Dipetakan : 16 Oktober 2019
2
3 5 6 7
Keterangan:
1. Kerangka Kereta
2. Ban
3. Orang
4. Kerangka Atas
5. Cerobong asap dan
Kepala Kereta
6. Kerangka Kecil

Gambar 4.2 Layout Meja Perakitan Eksisting


4.1.4 Data Perakitan Eksisting
Telah didapat data dengan 10kali percobaan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data Perakitan Eksisting

Data Waktu Perakitan (Detik)

1 155
2 145
3 155
4 147
5 150
6 148
7 155
8 147
9 155
10 148

4.1.5 Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran


a. Penyesuaian
Berdasarkan yang terjadi pekerjaan dilakukan oleh operator dengan
keadan keterampilan sangat baik , usaha yang dilakukan kategori baik, kondisi
kerja baik, konsistensi kerja yang baik maka didapat kan faktor penyesuaian
nya dengan metode westinghouse. Dalam menghitung waktu penyesuaian,
bagi keaadan yang dianggap wajar diberi harga p=1.
Skill : Excellent (C1) = + 0,11
Effort : Good (C1) = + 0,05
Conditions : Good (C) = + 0,02
Consistency : Good (C) = + 0,01
Jumlah = + 0,19
Jadi p = (1+0,19)= 1,19

b. Kelonggaran
Berdasarkan yang terjadi pekerjaan dilakukan oleh seorang operator
dengan jenis kelamin laki-laki dengan tenaga yang dikeluarkan dapat
diabaikan, sikap kerja berkerja duduk ringan, gerakan kerja normal,
pandangan yang terus menerus dengan fokus berubah ubah dengan
pencahayaan baik, keadan suhu tempat kerja sedang, keadaan atmosfer yang
cukup dan lingkungan yang cukup bising. Berdasarkan faktor tersebut besar
kelonggarannya adalah:
1. Tenaga yang dikeluarkan dapat diabaikan = 4,0
2. Sikap kerja duduk =0
3. Gerakan kerja normal =0
4. Pandangan terus menerus fokus berubah ubah = 15,0
5. Keadaan suhu tempat kerja sedang = 5,0
6. Keadaan atmosfer baik =0
7. Keadaan lingkungan yang cukup bising =1
8. Kebutuhan pribadi (Pria) =2
Jumlah = 27%
Kelonggaran tak terhindarkan = 5% +
Jadi, kelonggaran (i) = 32%
Hasil interaksi dari faktor kelonggaran tersebut adalah 32%.

4.1.6 Sampel Produk dan Jenis Cacat


Pada mainan kereta api terdapat 6 komponen. Dari 6 komponen tersebut
terdapat 3 komponen yang dibuat oleh suplier, diantaranya yaitu ; ban, kerangka, dan
kontainer kecil . sedangkan 3 komponen yang di produksi sendiri dengan PT.
Legoindo, di antaranya : cerobong asap, kepala kereta , kerangka atas. PT. Legoindo
akan memproduksi 3000 lego mainan kereta api.
Komponen yang di produksi sendiri :

1. Cerobong Asap

Tabel 4.3 Tabel Cacat Cerobong Asap


Jumlah Jenis Produk Cacat (Pcs )
Sample Produksi Jumlah
( Pcs ) Cat tidak Potongan Ukuran Cacat
rata tidak rapi berbeda
1 120 0 2 5 7
2 140 5 3 7 15
3 100 2 2 8 12
4 80 0 0 6 6
5 100 0 5 4 9
6 60 0 0 0 0
7 75 3 0 0 3
8 80 2 4 0 6
9 100 10 10 7 27
10 40 0 0 2 2
11 50 0 2 5 7
12 55 10 3 4 17
13 80 0 4 7 11
14 110 20 2 8 30
15 120 10 3 5 18
16 100 8 5 4 17
17 100 20 6 0 26
18 95 10 4 0 14
19 100 5 2 7 14
20 120 8 8 5 21
21 120 8 4 6 18
22 120 6 6 6 18
23 90 5 8 7 20
24 135 11 7 8 26
25 125 12 5 8 25
26 130 21 3 5 29
27 100 19 4 20 33
28 120 5 2 11 18
29 100 7 8 10 25
30 135 10 6 8 24
Jumlah 3000 217 118 173 498
Rata- 7,23 3,93 5,76 16,6
rata 100

2. Kepala Kereta

Tabel 4.4 Tabel Cacat Kepala Kereta


Jumlah Jenis Produk Cacat (Pcs )
Sample Produksi Jumlah
( Pcs ) Cat tidak Potongan Ukuran Cacat
rata tidak rapi berbeda
1 120 4 4 1 9
2 120 5 6 2 13
3 120 0 5 6 11
4 90 0 0 4 4
5 135 8 0 0 8
6 125 0 3 0 3
7 130 0 4 4 8
8 100 6 0 6 12
9 120 8 0 4 12
10 100 7 0 0 7
11 135 0 0 1 1
12 40 0 0 1 1
13 50 5 4 1 10
14 55 4 5 7 16
15 80 7 6 8 21
16 110 1 2 0 3
17 120 4 3 0 7
18 100 5 2 7 14
19 100 2 1 0 3
20 95 8 0 0 8
21 100 0 0 6 6
22 120 0 9 7 16
23 140 6 2 0 8
24 100 3 7 0 10
25 80 2 4 9 15
26 100 5 3 7 15
27 60 4 0 5 9
28 75 7 0 2 9
29 80 8 4 7 19
30 100 1 0 0 1
Jumlah 3000 110 74 95 279
Rata-
rata 100 3,6 2,4 3,1 9,3

3. Kerangka atas

Tabel 4.5 Tabel Cacat Kerangka Atas


Jumlah Jenis Produk Cacat (Pcs )
Sample Produksi Jumlah
( Pcs ) Cat tidak Potongan Ukuran Cacat
rata tidak rapi berbeda
1 100 4 1 0 5
2 135 6 2 5 13
3 40 5 6 2 13
4 50 0 4 0 4
5 55 0 0 0 0
6 80 3 0 0 3
7 110 4 4 3 11
8 120 0 6 2 8
9 100 0 4 10 14
10 100 0 0 0 0
11 95 0 1 0 1
12 100 0 1 10 11
13 120 4 1 0 5
14 140 5 7 20 32
15 100 6 8 10 24
16 80 2 0 8 10
17 100 3 0 20 23
18 60 2 7 10 19
19 75 1 0 5 6
20 80 0 0 8 8
21 100 0 6 8 14
22 120 9 7 6 22
23 120 2 0 5 7
24 120 7 0 11 18
25 90 4 9 12 25
26 135 3 7 21 31
27 125 0 5 19 24
28 130 0 2 5 7
29 100 4 7 7 18
30 120 0 0 10 10
Jumlah 3000 74 95 217 386
Rata-
rata 100 2,4 3,1 7,2 12,8

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Menentukan Waktu Baku Eksisting Dengan Jam Henti

Tabel 4.6 Data Waktu Baku Eksisting


No Xi xi2 x́ xi-x́ (xi-x́)2 𝜎
1 155 24025 150,5 4,5 20,25 4,06
2 145 21025 150,5 -5,5 30,25 4,06
3 155 24025 150,5 4,5 20,25 4,06
4 147 21609 150,5 -3,5 12,25 4,06
5 150 22500 150,5 -0,5 0,25 4,06
6 148 21904 150,5 -2,5 6,25 4,06
7 155 24025 150,5 4,5 20,25 4,06
8 147 21609 150,5 -3,5 12,25 4,06
9 155 24025 150,5 4,5 20,25 4,06
10 148 21904 150,5 -2,5 6,25 4,06
∑ 1505 226651 1505 0 148,5 4.06

Σ xi 1505
x́= = =105,5
N 10

∑ ( xi− x́ )2 =¿
σ=
√ N −1 √ 148,5
10−1
=4,06 ¿

4.2.2 Uji Kecukupan Data Eksisting


Berikut ini uji kenormalan dari waktu siklus eksisting
Diketahui :
K = Tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96... ≈ 2
S = Derajat ketelitian 5% atau 0,05
N = Jumlah data operator = 10
∑X = 155 + 145 + 155 + ....+ 148 = 1505
(∑X)2 = (1505)2 = 2265025
∑X2 = (155)2 + (145)2 + (155)2+ .... + (148)2 = 226651

N ' =¿ ¿
2
2

[ ][
2
√ 10 ( 226651 ) −( 2265025 ) ¿ 40 √ 2266510−2265025
¿
0,05
1505
1505 ]
N ' =1,02
Apabila N’¿Natau1,02¿ 10 maka data dinyatakan cukup.

4.2.3 Uji Keseragaman Eksisting


Berikut ini uji keseragaman dari waktu siklus eksisting :

Tabel 4.7 Uji Keseragaman Eksisting


Data
Sub Grup 1 2 ∑ X́
1 155 148 303
2 145 155 300
3 155 147 302
4 147 155 302
5 150 148 298
Jumlah 1505

∑ X́ 1505
X́ = = = 150,5
N 10

Standar Deviasi

∑ ( xi− x́ )2 =¿
σ=
√ N −1 √ 148,5
10−1
=4,06 ¿
Pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan 95%
BKA = X́ + K σ
= 150,5+¿ 2 (4,06)
= 158,6

BKB = X́ −K σ
= 150,5−¿ 2 (4,06)
= 142,3

165

160

155

150
Waktu Perakitan
BKA
145 BKB

140

135

130
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.3 Uji Keseragaman Eksisiting

4.2.4 Uji Kenormalan Eksisting


Xmax = 155
Xmin = 145
Range= Xmax – Xmin
= 155 – 145
= 10
K = 1 + 3,3log n
= 1 + 3,3log 10
= 4,3 ≈ 5
R 10
Panjang interval kelas = = =2
K 5
Tabel 4.8 Uji Kenormalan Waktu Siklus Eksisting
Data Xi Fi Fixi Xi 2 Fixi2
145-146 145,5 1 145,5 21170,2 21170,2
147-148 147,5 4 590 21756,2 348100
149-150 149,5 1 149,5 22350,2 22350,2
151-152 151,5 0 0 22952,2 0
153-154 153,5 0 0 23562,2 0
155-156 155,5 4 622 24180,2 386,8

Σ 10 1507 135971,2 392007,2

Rata-rata ( Mean )
∑ fixi 1507
x́ = = = 150,7
∑ fi 10
2
Standar Deviasi =
√ ∑ fi x i2 − ∑ fi xi
10 ( 10 )
2
392007,2 1507
=
√ 10

10 ( )
= √ 39200,72−22710,49
= √ 16490,23
= 128,4

Tabel 4.9 Uji Kenormalan Waktu Siklus Eksisting


Batas kelas Oi Z Pi Ei (Oi - Ei)² X 2Hitung
144,5-146,5 1 -0,04 dan -0,03 0,0160 – 0,0120 = 0,004 0,04 0,9216 23,04
146,5-148,5 4 -0,03 dan -0,01 0,0120 – 0,0040 = 0,008 0,08 15,3664 192,08
148,5-150,5 1 -0,01 dan -0,00 0,0040 – 0,0000 = 0,004 0,04 0,9216 23,04
150,5-152,5 0 -0,00 dan 0,01 0,0000 – 0,0040 = -0,004 -0,04 0,0016 -0,04
152,5-154,5 0 0,01 dan 0,02 0,0040 – 0,0080 = -0,004 -0,04 0,0016 -0,4
154,5-156,5 4 0,02 dan 0,04 0,0080 – 0,0160 = -0,008 -0,08 16,6464 -208,08
∑ 10 0 0 33,8592 29,64
batas kelas−X 144,5−150,7
- Z= = =−0,04
SD 128,4
- Pi = dengan mencocokkan data batas kelas dengan table distribusi Z
- Ei = hasil Pi × n (jumlah data)

Ei = 0,004 × 10
Ei = 0,04

Derajat Bebas
Df = K – 1 = 6 – 1 = 5
X2tabel ; α = 0,05 ; df = 5 ;11,07
Keputusan hipotesis :
X2 hitung > X2 tabel atau 29,64> 11,07
Artinya Ho ditolak, Ha diterima, data tidak terdistribusi normal

4.2.5 Perhitungan waktu baku dengan jam henti


Berikut ini perhitungan waktu baku dari waktu siklus eksisting

a. Waktu siklus rata-rata (WS) =


∑ xi = 1505 =150,5
N 10
b. Waktu normal (WN) = WS × (1+p)
Diketahui
WS = 150,5 detik
Faktor penyesuaian = 0,19
WN = WS x (1 + 0,19)
= 150,5 × (1,19)
= 179,09 detik
c. Waktu baku (WB) = WN × (1+Allowance)
Diketahui
WN = 179,09 detik
Faktor kelonggaran (Allowance): 0,32
WB = 179,09 x (1 + 0,32)
= `179,09 x 1,32
= 236,3detik

4.2.6 Peta kendali

1. Cerobong Asap

Membuat peta kendali dengan Proportion defective control char t(P-Chart).


Adapun langkah-langkahnya, yaitu :

1. Menghitung persentase kerusakan ( Pada cerobong asap )

Tabel 4.10 Menghitung persentase kerusakan Pada cerobong asap


Jumlah Produksi Jenis Produk Cacat (Pcs ) Persentase
Samp ( Pcs ) Jumlah produk
le Cat tidak Potongan Ukuran Cacat cacat (%)
rata tidak rapi berbeda
1 120 0 2 5 7 5,8
2 140 5 3 7 15 10
3 100 2 2 8 12 12
4 80 0 0 6 6 7,5
5 100 0 5 4 9 9
6 60 0 0 0 0 0
7 75 3 0 0 3 4
8 80 2 4 0 6 7,5
9 100 10 10 7 27 27
10 40 0 0 2 2 5
11 50 0 2 5 7 14
12 55 10 3 4 17 30
13 80 0 4 7 11 13
14 110 20 2 8 30 27
15 120 10 3 5 18 15
16 100 8 5 4 17 17
17 100 20 6 0 26 26
18 95 10 4 0 14 14
19 100 5 2 7 14 14
20 120 8 8 5 21 17
21 120 8 4 6 18 15
22 120 6 6 6 18 15
23 90 5 8 7 20 22
24 135 11 7 8 26 19
25 125 12 5 8 25 2
26 130 21 3 5 29 22
27 100 19 4 20 33 33
28 120 5 2 11 18 15
29 100 7 8 10 25 25
30 135 10 6 8 24 17
Juml 3000 217 118 173 498 459,8
ah
Rata- 7,23 3,93 5,76 16,6 15,32
rata 100

2. Setelah persentase cacat dihitung, maka langkah selanjutnya yaitu


menghitung garis pusat (centre line).
D
ṕ=
n
498
ṕ=
3000
ṕ=0,166

3. Menghitung Batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL).
p(1− p)

p±3 (
n
)

a. Batas kendali atas (UCL)


p(1− p)
UCL = p+3 (
√ n
)

0,166(1−0,166)
UCL = 0,166+3 (
√ 30
)

UCL = 0,369

b. Batas kendali bawah (LCL)

p(1− p)
LCL = p-3 (
√ n
)

0,166(1−0,166)
LCL = 0,166 - 3 (
√ 30
)

LCL = 0,037
35

30

25

20 P
P Bar
15 UCL
LCL

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930

Gambar 4.4 Peta Kendali P-Chart

Membuat peta kendali dengan C-chart Adapun langkah-langkahnya, yaitu :


Dari table diatas, kita menghampiri c dengan menggunakan c
n
Ci 498
c=∑ = =16,6
i=1 n 30

Oleh karena itu batas kendalinya adalah sebagai berikut.

UCL = c + 3√ c

=16,6 + 3 √ 16,6

= 28,82

Garuis pusat = c = 16,6

LCL = c - 3√ c

= 16,6 - 3 √ 16,6

= 4,37
35

30

25

20
C Bar
UCL
15 LCL

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930

2. Kepala Kereta

Membuat peta kendali dengan Proportion defective control char t(P-Chart).


Adapun langkah-langkahnya, yaitu :

1. Menghitung persentase kerusakan

Tabel 4.11 Menghitung persentase kerusakan pada Kepala Kereta


Jumlah Jenis Produk Cacat (Pcs ) Persentase
Sample Produksi Jumlah jumlah
( Pcs ) Cat tidak Potongan Cacat Cacat %
rata tidak rapi
1 120 4 4 1 9 7,5
2 120 5 6 2 13 10
3 120 0 5 6 11 9,1
4 90 0 0 4 4 4,4
5 135 8 0 0 8 5,9
6 125 0 3 0 3 2,4
7 130 0 4 4 8 6,1
8 100 6 0 6 12 12
9 120 8 0 4 12 1
10 100 7 0 0 7 7
11 135 0 0 1 1 0,7
12 40 0 0 1 1 2,5
13 50 5 4 1 10 2
14 55 4 5 7 16 29
15 80 7 6 8 21 26
16 110 1 2 0 3 2,7
17 120 4 3 0 7 5,8
18 100 5 2 7 14 14
19 100 2 1 0 3 3
20 95 8 0 0 8 8,4
21 100 0 0 6 6
6
22 120 0 9 7 16 13
23 140 6 2 0 8 5,7
24 100 3 7 0 37 37
25 80 2 4 9 15 18
26 100 5 3 7 15 15
27 60 4 0 5 9 15
28 75 7 0 2 9 12
29 80 8 4 7 19 23
30 100 1 0 0 1 1
Jumla 3000 110 74 95 306 305,2
h
Rata-
rata 100 3,6 2,4 3,1 10,2 10,17

2. Setelah persentase cacat dihitung, maka langkah selanjutnya yaitu


menghitung garis pusat (centre line).
D
ṕ=
n
306
ṕ=
3000
ṕ=0,102

3. Menghitung Batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL).
p(1− p)
p±3 (
√ n
)

a. Batas kendali atas (UCL)


p(1− p)
UCL = p+3 (
√ n
)

0,102(1−0,102)
UCL = 0,102+3 (
√ 30
)

UCL = 0,267
b. Batas kendali bawah (LCL)

p(1− p)
LCL = p-3 (
√ n
)

0,102( 1−0,102)
LCL = 0,102- 3 (
√ 30
)

LCL = 0,063

40

35

30

25
P
20 P Bar
UCL
15 LCL

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930

Gambar 4.5 Peta Kendali P-Chart

Membuat peta kendali dengan C-chart Adapun langkah-langkahnya, yaitu :


Dari table diatas, kita menghampiri c dengan menggunakan c
n
Ci 306
c=∑ = =10,2
i=1 n 30

Oleh karena itu batas kendalinya adalah sebagai berikut.

UCL = c + 3√ c

=10,2 + 3 √ 10,2

= 19,78
Garuis pusat = c = 10,02

LCL = c - 3√ c

= 10,2 - 3 √ 10,2

= 0,61

40

35

30

25
C Bar
20
UCL
LCL
15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930

3. Kerangka atas

Membuat peta kendali dengan Proportion defective control char t(P-Chart).


Adapun langkah-langkahnya, yaitu :

1. Menghitung persentase kerusakan

Tabel 4.12 Menghitung persentase kerusakan


Jumlah Jenis Produk Cacat (Pcs ) Persentase
Sample Produksi Jumlah cacat %
( Pcs ) Cat tidak Potongan tidak Cacat
rata rapi
1 100 4 1 0 5 5
2 135 6 2 5 13 9,6
3 40 5 6 2 13 32
4 50 0 4 0 4 8
5 55 0 0 0 0 0
6 80 3 0 0 3 3,7
7 110 4 4 3 11 1
8 120 0 6 2 8 6,6
9 100 0 4 10 14 14
10 100 0 0 0 0 0
11 95 0 1 0 1 1,0
12 100 0 1 10 11 11
13 120 4 1 0 5 4,1
14 140 5 7 20 32 22
15 100 6 8 10 24 24
16 80 2 0 8 10 12
17 100 3 0 20 23 23
18 60 2 7 10 19 31
19 75 1 0 5 6 8
20 80 0 0 8 8 1
21 100 0 6 8 14 14
22 120 9 7 6 22 18
23 120 2 0 5 7 5,8
24 120 7 0 11 18 15
25 90 4 9 12 25 27
26 135 3 7 21 31 22
27 125 0 5 19 24 19
28 130 0 2 5 7 5,3
29 100 4 7 7 18 18
30 120 0 0 10 10 8,3
Jumlah 3000 74 95 217 386 369,4
Rata-
rata 100 2,4 3,1 7,2 12,8 12,31

2. Setelah persentase cacat dihitung, maka langkah selanjutnya yaitu


menghitung garis pusat (centre line).
D
ṕ=
n
386
ṕ=
3000
ṕ=0,128

3. Menghitung Batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL).
p(1− p)
p±3 (
√ n
)

c. Batas kendali atas (UCL)


p(1− p)
UCL = p+3 (
√ n
)

0,128(1−0,128)
UCL = 0,128+3 (
√ 30
)

UCL = 0,310

d. Batas kendali bawah (LCL)

p(1− p)
LCL = p-3 (
√ n
)

0,128(1−0,128)
LCL = 0,128- 3 (
√ 30
)

LCL = 0,054

35

30

25

20 P
P Bar
15 UCL
LCL
10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Gambar 4.6 Peta Kendali P-Chart

Membuat peta kendali dengan C-chart Adapun langkah-langkahnya, yaitu :


Dari table diatas, kita menghampiri c dengan menggunakan c
n
Ci 386
c=∑ = =12,8
i=1 n 30

Oleh karena itu batas kendalinya adalah sebagai berikut.

UCL = c + 3√ c

=12,8 + 3 √ 12,8

= 23,53

Garuis pusat = c = 12,8

LCL = c - 3√ c

= 12,8 - 3 √ 12,8

= 2,06

35

30

25

20
C Bar
UCL
15 LCL

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
4.2.7 Peta Tangan kanan dan Tangan Kiri Perbaikan Eksisting

Tabel 4.13 Peta Tangan kanan dan Tangan Kiri Perbaikan Eksisting

Tangan Kiri Jarak Wakt Lambang Wakt Jarak Tangan


(cm) u u (cm) Kanan
(detik) (detik)

Menjangkau 41 3 RE D 0 0 Menganggur
komponen
kerangka kereta I

Memegang 1 G RE 3 35 Menjangkau
kerangka kereta ban

Membawa 31 3 M G 2 Memegang ban


kerangka kereta
Memegang 10 G M 30 Membawa ban
kerangka kereta
Memegang
kerangka kereta G A 5 Merakit ban

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G A 5 Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta

Memegang Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G G 1 30 Memegang
13
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G M 3 25 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A 2 5 Merakit
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil
Memegang G G 1 33 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit kecil
kerangka kereta

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 3 20 Menjangkau
kerangka kereta kepala kereta

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kepala kereta

Memegang G M 10 Membawa
kerangka kereta kepala kereta
2
Memegang G A 7 Merakit kepala
kerangka kereta kereta

Meletakan kereta 30 2 M RE 3 26 Menjangkau


orang sisi
depan

Menjangkau orang 35 3 RE G 1 Memegang


sisi belakang orang sisi
depan

Memegang orang 1 G M 2 20 Membawa


sisi belakang orang sisi
depan

Membawa orang 30 2 M A 6 Merakit orang


sisi belakang sisi depan dan
belakang

Memegang kereta 5 1 G A Merakit orang


pada kereta

Meletakan kereta 30 2 M D 0 Menganggur

Menjangkau 41 3 RE D 0 Menganggur
komponen
kerangka kereta II

Memegang G RE 3 35 Menjangkau
kerangka kereta ban

Membawa 31 M G 1 Memegang ban


kerangka kereta

Memegang 10 G A 5 Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta

Memegang 13 G A 2 Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G RE 3 35 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka atas
2
Memegang G A 5 Merakit
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil
Memegang G G 1 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 3 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Merakit
kerangka kereta kerangka kecil
Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil
3
Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Meletakan kereta 30 2 M D 0 Menganggur

Menjangkau 41 3 RE D Menganggur
komponen
kerangka kereta III

Memegang 41 1 G RE 35 Menjangkau
kerangka kereta ban

Membawa 31 2 M G Memegang ban


kerangka kereta

Memegang 10 G A 5 Memasang ban


kerangka kereta

Memegang G 2 Memasang ban


kerangka kereta
Memegang G Memasang ban
kerangka kereta

Memegang G Memasang ban


kerangka kereta

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G M 25 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A 5 Memasang
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 3 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta 13 kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta 0 kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil
Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Meletakan kereta 30 2 M D 0 Menganggur

Menjangkau 41 3 RE Menganggur
komponen
kerangka kereta
IV

Memegang 1 G RE 35 Menjangkau
kerangka kereta ban

Membawa 31 2 M G Memegang ban


kerangka kereta

Memegang 10 G M 30 Membawa ban


kerangka kereta

Memegang G A 5 Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G A Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G A 3 Merakit ban


kerangka kereta

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G M 25 Membawa
kerangka kereta kerangka atas

Memegang G A 5 Memasang
kerangka kereta kerangka atas
Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta 14 kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G 3 Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 3 33 Menjangkau
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G G Memegang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G M 27 Membawa
kerangka kereta kerangka kecil
2
Memegang G A 7 Memasang
kerangka kereta kerangka kecil

Memegang G RE 30 Menjangkau
kerangka kereta cerobong asap
1
Memegang G G Memegang
kerangka kereta cerobong asap

Memegang G M 25 Membawa
kerangka kereta cerobong asap
2
Memegang G A 5 Memasang
kerangka kereta cerobong asap

Meletakan kereta 30 2 M D 0 Menganggur

Menjaukau rakitan 3 RE RE 3 20 Menjangkau


kereta I rakitan kereta
II

Memegang rakitan 1 G G 1 Memegang


kereta I rakitan kereta
II

Membawa rakitan 20 2 M M 2 10 Membawa


kereta I rakitan Kereta
II

Menyambungkan 10 4 A G 7 Memegang
kereta I ke kereta rakitan kereta
II II
Menjangkau 30 3 RE G Memegang
rakitan kereta III rakitan kereta I
dan II

Memegang rakitan 1 G G Memegang


kereta III rakitan kereta I
5 dan II

Membawa rakitan 20 2 M G Memegang


kereta III rakitan kereta I
dan II

Menyambungkan 10 4 A G Memegang
rakitan kereta III rakitan kereta I
ke rakitan I dan II dan II

Menjangkau 30 3 RE G Memegang
rakitan kereta IV rakitan kereta
I, II dan III

Memegang rakitan 1 G G Memegang


kereta IV rakitan kereta I
, II dan III

Membawa rakitan 20 2 M G Memegang


kereta IV rakitan kereta
I,II dan III

Menyambungkan 10 4 A G Memegang
rakitan kereta IV rakitan kereta
ke rakitan kereta I, I, II dan III
II, III

Ringkasan

Waktu Tiap Siklus : 120

Waktu untuk membuat mainan Kereta Api : 120 detik = 2 menit

Jumlah produk tiap siklus : 1 Buah


4.2.8 Layout Meja Perakitan Eksisting Perbaikan
LAYOUT MEJA KERJA
Nama : Kereta Api Plastik
No. Peta : 02
Dipetakan Oleh : Muhammad Tian
Tanggal Dipetakan : 16 Oktober 2019
4 5
3 6 7
Keterangan: 2

1.Kerangka Kereta
2.Ban
3.Orang
4.Kerangka Atas
5.Cerobong asap dan
Kepala Kereta
6.Kerangka Kecil

Gambar 4.7 Layout Meja Perakitan Eksisting Perbaikan


4.2.9 Data Perakitan Eksisting Perbaikan
Telah didapat data dengan 10kali percobaan sebagai berikut :
Tabel 4.14 Data Perakitan Eksisting

Data Waktu Perakitan (Detik)


4.2.10 Faktor Penyesuaian dan
1 120 Kelonggaran Perbaikan
2 110
a. Penyesuaian
3 120
4 116 Berdasarkan yang terjadi
5 110 pekerjaan dilakukan oleh operator
6 116
7 110 dengan keadan keterampilan baik ,
8 115 usaha yang dilakukan kategori baik,
9 110
kondisi kerja baik, konsistensi kerja
10 110
1 5
yang baik maka didapat kan faktor
6
6
5 1
9 7
5 1
7 3

8
1
5 2
2
LAYOUT MEJAKERJA

penyesuaian nya dengan metode westinghouse. Dalam menghitung waktu


 NamaObjek: Ergoracer 
penyesuaian, bagi keaadan yang dianggap wajar diberi harga p=1.
 No.Peta: 01 Dipetakan Oleh
:Kelompok3
TanggalDipetakan:06April2013
Skill : Excellent (C1) = + 0,11
Keterangan : Effort : Good (C1) = + 0,05
FuselageRight
Landing Gear Side (1) 3.
Conditions
HorizontalStabilizer  3 : Good (C)
4
65
15 = + 0,02
11 1 5

4. Holding Horizontal Stabilizer 5. 14


Power Plant
Consistency : Good (C) = + 0,01
66
LandingGear  9 7
Vertical Stabilizer Left 54 55 54 59 17
8.VerticalStabilizerRight
Jumlah 67 57 = + 0,19 57 13

Jadi p = (1+0,19)= 1,19


Empennage 8
12
Fuselage Left 52
16.Operator 
b.
17. Lem Kelonggaran 16

Berdasarkan yang terjadi pekerjaan dilakukan oleh seorang operator


dengan jenis kelamin laki-laki dengan tenaga yangdikeluarkan dapat
diabaikan, sikap kerja berkerja duduk ringan, gerakan kerja normal,
pandangan yang terus menerus dengan fokus berubah ubah dengan
pencahayaan baik, keadan suhu tempat kerja sedang, keadaan atmosfer yang
cukup dan lingkungan yang cukup bising. Berdasarkan faktor tersebut besar
kelonggarannya adalah:
9. Tenaga yang dikeluarkan dapat diabaikan = 4,0
10. Sikap kerja duduk =0
11. Gerakan kerja normal =0
12. Pandangan terus menerus fokus berubah ubah = 15,0
13. Keadaan suhu tempat kerja sedang = 5,0
14. Keadaan atmosfer baik =0
15. Keadaan lingkungan yang cukup bising =1
16. Kebutuhan pribadi (Pria) =2
Jumlah = 27%
Kelonggaran tak terhindarkan = 5% +
Jadi, kelonggaran (i) = 32%
Hasil interaksi dari faktor kelonggaran tersebut adalah 32%.

4.2.11 Pengolahan Data Perbaikan


4.2.12 Menentukan Waktu Baku Dengan Jam Henti Perbaikan

Tabel 4.18 Data Waktu Baku Dengan Jam Henti Perbaikan


No xi xi2 x́ xi-x́ (xi-x)2 𝜎
1 120 14400 113,7 6,3 39,7 4,21
2 110 12100 113,7 -3,7 13,7 4,21
3 120 14400 113,7 6,3 39,7 4,21
4 116 13456 113,7 2,3 5,3 4,21
5 110 12100 113,7 -3,7 13,7 4,21
6 116 13456 113,7 2,3 5,3 4,21
7 110 12100 113,7 -3,7 13,7 4,21
8 115 13225 113,7 1,3 1,7 4,21
9 110 12100 113,7 -3,7 13,7 4,21
10 110 12100 113,7 -3,7 13,7 4,21
∑ 1137 129437 1137 0 160,1 42,1

Σ xi 1137
x́= = =113,7
N 10

∑ ( xi− x )2 =¿
σ=
√ N −1 √ 160,1
10−1
=4,21 ¿

4.2.13 Uji Kecukupan Data Eksisting Perbaikan


Berikut ini uji kenormalan dari waktu siklus eksisting
Diketahui :
K = Tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96... ≈ 2
S = Derajat ketelitian 5% atau 0,05
N = Jumlah data operator = 10
∑X = 120 + 110 + 120 + ....+ 110 = 1137
(∑X)2 = (1137)2 = 1292769
∑X2 = (120)2 + (110)2 + (120)2+ .... + (110)2 = 129437

N ' =¿ ¿
2
2

[ ][
2
√ 10 ( 129437 )−( 1292769 ) ¿ 40 √ 1294370−1292769
¿
0,05
1137
1137 ]
N ' =1,98
Apabila N’ ≤ Natau1,98≤ 10 maka data dinyatakan cukup.

4.2.14 Uji Keseragaman Perbaikan


Berikut ini uji keseragaman dari waktu siklus eksisting :
Tabel 4.19 Uji Keseragaman Perbaikan
Data
Sub Grup 1 2 ∑ X́
1 120 116 236
2 110 110 220
3 120 115 235
4 116 110 226
5 110 110 220
Jumlah 1137
∑ X́ 1137
X́ = = = 113,7
N 10

Standar Deviasi

∑ ( xi− x )2 =¿
σ=
√ N −1 √ 160,1
10−1
=4,21 ¿

BKA = X́ + K σ
= 113,7+¿ 2 (4,21)
= 122,12

BKB = X́ −K σ
= 113,7−¿ 2 (4,21)
= 105,28

125

120

115

Waktu Perakitan
110
BKA
BKB
105

100

95
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.8 Gambar Uji Keseragaman Perbaikan

4.2.15 Uji Kenormalan EksistingPerbaikan


Xmax = 120
Xmin = 110
Range= Xmax – Xmin
= 120 – 110
= 10
K = 1 + 3,3log n
= 1 + 3,3log 10
= 4,3 ≈ 5
R 10
Panjang interval kelas = = =2
K 5

Tabel 4.20 Uji Kenormalan Waktu Siklus Eksisting Perbaikan


Data Xi Fi Fixi Xi2 Fi x i 2
110-111 110.5 5 552,5 12210,25 305256,25
112-113 112.5 0 0 12656,25 0
114-115 114.5 1 114,5 13110,25 13110,25
116-117 116.5 2 233 13572.25 54289
118-119 118.5 0 0 14042,5 0
120-121 120.5 2 241 14520,25 58081

Σ 10 1141 130346,5 430736,5

Rata-rata ( Mean )
∑ fixi 1141
x́ = = = 114,1
∑ fi 10
2
Standar Deviasi =
√ ∑ fi x i2 − ∑ fi xi
10 ( 10
2
)
430736,5 1141
=
√ 10

10 ( )
= √ 43073,65−13018,81
=√ 30054,84
= 173,3

Tabel 4.21 Uji Kenormalan Waktu Siklus Eksisting Perbaikan


Batas kelas Oi Z Pi Ei (Oi - Ei)² X 2Hitung
109,5-111,5 5 -0,02 dan 0,01 0,0080 – 0,0040 = 0,004 0,04 24,6016 615,04
111,5-113,5 0 -0,01 dan 0,00 0,0040 – 0,0000 = 0,004 0,04 0,0016 0,04
113,5-115,5 1 -0,00 dan 0,00 0,0000 – 0,0000 = 0 0 1 0
115,5-117,5 2 0,00 dan 0,01 0,0000 – 0,0040 = -0,004 -0,04 4,1616 -104,04
117,5-119,5 0 0,01 dan 0,03 0,0040 – 0,0120 = -0,008 -0,08 0,0064 -0,08
119,5-121,5 2 0,03 dan 0,04 0,0120 – 0,0160 = -0,004 -0,04 4,1616 -104,04
∑ 10 0,024 -0,08 33,9328 406,92

batas kelas−X 109,5−114.1


- Z= = =−0,02
SD 173,3
- Pi = dengan mencocokkan data batas kelas dengan table distribusi Z
- Ei = hasil Pi × n (jumlah data)

Ei = 0,004 × 10
Ei = 0,04

Derajat Bebas
Df = K – 1 = 6 – 1 = 5
X2tabel ; α = 0,05 ; df = 5 ; 11,07
Keputusan hipotesis :
X2 hitung > X2 tabel atau 406,92 > 11,07
Artinya Ho ditolak, Ha diterima, data tidak terdistribusi normal

4.2.17 Perhitungan waktu baku dengan jam henti Perbaikan


Berikut ini perhitungan waktu baku dari waktu siklus eksisting

a. Waktu siklus rata-rata (WS) =


∑ xi = 1137 =113,7
N 10
b. Waktu normal (WN) = WS × (1+p)
Diketahui
WS = 113,7 detik
Faktor penyesuaian = 0,19
WN = WS x (1 + 0,19)
= 113,7 × (1,19)
= 135,3 detik

c. Waktu baku (WB) = WN × (1+Allowance)


Diketahui
WN = 135,3detik
Faktor kelonggaran (Allowance): 0,32
WB = 135,3 x (1 + 0,32)
= `135,3 x 1,32
= 178,5detik

4.3 Analisis
4.3.1 Analisis Hasil Menentukan waktu Baku Eksisting dengan Jam Henti
a. uji kecukupan data
didapatkan N’ =1,02 dan N = 10
apabila N’ < N maka data dinyatakan cukup atau sebaliknya.
Jadi 1,02 < maka data dinyatakan cukup.
b. uji keseragaman data
didapat nilai dari BKA = 158,6 dan BKB = 142,3
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum
berada dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam.
c. uji kenormalan Data
didapatkann x 2hitung = 29,64 dan x 2 tabel = 11,07
apabila x 2 hitung < X2 tabel maka H0 diterima atau sebaliknya
jadi, 29,64 < 11,07 maka HO ditolak
d. Waktu baku
Didapat waktu baku eksisting = 236,3 detik

4.3.2 Analisis Peta Tangan Kanan Dan Tangan Kiri Perbaikan


Didapatkan total waktu perakitan eksisting 155 detik dan total waktu
perakitan perbaikan 120 detik. Dimana waktu perakitan perbaikan lebih cepat 35
detik dibandingkan waktu perakitan eksisting. Dipeta tangan kanan dan tangan kiri
perbaikan waktu menganggurnya lebih sedikit dibandingkan peta tangan kanan dan
tangan kiri.

4.3.3 Layout Meja Perakitan Perbaikan


Didaptkan letak setiap komponen lebih rapi dan lebih praktis untuk dijangkau
dibandingkan layout meja perakitan eksisting yang letak komponen tidak teratur lebih
memerlukan konsentrasi lebih, dan ketika komponen lebih rapi waktu yang di
perlukan lebih cepat.

4.3.4 Analisis Hasil Menentukan Waktu Baku Perbaikan dengan Jam henti

a. Uji kecukupan data


didapatkan N’ = 1,98 dan N = 10
apabila N’ < N maka data dinyatakan cukup dan sebaliknya.
Jadi 1,98 < 10 maka data dinyatakan cukup.

b. Uji keseragaman Data


Didapat nilai dari BKA= 122,12 dan BKB = 105,28
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum
berada dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam
c. uji kenormalan Data
didaptkan x 2 hitung = 406,92 dan x 2 tabel = 11,07
apabila X2 hitung > X2 tabel maka HO ditolak atau sebaliknya.
Jadi, 406,92 > 11,07 maka HO ditolak

d. waktu baku
didapat waktu baku eksisting = 178,5 detik

4.3.5 Analisis Hasil Peta Kendali


1. Cerobong asap
Menggunakan peta kendali P-Chart
Didapatkan ṕ=0,166 dan UCL = 0,369 serta LCL = 0,037
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum berada
dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam

Menggunakan C-Chart
Didapatkan C = 16,6 dan UCL = 28,82 serta LCL = 4,37
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum berada
dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam

2. Kepala Kereta
Menggunakan peta kendali P-Chart
Didapatkan ṕ=0,102 dan UCL = 0,267 serta LCL = 0,063
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum berada
dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam

Menggunakan C-Chart
Didapatkan C = 10,2 dan UCL = 19,78 serta LCL = 0,61
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum berada
dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam
3. Kerangka Atas
Menggunakan peta kendali P-Chart
Didapatkan ṕ=0,128 dan UCL = 0,310 serta LCL = 0,054
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum berada
dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam

Menggunakan C-Chart
Didapatkan C = 12,8 dan UCL = 23,53 serta LCL = 2,06
Dari grafik keseragaman data tersebut diketahui bahwa waktu praktikum berada
dalam batas kendali atas dan bawah sehingga data dinyatakan seragam

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik penyusunan laporan ini, yaitu

1. Dari praktikum diatas dapat disimpulkan kami dapat menghitung waktu baku
dari suatu proses, didapat waktu baku eksisting 236,3 detik, dan waktu
perbaikan 178,5detik.

2. Cara menentukan faktor penyesuaian dengan menggunakan metode


westinghouse mengarahkan pada penilaian pada 4 faktor yang dianggap
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. yaitu :
Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi.dan setiap faktor dibagi
dalam kelasnya. faktor penyesuaian Eksisting 1,9 dan data perbaikan sama
yaitu 1,9. Cara menentukan faktor kelonggaran hal pertama yang dilkukan
adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketihga hal
diatas.kesemuanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Dan diperoleh data
dari Hasil interaksi dari faktor kelonggaran tersebut adalah 32%.

3. Dalam menguji kecukupan data eksisting dan perbaikan disimpulkan bahwa


data dinyatakan cukup. Dengan data kecukupan eksisting N ' =1,02, dan data
kecukupan perbaikan N ' =1,98 .

Dalam menguji keseragaman eksisting dan perbaikan perhitungan grafik di


atas menunjukkan bahwa rata-rata dari tiap percobaan berada diantara batas
kelas atas dan batas kelas bawah, BKA eksisting yaitu 158,6 dan BKB 142,3
dan BKA perbaikan 122,12 dan BKB 105,28 sehingga data waktu perakitan
mainan kereta api plalsik yang diperoleh bersifat seragam.

Didapatkan dalam menguji kenormalan data eksisting dan data perbaikan


tersebut normal. Di dapat X2 hitung , 29,64 X2 Tabel 11,07 Artinya Ho
ditolak, Ha diterima, data tidak terdistribusi normal. Dan data perbaikan
kenormalan di dapat X2 hitung 406,92 ,dan X2 Tabel 11,07 Artinya Ho
ditolak, Ha diterima, data tidak terdistribusi normal.

4. Dalam menguji kualitas produk menggunakan peta kendali. Kami


menngunakan peta kendali Atribut dengan P-Chart dan C-Chart. Dan di dapat
untuk komponen Cerobong asap Menggunakan peta kendali P-Chart
Didapatkan ṕ=0,166 dan UCL = 0,369 serta LCL = 0,037 dan Menggunakan
C-Chart Didapatkan C = 16,6 dan UCL = 28,82 serta LCL = 4,37. Untuk
komponen Kepala Kereta Menggunakan peta kendali P-Chart Didapatkan
ṕ=0,102 dan UCL = 0,267 serta LCL = 0,063 dan Menggunakan C-Chart
Didapatkan C = 10,2 dan UCL = 19,78 serta LCL = 0,61. Untuk komponen
Kerangka Atas Menggunakan peta kendali P-Chart Didapatkan ṕ=0,128
dan UCL = 0,310 serta LCL = 0,054 dan Menggunakan C-Chart Didapatkan
C = 12,8 dan UCL = 23,53 serta LCL = 2,06.
5.2 Saran

Dari semua yang telah kami jalani selama praktikum, kami akan sedikt
memberi saran bahwa dalam menentukan waktu baku eksisting, faktor penyesuaian,
dan kelonggaran serta peta kendali harus membutuhkan waktu yang cukup dalam
menentukan hasil dari sebuah produk maianan kereta api plastik.

Dalam membuat sebuah praktikum dari semua yang telah kami jalani,kami akan
sedikit memberi saran bahwa dalam menentukan waktu baku eksisting, faktor
penyesuaian dan kelonggaran serta peta dalam pengukuran waktu kerjanya dilakukan
seteliti mungkin agar didapatkan hasil pengukuran yang valid. Vidio yang digunakan
untuk pengukuran dapat menjelaskan proses secara lengkap sehingga tidak terdapat
bagian yang terpotong agar tidak mempengaruhi pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

https://hermantechnic-ind.blogspot.com/2016/10/17-gerakan-therblig.html. Di akses
pada hari jumat, 11 Oktober 2019, dan Hari Minggu, 13 Oktober 2019.

http://eprints.ums.ac.id/24022/3/05._BAB_II.pdf. Di akse pada hari jumat, 11


Oktober 2019 dan hari Minggu 13 Oktober 2019.

jiptummpp-gdl-ahmadsyahr-50490-3-babii.pdf). Di akse pada hari jumat, 11 Oktober


2019 dan hari Minggu 13 Oktober 2019.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengendalian_proses. Di akse pada hari jumat, 11


Oktober 2019 dan hari Minggu 13 Oktober 2019.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pengendalian-proses-teknik-kimia-
beserta-tipe-dan-contohnya/#forward. Di akse pada hari jumat, 11 Oktober 2019 dan
hari Minggu 13 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai