MANAJEMEN INDUSTRI
”PERANCANGAN TATA CARA KERJA DAN ERGONOMI”
”
”
Oleh :
MODUL VII
PERANCANGAN TATA CARA KERJA DAN ERGONOMI
Tata cara kerja merupakan aktivitas yang sangat penting di industri guna
mencapai efektivitas dan efisiensi kerja serta menghindari terjadinya kecelakaan kerja
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Banyak orang mengabaikan tentang
disiplin teknik tata cara kerja ini dikarenakan kebiasaan yang sudah sejak lama ada atau
kurangnya pengetahuan tentang manfaat serta bahayanya. Perancangan tata cara kerja
yang kurang baik akan menyebabkan para pekerja akan tidak optimal dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga produktivitas juga kurang maksimal.
Bidang tata cara kerja diprakarsai oleh F.W. Taylor dan F.B Gilberth yang
merupakan tokoh pengembang ilmu ini.
A. Latar Belakang
Taylor merupakan pioneer dalam bidang ilmu manajemen industri. Ia bekerja di
sebuah pabrik baja di Amerika Serikat pada tahun 1891 sebagai pengawas. Dari
pengamatan di lapangan dia melihat bahwa para pekerja tidak bekerja sesuai dengan
semestinya. Dia mempunyai hipotesis bahwa hal ini disebabkan oleh karena pengaturan
jam kerja yang kurang baik. Lalu diapun meminta ijin kepada manajer untuk melakukan
penelitian. Dari penelitian yang dilakukannya, dia mengambil 2 pekerja sebagai sampel
yaitu orang yang baik dan kuat dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tenaga
yang dikeluarkan agar dapat menghasilkan hasil maksimal selama 1 hari kerja. Dari
hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa hasil kerja sangat dipengaruhi oleh lamanya
waktu kerja, istirahat dan frekuensi istirahat. Dia menyimpulkan, bahwa orang yang
bekerja selama 6 jam dengan istirahat sekali selama 1 jam mempunyai hasil kerja yang
berbeda dengan orang yang bekerja selama 6 jam dengan istirahat selama 2 jam dan
berbeda pula dengan orang yang bekerja selama 6 jam dengan 2 kali istirahat masing-
masing ½ jam.
Penelitian Taylor lainnya yaitu percobaan menyekop dan mengangkat bijih besi.
Taylor menugaskan 2 orang pekerja untuk menyekop dan mengangkat bijih besi dengan
berbagai macam ukuran sekop mulai dari yang kecil sampai yang besar. Hasil akhir
untuk masing-masing ukuran sekop dicatat pada akhir jam kerja. Dari hasil percobaan
ini ternyata sekop dengan ukuran 21,5 lb mempunyai hasil akhir yang terbanyak
dibanding dengan sekop ukuran lebih kecil atau lebih besar.
Hasil kerja
Beban kerja
Gambar . Kurva Hasil Kerja sebagai fungsi beban kerja
Dengan konsep berbeda, Frank dan Lilian Gilberth yang merupakan sepasang
suami istri juga mempunyai ketertarikan pada teknik tata cara kerja. Frank dan Lilian
Gilbeth seperti sudah dijelaskan pada Bab 2, merupakan tokoh yang mempunyai
kontribusi besar dalam bidang manajemen industri khususnya dalam bidang tata cara
kerja. Frank pada awalnya merupakan seorang kontraktor bangunan di Amerika
Serikat. Dia selalu mengamati para pekerja dalam menyusun batu bata setiap harinya.
Hasil pengamatannya ternyata masing-masing pekerja mempunyai cara dan kebiasaaan
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hal ini tentu saja mengakibatkan produktivitas
masing-masing pekerja juga berbeda. Dari hasil analisisnya, Dia menemukan beberapa
gerakan yang menurut Frank tidak efisien dan diapun mencari alternative-alternatif
penyebabnya. Dengan bantuan istrinya Lilian gilberth yang seorang psikolog akhirnya
Gliberth melakukan penelitian dengan mengamati pekerja dalam bekerja dengan kamera
film. Dari hasil penelitiannya dia mendapatkan suatu prosedur untuk menganalisis
gerakan kerja dan memperbaikinya. Prosedur itu adalah membagi gerakan-gerakan kerja
menjadi elemen-elemen gerakan dasar yang merupakan bagian dari suatu gerakan.
kerja sedemikian hingga dicapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi yang
diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat-akibat
psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup bahasan dalam teknik tata cara kerja biasanya meliputi 7 topik
yaitu:
1. Teknik pengerjaan
2. Ergonomi
3. Tata letak dan kondisi ruang kerja
4. Kondisi fisik SDM
5. Efisiensi peralatan
6. K3
7. Manajemen waktu kerja
Teknik Pengerjaan
Dalam perancangan teknik pengerjaan dilakukan beberapa hal yaitu :
Studi gerakan
Studi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tokoh yang melakukan studi ini adalah
Gilberth. Dia membagi gerakan manusia dalam 17 macam yaitu:
1. Mencari (Search)
Mencari merupakan gerakan mata yang diikuti oleh anggota badan lainnya untuk
menemukan objek atau benda kerja. Gerakan mencari diawali dengan melakukan
tatapan kea rah tempat kerja guna menemukan benda kerja yang dibutuhkan. Setelah
mata menemukan benda yang dicari, selanjutnya benda tersebut akan diambil
dengan menggunakan tangan.
2. Memilih (select)
Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur.
Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan
gerakan ini. Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif sehingga
sedapat mungkin dihindari. Untuk menghindari gerakan memilih dapat dilakukan
dengan cara menempatkan satu jenis objek pada satu tempat yang terpisah,
memperluas permukaan wadah karena akan mempermudah pemilihan objek,
digunakan tempat atau wadah yang tembus pandang utnuk mempermudah
pemilihan.
3. Memegang (Grasp)
Gerakan ini didahului gerakan menjangkau kemudian membawa. Gerakan ini
merupakan gerakan yang efektif. Untuk memperbaiki elemen gerakan memegang
dapat dilakukan dengan cara :
Mengusahakan objek dapat dipegang sekaligus, mengusahakan agar objek dapat
digelincirkan, mengusahakan agar permukaan wadah ditumpulkan agar tidak
melukai tangan, dsb.
4. Menjangkau (reach)
Menjangkau adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban. Biasanya
gerakan ini didahului dengan gerakan melepas (release) kemudian memegang.
Waktu yang digunakan untuk menjangkau tergantung pada jarak pergerakan tangan
Ekonomi Gerakan
Prinsip – prinsip dalam ekonomi gerakan adalah :
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu
istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan
berlawanan arah.
4. Gerakan tangan atau badan sebaiknay dihemat yaitu hanya menggerakkan tangan
atau bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik –
baiknya.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam
bekerja.
6. Gerakan yang patah – patah akan atau banyak perubahan arah akan memperlambat
gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti daripada gerakan
yang dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah – mudahnya dan jika memungkinkan irama
kerja harus mengikuti irama alamiah bagi pekerja.
9. Mengusahakan sesedikit mungkin gerakan mata karena rasa lelah pada mata akan
cepat menjalar ke seluruh tubuh.
Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan
elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang
mempraktikkan teori, prinsip, data, dan metode dalam perancangan untuk
mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan
manusia. Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ergon dan nomos.
Ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Menurut
Sutalaksana (1979) ergonomi didefinisikan sebagai ilmu atau kaidah yang mempelajari
tentang manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja yang mencakup karakteristik
fisik maupun non fisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka
merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
Ergonomi berkaitan dengan 'kesesuaian' antara manusia dan alat-alat teknologi
mereka dan lingkungan. Hal ini mempertimbangkan kemampuan pengguna dan
keterbatasan dalam bekerja untuk memastikan bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi
dan lingkungan sesuai dengan masing-masing pengguna. Untuk mengukur kesesuaian
antara orang dan teknologi yang digunakan, ergonomis mempertimbangkan antara
pekerjaan (aktivitas) yang sedang dilakukan dengan kebutuhan pengguna.
Menyesuaikan peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan penggunaan yang tepat)
dan informasi menggunakan peralatan tersebut (pengenalan,penggunaan,perubahan
alat).
Menurut The International Ergonomic Association ergonomis dibagi 3, yaitu :
1. Ergonomi Fisik
Ergonomi fisik berhubungan dengan anatomi manusia dan beberapa ilmu
antropometri, psiologikal, karakteristik biomekanikal yang berkaitan dengan
aktivitas fisik manusia.
2. Ergonomi Kognitif
Ergonomi kognitif berhubungan dengan proses mental, seperti persepsi, memori,
alasan, respon motorik dan lain sebagainya yang mempengaruhi manusia dan
elemen lain dalam sistem kerja.
3. Ergonomi Organisasi
Ergonomic organisasi berhubungan dengan optimasi sistem teknis sosial, termasuk
struktur organisasi, kebijakan, dan proses (relevan topik meliputi komunikasi,
manajemen sumber daya manusia, desain kerja, desain waktu kerja, kerja sama tim,
desain partisipatif, ergonomi masyarakat, kerjasama, program kerja baru, organisasi
virtual, Telework, dan manajemen mutu.
Untuk pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera pada anggota tubuh maka
pekerja haruslah memakai pelindung. Seperti pada gambar dibawah, pekerja yang harus
jongkok dengan bertumpu pada lutut untuk waktu yang relatif lama memakai pelindung
lutut atau bantalan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan kerja baik yang
ditimbulkan jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
Efisiensi Peralatan
Dalam perancangan peralatan perlu diperhatikan masalah efisiensi peralatan.
Efisiensi peralatan dapat didefinisikan seberapa banyak barang yang dapat dihasilkan
atau dikeluarkan atau diangkut suatu peralatan dalam satu satuan waktu. Efisiensi
peralatan ini juga berhubungan dengan manusia apabila alat ini dioperasikan oleh
manusia secara langsung. Dalam perancangan peralatan ada beberapa prinsip yang
dapat digunakan untuk memaksimalkan efisiensi.
a. Dapatkah digunakan alat yang paling ”ampuh” dan ada dalam keadaan baik untuk
pekerjaan ini?
b. Jika menggunakan mesin potong, apakah sudut potong dari alat tersebut sudah
betul?
c. Apakah posisi kedua tangan memungkinkan untuk kerja produktif saat
menggunakan perkakas atau fixtures?
d. Dapatkah digunakan alat – alat pemegang, saluran penggelincir dan sebagainya?
e. Dapatkah dirancang alat – alat yang lebih sederhana tanpa merubah
kemampuannya?
f. Dapatkah dirancang suatu alat penahan yang dapat digunakan bukan hanya untuk
satu pekerjaan?
g. Sudah cukupkah jumlah perkakas dan perlengkapan untuk setiap aktivitas?
h. Dapatkah alat penahan dirancang dari bahan yang lebih ringan?
i. Apakah bahan olahan bisa dengan mudah untuk dipasang dan dibongkar dari alat
penahan tersebut?
j. Apakah bangku- bangku yang digunakan para pekerja mempunyai ukuran yang
baik, sehingga para pekerja tidak perlu melakukan gerakan-gerakan yang
mempercepat kelelahan?
Contoh klasik yang sering kita temui adalah efisiensi pada keyboard atau papan
ketik. Keyboard dirancang untuk mendapatkan efisiensi tertinggi sehingga beban pada
jari dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing jari.
Dampak Kebisingan
Orang yang bekerja pada lingkungan yang bising baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang dapat mengalami gangguan seperti:
Stress dan gangguan mental
Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
Interferensi terhadap komunikasi verbal
Reaksi psikologis individual (bergantung dari keadaan fisik, sikap mental
individual, umumnya bising dengan intensitas tinggi, frekuensi tinggi dan
terputus-putus cenderung dirasakan lebih mengganggu).\
Peningkatan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah, gangguan alat
pencernaan.
TTS (Temporary Treshold Shift) kehilangan pendengaran sementara (s.d. 40 DB
selama 16 jam) terjadi di sel rambut organ corti, perubahan metabolik di sel
rambut, perubahan kimiawi pada cairan perilimfa, perubahan vaskuler dalam
kohlea
NIHL (Noise Induced Hearing Loss) atau PTS (Permanent Treshold Shift)
stadium di mana hilangnya pendengaran tidak kembali terjadi bila pemaparan
kebisingan berlangsung lama atau intensitasnya lebih besar atau keduanya
Trauma Akustik (terjadi akibat paparan bising tunggal dengan intensitas tinggi
terjadi berbagai variasi ketulian, dapat terjadi kerusakan membran timpani,
kohlea dan tulang-tulang pendengaran)
Penanggulangan Kebisingan
Kebisingan di lingkungan kerja terutama untuk industri atau pabrik, bengkel
yang menggunakan peralatan listrik dengan daya yang besar tidak dapat dihilangkan,
melainkan hanya dapat dikurangi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kebisingan diantaranya adalah:
Pemindahan mesin ke tempat di bawah tanah
Penggantian karet dudukan yang sudah aus
Mengiperasi mesin/ motor dengan kecepatan (RPM) yang lebih rendah
Peredaman kebisingan pada mesin
Peredaman kebisingan pada stasiun kerja
Penggantian mesin dengan mesin sejenis yang berteknologi baru
Pemakaian Peralatan Pelindung Diri/Alat Pelindung Diri seperti: earplug,
earmuff dll.
Rotasi penugasan harian
Rotasi tempat terhadap karyawan 3-6 bulanan
b. Pencahayaan
Dibawah ini merupakan contoh gangguan akibat cahaya :
Frekuensi, panjang gelombang, daya tembus
Cahaya terlihat:
Cahaya tidak terlihat: infrared, UV
Kurang cahaya
Kelebihan cahaya
Pantulan cahaya
Efek cahaya dirasakan secara langsung pada mata dan secara tidak langsung
berakibat pada kelelahan (cepat lelah), kebutaan sementara, dll. Untuk menghindari
gangguan akibat pencahayaan yang kurang baik dapat dilakukan dengan cara:
. Pengaturan stop kontak dan letak lampu
Display visual menurut ukuran, persepsi warna, peletakan, lingkungan.
Kode warna untuk peralatan tertentu: di gudang, kunci, tali, dsb.
Uji buta warna