Anda di halaman 1dari 13

REDESIGN KULKAS DENGAN MENGGUNAKAN KORELASI METODE ANTROPOMETRI DAN USABILITAS SERTA MEMPERTIMBANGAN POSTUR PENGGUNA (Studi Khasus

di Alfamart Kawasan Sleman) Rian Yudha Perwira


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, rianyudhap@gmail.com Abstrak Alfamart merupakan salah satu retail besar yang berada di Indonesia. Sesuai informasi yang didapatkan di website Alfamartku.com, Alfamart terbuka 24 jam. Kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi produk-produk yang dijual di Alfamart pun tinggi salah satunya pada produk minuman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedayagunaan, resiko yang muncul saat pemindahan produk ke kulkas pendingin, serta mendesain ulang rancangan kulkas pendingin yang ada di Alfamart tersebut sesuai yang dibutuhkan konsumen dan sesuai dengan dimensi tubuh pengguna kulkas tersebut. Hal tersebut dikarenakan tingginya intensitas pemakaian kulkas tersebut karena kulkas tersebut merupakan sarana untuk menjaga kesegaran minuman yang diinginkan konsumen. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode postur, usabilitas, dan antropometri yang telah dikorelasikan menjadi satu pokok bahasan. Subjek dari penelitian ini yaitu pelanggan Alfamart dan karyawan Alfamart dengan 5 orang pelanggan Alfamart (3 laki-laki, 2 perempuan) serta 40 orang karyawan Alfamart (20 laki-laki, 20 perempuan). Lokasi penelitian berada di Alfamart yang terletak di wilayah Sleman. Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurang produktivitasnya kedayagunaan kulkas Alfamart berada pada gagang pintu dan pengatur pendingin kulkas. Hasil pembahasan yang diperoleh dengan menggunakan metode postur yaitu metode RULA dan REBA dengan kategori sedang, sehingga perlu adanya perbaikan sistem kerja seperti pemberian gambar petunjuk pemindahan yang baik dan benar. Untuk Usabilitas, kurang efektifnya fitur kulkas terletak pada pengaturan pendingin kulkas dan gagang pintu kulkas tersebut. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode Antropometri peneliti mendesain ulang gagang pintu dan pengatur pendingin kulkas sesuai yang responden keluhkan. Kata Kunci : Postur, Usabilitas, Antropometri. Kulkas Abstract Alfamart is one of the major retailers located in Indonesia. As for the information obtained on the website Alfamartku.com, Alfamart is open 24 hours non stop. Consumer needs to consume products in Alfamart, any one of them in the beverage product. The purpose of this study was to determine the usefulness, risks of injury when product transfer to the cooling refrigerator controller, as well as redesigning existing draft cooling refrigerator controller in the appropriate Alfamart consumer needs and in accordance with the user 's body dimensions of the refrigerator. This is due to the high intensity of use of the refrigerator because the refrigerator is a means to maintain the freshness of beverages that consumers needs. The method used for this research is a method of posture, usability, and anthropometry has correlated into a single subject. The subject of this research is Alfamart customers and employees Alfamart with customers Alfamart 5 (3 men, 2 women) and 40 employees Alfamart (20 men, 20 women). Location of the study are in Alfamart located in Sleman. The conclusion from these studies indicate that the lack of productivity usefulness Alfamart refrigerator was on the doors handle and cooling refrigerator controller. Discussion of the results obtained by using the method RULA posture and REBA with the medium category, so the need for system improvement work, such as providing a good image removal instructions and correct. For usability, lack of effective feature lies in cooling refrigerator controller and the handle. Therefore, by using the method of anthropometry researchers redesign the handle and the appropriate cooling refrigerator controller respondents complaining. Keywords : Posture, usability, anthropometry, refrigerator.

1.

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi, banyaknya produk yang diproduksi dan dipasarkan di berbagai retailer-retailer yang telah disepakati. Barang didistribusikan ke retailer-retailer tersebut salah satunya di Alfamart di wilayah Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari website resmi Alfamart yaitu Alfamartku.com, Alfamart merupakan retailer yang buka

selama 24 jam. Oleh karena itu, fasilitasfasilitas di Alfamart akan sering digunakan baik dari pembeli maupun dari karyawan itu sendiri. Salah satu fasilitas yang sering digunakan adalah kulkas pendingin yang berada di Alfamart tersebut. Hal tersebut dikarenakan kebiasaan konsumen membeli minuman yang segar yang dijual di Alfamart. Kesegaran minuman tersebut dapat terjaga

apabila diletakkan di kulkas pendingin. Tingginya intensitas penggunaan kulkas pendingin sehingga perlu sebuah penelitian untuk mengetahui seberapa besar kenyamanan dan kemudahan untuk digunakan kulkas tersebut serta melakukan perancangan ulang kulkas sesuai kebutuhan pengguna dan antropometrik pengguna tersebut. 1.1 Manual Material Handling (MMH) Kegiatan MMH menurut pendapat Mc Cormick dan Sanders (1993) serta Alexander (1986) yang sering dilakukan oleh pekerja di dalam industri antara lain : 1. Kegiatan pengangkatan benda (Lifting Task) 2. Kegiatan pengantaran benda (Carrying Task) 3. Kegiatan mendorong benda (Pusing Task) 4. Kegiatan menarik benda (Pulling Task) Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja dalam melakukan kegiatan penanganan material bukanlah tanpa sebab. Penanganan material secara manual memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut : 1. Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban pada ruang terbatas dan pekerja yang tidak beraturan. 2. Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin. 3. Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat. 1.2 Rapid Entire Body Assessment (REBA) Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan REBA tidak membutuhkan waktu lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator (Hignett & McAtamney, 2000). 1.3 Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic yang menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. RULA diperuntukan pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney, 1993). RULA dikembangkan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut :

1. Memberikan suatu metode pemeriksaan populasi pekerja secara cepat, terutama pemeriksaan paparan (exposure) terhadap resiko gangguan bagian tubuh atas yang disebabkan karena bekerja. 2. Memberikan hasil yang dapat digunakan pada pemeriksaan atau pengukuran ergonomic yang mencakup faktor-faktor fisik, epidemiologis, mental, lingkungan dan faktor organisional dan khususnya mencegah terjadinya gangguan pada tubuh bagian atas akibat kerja. 1.4 Usabilitas Usabilitas adalah ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak , maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan oleh pengguna (Putra dkk., 2013). Menurut ISO 9241-11 (1998) terdapat tiga bentuk dimensi usabilitas adalah sebagai berikut : 1. Efektivitas adalah seberapa besar produk tersebut dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 2. Efisiensi adalah tingkat efektivitas yang dicapai, yang berkaitan dengan sumber daya. Sumber daya yang relevan dapat mencakup usaha mental atau fisik, waktu, dan biaya. 3. Kepuasan adalah mengukur sejauh mana pengguna bebas dari ketidaknyamanan dan sikap mereka terhadap penggunaan produk. Kepuasan bisa ditentukan dan diukur menurut penilaian subjektif pada skala seperti ketidaknyamanan yang dialami, kesukaan pada produk, kepuasan menggunakan produk, atau penerimaan dari beban kerja ketika melaksanakan tugas yang berbeda, atau sejauh mana tujuan kegunaan tertentu (seperti efisiensi atau learnability) telah dipenuhi. Menurut Jakob Nielsen (2003) untuk mengukur usabilitas suatu aplikasi terdapat lima komponen penting, lima komponen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Learnability adalah kriteria yang mengukur tingkat kemudahan suatu aplikasi untuk dipelajari dan digunakan, khususnya bagi pengguna yang baru pertama kali melihat dan menjelajahi aplikasi tersebut. 2. Efficiency adalah kriteria yang mengukur tingkat performansi pengguna ketika menggunakan aplikasi. 3. Memorability menjelaskan tingkat kemudahan pengguna dalam menggunakan aplikasi dengan baik, setelah beberapa lama tidak menggunakannya.

4. Errors menjelaskan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh pengguna, tingkat kejengkelan terhadap kesalahan dan cara memperbaiki kesalahan. 5. Satisfaction menjelaskan tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi. 1.5 Interview Menurut Jakob Nielsen (1994), di dalam interview ada 4 hal yang harus diketahui yaitu mengetahui karakteristik tiap individu, menganalisis tugas yang akan diberikan, fungsi atau gunanya suatu objek untuk dianalisis, perkembangan dari pengguna tersebut. Seorang interview harus mengetahui karakteristik pengguna agar kejelasan produk yang diteliti terfokus dan spesifik seperti mengetahui pengalaman pengguna dalam menggunakan produk tersebut, tingkat pendidikan, umur, dan lain sebagainya agar responden yang diteliti bisa akurat dan jelas. Menganalisis tugas yang diberikan maksudnya agar responden mengerti apa maksud dari tujuan yang disampaikan tugastugas tersebut. Yang ketiga, gunanya suatu objek untuk dianalisis harus diketahui agar penelitian tersebut tidak sia-sia atau tanggung. Dan yang terakhir adalah perubahan dari pengguna itu sendiri yang ditinjau dari perkembangan jaman. 1.6 Thinking Aloud Menurut Jakob Nielsen (1994), Thinking aloud berasal dari kata think laut Loud yang artinya berpikir keras, jadi thinking aloud adalah sebuah metode dimana melibatkan pengguna secara langsung di waktu tersebut dan diberikannya beberapa pertanyaan atau tugas-tugas dan didorong untuk berpikir keras. Sederhananya, thinking aloud biasanya digunakan oleh peneliti, psikologis, atau pengguna yang expert yang ingin menguji produk tersebut dengan cara perekaman video yaitu pertama merekam, melihat hasil rekaman, lalu menganalisis gerak-gerik responden pada hasil rekaman tersebut. Metode thinking aloud bisa digunakan untuk orang yang tidak berpengalaman sekalipun. Akan tetapi, apabila responden yang diambil hanyalah 1 orang maka hanya sekitar 28-30% permasalahan usabilitas dapat diketahui. Apabila menggunakan lebih dari 1 orang maka persentase permasalahan usabilitas yang dapat diketahui pun meningkat. Apabila mengambil 5 orang responden atau lebih maka persentase usabilitas dapat diketahui hingga 77-85%. Oleh karena itu, apabila menggunakan metode ini maka data minimal yang harus diambil

adalah 5 orang atau lebih agar data tersebut lebih akurat. 1.7 New User Experience (NUX) NUX merupakan pengalaman baru yang didapatkan user dalam menggunakan suatu sistem. NUX didasarkan dari dari User Experience (UX) sebelumnya yaitu pembelajaran dan pemberian umpan balik dari user dalam penggunaan sistem versi lama sehingga didapatkan pengalaman yang baru untuk mengembangkan dan menutupi pengalaman penggunaan sistem yang sebelumnya. 1.8 Antropometri Ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya disebut antropometri. Pelopor bidang ini adalah seorang ahli matematika berkebangsaan Belgia bernama Quetlet, yang pada tahun 1870 memperkenalkan karyanya yang berjudul Antropometrie. Beliau tidak hanya disebut sebagai penemu atau pencetus ilmu tersebut, namun juga merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah antropometri. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia, diantaranya (Wickens et al, 2004): 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Suku Bangsa (Etnis) dan Ras 4. Pekerjaan Selain faktor-faktor di atas, ada juga beberapa kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: 1. Cacat tubuh. 2. Faktor iklim 3. Kehamilan (pregnancy) 2. METODE Objek penelitian yang digunakan peneliti yaitu kulkas pendingin yang berada pada Alfamart di kawasan Sleman. Target yang dituju untuk penelitian ini yaitu karyawan Alfamart untuk meneliti antropometri dan postur, serta new user experience untuk meneliti usabilitas dari produk tersebut.

2.1 Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan pada praktikum ini terdapat 2 jenis yaitu : a. Primer Pengamatan langsung ke lapangan dengan mengambil gambar kegiatan salah satu

karyawan Alfamart. Kedua, Melakukan perekaman video dan interview kepada 5 orang pembeli yang berada di Alfamart secara langsung. Yang terakhir, Pengukuran dimensi tubuh secara langsung kepada karyawan Alfamart sebanyak 40 responden. b. Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari referensi-referensi resmi yang mendukung penelitian, berkaitan dengan tema dan tujuan penelitian yang akan diteliti. Referensi yang digunakan antara lain jurnal-jurnal terdahulu, buku terdahulu, dan juga paper. 2.2 Peralatan yang digunakan Pada penelitian ini peralatan-peralatan yang digunakan yaitu sebagai berikut : a. Kamera digital Kamera digital yang digunakan memiliki spesifikasi 16 megapixel sehingga mampu mengambil gambar dengan baik saat melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kamera tersebut yaitu pada penelitian usabilitas dan postur. b. Meteran Meteran yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu meteran yang biasa digunakan untuk mengukur dimensi tubuh saat ingin membuat baju. Meteran di sini digunakan untuk mengukur dimensi tubuh seseorang dengan metode Antropometri. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan pengambilan data pada Alfamart di kawasan Sleman, peneliti dapat mendapatkan hasil sebagai berikut : 3.1 Postur Pada metode postur ini, peneliti mengambil gambar karyawan Alfamart saat melakukan aktivitas sebagai berikut :

Gambar 3. Pemberian acuan pengukuran Setelah gambar tersebut telah diberikan acuan dalam pengukuran, maka akan dilakukan pengolahan data dengan 2 cara pada metode postur yakni : a. Metode RULA Tabel 1. Data Operator (RULA) No Bagian Sudut Skor Tubuh 1 Lengan atas 670 flexion 2 2 Lengan 200 flexion 2 bawah 3 Pergelangan 100 2 tangan extension 4 Putaran Menengah 1 pergelangan putaran 5 Leher 100 1 extension 6 Punggung 900 dan 2 sedikit meyamping 7 Kaki Bobot 1 merata Selain aktivitas diatas, operator tersebut juga melakukan kegiatan yang berulangulang lalu beban yang ditampung oleh operator tersebtu tidak lebih dari 2 kg. Oleh karena itu, skor otot yang dimiliki adalah 1 dan skor tenaga yang didapat adalah 0. Setelah melakukan pengolahan data, didapat hasil akhir atau skor akhir untuk metode RULA yaitu sebesar 3. Oleh karena itu, resiko dari aktivitas tersebut berada di level 3. Level 3 berada dikategori Action level 2 dimana range skor dari Action level tersebut yaitu 3 sampai 4 yang menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan. Hal tersebut dilakukan agar pekerja tersebut tidak mengalami cidera pada bagian tubuh yang tidak diinginkan atau terkena CTD. Akan tetapi, resiko tersebut tidak begitu berbahaya apabila tidak dilakukan secara rutin setiap hari karena bisa menjadi kegiatan yang monoton sehingga mampu merubah postur tubuh karyawan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pergantian

Gambar 2. Aktivitas karyawan Alfamart Setelah mengambil gambar tersebut, peneliti memberikan garis-garis untuk mengambil bagian-bagian yang akan diteliti pergerakannya.

atau rotasi pekerjaan untuk melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, perlu juga diberikan gambar postur tubuh yang baik saat melakukan aktivitas tersebut. b. Metode REBA Tabel 2. Data Operator (REBA) No Bagian Sudut Skor Tubuh 1 Punggung 870 flexion 4 2 Leher 50 flexion 1 3 Lutut 100 flexion 1 + tertopang 4 Lengan atas 670 flexion 2 tanpa beban berat 5 Lengan 200 flexion 2 bawah 6 Pergelangan 50 extension 1 tangan Diketahui aktivitas yang dilakukan pekerja tersebut lebih dari 4 dengan jangka waktu kurang dari semenit. Sehingga skor berat beban tersebut adalah 1. Pekerja tersebut telah mengangkat beban dengan pegangan yang kuat, pas dan tepat ditengah juga beban yang diangkat kurang dari 2 kg. Oleh karena itu, skor yang diperoleh adalah 0 pada coupling. Setelah melakukan perhitungan pada metode REBA, maka diperoleh skor akhir sebesar 4. Kategori skor 4 yaitu memasuki Action level 2 sehingga perlu adanya tindakan karena resiko cidera termasuk kategori sedang. Akan tetapi skor tersebut masih tergolong lumayan aman apabila tidak dilakukan secara rutin. Oleh karena itu, perlu adanya rotasi pada bagian kerja sehingga setiap hari yang melakukan aktivitas tersebut tidak hanya 1 karyawan saja melainkan beberapa karyawan. Sehingga resiko cidera pada tubuh dapat dihindarkan. 3.2 Usabilitas Pada penelitian dengan metode usabilitas, tugas-tugas yang diberikan untuk meneliti kedayagunaan dari kulkas pendingin Alfamart tersebut yaitu : 1. Matikan kulkas pendingin lalu hidupkan kembali. 2. Buka pintu kulkas pendingin. 3. Matikan kipas pendingin, tunggu selama 5 detik. 4. Nyalakan kipas pendingin dengan kecepatan maksimum lalu tunggu 5 detik, setelah itu kembalikan aturan pendinginan ke posisi semula.

5. Ambil salah satu produk yang ada di kulkas tersebut. Lalu, cari harga produk tersebut dan sebutkan harga dari produk tersebut. Setelah itu, masukkan produk ke keranjang pembelian dan tutup kembali kulkas pendingin tersebut. Setelah itu, data diolah dengan menggunakan metode thinking aloud dan interview. Berikut ini hasil pengolahan data dari kedua metode tersebut : a. Thinking aloud Tabel 3. Kesalahan Operator Responden Kesalahan 1 2 3 4 5 A - 1 1 B - 2 1 C 2 - 1 1 D - 1 1 E 2 - 2 Total 4 - 7 3 1 Setelah melihat hasil akhir dari data tersebut, total kesalahan yang paling banyak terjadi yaitu pada kegiatan ketiga dengan total kesalahan sebesar 7. Setelah itu diikuti dengan kegiatan pertama dengan total kesalahan 4, kegiatan keempat dengan total kesalahan 3, dan kegiatan kelima dengan total kesalahan 1.

Gambar 5. Tingkah laku operator Setelah melihat gambar 5, salah satu operator sedang melakukan kegiatan ketiga yang memiliki total kesalahan yang tertinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan kesulitan melihat pengatur kipas hingga kepala responden sampai mendongak ke atas. Tabel 4. Efisiensi Tiap Kegiatan Responden Tugas 1 2 3 4 5 A 15 2 11 8 13 B 15 2 22 15 15 C 22 2 28 12 15 D 20 2 22 15 22 E 22 2 22 13 12 Rata-rata 18,8 2 21 12,6 15,4

Pada tabel 4, diketahui bahwa terdapat kegiatan yang memiliki waktu terlama yaitu pada kegiatan ketiga sebesar 21 detik. Hal tersebut dikarenakan karena pencarian pengatur yang sulit karena letak yang tersembunyi tersebut membuat ratarata waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama. Kendala kedua yaitu pada kegiatan kesatu karena besar tombol tersebut terlalu kecil sehingga membuat sebagian responden kesulitan untuk mencari. Akan tetapi penempatan tombol tersebut sudah baik hanya saja kurang besar tombolnya. Tabel 5. Efektivitas Produk Responden Tugas 1 2 3 4 5 A B C D E Pada kelima kegiatan yang diberikan, kegiatan tersebut dapat diselesaikan walau terdapat kendalakendala yang membuat kurang efektifnya kegiatan tersebut. Pada kegiatan ketiga, apabila tabel 5 dikorelasikan dengan tabel 3 dan 4 maka keefektivitasan saat melakukan kegiatan tersebut dinilai kurang. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kesalahan dan lamanya waktu pengerjaan membuat kurang efektifnya kegiatan tersebut. Sehingga perlu adanya perbaikan pada pengaturan kipas pendingin tersebut. b. Interview Pada metode interview, kegiatan yang paling sering dikeluhkan yaitu pada kegiatan ketiga. Kegiatan tersebut paling sering dikeluhkan karena letak pengaturan kipas pendingin yang sulit untuk dilihat. Hal tersebut membuat responden merasa pegal di bagian leher karena harus mendongak untuk mengatur kipas pendingin tersebut. Hal tersebut dapat membahayakan operator apabila dilakukan secara terus-menerus. Selain itu terdapat keluhan yaitu pada kegiatan pertama. Kegiatan tersebut berupa mematikan atau menghidupkan kulkas pendingin. Kegiatan pertama dikeluhkan karena tombol tersebut terlalu kecil. Perlu adanya pembesaran yang terjadi pada tombol tersebut. Akan tetapi lokasi penempatan sudah tepat. Untuk kegiatan keempat juga terjadi keluhan yang sama seperti kegiatan

ketiga karena untuk mengatur kembali kipas pendingin ke posisi semula cukup sulit. Oleh sebab itu prioritas utama yang harus dilakukan yaitu memperbaiki letak atau penempatan kipas pendingin kulkas tersebut di arah samping atau ditonjolkan dan menghadap keluar. Untuk kegiatan lainnya yang sering dikeluhkan oleh beberapa responden yaitu pada gagang pintu kulkas tersebut. Gagang pintu kulkas tersebut akan lebih baik sedikit dipertebal dan perlu perbaikan agar tidak terlalu kecil sehingga saat membuka kulkas tidak terasa aneh dan kurang nyaman. 3.3 Antropometri Setelah mengetahui keluhan-keluhan yang terjadi pada pengolahan dengan metode postur dan usabilitas, dapat diketahui bahwa yang harus diberikan perbaikan ulang yaitu pada gagang kulkas dan pengaturan pendingin kulkas tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengukur dimensi-dimensi yang berkaitan dengan hal tersebut dan dengan responden sebanyak 40 orang. Setelah melakukan pengukuran, peneliti mengolah data sebagai berikut : a. Dimensi yang digunakan Dimensi yang digunakan untuk desain gagang pintu yaitu panjang telapak tangan (Ptt), lebar telapak metacarpal (Ltm), tebal tangan sampai ibu jari (Ttb), lebar maksimum (Lbmax). Untuk desain pengatur kipas pendingin yaitu tinggi mata berdiri (Tmb), panjang ibu jari (Pij), lebar ibu jari (Lij). b. Uji kecukupan data Rumus dari uji kecukupan data adalah sebagai berikut : N = (1)

Dengan menggunakan rumus tersebut, dapat diketahui hasil dari uji kecukupan data tersebut, yakni : Tabel 6. Uji Kecukupan Data No Dimensi Nilai N 1 Ptt 39,92 2 Ltm 24,91 3 Ttb 39,64 4 Lbmax 31,45 5 Tmb 11,02 6 Pij 31,47 7 Lij 35,61 Setelah melihat data hasil uji kecukupan data dari tabel 6, maka dapat diketahui bahwa data tersebut telah cukup karena nilai N N. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai N dari ketujuh dimensi yang kurang dari 40. c. Uji keseragaman data Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk menentukan uji keseragaman data : - Standar deviasi (2) Batas atas dan bawah (UCL, LCL) UCL (3) LCL (4) = = Gambar 8. Grafik Ttb Pada gambar 8, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ptt sebesar 5,46 untuk batas atas dan 2,82 untuk batas bawah. =

Dengan menggunakan metode tersebut didapatkan grafik dari uji keseragaman data. Berikut ini grafik uji keseragaman data dari ketujuh dimensi tersebut :

Gambar 9. Grafik Lbmax Pada gambar 9, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ptt sebesar 24,61 untuk batas atas dan 13,72 untuk batas bawah. Gambar 6. Grafik Ptt Pada gambar 6, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ptt sebesar 12,96 untuk batas atas dan 6,67 untuk batas bawah.

Gambar 10. Grafik Tmb Pada gambar 10, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ptt sebesar 179,52 untuk batas atas dan 127,52 untuk batas bawah.

Gambar 7. Grafik Ltm Pada gambar 7, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ltm sebesar 10,63 untuk batas atas dan 6,34 untuk batas bawah.

Kolmogorov-Smirnova dimensi Statistic Ltm Ttb Lbmax .136 .135 .097 df 40 40 40 Sig. .059 .063 .200*

Gambar 11. Grafik Pij Pada gambar 11, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ptt sebesar 7,98 untuk batas atas dan 4,45 untuk batas bawah.

Setelah melihat hasil dari SPSS, dengan menggunakan metode kolmogorovsmirnov dapat diketahui bahwa dimensi untuk pengukuran gagang pintu kulkas berdistribusi normal karena nilai signifikansi < 0,05. Tabel 8. Uji Normalitas Dimensi Pengatur Kipas Pendingin Kolmogorov-Smirnova dimensi Statistic Ukuran Tmb Pij Lij .108 .139 .127 df 40 40 40 Sig. .200* .051 .103

Gambar 12. Grafik Lij Pada gambar 12, batas atas dan bawah yang dimiliki oleh Ptt sebesar 3,27 untuk batas atas dan 1,75 untuk batas bawah. Setelah melihat ketujuh grafik tersebut, dapat diketahui bahwa ketujuh dimensi tersebut telah seragam atau homogen. Hal tersebut ditunjukkan data pengkuruan ketujuh dimensi yang berada pada lampiran tersebut tidak keluar dari batas UCL dan LCL. Selain itu, dapat dilihat pada grafik bahwa garis-garis berwarna biru tersebut (data input ukuran dimensi) tidak keluar dari garis orange (UCL) dan garis abu-abu (LCL). d. Uji normalitas Setelah melakukan uji normalitas dengan menggunakan software SPSS, maka dapat diketahui hasil output sebagai berikut : Tabel 7. Uji Normalitas Dimensi Gagang Pintu Kulkas Kolmogorov-Smirnova dimensi Statistic Ukuran Ptt .080 df 40 Sig. .200*

Setelah melihat hasil dari SPSS, dengan menggunakan metode kolmogorovsmirnov dapat diketahui bahwa dimensi untuk pengukuran pengatur kipas pendingin kulkas berdistribusi normal karena nilai signifikansi < 0,05. Dilihat dari ketujuh dimensi tersebut, ketujuh dimensi berdistribusi normal sehingga sampel tersebut dapat mewakilkan populasi yang berada di kawasan Sleman. e. Persentil Pada pengolahan data ini, rumus yang digunakan untuk menghitung persentil 5, 50 dan 95 yaitu sebagai berikut : P5 = (5) P50 = (6) P95 = (7) Dengan menggunakan rumus tersebut, persentil 5, 50 dan 95 dapat diketahui sebagai berikut : Tabel 9. Data Persentil Persentil Dimensi 5 50 Ptt 8,09 9,82 Ltm 7,31 8,48 Ttb 3,42 4,14 Lbmax 16,18 19,17 Tmb 139,53 153,7 Pij 5,25 5,22

No 1 2 3 4 5 6

95 11,54 9.66 4,87 22,15 167,86 7,19

No 7

Dimensi Lij

5 2,09

Persentil 50 95 2,51 2,92

Untuk gagang kulkas, persentil yang digunakan adalah P95. Apabila orang yang memiliki tangan ukurannya besar untuk memegang gagang kulkas tersebut dan ternyata tidak sempit maka orang yang memiliki ukuran tangan lebih kecil dapat memegang gagang kulkas tersebut dengan nyaman tanpa mengalami penyempitan saat menggenggam gagang kulkas. Desain dari pengaturan kipas pendingin tersebut menggunakan P95 untuk Pij dan Lij. Sedangkan untuk Tmb menggunakan P50. Hal tersebut dikarenakan apabila orang yang memiliki ibu jari yang panjang dan memiliki ibu jari yang lebar dapat menggunakan pengaturan tersebut dengan nyaman, pastinya orang yang memiliki panjang dan lebar ibu jari lebih kecil dapat menggunakan dengan nyaman pula. Untuk Tmb atau tinggi mata berdiri menggunakan P50 agar saat mengatur kecepatan pendingin kulkas, posisi mata ke pengaturan tidak terlalu rendah maupun terlalu tinggi untuk seluruh karyawan Alfamart yang menggunakan kulkas. Jadi, besaran ukuran untuk tiaptiap dimensi pada desain gagang kulkas yaitu pada panjang telapak tangan sebesar 11,54 cm, lebar tangan metacarpal sebesar 9,66 cm, tebal tangan sampai ibu jari 4,87 cm, dan lebar maksimum sebesasr 22,15 cm. Untuk desain pengatur kipas pendingin yaitu pada tinggi mata berdiri sebesar 153,7 cm, panjang ibu jari sebesar 7,19 cm, dan lebar ibu jari sebesar 2,92 cm. Untuk panjang ibu jari diambil setengah dari nilai persentil tersebut yaitu sebesar 3,595 cm agar pengatur kipas pendingin tidak terlalu menonjol sehingga pas pada garis tengah ibu jari tersebut. Berikut ini merupakan visualisasi atau prototype untuk desain gagang kulkas dan pengatur pendingin kulkas :

Gambar 14. Pengatur pendingin kulkas 4. PENUTUP 4.1 Simpulan Setelah mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : a. Pada metode RULA dan REBA, skor yang didapatkan sebesar 3 untuk metode RULA dan 4 untuk metode REBA. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan tersebut termasuk kategori Action level 2 dilihat dari skor akhir kedua metode tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lanjutan dan perubahan pada cara kerja operator tersebut. Diberikannya petunjuk cara pengangkatan yang baik akan lebih membantu, selain itu adanya rotasi kerja juga dibutuhkan untuk kegiatan tersebut agar pergerakan tidak monoton tiap harinya. b. Pada hasil pembahasan yang diolah menggunakan metode usabilitas terdapat kegiatan yang kurang efektif yaitu pada kegiatan ketiga. Hal tersebut ditunjukkan dengan total kesalahan paling besar yaitu sebesar 7 dan waktu pengerjaan terlama yaitu selama 21 detik. Keluhan dari responden juga mengarah ke kegiatan ketiga karena letak pengatur pendingin tersebut yang sulit untuk dilihat karena letaknya yang berada dilangit-langit kulkas. Banyak juga yang mengeluhkan gagang kulkas yang terlalu kecil sehingga kenyamanan saat membuka kulkas kurang. Oleh karena itu, pentingnya memperbaiki fitur-fitur kulkas yang dikeluhkan agar kedayagunaan kulkas tersebut tetap terjaga. c. Pada hasil pembahasan antropometrik ini, bagian yang akan di desain ulang adalah gagang kulkas dan pengatur pendingin kulkas tersebut sesuai yang dikeluhkan oleh responden. Dimensi yang digunakan untuk mendesain ulang gagang kulkas adalah panjang telapak tangan (Ptt), lebar telapak metacarpal (Ltm), tebal tangan sampai ibu jari (Ttb), dan lebar maksimum (Lbmax). Untuk mendesain ulang pengatur kipas menggunakan dimensi tinggi mata

Gambar 13. Gagang kulkas

berdiri (Tmb), panjang ibu jari (Pij), lebar ibu jari (Lij). d. Pada uji kecukupan data, ketujuh dimensi tersebut memiliki data yang cukup karena nilai N < N dengan nilai 39,92 pada dimensi Ptt, 24,91 pada dimensi Ltm, 39,64 pada dimensi Ttb, 31,45 pada dimensi Lbmax, 11,02 pada dimensi Tmb, 31,47 pada dimensi Pij, dan 35,61 pada dimensi Lij. Pada uji keseragaman, data-data dari ketujuh dimensi tersebut juga telah seragam dibuktikan dengan gambar diagram yang ukuran-ukuran tiap dimensi tidak melewati garis batas atas maupun batas bawah. Uji normalitas yang dilakukan pada software SPSS juga menunjukkan bahwa ketujuh dimensi tersebut berdistribusi normal dengan pengukuran signifikansi menggunakan metode kolmogorov-smirnov. Oleh karena itu, sampel-sampel tersebut telah layak untuk dijadikan acuan dalam suatu populasi. e. Setelah itu, persentil yang digunakan adalah persentil 95 untuk dimensi panjang telapak tangan, lebai telapak metacarpal, tebal tangan sampai ibu jari, lebar maksimum, panjang ibu jari dan lebar ibu jari. Apabila dimensi tubuh seseorang yang memiliki ukuran besar nyaman dalam menggunakan fitur kulkas tersebut, maka orang yang memiliki ukuran yang lebih kecil pasti dapat menggunakan kulkas tersebut dengan nyaman pula. Untuk persentil 50 digunakan pada dimensi tinggi mata berdiri. Hal tersebut dikarenakan agar pandangan operator saat mengontrol suhu kulkas tersebut tidak terlalu rendah maupun tinggi. Hasil ukuran untuk diam dimensi yaitu sebesar panjang telapak tangan sebesar 11,54 cm, lebar tangan metacarpal sebesar 9,66 cm, tebal tangan sampai ibu jari 4,87 cm, dan lebar maksimum sebesasr 22,15 cm untuk dimensi ukuran gagang kulkas. Untuk dimensi yang digunakan sebagai acuan dalam membuat pengatur pendingin kulkas yaitu sebesar 153,7 cm, panjang ibu jari sebesar 7,19 cm, dan lebar ibu jari sebesar 2,92 cm. 4.2 Saran Setelah melakukan penelitian ini, saran bagi peneliti yaitu menambahkan responden lebih banyak lagi agar data tersebut semakin valid. Selain itu, meningkatkan cara pengambilan data yang lebih baik lagi, mampu mengaplikasikan hasil penelitian. Saran bagi perusahaan Alfamart yaitu mempermudah pemberian perizinan untuk penelitian di retailer tersebut, pemberian petunjuk

pengangkatan dan pemindahan barang sesuai postur yang baik dan benar, peningkatan keramahan kepada konsumen, cepat tanggap dalam memberikan pelayanan. Diharapkan kepada karyawan Alfamart mengikuti petunjuk pengangkatan maupun pemindahan yang telah disediakan oleh Alfamart. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan segenap hati, peneliti mengucapkan terimakasih kepada karyawati Alfamart karena telah memberikan kemudahan peneliti saat mengambil data dan juga kepada pelanggan Alfamart yang bersedia meluangkan waktunya untuk dijadikan sebagai responden. Selain itu, Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada asisten pembimbing yang telah memberikan solusisolusi selama penelitian ini berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Astuti R.D., Suhardi B. 2007. Analisis Postur Kerja Manual Material Handling Menggunakan Metode Owas ( Ovako Work Postur Analysis System). Gema Teknik I, Page : 67-75. Budiman E., Setyaningrum R. 2006. Perbandingan Metode-Metode Biomekanika Untuk Menganalisis Postur Pada Aktivitas Manual Material Handling (MMH) Kajian Pustaka. Semarang : Universitas Diponegoro Putra F.A., Satoto K.I., Martono, K.T. 2013. Analisis Usabilitas Pada Permainan The Zoo Berbasis Kinect. Volume 1 (4). Semarang : Universitas Diponegoro. Nielsen J. 1994. USABILITY ENGINEERING. London : Academic Press Limited. Panero J., Zelnik M. 1979. HUMAN DIMENSION & INTERIOR SPACE. Whitney Library of Design. United States : Watson-Gubtill. Wickens C.D, Lee J.D., Liu Y., Gorden B.S.E. 2004. An Introduction do Human Factors Enginnering. 2nd Edition . Pearson Education Inc.

6.

www.alfamartku.com. Diperoleh 9 Maret 2014.

LAMPIRAN Quote : We have to do the best we are capable of. This is our sacred human responsibility. Tabel 10. Responden Data Antropometri No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Danang Yogi Aji Hendra Dimas Nurmanto Fadli Agus Dani Rifky Rizky Hari Nurdin Umur 23 27 25 24 23 24 24 23 23 27 25 22 27 Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa Banjar Sumatra Jawa Jawa Jawa Sunda Sunda Jawa Jawa Jawa Berat Badan 60 65 74 62 49 51 58 69 67 68 63 55 56 Ptt 9,5 10 11,7 11,3 10,5 11 9,6 10,3 9,7 9,9 10,4 9 9,8 Ltm 7,8 8,9 8,5 8,8 9,7 9 7,5 9 9,2 9 9,8 8,1 7,4 Ttb 4 4,5 4,7 5 4 4,5 5 5 4 4,5 4,3 4,5 4,2 Lbmax 23 20,5 22 21 19,5 16,9 21 21 18,6 17,7 20 18,4 20 Tmb 155 163 165 150 152 166 154 151 152 148,5 154,5 164 167 Pij 6 7 5,7 6,7 6,7 7 7 7,3 6,2 7 7,2 6,5 6,2 Lij 2,5 2,3 3 2,3 3 3 3 2,2 2,6 2,4 2,6 2,6 2,8

No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Nama Mudin Jaka Alvin Bagus Yanto Abi Hendy Luthfi Sari Rara Widya Amalia Putri Dana Nurul Tyas

Umur 22 23 23 23 23 24 26 25 23 20 20 20 21 24 25 25

Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan

Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa Jawa Jawa Banjar Sumatra Banjar Jawa Jawa Sumatra Sunda Jawa Jawa Jawa Sumatra

Berat Badan 70 59 65 73 73 71 60 63 42 50 47 45 57 55 56 60

Ptt 11,8 10 10,3 12 11,7 10,9 8 9 9,8 10 10,1 10,6 8,8 9,7 9,1 8,3

Ltm 7,7 9,3 8,5 8,7 9,5 9,7 9,6 8 8,4 7,4 8,3 8,7 8 7,5 7,5 8

Ttb 4 4 4,2 4,3 4,3 4 4,3 4,3 4,3 3,7 5 3,7 3,4 3,5 3,5 3,9

Lbmax 19,5 21 23 19,6 19,5 21,2 20,2 19,7 16 18,5 19,7 19,5 16,5 18,6 16 19

Tmb 167 155,5 155 162 144,5 140,5 144 142,5 140,5 146 160 145 151 151 160 147,5

Pij 6,4 6,3 5,5 5,3 6 6,3 5,5 5,5 6,2 5,3 6,3 6,7 5,5 6,8 5,3 5,4

Lij 2,9 2,4 2,3 2,7 2,5 2,2 2,3 2,4 2,2 2,5 2,2 2,3 2,5 2,6 2,3 2,5

No. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Indri Shinta Linda Ana Okvi Annisa Nur Mitha Sintya Dinda Risky

Umur 26 23 22 19 19 22 24 23 23 24 25

Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan

Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa Jawa Jawa Sunda Jawa Sumatra Jawa Jawa Jawa

Berat Badan 55 65 60 41 46 55 63 76 62 44,5 50

Ptt 9,5 8,6 10 9,2 9,3 8,4 8,5 8,2 10,4 9,4 8,3

Ltm 8,8 7,6 9,3 9 8,4 8,7 7,8 8 8,5 7,8 7,9

Ttb 3,9 3,8 4 4 4 4 4,2 3,8 3 4,2 4,2

Lbmax 19 20 17 15,4 18,8 18,4 18 17 17 20 19

Tmb 151,8 164 167 167 155,5 155 162 144,5 140,5 144 142,5

Pij 6,2 6 6 6,5 6,2 6,4 6,3 6,7 5,5 6,8 5,3

Lij 2,8 2,2 2,6 2,4 2,6 2,6 2,8 2,2 2,5 2,2 2,3

Anda mungkin juga menyukai