Oleh:
Hendri Setiawan 1314071028
Sofyan Sambudi 1314071053
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada jok mobil pengemudi tipe
minibus, terdapat beberapa keluhan yang dirasakan oleh responden. Tentunya
dalam jangka waktu yang lama keluhan tersebut akan menibulkan penyakit atau
kelainan-kelainan seperti lordosis, kifosis dan lain sebagainya. Rapid Upper Limb
Assesment adalah salah satu metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi
yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan oleh tubuh
bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan
pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi
otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Oleh sebab itu metode RULA
dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang berisiko dan dilakukan
perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996). Berdasarkan hal tersebut akan
dilakukan evaluasi keergonomisan jok mobil pengemudi tipe minibus yang
merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Evaluasi
akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer, yaitu CATIA
dengan metode RULA. Perangkat lunak ini dipilih karena selain memiliki
kemampuan mengevaluasi keergonomisan sebuah produk, perangkat lunak ini
juga merupakan teknologi yang banyak digunakan di perusahaan manufaktur.
1.2 Tujuan
Tujuan perancangan yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis postur tubuh saat duduk pada jok mobil pengemudi tipe
minibus menggunakan CATIA V5R17 agar diperoleh suatu posisi duduk
yang nyaman bagi pengemudi.
2. Menganalisis aktivitas duduk pada jok mobil pengemudi tipe minibus
berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment )
menggunakan CATIA V5R17.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan desain produk jok mobil
pengemudi tipe minibus.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antropometri
1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
2. Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian
dada dan pinggul.
2.2 Perancangan
RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc
Attamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom dari universitas di
Nottingham (University’s NottinghamInstitute of Occupational ergonomics).
Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 1993
(Lueder, 1996). Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan
dalam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang
dialakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus
dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas
sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh.
Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan waktu sedikit
untuk melengkapi dan melakukan scoring general.
pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang
diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan
dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas
(McAtamney, 1993).
Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh
dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu
grup A dan B. Grup A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan
tangan. Sementara grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk
memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan
atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher yang mungkin saja
mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam penilaian.
III. PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan jok mobil pengemudi tipe minibus hasil rancangan Lubis
(2009) seperti terlihat pada Gambar 2.
Jok mobil yang dirancang merupakan suatu fasilitas duduk yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu sandaran kepala, sandaran punggung, dan alas duduk. Dalam
perancangannya digunakan beberapa nilai persentil, yaitu 95 dan 5. Persentil 95
digunakan untuk tinggi sandaran kepala serta sandaran punggung, sedangkan
persentil 5 digunakan untuk alas duduk. Perancangan produk ini menggunakan
data antropometri dari sejumlah sampel yang diambil. Adapun jumlah sampel
tersebut adalah sebanyak 149 sampel berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah RULA (Rapid Upper
Limb Assesment) yang merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang
ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan oleh
tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam
memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan
dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Penilaian
dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan waktu sedikit untuk
melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang
mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan
pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan dipakai
pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney, 1993).
Dalam tahapan evaluasi ini akan digunakan manekin sebagai model atau alat
bantu yang mewakili sampel penelitian. Manekin tersebut akan mendapatkan
beberapa perlakuan di antaranya diberikan ukuran antropometri sesuai dengan
data antropometri yang telah dikumpulkan. Kemudian manekin juga akan diatur
postur tubuhnya sehingga manekin dalam posisi duduk pada jok mobil yang telah
dirancang tersebut.
Manekin yang akan digunakan diberikan ukuran antropometri sesuai dengan data
yang diperoleh. Tujuannya adalah sebagai alat bantu untuk mengevaluasi produk
jok mobil pengemudi tipe minibus sebagai objek penelitian. Dalam penentuan
ukuran tersebut digunakan nilai rata-rata dari seluruh sampel yang berjumlah 149
orang. Tabel 1 menunjukkan rangkuman dari data antropometri yang telah
diperoleh.
Nilai rata-
rata
No Dimensi Simbol
(mm atau
Kg)
Manekin yang telah diberikan dimensi harus diposisikan pada produk jok mobil
yang akan dianalisis. Cara yan g bisa ditempuh adalah dengan member ikan
pengaturan dengan menggunakan peng atur koordinat.
Dalam RULA digunakan skor yang mengindikasi baik atau tidaknya bagian tubuh
tertentu dalam posisi bersangkutan. Interpretasi dari nilai tersebut adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa skor akhir menunjukkan angka 2 dan
berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut juga mengindikasikan postur kerja
pada produk jok mobil tersebut dianggap masih dapat diterima, selama pengmudi
tidak berada terlalu lama atau berulang-ulang pada kondisi tersebut.
Berdasarkan perhitungan metode RULA secara rinci terlihat bahwa lengan bawah
memiliki skor yang berbeda, yaitu 3 yang mengindikasikan perlu analisis lebih
lanjut dan perubahan mungkin dibutuhkan. Hasil dari metode RULA tersebut juga
menunjukkan resiko produk terhadap lengan bawah lebih besar dari pada bagian
tubuh lain. Penyebab permasalahan pada lengan bawah tersebut dikarenakan
postur lengan bawah yang menggantung dan tidak bertumpu pada benda apapun.
Posisi ini sebenarnya tidak begitu menjadi masalah bila tidak dilakukan dengan
intensitas yang cukup tinggi. Namun secara umum, jok mobil pengemudi tipe
minibus hasil rancangan Lubis (2009) ergonomis atau nyaman digunakan karena
skor akhir dari metode RULA adalah 2 dan berwarna hijau.
Hasil pada lengan bawah sebenarnya tidak menunjukkan bahwa de sain yang tidak
ergonomis. Skor 3 mengi ndikasikan adanya perubahan baik itu pada postur
ataupun pada desain. Postur lenga n bawah dari pengguna akan selalu beruba h
karena dalam mengendarai kendaraan setir akan selalu bergerak. Namun untuk
memb antu mengurangi resiko yang berlebihan per lu dibantu dengan adanya
perubahan desain pada jok mobil tersebut.
Rekomendasi yang diberik an untuk mengurangi resiko pada lengan baw ah salah
satunya adalah dengan menambah beberapa komponen dari jok mobil ters ebut.
Salah satu komponen yang ditambah kan adalah dengan menambahkan
pengaturan maju mundur. Jok mobil dapat diposisik an mendekat atau menjauhi
setir atau ke mudi kendaraan. Dengan demikian maka po stur lengan bawah yang
beresiko dapat dikurangi. Pengaturan tersebut juga direkomend asikan karena
pada hasil penelitian Lub is (2009) juga menghasilkan bahwa ranca ngan jok
mobil masih dikeluhkan mengenai pengaturan atau fungsi yang ada.
Berdasarkan hasil peneliti an Lubis (2009) juga didapatkan bahwa hasil jok mobil
rancangannya mendapatka n suara terbanyak untuk keluhan pada dimensi. Oleh
karena itu pada jok mobil akan ditambahkan dimensi dan komponen lain, yaitu
shoulder support, yaitu penyangga bahu fungsinya menjaga badan dan bahu tetap
pada posisi utamanya akibat tekanan G-force. Tekanan G-force sendiri adalah b
esar beban atau gaya yg diterima tubuh saat mengalami percepatan.
Bila memungkinkan dari s isi keuangan, direkomendasikan juga agar setir atau
sistem kemudi dari kendaraan ini juga menggunakan tilt steering dan telesco pe
steering. Tilt steering merupakan teknol ogi dimana roda kemudi dapat diatur naik
turun sesuai tinggi1.
Gambar 5 Rancangan Jok Mobil Hasil Rekomendasi
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan pada tugas akhir ini antara lain sebagai berikut:
a. Pada postur tubuh yang nyaman bagi pengemudi, posisi bagian lengan atas
dan lengan bawah dari manekin baik kiri maupun kanan diberikan
perlakuan yang sama yang akan membuat seolah-olah tangan menuju setir
kendaraan. Beberapa pengaturan tersebut di antaranya lengan atas
membentuk sudut 38,21o, lengan bawah membentuk sudut 29,89o,
pergelangan tangan membentuk sudut 0o, leher membentuk sudut 1,765o,
batang tubuh/ punggung membentuk sudut 0,457o, dan kaki berada pada
posisi normal/ seimbang.
b. Berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment )
menggunakan CATIA V5R17, dapat dilihat bahwa skor akhir
menunjukkan angka 2 dan berwarna hijau. Dengan demikian nilai tersebut
juga mengindikasikan postur kerja pada produk jok mobil tersebut
dianggap masih dapat diterima, selama pengmudi tidak berada terlalu lama
atau berulang-ulang pada kondisi tersebut.
c. Analisis dan perubahan yang diperlukan adalah dilakukan perubahan
desain dari jok mobil tipe minibus tersebut pada bagian yang berhubungan
dengan lengan bawah. Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi
resiko pada lengan bawah salah satunya adalah dengan menambah
komponen pada jok mobil. Salah satu komponen yang ditambahkan adalah
dengan menambahkan pengaturan maju mundur. Jok mobil dapat
diposisikan mendekat atau menjauhi setir atau kemudi kendaraan. Jok
mobil juga akan ditambahkan dimensi dan komponen lain, yaitu shoulder
support, yaitu penyangga bahu fungsinya menjaga badan dan bahu tetap
pada posisi utamanya. Selain itu direkomendasikan juga agar setir atau
sistem kemudi dari kendaraan ini juga menggunakan tilt steering dan
telescope steering.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Umar Rumoden. 2009. “Analisis Bentuk Jok Pengemudi Mobil Type
Minibus Dengan Menggunakan Desain Ergonomi Untuk Mendapatkan
Tingkat Kenyamanan”. Skripsi: Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Gunadarma. Jakarta.
McAtamney, L. and Corlett, E.N., 1993. “RULA : A Survey Based Method for
the Investigation of Work Related Upper Limb Disorders“, Applied
Ergonomics, 24(2).91-99.
Nurmianto, Eko, 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Widya.