TUGAS KHUSUS
PENILAIAN POSTUR PEKERJA DIBAGIAN LORI PADA PENARIKAN
TALI SLING MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK POSTURE
ANALYSIS SYSTEM (OWAS) DI PT. HARI SAWIT JAYA PMKS NEGERI
LAMA DUA
3.1 Pendahuluan
3.1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
Kebutuhan kelapa sawit meningkat tajam, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
Crude Palm Oil (CPO) dunia. Indonesia diharapkan mampu bersaing di industri
internasional dalam memproduksi kelapa sawit dengan target dan sasaran yang mampu
menghasilkan mutu minyak yang baik diantara industri sawit di negara-negara lain.
Kegiatan produksi di pabrik kelapa sawit yang dilakukan dengan bantuan
secara manual cenderung dapat mengakibatkan keluhan dan risiko cedera pada bagian
tubuh tertentu. Salah satu penyebab adanya gangguan pada otot rangka yang
ditimbulkan dari pekerjaan yang dilakukan secara dinamis yaitu posisi dan postur tubuh
kerja yang tidak sesuai, seperti yang dialami staff atau karyawan dibagian lori pada
penarikan tali sling di PT. Hari Sawit Jaya PMKS Negeri Lama dua, yang melakukan
pekerjaan dengan posisi yang dilakukan secara dinamis dalam kurun waktu yang cukup
lama yakni ± 7 jam sehari. Hal ini akan menjadi sebuah masalah keluhan rasa sakit
pada bagian tubuh pekerja. Stasiun kerja yang dirancang tidak ergonomis akan
menimbulkan dampak negatif bagi pekerja yang menggunakan baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang seperti nyeri dan juga kelelahan akibat kerja.
Postur tubuh pekerja dibagian lori pada penarikan tali sling PT. Hari Sawit Jaya
PMKS Negeri Lama dua berisiko cedera dikarenakan kegiatan menarik lori yang
dilakukan yaitu membungkuk kedepan, menarik kedepan dan berjalan sambil menarik
tali sling secara berulang-ulang. Permasalahan diperkuat dengan adanya wawancara
33
34
terhadap 2 pekerja tetap menyatakan keluhan pada otot, punggung, lengan bagian
bawah, leher, pergelangan tangan dan kaki yang dialami saat melakukan pekerjaan
menarik lori.
Berdasarkan hasil observasi saat survei ke lapangan, pekerja masih banyak
cenderung mengabaikan prosedur yang telah ditetapkan oleh Perusahaan, dengan
melakukan sikap yang tidak aman yaitu pada saat menarik tali sling. Hal ini
menyebabkan pekerjaan tersebut dapat di kategorikan sebagai pekerjaan yang tidak
ergonomis. Postur kerja canggung diketahui merupakan faktor utama risiko gangguan
Musculoskeletal. Metode terbaik untuk mengurangi efek negatif adalah menggunakan
analisis ergonomic terhadap postur kerja dan melaksanakan tindakan korektid yang
sesuai. Hasil kuesioner Nordic Body Map (NBM) menunjukkan bahwa pekerja
mempunyai keluhan pada bagian pergelangan tangan, punggung, lengan bagian bawah,
leher dan kaki. Oleh karena permasalahan diatas maka penulis membuat suatu
penelitian dengan judul “Penilaian Postur Pekerja Dibagian Lori Pada Penarikan
Tali Sling Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS)
Di PT. Hari Sawit Jaya PMKS Negeri Lama Dua”.
3.1.6 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data dan informasi yang diperoleh dari PT. Hari Sawit Jaya PMKS Negeri
Lama Dua adalah benar.
2. Penelitian ini berjalan dengan lancar dan tidak ada dari tenaga kerja yang
terganggu atau terhambat saat dilakukan pengamatan.
kerja apabila keadaan tersebut terus diabaikan. Sehingga prinsip ergonomi harus benar-
benar diperhatikan sebagai upaya pencegahan.
Kegunaan dari penerapan ergonomi yaitu:
a. Memperbaiki performansi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan,
keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta
mengurangi kelelahan).
b. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan
peralatan yang disebabkan “human error”.
c. Memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja
mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja
yang lebih leluasa dalam bergerak.
c. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang
lama, denga kepala, leher, dada dan kaki berada dalam postur miring.
d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau priode waktu
yang lama dengan tangan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.
Beberapa masalah berkenaan postur kerja yang sering terjadi sebagai berikut:
1. Hindari kepala dan leher yang mendongak
2. Hindari tungkai yang menarik
3. Hindari tungkai kaki pada posisi terangkat
4. Hindari postur memutar atau asimetris
5. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku
Penilain postur kerja sangat baik diterapkan untuk kegiatan yang bersifat
manual material handling yang dominan menggunakan otot tubuh. Hal ini dikarenakan
usaha-usaha fisik tersebut dapat memicu kecelakaan kerja ataupun low back pain yang
kurang diperhatikan akhir-akhir ini.
Postur atau sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil pekerja dalam
melakukan pekerjaan (Pramestari, 2017a). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja,
yaitu:
1. Sikap Kerja Duduk
Menjalankan pekerjaan dengan sikap kerja duduk menimbulkan masalah
muskuloskeletal terutama masalah punggung karena terdapat tekanan pada
tulang belakang. keuntungan bekerja dengan sikap kerja duduk adalah
mengurangi beban statis pada kaki dan berkurangnya pemakaian energi.
2. Sikap Kerja Berdiri
Sikap kerja berdiri merupakan sikap siaga baik sikap fisik maupun mental,
sehingga aktivitas kerja dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti namun berbagai
masalah bekerja dengan sikap kerja berdiri dapat menyebabkan kelelahan, nyeri
dan terjadi fraktur pada otot tulang belakang.
41
5. Kegiatan Mendorong
Beban Hal yang penting menyangkut kegiatan mendorong beban adalah tinggi
tangan pendorong. Tinggi pegangan antara siku dan bahu selama mendorong
beban dianjurkan dalam kegiatan ini.
6. Menarik Beban
Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai metode pemindahan beban,
karena beban sulit untuk dikendalikan dengan anggota tubuh. Beban dengan
mudah akan tergelincir keluar dan melukai pekerjanya.
Berikut faktor penyebab terjadinya keluhan pada sistem musculoskeletal
sebagai berikut:
1. Aktivitas Berulang
Aktivitas berulang dapat diartikan bahwa terdapat pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan secara terus menerus seperti pekerjaan membelah kayu besar,
mencangkul, dan pekerjaan mengangkat-angkat (memindahkan barang
berulang). Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan yang disebabkan
oleh beban kerja yang dihadapi secara terus menerus tanpa beristirahat.
2. Peregangan Otot Berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan terjadi karena adanya pengerahan tenaga yang
diberikan melebihi kekuatan optimum otot, jika sering terjadi maka akan
meningkatkkan risiko terjadi keluhan otot dan cedera otot skeletal. Hal tersebut
biasanya sering dikeluhkan oleh pekerja yang melakukan pekerjaan atau
aktivitas yang memerlukan dan menuntut tenaga yang besar seperti pekerjaan
mengangkut, menarik, mendorong, dan menahan beban yang berat.
3. Penyebab Kombinasi
Faktor risiko penyebab kombinasi terjadi karena adanya keluhan pada otot
skeletal akan semakin meningkat apabila pekerja dalam melakukan tugasnya
dihadapkan dengan beberapa faktor risiko yang terjadi dalam waktu bersamaan.
44
Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (√) pada kolom berikut :
Jumlah Tingkat Keluhan
No Jenis Keluhan Tidak Agak Sangat
Sakit
Sakit Sakit Sakit
0 Sakit/kaku di leher bagian atas
1 Sakit/kaku dileher bagian bawah
2 Sakit dibahu kiri
3 Sakit dibahu kanan
4 Sakit pada lengan atas kiri
5 Sakit pada punggung
6 Sakit pada lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada bokong
9 Sakit pada pantat
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit pada lengan bawah kiri
13 Sakit pada lengan bawah kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan
26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan
Sumber: (Bambang & Atmojo, 2020)
Adapun rumus total skor individu adalah sebagai berikut:
Total Skor Individu = (1 x ∑ TS) + (2 x ∑ AS) + (3 x ∑ S) + (4 x ∑ SS)……3.1
49
Keterangan:
∑ TS = Jumlah Tidak Sakit
∑ AS = Jumlah Agak Sakit
∑S = Jumlah Sakit
∑ SS = Jumlah Sakit Sekali
Setelah didapatkan total skor individu maka akan didapatkan nilai klasifikasi
tingkat risiko berdasarkan total skor individu yang dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Risiko Berdasarkan Total Skor Individu
Skala Total Skor Tingkat Tindakan Perbaikan
Likert Individu Resiko
1 28-49 Rendah Belum di temukan adanya
tindakan perbaikan
2 50-70 Sedang Mungkin di perlukan tindakan
di kemudian hari
3 71-90 Tinggi Diperlukan tindakan segera
4 92-122 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan
menyeluruh segera mungkin
Sumber: (Megawati et al., n.d.2021)
3.2.6 Metode Postur Kerja Ovako Work Posture Analysis System (OWAS)
OWAS adalah suatu metode ergonomi yang digunakan untuk mengevaluasi
postural stress yang terjadi pada seseorang ketika sedang bekerja. Metode ini dimulai
pada tahun 1970-an di perusahaan Ovako Oy Finlandia. Dikembangkan oleh Karhu
dan kelompoknya di Laboratorium Kesehatan Buruh Finlandia yang mengkaji tentang
pengaruh sikap kerja terhadap gangguan kesehatan seperti sakit pada punggung, leher,
bahu, kaki, dan lain-lain. Kegunaan metode OWAS adalah untuk memperbaiki kondisi
pekerja dalam bekerja. Sehingga performansi kerja dapat ditingkatkan terus. Hasil yang
diperoleh dari metode OWAS, digunakan untuk merancang metode perbaikan kerja
guna meningkatkan produktifitas (Bastuti et al., 2019).
Sebenarnya perkembangan OWAS dimulai pada tahun tujuh puluhan di
perusahaan Ovako Oy Finlandia (sekarang Fundia Wire). Metode ini dikembangkan
50
3. Sikap Kaki
a. Duduk
b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
c. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
e. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
f. Berlutut pada satu atau kedua lutut
g. Berjalan
Untuk tabel penilaian analisis postur kerja OWAS dapat dilihat pada tabel 3.8
sebagai berikut:
Tabel 3.8 Penilaian Analisis Aktivitas Postur Kerja OWAS
Analysis Of Work Activities
Back Arms 1 2 3 4 5 6 7 Legs
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Load
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2
2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4
3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1
2 2 2 3 1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1
3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1
4 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
Mulai
Observasi
Identifikasi Masalah:
Masalah yang diidentifikasi adalah menilaian postur pekerja dibagian lori pada
penarikan tali sling
Rumusan Masalah:
Bagaimana hasil postur kerja yang didapatkan pada pekerja penarik
lori di PT. Hari Sawit Jaya PMKS Negeri Lama Dua?
Tujuan Masalah:
Untuk mengetahui hasil postur kerja yang didapatkan pada pekerja
penarik lori di PT. Hari Sawit Jaya PMKS Negeri Lama Dua.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Menghitung skor sikap kerja yang
berbahaya bagi para pekerja menggunakan
motode OWAS
Selesai
2. Pada pekerjaan menarik tali sling pada lori termasuk kedalam kategori 4 yaitu
pada sikapa ini berbahaya pada sistem muskoloskeletal, postur kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan sehingga perbaikan perlu
dilakukan sekarang juga, jika dilakukan secara terus menerus maka akan
mengakibatkan rasa sakit pada sistem muskoloskeletal.