Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Manusia merupakan makhluk sempurna tetapi memiliki beberapa keterbatasan
sehingga dibutuhkan kemampuan untuk memanfaatkan kelebihan dan menganalisis
keterbatasan manusia baik secara fisiologi maka dari itu dibutuhkan ilmu ergonomi yang
merupakan suatu cabang disiplin ilmu yang mempelajari dan membahas mengenai
kemampuan baik fisiologi maupun psikologi dalam keterbatasan kemampuan manusia
(Dewi, 2017). Ergonomi digunakan untuk menganalisis dan mengamati proses suatu
pekerjaan sehingga apabila pekerjaan tersebut dapat merugikan pekerja maka ergonomi
dapat merancang suatu sistem bekerja dengan efektif ergonomika diartikan juga sebagai
ilmu yang berkaitan dengan kenyamanan dalam bekerja (Hasimjaya et al., 2017).
Postur kerja merupakan penentu dalam menganalisis pada bagian ini postur tubuh
seperti batang tubuh, leher, lengan bawah, lengan atas, telapak tangan dan postur lutut
akan membentuk sudut yang dapat diukur menggunakan metode Rapid entire body
assessment (REBA) (Sulaiman dan Sari, 2016). Antropometri digunakan untuk mengukur
dimensi tubuh pada manusia antropometri merupakan data yang digunakan dalam bidang
ergonomika. Pengukuran antropometri meliputi segala aspek bagian tubuh seperti kepala,
bahu, tangan, paha, kaki hingga telapak tangan dan posisi pergelanggan kaki sedangkan
antropometri merupakan salah satu metode yang dilakukan dalam penelitian ergonomika
untuk mengambil data dimensi tubuh manusia dalam antropometri terdapat beberapa
pengukuran dimensi tubuh (Zetli et al., 2019).
Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) diperkenalkan oleh Dr. Lynn
McAtamney dan Dr. Sue Hignett pada tahun 1995. Dengan menggunakan metode REBA
dapat menilai postur seorang pekerja secara tepat. Metode rapid entire body assessment
adalah metode yang mengambil data postur kerja mulai dari batang tubuh, leher, lengan
sampai kaki (Highnett dan Mc Atamney, 1999). Pada metode rapid entire body
assessment terdapat dua tabel penilaian tabel A merupakan tabel penilaian yang
mengukur sudut leher, batang tubuh atau punggung, kaki dan beban yang diangkat
sedangkan penilaian tabel B meliputi lengan bawah, lengan atas, posisi tangan,
genggaman dan aktivitas. metode reba digunakan lebih tepat dikarenakan merupakan
metode yang dapat menilai seluruh anggota tubuh pada saat aktivitas manusia (Hamdy
dan Syamzalisman, 2018). Metode Rapid entire body assessment menggunakan tabel
penilaian sudut untuk mendapatkan skor perlu mengukur sudut terlebih dahulu. Adapun
Kelebihan pada saat menggunakan metode Reba adalah bahwa metode ini dapat
mengukur hampir seluruh bagian tubuh pada saat bekerja dan terdapat tabel skor yang
akan menilai risiko pada saat bekerja (Mei dan Tambun, 2019).
Setiap pekerja memiliki resiko tersendiri, termasuk pekerja yang bekerja di
pabrik. Saat melakukan pekerjannya para pekerja dihadapkan pada kondisi kerja yang
tidak nyaman seperti berdiri sacara terus-terusan, punggung membungkuk dan lain-lain
yang dapat berisiko menyebabkan gangguan sistem rangka otot. Maka dari itu, perlu
dilakukan identifikasi resiko postur pekerja.
Di dalam sebuah produksi tentunya masih memerlukan tenaga manusia untuk
menjalankan sebuah mesin atau hanya sekedar mangangkat dan menata barang jadi
seperti menata karung ke sebuah pallet. Pekerja melakukan kerjaannya ada yang berdiri,
menunduk, dan membungkuk. Tentu posisi-posisi seperti itu tidak ergonomis
menyebabkan tubuh mudah lelah. Dan apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama
akan menimbukan kelelahan, ditambah setiap pekerja memiliki postur tubuh yang
berbeda-beda sehingga dapat membuat konsentrasi menurun dan kemungkinan kinerja
juga menurun.Terdapat beberapa stasiun kerja di PT. Sidoagung Farm dan salah satu
stasiun kerja yang beresiko yaitu di stasiun bagging. Berikut ini adalah contoh posisi
tubuh karyawan di PT. Sidoagung Farm Magelang :
Gambar 1.1 Posisi tubuh pekerja dibagian Bagging

Gambar 1.2 Posisi tubuh pekerja dibagian Bagging

1.2. Identifikasi Masalah


Berikut ini merupakan beberapa identifikasi masalah terkait kondisi kerja di PT.
Sidoagung Farm :
a. Postur tubuh operator pada saat bekerja masih kurang baik, sehingga dapat
menyebabkan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang berakibat pada penurunan
produktifitas kerja operator
b. Beban kerja berlebihan yang diterima oleh operator, sehingga menyebabkan operator
merasakan lelah berlebihan
c. Gerakan kerja operator pada saat beraktifitas yang berlebihan dan secara terus
menerus sehingga tenaga yang dikeluarkan menjadi tidak efisien
1.3. Batasan Masalah
Batasan-batasan yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :
a. Stasiun kerja yang akan diteliti adalah terbatas pada stasiun kerja Bagging
b. Tidak melakukan perhitungan terhadap biaya
c. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji ketahanan dan kekuatan material
1.4. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana resiko cidera otot pada postur kerja pekerja dibagian Bagging?
b. Bagaimana kesesuaian antara peralatan kerja dan fasilitas pada stasiun kerja Bagging
dengan postur kerja pekerja?
c. Bagaimana kondisi postur kerja usulan pada pekerja dibagian Bagging yang lebih
baik (memiliki resiko cidera otot yang kecil)?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui resiko cidera otot pada postur kerja pekerja dibagian Bagging.
b. Untuk mengetahui kesesuaian antara peralatan kerja dan fasilitas pada stasiun kerja
Bagging dengan postur kerja pekerja.
c. Untuk mengetahui kondisi kerja usulan pada pekerja dibagian Bagging yang lebih
baik (memiliki resiko cidera otot yang kecil).
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori dalam
bidang Ergonomi yang telah di peroleh selama kuliah ke dalam lingkungan industri
secara nyata, khususnya dalam penilaian postur kerja.
b. Menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menggunakan fasilitas kerja yang
ergonomis dalam usaha untuk mereduksi keluhan Musculoskeletal Disorders
(MSDs).
c. Meningkatkan pengetahuan orang awam untuk mengetahui bahaya dengan postur
kerja yang kurang benar atau yang beresiko mengalami cidera.

Anda mungkin juga menyukai