Anda di halaman 1dari 17

Analisis Postur Kerja dengan Metode Rapid Entire Body

Assessment (REBA) untuk Mengurangi Resiko Cidera pada


Pekerja di CV. Rumah Mesin

Oleh:
Hary Prasetya
1900019189

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sempurna tetapi memiliki beberapa
keterbatasan sehingga dibutuhkan kemampuan untuk memanfaatkan
kelebihan dan menganalisis keterbatasan manusia baik secara fisiologi maka
dari itu dibutuhkan ilmu ergonomi yang merupakan suatu cabang disiplin ilmu
yang mempelajari dan membahas mengenai kemampuan baik fisiologi
maupun psikologi dalam keterbatasan kemampuan manusia (Dewi, 2017).
Ergonomi digunakan untuk menganalisis dan mengamati proses suatu
pekerjaan sehingga apabila pekerjaan tersebut dapat merugikan pekerja maka
ergonomi dapat merancang suatu sistem bekerja dengan efektif ergonomika
diartikan juga sebagai ilmu yang berkaitan dengan kenyamanan dalam bekerja
(Hasimjaya et al., 2017).
Postur kerja merupakan penentu dalam menganalisis pada bagian ini
postur tubuh seperti batang tubuh, leher, lengan bawah, lengan atas, telapak
tangan dan postur lutut akan membentuk sudut yang dapat diukur
menggunakan metode Rapid entire body assessment (REBA) (Sulaiman dan
Sari, 2016). Antropometri digunakan untuk mengukur dimensi tubuh pada
manusia antropometri merupakan data yang digunakan dalam bidang
ergonomika. Pengukuran antropometri meliputi segala aspek bagian tubuh
seperti kepala, bahu, tangan, paha, kaki hingga telapak tangan dan posisi
pergelanggan kaki sedangkan antropometri merupakan salah satu metode
yang dilakukan dalam penelitian ergonomika untuk mengambil data dimensi
tubuh manusia dalam antropometri terdapat beberapa pengukuran dimensi
tubuh (Zetli et al., 2019).
Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) diperkenalkan oleh
Dr. Lynn McAtamney dan Dr. Sue Hignett pada tahun 1995. Dengan
menggunakan metode REBA dapat menilai postur seorang pekerja secara
tepat. Metode rapid entire body assessment adalah metode yang mengambil
data postur kerja mulai dari batang tubuh, leher, lengan sampai kaki (Highnett
dan Mc Atamney, 1999). Pada metode rapid entire body assessment terdapat
dua tabel penilaian tabel A merupakan tabel penilaian yang mengukur sudut
leher, batang tubuh atau punggung, kaki dan beban yang diangkat sedangkan
penilaian tabel B meliputi lengan bawah, lengan atas, posisi tangan,
genggaman dan aktivitas. metode reba digunakan lebih tepat dikarenakan
merupakan metode yang dapat menilai seluruh anggota tubuh pada saat
aktivitas manusia (Hamdy dan Syamzalisman, 2018). Metode Rapid entire
body assessment menggunakan tabel penilaian sudut untuk mendapatkan skor
perlu mengukur sudut terlebih dahulu. Adapun Kelebihan pada saat
menggunakan metode Reba adalah bahwa metode ini dapat mengukur hampir
seluruh bagian tubuh pada saat bekerja dan terdapat tabel skor yang akan
menilai risiko pada saat bekerja (Mei dan Tambun, 2019).
Setiap pekerja memiliki resiko tersendiri, termasuk pekerja yang
bekerja di pabrik. Saat melakukan pekerjannya para pekerja dihadapkan pada
kondisi kerja yang tidak nyaman seperti berdiri sacara terus-terusan,
punggung membungkuk dan lain-lain yang dapat berisiko menyebabkan
gangguan sistem rangka otot. Maka dari itu, perlu dilakukan identifikasi
resiko postur pekerja.
Di dalam sebuah produksi tentunya masih memerlukan tenaga
manusia untuk menjalankan sebuah mesin. Pekerja melakukan kerjaannya ada
yang berdiri, menunduk, dan membungkukkan badan. Tentu posisi-posisi
seperti itu tidak ergonomis menyebabkan tubuh mudah lelah. Dan apabila
dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan menimbukan kelelahan,
sehingga dapat membuat konsentrasi menurun dan kemungkinan kinerja juga
menurun.Terdapat beberapa stasiun kerja di CV. Rumah Mesin dan salah satu
stasiun kerja yang beresiko yaitu di stasiun bagging. Berikut ini adalah contoh
posisi tubuh karyawan di CV. Rumah Mesin Yogyakarta :

Gambar 1.1 Posisi tubuh pekerja dibagian Pengelasan

1.2. Identifikasi Masalah


Berikut ini merupakan beberapa identifikasi masalah terkait kondisi kerja
di PT. Sidoagung Farm :
a. Postur tubuh operator pada saat bekerja masih kurang baik, sehingga dapat
menyebabkan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang berakibat pada
penurunan produktifitas kerja operator
b. Beban kerja berlebihan yang diterima oleh operator, sehingga
menyebabkan operator merasakan lelah berlebihan
c. Gerakan kerja operator pada saat beraktifitas yang berlebihan dan secara
terus menerus sehingga tenaga yang dikeluarkan menjadi tidak efisien
1.3. Batasan Masalah
Batasan-batasan yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :
a. Stasiun kerja yang akan diteliti adalah terbatas pada stasiun kerja
Pengelasan
b. Tidak melakukan perhitungan terhadap biaya
c. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji ketahanan dan kekuatan material
1.4. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana resiko cidera otot pada postur kerja pekerja dibagian
Pengelasan?
b. Bagaimana kesesuaian antara peralatan kerja dan fasilitas pada stasiun
kerja Pengelasan dengan postur kerja pekerja?
c. Bagaimana kondisi postur kerja usulan pada pekerja dibagian Pengelasan
yang lebih baik (memiliki resiko cidera otot yang kecil)?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui resiko cidera otot pada postur kerja pekerja dibagian
Pengelasan.
b. Untuk mengetahui kesesuaian antara peralatan kerja dan fasilitas pada
stasiun kerja Pengelasan dengan postur kerja pekerja.
c. Untuk mengetahui kondisi kerja usulan pada pekerja dibagian Pengelasan
yang lebih baik (memiliki resiko cidera otot yang kecil).

1.6. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori
dalam bidang Ergonomi yang telah di peroleh selama kuliah ke dalam
lingkungan industri secara nyata, khususnya dalam penilaian postur kerja.
b. Menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menggunakan fasilitas kerja
yang ergonomis dalam usaha untuk mereduksi keluhan Musculoskeletal
Disorders (MSDs).
c. Meningkatkan pengetahuan orang awam untuk mengetahui bahaya dengan
postur kerja yang kurang benar atau yang beresiko mengalami cidera.
BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Penelitian Terdahulu


Dalam Penyusunan tugas akhir ini, juga mengacu pada hasil penelitian
penelitian terdahulu yang sesuai dengan judul yang diangkat penulis. Hasil
penelitian yangg digunakan sebagai tinjauan pustaka dapat dilihat pada tabel
1.1
Table 2.1 Hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai kajian pustaka

No Penelitian Judul Objek Tujuan Metode Hasil


.
1. Ayu ANALISIS Peker Untuk Rapid pekerja di
Setiorini, POSTUR ja menget Entire Sentra
Siti KERJA sentra ahui Body Industri Tas
Musyarofa DENGAN indust risiko Assess Kendal pada
h, METODE ri tas dengan ment bagian pola
Mushidah, REBA DAN kenda tingkat (REBA dan gudang
Baju GAMBAR l keluhan ) hasil akhir
Widjasena AN subjekti penilaian
KELUHAN f menggunaka
SUBJEKTI Muscul n metode
F oskelet REBA yaitu
MUSCULO al tingkat risiko
SKELETAL Disord tinggi,
DISORDER ers sehingga
S (MSDs) pada perlu
(PADA pekerja tindakan
PEKERJA investigasi
SENTRA dan
INDUSTRI perubahan
TAS segera.
KENDAL Penelitian
TAHUN terkait
2017) gambaran
keluhan
subjektif
musculoskele
tal disorders
yang
dirasakan
pekerja pada
aktifitas
bagian pola
dan gudang
di Sentra
Industri Tas
Kendal,
tahun
2017adalah
postur
janggal,
postur statis,
durasi, dan
frekuensi.
1. Dian Metode Peker menget Hasil
Mengg
Palupi REBA ja di ahui penelitian
unakan
Restuputri, Untuk ruang penyeb menunjukkan
metode
M. Pencegahan produ ab 6 postur
REBA
Lukman, Musculoske ksi terjadin kerja dengan
(Rapid
Wibisino letal CV. ya level risiko
Entire
DisorderTen Wijay keluhan “sedang”, 4
Body
aga Kerja a muscul postur kerja
Assess
Kusu oskelet dengan
ment)
ma al resiko
dan
disorde “tinggi”.
NBM
rs(MSD Seluruh
(Nordic
s) postur kerja
Body
tenaga di proses
Map)
kerja. produksi
sanitairmeme
rlukan
tindakan
perbaikan
postur kerja.
2. Fahmi ANALISIS Peker mengur Sebelum
Mengg
Sulaiman POSTUR ja di angi perbaikan
unakan
dan Yossi KERJA UKM potensi postur kerja
metode
Purnama PEKERJA penga terjadin telah
REBA
Sari PROSES sahan ya menghasilka
(Rapid
PENGEAS batu muscul n postur
Entire
AHAN akik oskletal kerja level 3
Body
BATU disorde dengan
Assess
AKIK rs pada tingkatan
ment)
DENGAN tubuh resiko pada
MENGGU pekerja. level ini
NAKAN tinggi. Maka
METODE sangat perlu
REBA dilakukan
perbaikan
postur kerja
untuk
mengurangi
resiko kerja.

Menurut (Setiorini et al., 2017) dengan judul analisis potur kerja


dengan menggunakan metode REBA dan gambaran keluhan subjektif
musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerka sntra industri tas Kendal
dengan objek penelitian yaitu pekerja sentra industri kendal dengan metode
Rapid Entire Body Assessment (REBA). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui risiko dengan tingkat keluhan subjektif Musculoskeletal
Disorders pada pekerja. Hasil penelitian ini yaitu pekerja di Sentra Industri
Tas Kendal pada bagian pola dan gudang hasil akhir penilaian menggunakan
metode REBA yaitu tingkat risiko tinggi, sehingga perlu tindakan investigasi
dan perubahan segera. Penelitian terkait gambaran keluhan subjektif
musculoskeletal disorders yang dirasakan pekerja pada aktifitas bagian pola
dan gudang di Sentra Industri Tas Kendal, tahun 2017adalah postur janggal,
postur statis, durasi, dan frekuensi.
Menurut (Restuputri & Wibisino, 2017) dengan judul Metode REBA
Untuk Pencegahan Musculoskeletal DisorderTenaga Kerja dengan objek
penelitian yaitu Pekerja di ruang produksi CV. Wijaya Kusuma. Metode pada
penilitian ini menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment)
dan NBM (Nordic Body Map). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penyebab terjadinya keluhan musculoskeletal disorders(MSDs) tenaga
kerja. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan 6 postur kerja dengan
level risiko “sedang”, 4 postur kerja dengan resiko “tinggi”. Seluruh postur
kerja di proses produksi sanitairmemerlukan tindakan perbaikan postur
kerja.
Menurut (Sulaiman & Sari, 2018) dengan judul analisis postur kerja
pekerja proses pengeasahan batu akik menggunakan metode REBA dengan
objek penelitian Pekerja di UKM pengasahan batu akik. Metode pada
penelitian ini menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya musculoskletal
disorders pada tubuh pekerja. Hasil dari penelitian ini yaitu Sebelum
perbaikan postur kerja telah menghasilkan postur kerja level 3 dengan
tingkatan resiko pada level ini tinggi. Maka sangat perlu dilakukan perbaikan
postur kerja untuk mengurangi resiko kerja.

2.2. Landasan Teori


1. Ergonomi
Ergonomi merupakan istilah dari Bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan
nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek
manusia didalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain perancangan.
Ergonomic berkenaan juga dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat bekerja, dirumah
maupun ditempat rekreasi. Didalam ergonomic dibutuhkan studi mengenai
system dimana manusia, lingkungan mapun fasilitas kerja dapat
berinteraksi dengan tujuan menyesuaikan suasana kerja manusianya.
Ergonomic juga merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari Antara
manusia dengan pekerjaan. Tujuan dari ergonomic yaitu untuk mencapai
kesesuaian Antara manusia dengan pekerjaan ataupun kegiatannya,
sehingga munculah kenyamanan. Factor ergonomic dapat mempengaruhi
aktivitas tenaga kerja, yang disebebkan dari ketidaksesuaian Antara
fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban
angkat terhadap kerja.
2. Postur Kerja
Sikap atau postur dalam bekerja merupakan hal yang menentukan
dalam analisis efektivitas kerja. Jika operator memiliki postur kerja yang
baik dan nyaman, maka postur operator dapat dipastikan baik. Namun,
jika postur pekerja tidak tepat atau tidak sesuai dengan pekerjaannya,
maka pekerja akan mudah lelah dan berdampak pada tulang pekerja yang
mengalami kelainan. Jika operator mudah lelah, kinerja operator juga akan
berkurang dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. ostur kerja
didasarkan pada jenis pekerjaan, beban kerja, dan frekuensi kerja, ada 2
macam postur kerja yaitu dinamis dan statis. Postur statis menyebabkan
kelelahan otot yang menjaga sebagian besar tubuh tetap diam untuk waktu
yang lama dan mendukung posisi tubuh. Postur dinamis di mana posisi
tubuh yang diperlukan berubah berulang kali atau secara acak
3. Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Musculoskeletal Disorders merupakan akumulasi cidera dan nyeri
pada system musculoskeletal yang ditandai oleh luka pada otot, tendon,
kartilago, ligament, rangka, system vascular, dan saraf. Terdapat banyak
factor penyebab terjadinya MSDs terkait dengan pekerjaan, salah satunya
yaitu factor fisik, ergonomis, dan psikososial. Ada beberapa factor
penyebab keluhan musculoskeletal yaitu diantaranta factor pekerjaan,
karakteristik, individu, maupun lingkungan. Factor pekerjaan yaitu gaya
atau beban, postur kerja, frekuensi, repetitive motion, durasi kerja, dan
stress mekanik. Untuk factor lingkungannya yaitu paparan ditempat kerja
yang dapat mengakibatkan MSDs diantaranya suhu, getaran, tekanan, dan
pencahayaan. Kemudian karakter individu yaitu seperti jenis kelamin,
umur, antropometri, status kesehatan, gizi, kebiasaan merokok, dan
kesegaran jasmani
4. Nordic Body Map
Nordic Body Map merupakan salah satu metoda pengukuran untuk
mengukur rasa sakit otot para pekerja. Kuesioner Nordic Body Map
merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomi. Dengan
Nordic Body Map dapat melakukan identifikasi dan memberikan penilaian
terhadap keluhan rasa sakit yang dialami. Kuesioner Nordic Body Map
adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui
ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan
tersususn rapi. Pengumpulan data dengan menggunakan metode Nordic
Body Map dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
5. REBA (Rapid Entire Body Assessment)
REBA adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang
ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja
pada postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki. Selain
itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban external yang
dialami oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Salah satu hal yang
membedakan metode REBA dengan metode analisa lainnya adalah bahwa
metode ini menganalisi seluruh bagian tubuh pekerja melalui fokus
terhadap keseluruhan postur tubuh yang diharapkan bisa mengurangi
potensi terjadinya musculoskletal disorders pada tubuh pekerja. Pekerjaan
dengan beban yang berat mengakibatkan pengerahan tenaga yang
berlebihan merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskletal dan
kelelahan dini. Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak
fasilitas yang kurang sesuai dengan anthropometri sehingga
mempengaruhi kinerja yang tidak alami menyebabkan ketidaknyamanan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dibagian produksi di CV. Rumah Mesin.
Penelitian berfokus pada pekerja yang ada dibagian produksi terhadap postur
kerja pekerja pada saat bekerja. Hal tersebut sebagai upaya peningkatan
pekerja terutama bagian postur tubuh sehingga lebih baik lagi.

B. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh peneliti dari CV. Rumah Mesin sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari objek yang
diobservasi oleh peneliti yang sedang melakukan penelitian. Pada CV.
Rumah Mesin dengan data yang diperlukan yaitu seperti data hasil
wawancara langsung, kuesioner terhadap responden dan dokumentasi
postur kerja pada pekerja bagian produksi.

C. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode
sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka sendiri yaitu mengkaji berbagai buku, artikel dan jurnal
yang berkaitan dengan masalah yang dijadikan topik penelitian agar
diperoleh landasan teori yang kuat untuk digunakan dalam menganalisis
masalah penelitian.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung ke CV. Rumah Mesin kemudian melakukan pengamatan pada
objek yang akan diteliti yaitu pekerja pada bagian produksi.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menanyakan kepada responden semua
pertanyaan yang diperlukan sebagai sumber informasi berdasarkan
maksud dan tujuan penelitian.
4. Kuisioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nordic Body
Map (NBM) yang mengajukan pertanyaan kepada responden terkait
langsung dengan nyeri yang dirasakan responden.
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam atau mendokumentasi dalam
pengumpulan data pada postur kerja pada pekerja bagian produksi PT.
Sidoagung Farm Magelang

D. Tahap Penelitian
Dalam tahap penelitian ini memiliki tahapan yang dilakukan diantaranya
sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Tahapan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
identifikasi masalah. Identifikasi masalah yaitu mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi di CV. Rumah Mesin pada postur kerja pekerja
dibagian proses produksi.
2. Studi Literatur dan Observasi Pendahuluan
Tahapan penelitian kedua yaitu studi literatur dan observasi
pendahuluan agar peneliti mendapatkan kondisi permasalahan yang
terdapat pada perusahaan. Pada tahapan studi literatur peneliti melakukan
tinjauan perbandingan antara penelitian terdahulu yang memiliki
permasalahan yang serupa dengan penelitian sekarang. Kemudian
observasi pendahuluan yang dilakukan agar peneliti mengetahui
permasalahan yang terdapat pada CV. Rumah Mesin.
3. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Rumusan masalah digunakan sebagai acuan untuk memenuhi tujuan
penelitian yang berisikan butir-butir pertanyaan yang menjadi masalah
dalam proses pendistribusian. Batasan masalah berfungsi untuk
memfokuskan penelitian yang dilakukan. Batasan masalah merupakan
ruang lingkup proses penelitian yang didalamnya terdapat tempat
penelitian, kondisi lingkungan dan lain-lain.
4. Tujuan Penlitian
Tujuan penelitian merupakan tujuan yang dicapai dari penelitian ini
yaitu jawaban berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang
telah dibuat.
5. Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data yaitu aktivitas yang dilakukan untuk
memperoleh data penelitian yaitu :
a. Penyebaran kuisioner Nordic Body Map (NBM)
Pada tahap ini, pekerja dibagian produksi menerima kuesioner
Nordic Body Map (NBM) yang diisi dengan menandai indikator yang
diketahui karyawan. Kuesioner diisi dan didampingi dengan peneliti.
b. Perekaman postur kerja
Pada fase ini, postur kerja direkam melalui foto para pekerja
saat melakukan pekerjaan. Kemudian data hasil pencatatan posisi kerja
diolah menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).
6. Pengolahan Data
a. Penilaian Keluhan menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM)
Penilaian keluhan dilakukan setelah menerima hasil dari
kuisioner Nordic Body Map (NBM). Kemudian menghitung total skor
dari seluruh otot skeletal yang berjumlah 27 segmen otot rangka yang
diidentifikasi dari hasil tersebut.
b. Penilaian risiko ergonomi
Penilaian risiko ergonomi dilakukan dengan penilaian metode
Nordic Body Map (NBM) yang menganalisis sikap kerja pergerakan
postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang
pekerja. Kemudian melakukan perhitungan skor berdasarkan tabel
penilaian postur kerja metode REBA. Setelah diketahui hasil skor dari
penilaian menggunakan metode REBA selanjutnya dilakukan
penentuan level tingkat risiko ergonomic yang terjadi.
c. Usulan perbaikan postur kerja
Taham penelitian selanjutnya adalah memberikan rekomendasi
perbaikan berdasarkan tingkat risiko ergonomi yang dihadapi.
Harapannya adalah dapat mengurangi tingkat resiko ergonomis dari
pekerjaan tersebut.
7. Analisis dan Pembahasan
Pada tahap ini semua hasil yang diperoleh pada tahap pengolahan data
dianalisis. Menganalisis gejala gangguan Musculokeletal Disorders
(MSDs) dan berdasarkan hasil kuesioner Nordic Body Map (NBM) dan
menganalisis hasil penilaian posisi kerja menggunakan metode REBA,
kemudian menganalisisnya terkait usulan perbaikan.
8. Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir dalam penelitian ini yaitu kesimpulan dan saran yang
merupakan penjelasan secara singkat mengenai apa yang telah dilakukan
dalam penelitian ini meliputi hasil pengolahan data yang telah dilakukan
dan membuat perbaikan kemudian diberikan masukan atau rekomendasi
yang dilakukan peneliti kepada perusahaan setelah penelitian selesai
dilakukan.

E. Flowchart Penelitian
Adapun flowchart penelitian tersebut sebagai berikut :

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

Anda mungkin juga menyukai