Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN : 2528-3561

Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373


e-ISSN : 2541-1934

Penilaian Risiko Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Pada


Pekerja Manual Handling di Toko H. Dadang
Mochamad Rafi Herdiana1*, Asep Erik Nugraha2
1,2
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang Indonesia
*Koresponden email: mochamadrafiherdiana@gmail.com

Diterima: 23 Oktober 2022 Disetujui: 11 November 2022

Abstract
Manual material handling is a very important study in the industrial world. Conceptually, material handling
in workers by utilizing labor. The flexibility of movement and wide accessibility are among the reasons the
industry still utilizes manual material refining. On the other hand, the risk caused by the work is spinal
injury (low back pain). Many use methods to analyze working postural on MMH. The study used the RULA
(Rapid Upper Limb Assesment) method and a nordic body map questionnaire. The use of NBM
questionnaires to find out complaints ergonomically, while the RULA (Rapid Upper Limb Asessment)
Method is to analyze ergonomic risks in the upper part of the body. Toko H. Dadang is a grocery store that
sells various basic necessities and others, with operators totaling 4 people. In the results of this study, 4
people had upper ergonomic injuries. with the help of NBM questionnaires and analyzing the relationship
of ergonomic risk with the RULA (Rapid Upper Limb Assesment) method. In the RULA method assesses
the work of operators, on operator 1 it is worth 7. Thus, recommendations are given by using a freight
trolley to prevent further ergonomic risks.
Keywords: work biomechanics, raped upper limb assessment, nordic body map questionnaire, manual
material handling

Abstrak
Manual material handling merupakan kajian yang sangat penting di dunia Industri. Secara konsep, material
handling pada pekerja dengan memanfaatkan tenaga pekerja. Fleksibilitas gerakan dan aksesibilitas yang
luas merupakan salah satu alasan industri yang masih memanfaatkan penanganan material secara manual.
Disisi lain, risiko yang diakibatkan pekerjaan tersebut yakni cedera tulang belakang (low back pain).
Banyak penggunaan metode untuk menganalisis postural kerja pada MMH. Pada penelitian ini
menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) dan kuesioner nordic body map. Penggunaan
kuesioner NBM untuk mengetahui keluhan secara ergonomis, sedangkan Metode RULA untuk
menganalisis risiko ergonomi pada bagian atas tubuh. Toko H. Dadang merupakan toko kelontong yang
menjual berbagai kebutuhan sembako dan lainnya, dengan operator berjumlah 4 orang. Hasil penelitian ini
4 orang memiliki cedera ergonomis bagian atas. dengan bantuan kuesioner NBM dan menganalisis
hubungan risiko ergonomis dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment). Pada metode RULA
(Rapid Upper Limb Assesment) menilai pekerjaan operator, pada operator 1 bernilai 7. Maka, rekomendasi
yang diberikan dengan menggunakan troli barang untuk mencegah risiko ergonomis lebih lanjut.
Kata Kunci: biomekanika kerja, raped upper limb assesment, kuesioner body map nordic, manual material
handling.

1. Pendahuluan
Ergonomi merupakan pengetahuan, keterampilan dan inovasi untuk membuat koordinasi kerja yang
tepat digunakan saat melakukan aktivitas dengan kemampuan dan hambatan manusia atau saat beristirahat.
Jadikan kepuasan pribadi secara keseluruhan tampak lebih sehat, secara fisik atau mental. sehingga
kepuasan pribadi yang bersifat umum terlihat lebih sehat [1]. Biomekanika kerja adalah disiplin ilmu dan
bagian dari empat bidang penelitian ilmu ergonomi, berfokus pada kekuatan otot manusia yang meliputi
durability ketika bekerja & memecahkan merancang cara kerja dan peralatan supaya sesuai menggunakan
kemampuan fisik manusia saat melakukan kegiatan kerja tersebut [2].
Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh aktivitas gerak anggota tubuh. Gerakan yang dilakukan
saat bekerja meliputi: gerak menekuk, gerak meluruskan, menjauhi tubuh, mendekati tubuh, perputaran,
gerak memutar tangan ke atas (menengadah), gerak memutar tangan ke bawah (menelungkup) [3]. Postur
kerja yang seharusnya dihindari dalam proses kegiatan dalam bekerja yakni: posisi jongkok, duduk, berdiri,
dan posisi membungkuk serta dilakukan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang [4]. Perlunya sebuah

4367
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373
e-ISSN : 2541-1934

tindakan dalam menganalisis postur kerja, dikarenakan akan berdampak pada tingkat produktivitas pekerja
serta sistem kerja yang buruk. Penilaian juga harus didasari kebutuhan dari manusia atau operator atau
Human Centered Design (HCD) [5].
Pada tahun 1993, metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) yang dipelopori oleh Dr. Lynn
McAtamney seorang ergonom dimana metode RULA adalah metode untuk menilai posisi tubuh bagian
atas [6]. Masukan untuk metode ini adalah mengevaluasi postur kerja (telapak tangan, lengan bawah,
lengan, punggung, leher, dan pergelangan tangan), beban beban, energi yang dikeluarkan (statis atau
dinamis), motivasi kerja, sistem kerja, dan jumlah kerja. Metode ini tidak memerlukan peralatan khusus
untuk mengukur posisi leher, punggung, atau tubuh bagian atas, termasuk fungsi otot dan beban eksternal
yang ditopang oleh tubuh [7]. Penilaian yang dilakukan dengan metode RULA membutuhkan waktu
pemrosesan dan analisis yang lebih sedikit, dengan daftar aktivitas yang menunjukkan perlunya
mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh operator mengangkat beban fisik [8]. RULA metode dalam
bidang ergonomi menggunakan bidang cakupan yang sangat luas. Metode ini dapat memberikan informasi
dan mengevaluasi postur, aktivitas otot, kekuatan lifting yang menyebabkan cedera melalui aktivitas
berulang dalam jangka waktu yang lama serta memberikan tindakan usulan perbaikan [9]. Penggunaan
metode RULA didasari atas dasar penilaian keluhan pada sikap dan postur kerja pada pekerja, dengan
menggunakan penyebaran kuesioner untuk mengetahui tingkat keluhannya yakni kuesioner NBM [10].
Pekerjaan yang dilakukan secara berulang kali, dengan penggunaan postur kerja dan sikap kerja serta
proses manual material handling yang kurang baik akan menyebabkan musculoskeletal disorders (MSDs)
[11]. Permasalahan pada Toko Kelontong H. Dadang proses manual material handling yang masih
menggunakan manual dengan sebagai contoh pengangkatan galon yang menggunakan tenaga manusia
tentu akan menyebabkan cedera pada postur kerja. Sesuai dengan judul penelitian ini “hubungan tingkat
postur dengan tingkat keluhannya”. Sehingga penelitian ini akan mengetahui tingkat keluhan postur kerja
pada pekerja tersebut dan melakukan penilaian terhadap tingkat postur kerja selama kegiatan di Toko H.
Dadang sedang berlangsung.
Pelaksanaan penelitian ini di Toko H. Dadang dengan menggunakan kuesioner NBM (Nordic Body
Map) untuk mengetahui tingkat keluhan dan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) untuk
mengetahui tingkat cedera postur kerja pada bagian tubuh atas. pelaksanaan penelitian ini dilakukan
dikarenakan analisis identifikasi permasalahan yang terjadi pada Toko H. Dadang operator sering
mengalami cedera pada bagian leher punggung dan kepala. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner
dan dokumentasi.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui keluhan dan penilaian postur kerja pada pekerja kelontong di Toko
H. Dadang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pekerja.
Kuesioner yang disebarkan ialah kuesioner Nordic Body Map untuk mengetahui tingkat keluhan pekerja,
sedangkan pengumpulan data RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dilakukan dengan mengambil
dokumentasi pada postur kerja [12]. Prosedur pengolahan data kuesioner yakni dengan menjelaskan dalam
bentuk statistika deskriptif yakni bentuk diagram atau chart. Diagram tersebut menjelaskan tingkat keluhan
postur kerja pada pekerja yang memiliki cedera risiko tertinggi. Pengolahan data RULA dilakukan dengan
melihat hasil dokumentasi dan pengukuran sudut melalui bantuan aplikasi Angulus sehingga didapatkan
hasil sudut yang tepat. Menurut [13] prosedur pengolahan data menggunakan metode RULA yaitu:
a. Pada Grup A (postur kerja: upper arm, lower arm, serta wrist) ketiga postur kerja tersebut
diakumulasikan dengan bobot fisik yang dikeluarkan selama 1 menit dengan berat beban.
b. Matriks pada Grup B (postur kerja: batang tubuh, kaki, dan leher) berdasarkan perhitungan tersebut
ketiganya dijumlahkan dengan energi otot yang dikeluarkan selama 1 menit dengan berat beban.
c. Pada Grup C merupakan hasil dari matriks Grup A dan Grup B yang sudah didapatkan sebelumnya.
d. Hasil akhir merupakan Grup C yang sudah didapatkan dan diketahui kategori risiko yang didapatkan
operator dengan postur kerja tersebut.

Setelah dilakukan proses pengolahan data selanjutnya merupakan interpretasi dari nilai Grup C
dengan menyesuaikan dengan kategori bebannya. Menurut [14] hasil dari kategori tindakan untuk < 4 dapat
dikatakan normal dan dapat dikontrol postur kerjanya. Namun, jika > 4 membutuhkan tindakan perbaikan.
Ditunjukkan pada Tabel 1.

4368
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373
e-ISSN : 2541-1934

Tabel 1. Kategori Risiko


Kategori Tindakan Level Risiko Tindakan
Aman, Tidak memerlukan
1–2 Sangat Kecil
tindakan
Diperlukan beberapa tindakan
3–4 Kecil
untuk waktu ke depan
5–6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat
7 Tinggi Tindakan sekarang juga
Sumber: [15]

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Nordic Body Map
Penyebaran kuesioner ini dilakukan setelah pekerja melakukan pekerjaan manual handling, sehingga
didapatkan langsung data keluhan yang pekerja rasakan setelah melakukan kegiatan produksi atau
pelayanannya dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Jumlah pekerja yang diberikan
pertanyaan berupa kuesioner sebanyak 4 orang secara keseluruhan bekerja melakukan aktivitas manual
handling. Pada Tabel 2 berdasarkan hasil observasi lapangan, hasil penyebaran kuesioner kepada pekerja
di Toko H. Dadang

Tabel 2. Rekapitulasi kuesioner NBM


Responden Toko H. Dadang
No. Lokasi Skor Lokasi
1 2 3 4 % Skor Lokasi
0. Sakit di leher bagian atas 3 4 2 4 13 81%
1. Sakit di leher bagian bawah 3 4 2 4 13 81%
2. Sakit di bahu kiri 2 3 3 2 10 63%
3. sakit di bahu kanan 2 3 1 1 7 44%
4. sakit pada lengan atas kiri 1 3 4 1 9 56%
5. sakit di punggung 3 2 4 2 11 69%
6. sakit di lengan atas kanan 2 3 3 2 10 63%
7. sakit pada pinggang 3 3 4 2 12 75%
8. sakit pada bokong 1 2 3 1 7 44%
9. sakit pada pantat 1 1 1 1 4 25%
10. sakit pada siku kiri 1 2 2 1 6 38%
11. sakit pada siku kanan 1 2 2 2 7 44%
12. sakit pada lengan bawah kiri 1 2 2 2 7 44%
13. sakit pada lengan bawah kanan 1 2 1 2 6 38%
14. sakit pada pergelangan tangan kiri 2 2 2 1 7 44%
15. sakit pada pergelangan tangan kanan 2 3 2 1 8 50%
16. sakit pada tangan kiri 2 3 3 1 9 56%
17. sakit pada tangan kanan 2 1 2 1 6 38%
18. sakit pada paha kiri 2 1 1 1 5 31%
19. sakit pada paha kanan 1 1 2 4 8 50%
20. sakit pada lutut kiri 1 2 4 4 11 69%
21. sakit pada lutut kanan 1 3 4 4 12 75%
22. sakit pada betis kiri 1 3 1 3 8 50%
23. sakit pada betis kanan 1 3 1 3 8 50%
24. sakit pada pergelangan kaki kiri 2 2 1 4 9 56%
25. sakit pada pergelangan kaki kanan 1 2 2 4 9 56%
26. sakit pada kaki kiri 1 2 2 4 9 56%
27. sakit pada kaki kanan 1 3 4 4 12 75%
Skor Individu 45 67 65 66
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Didapatkan hasil kuesioner dengan secara umum bagian tubuh yang mengalami cedera tertinggi
berdasarkan bagian tubuh (lokasi) yakni: bagian leher. Pada bagian tubuh atas, pekerja di Toko H. Dadang
mengalami cedera yang cukup serius hal ini dapat dilihat melalui grafik persentase per bagian tubuh pada
Gambar 1.

4369
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373
e-ISSN : 2541-1934

90%
80%
70%
60%
Perentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Bagian Tubuh

Gambar 1. Persentase kuesioner NBM per bagian tubuh


Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Berdasarkan data dari kuesioner NBM (Nordic Body Map), dapat diketahui metode yang sesuai untuk
menganalisis permasalahan di Toko H. Dadang ialah metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment)
sebagai alat untuk menilai postur kerja pada pekerja di Toko H. Dadang [16]. Penggunaan RULA didasari
pada kuesioner NBM yakni umumnya keluhan yang dirasakan pada tubuh bagian atas salah satunya leher.
Penggunaan leher ini sesuai dengan pekerjaan yang mayoritas membuat leher letih.
Dari hasil kuesioner NBM didapatkan penempatan posisi postur kerja pada proses kegiatan tersebut
tidak ergonomis jika dalam bekerja seperti:
1. Proses kegiatan pekerjaan dengan pengangkatan beban yang berat dan secara berulang-ulang.
2. Berakibat fatal pada sendi, ligamen dan otot pekerja dikarenakan dilakukan secara terus menerus.
3.2. RULA (Rapid Upper Limb Assesment)
Pengolahan data RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dengan mengambil sejumlah dokumentasi
baik dalam bentuk video ataupun foto. Pengambilan data tersebut dilanjutkan dengan proses pengukuran
sudut dengan bantuan Aplikasi Angulus.
Pengolahan Data dengan Angulus
Pengukuran sudut dengan bantuan aplikasi Angulus dapat memudahkan penggunaan dan interpretasi
dari kondisi postur kerja yang terbentuk oleh pekerja dengan sudut yang sesuai. Berikut langkah pengerjaan
pengolahan data Angulus:
1. Membuka aplikasi Angulus pada Android.
2. Menyiapkan dokumentasi baik video ataupun foto.
3. Memasukkan foto ataupun video ke dalam aplikasi Angulus.
4. Pilih posisi sudut yang akan diukur secara berturut-turut lengan bagian atas (upper arm), lengan bawah
(lower arm), pergelangan tangan (wrist), leher (neck), kaki (leg) dan batang tubuh (trunk).
5. Lakukan hingga semua posisi postur kerja ditentukan sudutnya.
6. Simpan.
Metode RULA
Pada dasarnya metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode ergonomi
setelah proses pengolahan data Angulus telah selesai, selanjutnya menilai postur kerja yang terbentuk
memiliki risiko kerja yang signifikan. Deskripsi jenis pekerjaan dari pekerja dapat dilihat seperti pada
Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi pekerjaan


Variabel Keterangan
Beban : 23 Kg
Pekerjaan : Mengangkat Galon
Tanggal Pengambilan : Selasa, 05 April 2022
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

4370
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373
e-ISSN : 2541-1934

Dapat dilihat pada Gambar 2 metode RULA pada Grup A diantaranya ada 3 bagian bubuh terdiri
dari upper arm, lower arm, dan wrist dijelaskan.

Gambar 2. Postur tubuh pada Grup A


Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Gambar 2 menjelaskan bagian postur pada Grup A, skor untuk lengan atas yang diberikan untuk
kegiatan tersebut adalah 1 karena lengan membentuk sudut 17,5°. Termasuk dalam sudut <20°. Namun,
karena lengan bengkok saat melakukan aktivitas ini, nilai yang diberikan meningkat menjadi 2. Pada lengan
bawah adalah 2 karena lengan membentuk sudut 105,3°. Pergelangan tangan didasari karena pergelangan
tangan lebih dari 15° adalah 3 karena pergelangan tangan membentuk sudut 52,5°. Adanya penambahan
poin pada perputaran pergelangan tangan sebesar 2 dikarenakan putaran pergelangan tangan hingga dekat
ujung jangkauannya. Maka, skor pada Grup A sementara adalah 4.
Skor aktivitas bernilai 1 dengan pekerjaan ditahan dalam keadaan statis, dan skor beban bernilai 3
dikarenakan karena galon yang diangkat bermassa lebih dari 10 kg dan dilakukan secara berulang serta
disertai adanya guncangan. Maka, akhir skor pada Grup A bernilai 8
Pada Grup B terdiri dari 3 bagian tubuh diantaranya leher, kaki, dan punggung dijelaskan pada
Gambar 3 mengenai sudut yang terbentuk dari postur kerja sebagai berikut:

Gambar 3. Postur tubuh pada Grup B


Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Gambar 3 menjelaskan posisi tubuh pada Grup B dengan nilai untuk leher pada kegiatan tersebut
adalah 3 karena besarnya sudut yang terbentuk yaitu 51,6° atau sudut yang terbentuk > 20 °. Selain itu,

4371
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373
e-ISSN : 2541-1934

karena batang tubuh membungkuk dan leher ditekuk ke samping, maka nilai di tambah 2 menjadi 5. Pada
batang tubuh adalah 1, karena sudut yang terbentuk adalah 0°. penilaian kaki adalah 2 dikarenakan kaki
tidak bertumpu dan posisi kaki tidak begitu bagus. Skor Grup B sementara bernilai 7. Dengan skor aktivitas
bernilai 1 dan skor beban bernilai 3 maka, skor Grup B adalah 11. Selanjutnya menggabungkan antara nilai
pada Grup A dan Grup B untuk mengetahui Grup C dan menjadi indikator risiko yang dialami oleh operator
1 dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Grand Score Grup C


Grup B
Grup A
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Tabel 4 menjelaskan hasil akhir dari Grup C bernilai 7, untuk mengetahui nilai indikator risiko postur
kerjanya maka, diperlukan rubik penilaian yakni dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori risiko tindakan


Kategori Tindakan Level Risiko Tindakan
1–2 Minimum Aman
Diperlukan beberapa waktu ke
3–4 Kecil
depan
5–6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat
7 Tinggi Tindakan sekarang juga
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Maka, pengolahan data metode RULA dapat memberikan informasi dan diinterpretasikan dalam
kategori tindakan pada Tabel 5. Didapatkan bahwasanya skor pada Grup C bernilai 7 memiliki kategori
level risiko Tinggi dengan tindakan sekarang juga atau berupa perbaikan secepatnya. Maka, perlunya
sebuah usulan perbaikan seperti penerapan standar operasional prosedur, perbaikan cara kerja, maupun
merancang suatu alat bantu kerja, perbaikan pada postur kerja khususnya proses pengangkatan galon.

4. Kesimpulan
Pekerja manual handling di Toko H. Dadang memiliki cedera postur kerja atau keluhan kerja pada
tubuh bagian atas sehingga penggunaan metode yang tepat dalam menganalisis risiko postur kerja bagian
atas dengan menggunakan metode RULA. hasil yang didapatkan dengan metode RULA, maka dapat
disimpulkan bahwa pekerja di Toko H. Dadang memiliki risiko postur kerja yang tinggi dengan nilai pada
Grup C sebesar 7 termasuk dalam kategori Tinggi. Sehingga perlunya adanya usulan untuk perbaikan
sistem kerja dan meminimalisir cedera pada postur kerja. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dari
postur kerja yang kurang baik di Toko H. Dadang yakni adalah: (a) faktor eksternal, seperti: tidak adanya
penggunaan alat bantu kerja seperti troli, penerapan standar operasional prosedur yang kurang, kondisi
kerja, dan lamanya waktu kerja; dan (b) faktor internal, seperti: umur, kondisi kesehatan, keinginan, dan
jenis kelamin.

5. Referensi
[1] W. Andika and C. D. Kusmindari, “Redesain Push Up Detektor Menggunakan Metode
Macroergonomic Analysis Design (Mead),” in Bina Darma Conference on Computer Science
(BDCCS), 2019, vol. 1, no. 6, pp. 2203–2213.
[2] Bon, A. T., & Daim, D. Time motion study in determination of time standard in manpower process.
In 3rd engineering conference on advancement in mechanical and manufacturing for sustainable
environment, 2010.

4372
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4367 - 4373
e-ISSN : 2541-1934

[3] W. W. Putro and S. I. K. Sari, Ergonomi untuk Pemula:(Prinsip Dasar & Aplikasinya). Universitas
Brawijaya Press, 2018.
[4] R. Nanda, D. H. Dene, and A. E. N. Asep, “Analisis Postur Kerjaa Aktivitas Pemindahan Barang
dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) di UKM Sembako Asri Karawang,” Ind.
Inov. J. Tek. Ind., vol. 12, no. 1, pp. 30–36, 2022. https://doi.org/10.36040/industri.v12i1.3710
[5] E. Y. Yovi and A. Fauzi, “Penilaian Risiko Ergonomi dalam Kegiatan Pemungutan Getah Pinus:
Analisis Postur Kerja Statis (Ergonomics Risk Assessment in Pine Resin Harvesting: A Static
Postural Analysis),” J. Sylva Lestari, vol. 9, no. 1, pp. 104–120, 2021.
http://dx.doi.org/10.23960/jsl19104-120
[6] McKeown, Céline. Office ergonomics and human factors: Practical applications. CRC Press, 2018.
[7] Y.-L. Cheng, K. A. A. Marinas, C. S. R. Saflor, and Y.-T. Jou, “RULA and REBA risk assessment
system on salt workers in Occidental Mindoro, Philippines,” in RSF Conference Series: Engineering
and Technology, 2022, vol. 2, no. 1, pp. 75–84, doi: 10.31098/cset.v2i1.540.
[8] M. R. Malik, M. Alwi, E. Wolok, and A. Rasyid, “Analisis Postur Kerja Pada Karyawan
Menggunakan Metode RULA (Studi kasus Area Control Room, Joint Operating Body Pertamina-
Medco E&P Tomori Sulawesi),” Jambura Ind. Rev., vol. 1, no. 1, pp. 22–29, 2021.
https://doi.org/10.37905/jirev.1.1.22-29.
[9] M. WIBISONO, “Penilaian Risiko Postur Kerja Menggunakan Metode RULA REBA Dan
Perancangan Fasilitas Kerja Pada Perusahaan Pakan Ikan Mandiri.” (Doctoral dissertation,
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 2020.
[10] R. Restiyani and S. Sundari, “Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Rapid Upper Limb
Assessment (Rula) Di UMKM Kerupuk Kemplang 32 Kecamatan Bumi Waras Bandar Lampung,”
Ind. J. Ilm. Tek. Ind., vol. 5, no. 1, pp. 31–42, 2021. https://doi.org/10.37090/indstrk.v5i1
[11] F. Kurnia and M. Sobirin, “Analisis Tingkat Kualitas Postur Pengemudi Becak Menggunakan
Metode RULA dan REBA,” J. Engine Energi, Manufaktur, Dan Mater., vol. 4, no. 1, pp. 1–5, 2020.
http://dx.doi.org/10.30588/jeemm.v4i1.708.
[12] I. Irawati and D. Maulina, “Identifikasi Risiko Ergonomi Keluhan Musculoskeletal Disorders
(Msds) Menggunakan Nordic Body Map Dan Rula Pada Pekerja Pemasang Baut Di Factory
Assembly Pt X Kota Batam,” J. Ind. Kreat., vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2022.
https://doi.org/10.36352/jik.v6i1.413.
[13] D. P. Restuputri, I. Masudin, I. S. Ningrum, and A. P. Septira, Ergonomi Industri Pendekatan
Rekayasa Manusia, vol. 1. UMMPress, 2022.
[14] E. Nurmianto, “Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya edisi kedua,” Surabaya Guna Widya, 2004.
[15] D. Ramdhani, “Analisis Postur Kerja Pengrajin Handycraft Menggunakan Nordic Body Map Dan
Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA).” (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik).
Fakultas Teknik, 2018.
[16] R. Setiyowati and S. T. Indah Pratiwi, “Analisis Postur Kerja dengan Menggunakan Metode
Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) dan Novel Ergonomic Postural Assessment
(NERPA) Pada Pekerja Batik (Studi Kasus: UKM Batik Oguud Kampoeng Batik Laweyan).”
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta), Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2017.

4373

Anda mungkin juga menyukai