PENDAHULUAN
1
melakukan gerakan yang berulang. Pekerjaan dengan beban yang
berat dan perancangan alat yang tidak ergonomis mengakibatkan
pengeluaran tenaga untuk aktifitas semakin banyak. Postur salah
seperti memutar sekaligus membungkuk dan membawa beban adalah
merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskeletal dan kelelahan
dini. Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh tata letak fasilitas
yang kurang sesuai dengan antropometri operator sehingga
mempengaruhi kinerja operator.
2
(Budiman, dkk, 2005). Metode ini dapat menampilkan postur pada
bagian tubuh manakah yang berbahaya untuk pekerjaan tersebut.
Apabila telah diketahui postur tubuh bagian punggung paling
berbahaya karena membungkuk dengan sudut lebih dari 60 derajat,
maka dapat direkomendasikan postur tersebut tidak boleh dilakukan,
dengan merancang tempat kerja yang ergonomis (Budiman,dkk,
2005). RULA menggunakan diagram dari postur tubuh dan 3 tabel
skor dalam menetapkan kriteria level resiko postur kerja. Dari level
resiko inilah kita dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan
terhadap postur kerja yang diteliti dan sebagai acuan untuk
melakukan langkah selanjutnya dalam merancang alat bantu yang
sesuai dengan postur kerja supaya tercipta postur kerja yang aman
dan nyaman bagi para pekerja sehingga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas para pekerja.
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga
tabel penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko
yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki
dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’
sebagai faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi :
Jumlah gerakan
Kerja otot statis
Gaya
Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
Waktu kerja tanpa istirahat
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang
disebutkan di atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur),
RULA dikembangkan untuk :
5
Prosedur dalam pengembangan metode Rapid Upper Limb
Assessment (RULA) meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah
pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua
adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga
adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan
panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk
mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.
TAHAP 1 : Pengembangan metode untuk merekam postur
kerja
6
1 untuk fleksi 0-10°;
2 untuk fleksi 10-20°;
3 untuk fleksi lebih dari 20°;
4 bila dalam posisi ekstensi.
TAHAP 2 : Pengembangan sistem skor untuk
pengelompokan bagian tubuh.
7
metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai
faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi: jumlah
gerakan, jerja otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan oleh
perlengkapan dan perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
Untuk mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh dibagi
atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B.
A. Penilaian Postur Tubuh Grup A
Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas, lengan bawah,
pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan.
a. Lengan Atas
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang
dibentuk lengan atas menurut posisi batang tubuh pada saat
melakukan aktivitas kerja.
b. Lengan Bawah
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang
dibentuk lengan bawah menurut posisi batang tubuh pada
saat melakukan aktivitas kerja.
c. Pergelangan Tangan
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang
dibentuk pergelangan tangan menurut posisi lengan bawah
pada saat melakukan aktivitas kerja.
d. Putaran Pergelangan Tangan
Untuk putaran pergelangan tangan postur netral
diberi skor : 1 = Posisi tengah dari putaran, 2 = Pada atau
dekat dari putaran Nilai dari postur tubuh lengan atas,
lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan
tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A
untuk diperoleh skor.
e. Penambahan Skor Aktivitas
8
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup
A, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor
aktivitas.
f. Penambahan Skor Beban
Skor hasil penambahan dengan skor aktivitas
ditambahkan dengan skor beban.
B. Penilaian Postur Tubuh Grup B
Postur tubuh grup B terdiri atas leher, batang tubuh dan
kaki.
a) Leher (Neck)
Penilaiannya dilakukan terhadap posisi leher pada
saat melakukan aktivitas kerja apakah operator harus
melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut
tertentu.
b) Batang Tubuh (Trunk)
Penilaiannya terhadap sudut yang dibentuk tulang
belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan
kemiringan yang sudah diklasifikasikan.
c) Kaki (Legs)
Penilaiannya dilakukan terhadap posisi kaki pada
saat melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja
dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu
kaki lurus. Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh
dan kaki dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup B
untuk diperoleh skor.
d) Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup
B, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor
aktivitas.
e) Penambahan Skor Beban
9
Skor hasil penambahan dengan skor aktivitas
ditambahkan dengan skor beban. Untuk memperoleh skor
akhir, skor yang diperoleh untuk postur tubuh grup A dan
grup B dikombinasikan ke tabel. Hasil skor akhir tersebut
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori level resiko.
2.3 Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian sangat mendukung dalam
analisa dan pengambilan data di lokasi penelitian. Adapun peralatan
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah :
Kamera, yang berfungsi untuk memfoto postur kerja
RULA worksheet, yang akan digunakan untuk menilai setiap
pergerakan lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm),
pergelangan tangan (wrist), leher (neck), punggung (trunk), kaki
(legs) serta mengukur beban (load/force) dan kegiatan (activity).
Kuesioner NBM, yang digunakan untuk mengetahui keluhan
kaku yang dirasakan pengawas radiasi pertama setelah
melakukan aktivitas kerja.
10
Pergerakan Sk Skor Perubahan
or
0
60 - 100
Posisi Netral 1 Jika lengan bawah bekerja
melewati garis tengah atau
keluar dari sisi tubuh
+1 jika pergelangan tangan
0
0 -6015atau
> 1000 maupun
(keatas 2 putaran menjauhi sisi tengah
kebawah) Pergerakan Sk Skor Perubahan
or
> 900 4
0 - 100
1
Ekstensi 4
11
Pergerakan Skor Skor Perubahan
> 600 4
12
Gambar 2.1 Postur Tubuh Pekerja Mengelas dengan Berdiri
Berdasarkan postur tubuh pekerja diatas, terdapat
beberapa sudut yang dibentuk oleh tubuh pekerja tersebut.
Sudut A yang dibentuk oleh posisi kaki adalah sebesar 38 o.
Sudut B sebesar 14o, sudut C sebesar 37o, sudut D yang
dibentuk oleh lengan tangan sebesar 84o, sedangkan untuk
sudut E sebesar 50o dan sudut F sebesar 19o. Hasil analisis
dengan menggunakan software CATIA V5R20 dapat dilihat
13
Gambar 2.2 Output Software CATIA V5R20
Posisi tubuh pekerja yang sedang melakukan
pengelasan dengan posisi membungkuk tersebut dapat
menimbulkan kelelahan otot dibagian otot punggung. Hal ini
dikarenakan otot bagian pinggang tertarik keatas pada saat
posisi membungkuk. Berdasarkan output CATIA, rekap hasil
dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Rekap Output CATIA
14
dilakukan perbaikan. Hasil akhir postur tubuh ini mendapat
nilai 7 (merah), artinya secara keseluruhan postur ini sangat
melelahkan dan beresiko bagi operator dan harus segera
dilakukan perbaikan.
2. Pengelasan dengan posisi duduk Gambar postur tubuh pekerja
yang sedang melakukan pengelasan dengan posisi duduk
dapat dilihat pada gambar 2.3.
15
Gambar 2.4.
Output Software CATIA V5R20
16
Berdasarkan hasil input pada software diatas, bagian
lengan atas nilai 3 (kuning) yang artinya bagian tubuh ini tidak
menerima ketegangan otot berlebih namun segera dilakukan
perhatian. Pada lengan bagian bawah dan perputaran
pergelangan tangan mendapat nilai 1 (hijau) artinya bagian
tubuh ini tidak mempunyai masalah berarti dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut. Pada bagian leher dan badan
(neck, trunk) mendapatkan nilai 4 (kuning) artinya bagian
tubuh menerima ketegangan otot berlebihan dan perlu
diperhatikan. Hasil akhir postur tubuh ini memiliki nilai 5
(jingga), artinya penyelidikan dan perubahan dibutuhkan
dengan segera.
3. Pengamplasan besi
Gambar postur tubuh pekerja yang sedang
melakukan pengamplasan besi dapat dilihat pada gambar 2.5.
Ga
mbar 2.5. Postur Tubuh Pekerja Mengamplas
17
sudut C yang dibentuk oleh kaki sebesar 23 o, sudut D yang
dibentuk oleh lengan tangan sebesar 61o, sedangkan untuk
sudut E untuk bagian kepala sebesar 5o. Hasil analisis dengan
menggunakan software CATIA V5R20 dapat dilihat pada
gambar 2.6.
Gambar
2.6. Output Software CATIA
18
Berdasarkan hasil input pada software diatas, bagian
lengan atas nilai 3 (kuning) yang artinya bagian tubuh ini tidak
menerima ketegangan otot berlebih namun perlu diperhatikan.
Pada bagian lengan bagian bawah mendapat nilai 2 (kuning)
artinya bagian tubuh ini menerima ketegangan otot berlebih
dalam melakukan pekerjaan ini namun diperlukan perhatian.
Bagian pergelangan mendapat nilai 3 (jingga) artinya terdapat
ketengan otot yang berlebih dan segera dilakukan perbaikan.
Pada bagian leher dan badan (neck, trunk) mendapat nilai 7
(merah) artinya bagian tubuh terdapat ketegangan otot yang
sangat berlebih. Hasil akhir postur tubuh ini memiliki nilai 7
(merah), artinya penyelidikan dan perubahan dibutuhkan
dengan segera karena postur ini sangat kelelahan dan beresiko
bagi operator.
19
aktivitas yang berulang–ulang. Penilaian postur kerja dengan metode
ini dengan cara pemberian skor resiko antara satu sampai lima belas,
yang mana skor tertinggi menandakan level yang mengakibatkan
resiko yang besar (bahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini
berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti
bebas dari ergonomic hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi
postur kerja yang beresiko dan melakukan perbaikan sesegera
mungkin. REBA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus.
Ini memudahkan peneliti untuk dapat dilatih dalam melakukan
pemeriksaan dan pengukuran tanpa. biaya peralatan tambahan.
Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas tanpa
menggangu pekerja.
Pengembangan REBA terjadi dalam empat tahap. Tahap
pertama adalah pengambilan data postur pekerja dengan
menggunakan bantuan video atau foto, tahap kedua adalah
penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh pekerja, tahap ketiga
adalah penentuan berat benda yang diangkat, penentuan coupling dan
penentuan aktivitas pekerja. Dan yang terakhir, tahap keempat adalah
perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan. Dengan
didapatnya nilai REBA tersebut dapat diketahui level resiko dan
kebutuhan akan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan
kerja. Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode
REBA melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Hignett dan
McAtamney, 2000):
1. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan
video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur)
pekerja dari leher, punggung, lengan, pergelangan tangan
hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam atau
memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya
peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid),
20
sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data
akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya.
2. Penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja. Setelah
didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja
dilakukan perhitungan besar sudut dari masing-masing segmen
tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan
atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki.
Pada metode REBA segmen-segmen tubuh tersebut dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi
punggung (batang tubuh), leher dan kaki. Sementara grup B meliputi
lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Dari data sudut
segmen tubuh pada masing-masing grup dapat diketahui skornya,
kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel A
untuk grup A dan tabel B untuk grup B agar diperoleh skor untuk
masing-masing tabel.
21
Pergearkan Skor Perubahan Skor
Tegak/ alamiah 1
0°- 20° flexion
2 +1 Jika memutar/ miring
0°- 20°extention
20°-60° flexion kesamping
3
>20° extension
>60° flexion 4
22
0°- 20° flexion 1 +1 Jika memutar/miring kesamping
>20° flexion atau extension 2
23
atau duduk
Kaki tidak tertopang,
duduk)
bobot tersebar merata/ 2
postur tidak stabil
24
20° extension sampai +1 Jika posisi lengan:
1
20°flexion Adducted
Pergerakan Skor
60°-100° flexion 1
<20° flexion atau > 100° flexion 2
25
Tabel 2.11 Skor Pergerakan Pergelangan Tangan
Punggung
1 2 3 4 5
Leher = Kaki
1 1 1 2 2 3 4
2 2 3 4 5 6
3 3 4 5 6 7
26
4 4 5 6 7 8
Kaki
1 1 3 4 5 6
Leher =
2 2 4 5 6 7
2
3 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9
Kaki
1 3 4 5 6 7
Leher =
2 3 5 6 7 8
3
3 5 6 7 8 9
4 6 7 8 9 9
Beban
0 1 2 +1
Penambahan Beban
<5 kg 5-10 kg >10 kg secara tiba-tiba atau
secara cepat
Tabel 2.12 merupakan tabel skor tubuh untuk mencari skor tubuh
berdasarkan segmen tubuh lengan atas, lengan bawah dan pergelangan
tangan. Cara untuk mencai skor pada tabel B diurutkan skor-skor yang
terdapat dari segmen tubuh sehingga didapatkan skor tabel B. Skor yang
diperoleh akan bertambah apabila memenuhi syarat-syarat yang terdapat
pada coupling saat bekerja.
Tabel 2.13 Tabel B
Tabel 2.13 Tabel B (lanjutan)
Coupling
0 - Good 1 - Fair 2 - Poor 3 - Unacceptable
Pegangan tangan
Pegangan pas bias diterimatapi Dipaksakan genggaman
Pegangan tangan
dan tepat tidak ideal/couping yang tidak aman, tanpa
tidak bisa diterima
ditengah, lebih sesuai pegangan couplingtidak
walaupun
genggaman digunakan oleh sesuai digunakan oleh
memungkinkan
kuat bagian lain dari bagian lain dari tubuh
tubuh
Tabel 2.13 merupakan tabel skor REBA yang akan digunakan untuk
mengetahuirisk level dari kegiatan yang dilakukan manusia saat bekerja.
Caranya dengan mengurutkan nilai dari tiap tabel yang telah didapatkan,
skor pada tabel C akan bertambah apabila aktivitas yang dilakukan oleh
manusia atau pekerja memenuhi kriteriaactivity score.
27
Skor A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12
5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12
Skor 6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12
B 7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12
8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12
9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12
10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
12 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
Activity Skor
28
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode
untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang
berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb).
Prosedur dalam pengembangan metode Rapid Upper Limb Assessment
(RULA) meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan
29
metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah
pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah
pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan
panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk
mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.
Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara
cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan
pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini
juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh
tubuh serta aktifitas pekerja. Pengembangan REBA terjadi dalam
empat tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data postur pekerja
dengan menggunakan bantuan video atau foto, tahap kedua adalah
penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh pekerja, tahap ketiga
adalah penentuan berat benda yang diangkat, penentuan coupling dan
penentuan aktivitas pekerja. Dan yang terakhir, tahap keempat adalah
perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan.
3.2 Saran
1. Pekerja sebelum akan memulai untuk melakukan aktivitasnya
sesekali merelaksasikan otot-otot tangan, leher, badan, dan kaki
untuk mengurangi keluhan.
2. Utamakan keselamatan dan kenyamanan saat beraktivitas.
3. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya untuk membuat
perancang fasilitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
30
https://media.neliti.com/media/publications/185645-ID-none.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/165568-ID-analisa-
postur-dengan-metode-rula-untuk.pdf
https://ergo-plus.com/wp-content/uploads/REBA.pdf
https://en.wikipedia.org/wiki/Reba_(TV_series)
31