Anda di halaman 1dari 17

Perbaikan Postur Kerja pada Operator Menggunakan Metode

RULA
A. RULA

RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas
kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode
ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang
pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas
(upper limb).

Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel penilaian untuk
memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor
resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’
sebagai faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi :

 Jumlah gerakan
 Kerja otot statis
 Gaya
 Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
 Waktu kerja tanpa istirahat
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah
gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan untuk :

1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran


kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh
bagian atas;
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan melakukan
pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot;
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih luas
meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan organisasional; dan
biasanya digunakan untuk melengkapi persyaratan penilaian dari UKGuidelines on
the prevention of work-related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan
cidera kerja yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di neg ara Inggris).
Prosedur

Prosedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama
adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah
pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari
skala tingkat tindakan yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan
tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.

TAHAP 1 : Pengembangan metode untuk merekam postur kerja

Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi
dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B. Grup
A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara grup B
meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh
terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher
yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam
penilaian.
Grup A Lengan bagian Atas, lengan bagian bawah dan pergelangan tangan:

Jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas (upper arm) dinilai dan diberi skor
berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Tichauer, Chaffin, Herberts et al, Schuldt et
al, dan Harms-Ringdahl & Schuldt. Skornya sebagai berikut:

 1 untuk ekstensi 20° dan fleksi 20°


 2 untuk ekstensi lebih dari 20° atau fleksi antara 20-45°;
 3 untuk fleksi antara 45-90°;
 4 untuk fleksi lebih dari 90°.
Grup B Leher, punggung dan kaki :

Jangkauan postur untuk leher (neck) didasarkan pada studi yang dilakukan oleh
Chaffin dan Kilbom et al. Skor dan jangkauannya sebagai berikut

 1 untuk fleksi 0-10°;


 2 untuk fleksi 10-20°;
 3 untuk fleksi lebih dari 20°;
 4 bila dalam posisi ekstensi.
TAHAP 2 : Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh.

Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat
pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur
bagian tubuh. Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle) dan tenaga (force)
dengan Skor Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan penjumlahan dengan Skor Postur
B menghasilkan Skor D.

TAHAP 3 : Pengembangan Grand Score dan Action List

Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi suatu grand
score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas penyelidikan /
investigasi berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan Skor D telah diberikan
peringkat, yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan estimasi resiko cidera yang
berkaitan dengan pembebanan muskuloskeletal.

Berdasarkan grand score dari Tabel C, tindakan yang akan dilakukan dapat dibedakan
menjadi 4 action level berikut :

 Action Level 1: Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak
dijaga atau berulang untuk waktu yang lama.
 Action Level 2: Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh dibutuhkan
dan mungkin saja perubahan diperlukan.
 Action Level 3: Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan segera.
 Action Level 4: Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan
sesegera mungkin (mendesak).
APLIKASI
1. Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko pekerja
untuk terpengaruh oleh factor-faktor penyebab cedera,yaitu:

 Postur
 Kontraksi otot statis
 Gerakan repetitive
 Gaya
2. Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor risiko cedera. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang dievaluasi menggunakan RULA.

3. Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki risiko relatif
tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor terhadap suatu pekerjaan secara
keseluruhan dengancara melalui nilai tiap faktor risiko.

4. Menemukan sejauh mana penngaruh suatu modifikasi atas pekerjaan. Perbaikan secara
kuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan penilaian sebelum dan sesudah
modifikasi diterapkan.
B. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Foto Postur Tubuh Operator

Gambar diatas merupakan gambar postur tubuh operator pada stasiun pengelasan. Dari foto
diatas, akan dilakukan pengolahan untuk menentukan sudut tubuh operator ketika melakukan
pekerjaannya dan dari sudut yang didapatkan, akan dilakukan pengolahan data RULA untuk
mengidentifikasi resiko cedera yang akan terpapar oleh operator dengan pekerjaan yang
dilakukan.

2. Identifikasi Sudut Tubuh Operator

Sudut tubuh operator akan dihitung dengan menggunakan aplikasi ergofellow yang nantinya
akan digunakan untuk pengolahan metode RULA. Berikut merupakan identifikasi sudut
tubuh operator.

.
3. Pengolahan Metode Rula

Penilaian resiko cedera pada tubuh operator akan dilakukan dengan tools RULA.
Berikut merupakan hasil penilaian Upper Arm, Lower Arm, Wrist, Wrist Twist, Neck,
Trunk, Legs, and Muscle use And Load.
Pengolahan data diatas merupakan hasil dari identifikasi sudut yang telah dilakukan
sebelumnya dan dilakukan input pada bagian Upper Arm, Lower Arm, Wrist, Wrist Twist,
Neck, Trunk, Legs, and Muscle use And Load. Lalu hasil akan dihitung dan didapat resiko
cedera sebesar 7 dimana resiko tinggi dan perlu dilakukan penyelidikan serta perubahan
sesegera mungkin pada aktivitas yang dilakukan operator, serta bagian tubuh operator
yang mengalami sakit berupa bagian pundak, leher, dan lengan karena mengelas pada
tempat yang tinggi dan juga dilakukan secara repetitif sehingga sudut tubuh yang
terbentuk menjadi buruk.
C. Perancangan dan Analisis
1. Usulan Fasilitas Fisik

Berikut merupakan usulan fasilitas fisik untuk operator yang sedang melakukan
pengukuran terhadap barang jadi :

Peneliti menyarankan kursi putar yang dapat di atur ketinggiannya agar dapat
menyesuaikan postur tubuh operator agar operator lebih nyaman dalam bekerja dan
dimensi yang digunakan juga telah disesuaikan dengan kondisi tempat operator bekerja.

2. Analisi Postur tubuh Operator Setelah Usulan menggunakan kursi

Berikut contoh postur tubuh dan analisis sudut operator jika bekerja menggunakan
kursi putar.
3. Analisis Perubahan Postur Tubuh Menggunakan Aplikasi RULA

Setelah usulan pada pengerjaan di stasiun pengelasan dengan menggunakan kursi putar,
peneliti kemudian melakukan perhitungan skor RULA usulan pada operator. Berikut
merupakan hasil penilaian Upper Arm, Lower Arm, Wrist, Wrist Twist, Neck, Trunk,
Legs, and Muscle use And Load:
Pengolahan dari data di atas merupakan hasil dari identifikasi sudut yang telah
dilakukan sebelumnya, dan dilakukan input pada bagian Upper Arm, Lower Arm,
Wrist, Wrist Twist, Neck, Trunk, Legs, and Muscle use And Load. Lalu hasil di hitung
dan didapat resiko cedera sebesar 3 dimana resiko rendah dan perubahan mungkin perlu
dilakukan.

Usulan yang diberikan menunjukan adanya penurunan resiko cedera yang dialami
oleh operator aktivitas pekerjaan pada stasiun pengukuran. Resiko yang terjadi pada
stasiun pengukuran dapat diturunkan menjadi resiko menengah dan usulan belum
mampu menurunkan hingga resiko rendah ataupun tidak adanya resiko.

D. Pembahasan

Pengolahan data menggunakan metode RULA untuk aktivitas yang dilakukan poleh
operator menggunakan input dari hasil identifikasi sudut yang telah dilakukan dan
dilakukan input pada bagianUpper Arm, Lower Arm, Wrist, Wrist Twist, Neck, Trunk,
Legs, and Muscle use And Load. Lalu hasil akan dihitung dan didapat resiko cedera untuk
stasiun pengelasan berada pada resiko tinggi dan perlu dilakukan investigasi serta
mengimplementasikan perubahan.

Dari hasil RULA tersebut, lalu diusulkan penerapan usulan berupa penggunaan
Ladder untuk operator ketika melakukan aktivitasnya. Hasil dari penerapan usulan
terhadap kondisi pekerjaan yang dialami oleh operator menghasilkan perolehan nilai
RULA yang lebih kecil dengan resiko menengah dan mungkin diperlukan perubahan.
Implikasi dari penerapan usulan terhadap operator dapat menurunkan resiko cedera
meskipun resiko cedera belum sepenuhnya teratasi dan hilang. Perusahaan perlu
memerlukan tindakan lanjut karena usulan yang diberikan belum sepenuhnya
menghilangkan resiko cedera sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan pencegahan
lain seperti melakukan rotasi pekerjaan bagi operator agar resiko cedera dapat ditekan
seminimal mungkin bagi operator dan operator dapat sepenuhnya bekerja dengan aman
dan nyaman tanpa adanya resiko yang memungkinkan tubuh operator mengalami resiko
cedera.
E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) pada stasiun
pengukuran gerakan operator tadi memiliki resiko tinggi.

2. Untuk mengurangi tingkat resiko cedera pada pekerja, peneliti mengusulkan kursi putar
yang dapat di atur ketingiiannya yang membantu operator dalam pekerjaannya sehingga
lebih nyaman dan tidak cepat merasa lelah karena harus berkerja dengan cara berdiri
serta membungkuk.

3. Hasil score dari RULA usulan mengalami penurunan resiko cedera menjadi resiko
menengah, yang menunjukkan bahwa pemberian kursi putar mampu menurunkan
resiko cedera pada operator

2. Saran

Mengimplementasikan usulan fasilitas fisik agar operator dapat bekerja dengan aman
dan nyaman serta terhindar dari resiko MSDs dan pasti berpengaruh terhadap
produktivitas yang semakin baik.
PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

DISUSUN OLEH :

SULTON FEBRIYANTON

1670031086

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2018

Anda mungkin juga menyukai