Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM APK&E

No. Form FRM-APK-002


JURNAL PRAKTIKUM

Nama Modul Biomekanika

Nama Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Kelompok FRI – 41 – 031

Hari/Shift Senin/Shift-2

Asisten TVN

1. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan untuk menganalisis postur kerja pada praktikum.
Serta jelaskan tutroial pengukuran!

1) Rapid Upper Limb Assessment (RULA)


RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas
kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb).
Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh
seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh
bagian atas (upper limb). Untuk mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh
dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B.

A. Penilaian Postur Tubuh Grup A


Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan
dan putaran pergelangan tangan.
a. Lengan Atas
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas menurut posisi
batang tubuh pada saat melakukan aktivitas kerja.
b. Lengan Bawah
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah menurut
posisi batang tubuh pada saat melakukan aktivitas kerja.
c. Pergelangan Tangan
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang dibentuk pergelangan tangan menurut
posisi lengan bawah pada saat melakukan aktivitas kerja. d.
d. Putaran Pergelangan Tangan
Untuk putaran pergelangan tangan postur netral diberi skor :
1 = Posisi tengah dari putaran
2 = Pada atau dekat dari putaran

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 1 dari 17


Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan
putaran pergelangan tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk
diperoleh skor.
e. Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A, maka hasil skor tersebut
ditambahkan dengan skor aktivitas.
f. Penambahan Skor Beban
Skor hasil penambahan dengan skor aktivitas ditambahkan dengan skor beban.

B. Penilaian Postur Tubuh Grup B


Postur tubuh grup B terdiri atas leher, batang tubuh dan kaki.
a. Leher (Neck )
Penilaiannya dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja
apakah operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu.
b. Batang Tubuh (Trunk)
Penilaiannya terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan
aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan.
c. Kaki (Legs )
Penilaiannya dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja
apakah operator bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki
lurus. Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh dan kaki dimasukkan ke dalam
tabel postur tubuh grup B untuk diperoleh skor.
d. Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B, maka hasil skor tersebut
ditambahkan dengan skor aktivitas.
e. Penambahan Skor Beban
Skor hasil penambahan dengan skor aktivitas ditambahkan dengan skor beban.
Untuk memperoleh skor akhir, skor yang diperoleh untuk postur tubuh grup A dan grup
B dikombinasikan ke tabel. Hasil skor akhir tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori level resiko.
Tutorial pengukuran :

 Menentukan garis sudut dan nilai sudut setiap postur tubuh pekerja
 Berdasarkan nilai sudut yang telah didapat, menentukan skor postur berdasarkan step
pada RULA Worksheet
 Menentukan nilai otot, berat beban
 Menghitung RULA Score berdasarkan tabel RULA
 Mengevaluasi kondisi postur pekerja berdasarkan skkor RULA yang didapat

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 2 dari 17


2) Ovako Working Posture Analysis (OWAS)
OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran
tubuh dimana prinsip pengukuran yang digunakan adalah keseluruhan aktivitas kerja
direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga
diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklus kerja dan/atau aktivitas lalu
diadakan suatu pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. Konsep
pengukuran postur tubuh ini bertujuan agar seseorang dapat bekerja dengan aman (safe)
dan nyaman. Metode ini digunakan untuk mengklasifikasikan postur kerja dan beban
yang digunakan selama proses kedalam beberapa kategori fase kerja. Postur tubuh
dianalisa dan kemudian diberi nilai untuk diklasifikasikan. OWAS bertujuan untuk
mengidentifikasi resiko pekerjaan yang dapat mendatangkan bahaya pada tubuh manusia
yang bekerja. Proses pengolahan menggunakan metode OWAS :

3) Rapid Entire Body Assessment (REBA)


REBA merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menilai tingkat risiko dari
sebuah postur kerja. REBA dikembangkan oleh Sue dan Hignett dan dikenalkan pertama
kali kepada publik pada tahun 2000. Pengembangan metode ini didasarkan pada
beberapa metode assessment ergonomika sebelumnya seperti NIOSH Lifting Equation,
Rating of Perceived Exertion, OWAS, Body Part Discomfort Survey dan Rapid Upper
Limb Assessment (Sue dan Hignett, 2000). Untuk mendapatkan skor REBA secara
keseruhan, peneliti harus melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
 Mengambil foto dari postur yang akan dianalisis
 Mengestimasi sudut dari enam bagian tubuh yang dianalisis
 Mengubah informasi sudut menjadi klasifikasi postur menurut REBA
 Menentukan beberapa adjustment seperti: apakah ada gaya yang dikeluarkan dari
tubuh dalam postur tersebut?
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 3 dari 17
4) Low back analysis (LBA)
LBA ialah mengevaluasi beban yang terjadi pada tulang belakang saat melakukan
pekerjaan terutama pada bagian lumbar 4 dan lumbar 5. Menurut NIOSH beban
maksimal yang dapat ditanggung ialah 3400N.
Metode Low Back Analysis dapat dihitung dengan menggunakan bantuan software
Jack berikut cara perhitungannya :
1. Buka Aplikasi Jack
2. Untuk memasukan objek manusua klik “Human” pada taksbar. Kemudian pilih
“create” dan “custom”
3. Klik “Advanced Scalling”
4. Lakukan pengisian nama operator
5. Setelah diisi nama operator, masukkan salah satu dimensi antropometri yang
didapatkan dari modul sebelumnya dan klik “Create New”
6. isi seluruh dimensi antropometri sesuai data
7. tutup kolom building human
8. Klik opsi “Modules” pada taskbar lalu opsi “Task Simulation Builder
9. Klik opsi “Simulation” lalu pilih “Open”
10. Klik opsi “Result” lalu pilih “Play Animation”
11. Klik button “Pause” pada saat object mengangkat ban.
12. Klik opsi “Analysis” lalu pilih “Task Analysis Toolkit”. Kemudian pilih metode
Lower Back Analysis
13. Klik button “Object” lalu arahkan kepada object (manusia) yang akan di analisis.
14. Klik button “active”
15. Hasil analisis LBA akan ditampilkan.
5) PEI (Posture Evaluation Index)

Metode PEI dikembangkan oleh Francesco Caputo, Giuseppe Di Gironimo, dan


Adelaide Marzano dari University of Naples Frederico II, Italia. Tujuan dari penggunaan
metode ini adalah untuk melakukan optimalisasi terhadap berbagai konfigurasi fitur
geometri pada sebuah stasiun kerja. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi postur
kerja manusia yang disimulasikan dalam virtual environment khususnya menggunakan
software Jack, sehingga menghasilkan suatu angka indeks yang merepresentasikan
tingkat kenyamanan dan kesehatan dalam pekerjaan tersebut.

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 4 dari 17


PEI = I1 + I2 + I3 . mr

Keterangan :

I1 = LBA/3400 N

I2 = OWAS/4

I3 = RULA/7

mr = amplification factor = 1,4

PEI merupakan integrasi dari hasil penilaian menggunakan metode LBA, OWAS, dan
RULA yang dirangkum ke dalam tiga variabel dimensional I1, I2 dan I3. Variabel I1 menunjukkan
evaluasi dari nilai LBA dengan batas compression strength yang mengikuti standar NIOSH (3400
N). Variabel I2 menunjukkan index OWAS yang dinormalisasi dengan nilai maksimumnya
sebesar 4. Sedangkan I3 merupakan index RULA yang dinormalisasi dengan nilai maksimumnya
sebesar 7.

Variabel dimensional yang mendefinisikan PEI tersebut bergantung kepada tingkat


ketidaknyaman dari postur kerja yang diteliti. Semakin besar tingkat ketidaknyamanan suatu
postur mengakibatkan semakin besar nilai dari variabel I1, I2, I3 dan semakin besar pula nilai PEI.
Nilai PEI menunjukkan kualitas dari sebuah postur kerja dimana nilai yang lebih rendah di antara
berbagai kemungkinan konfigurasi desain menunjukkan hasil yang lebih baik. Nilai PEI memiliki
nilai minimum sebesar 0,47 (kondisi dimana operator tidak mendapat beban sama sekali) dan nilai
maksimum sebesar 3,42)

Metode ini mengikuti alur yang ada pada gambar di bawah:

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 5 dari 17


Fase Pertama: Analisis Terhadap Lingkungan Kerja Fase pertama terdiri dari analisis
terhadap lingkungan kerja dengan memperhatikan selutuh pergerakan alternative yang
memungkinkan.
Fase Kedua: Analisis Keterjangkauan dan Aksesibilitas
Fase Ketiga: Low Back Analysis Analisis ini mengevaluasi secara real time beban yang
diterima oleh bagian tulang belakang model manekin saat melakukan tugas yang
diberikan.
Fase Keempat: Ovako Working Posture Analysis Kegiatan yang telah dianalisis dengan
metode LBA, kemudian dievaluasi dengan menggunakan OWAS.
Fase Kelima: Rapid Upper Limb Assessment
Fase Keenam: Evaluasi PEI Perbandingan kualitas ergonomi antara satu kegiatan kerja
dengan kegiatan lainnya dapat dilakukan fase ini. Perbandingan tersebut akan
memberikan sebuah klasifikasi resiko yang terjadi pada bagian musculoskeletal pekerja,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Yang menjadi acuan dari
perbandingan tersebut adalah nilai PEI yang dihasilkan. Nilai PEI tersebut
mengintegrasikan hasil dari analisis LBA, OWAS dan RULA. Konfigurasi nilai
terendah merupakan konfigurasi yang paling optimal.
Niali PEI merupakan jumlah total dari tiga buah variabel; I1, I2 dan I3. Variabel I1
merupakan hasil normalisasi dari nilai LBA dengan batas kekuatan tekanan pada standar
NIOSH (3400 N). Variabel I2 dan I3 merupakan hasil dari indeks OWAS yang
dinormalisasikan dengan nilai kritisnya (4) dan indeks RULA yang dinormalisasikan
dengan nilai kritisnya (7). Dimana: I1 = LBA/3400 N I2 = OWAS/4 I3 = RULA/7 Mr =
amplification factor dengan nilai 1,42 Definisi dari PEI dan penggunaan dari ketiga buah
metode analisis (LBA, OWAS danRULA) bergantung terhadap hal-hal berikut. Faktor-
faktor yang menjadi penyebab utama dari pembebanan yang berlebihan pada
biomekanikal adalah repetisi, frekuensi, postur, usaha kerja, dan waktu pemulihan.
Factor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap kegiatan adalah postur ekstrim,
khususnya pada tubuh bagian atas. Konsekuensinya, perhatian yang lebih harus
diberikan pada evaluasi tingkat ketidaknyaman pada lumbar disc L4/L5 (pengaruh I1)
dan evaluasi dari tingkat kelelahan pada tubuh bagian atas (pengaruh I3). PEI
memungkinkan penggunanya untuk menentukan modus operandi menjalankan kegiatan
kerja dalam cara sederhana. Faktanya, postur optimal yang berkaitan dengankegiatan
dasar adalah postur kritis dengan nilai PEI minimum. Variabel yang mempengaruhi nilai
akhir PEI bergantung pada tingkat ketidaknyaman pada postur yang dianalisis, semakin
tinggi tingkat ketidaknyaman, semakin tinggi nilai PEInya

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 6 dari 17


6) Virtual Environment (VE)
Salah satu cara terbaru untuk menganalisis apakah sebuah kondisi kerja telah
ergonomis adalah dengan pendekatan virtual environment. Virtual environment
(VE) adalah representasi dari sistem fisik yang dihasilkan oleh komputer, yaitu suatu
representasi yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan
lingkungan sintetis sesuai dengan keadaan lingkungan nyata. VE telah digunakan
sebagai alat kajian ergonomi, meliputi kajian terhadap teknik umpan balik
pendengaran untuk membantu material handling, perbandingan pergerakan rotasi di
dunia nyata dengan pergerakan di VE, dan analisis persepsi dan respon manusia
terhadap landscape. JackTM adalah Human Simulation and Ergonomic Software
yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai ergonomis dari produk maupun
metode kerja. Software ini memungkinkan penggunanya untuk memposisikan model
biomekanikal manusia secara akurat dalam berbagai ukuran antropometri tubuh
manusia di dalam sebuah VE.
7) NIOSH ( National for Occupational Safety and Health)
NIOSH adalah suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan
kerja di Amerika. NIOSH telah melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang
bepengaruh terhadap biomekanika yaitu:
1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:
a. Jarak horizontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.
b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.
c. Sudut pemindahan beban dari posisi sagital (posisi pengangkatan tepat depan
tubuh).
3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan per menit
untuk pemindahan berfrekuensi tinggi.
4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada
suatu pencatatan.
Pengukuran dengan menggunakan metode NIOSH terdiri dari dua jenis sebagai
berikut.
A. RWL (Recommended Weight Limit)

Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat
diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut
dilakukan secara
repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH
pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 7 dari 17


1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan
ataupun pengurangan beban di tengah-tengah pekerjaan.
2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk.
5. Tempat kerja tidak sempit.

RWL = LC X HM X VM X DM X AM X FM X CM
Keterangan :
RWL =Recommended Weight Limit
LC = Konstanta berat beban
HM = Faktor pengali horizontal
VM = Faktor pengali vertikal
DM = Faktor pengali jarak
AM = Faktor pengali sudut
FM = Faktor pengali frekuensi
CM = Faktor pengali coupling

B. Lifting Index (LI)


Setelah menghitung nilai Recommended Weight Limit (RWL), selanjutnya
adalah melakukan perhitungan Lifting Index (LI). Lifting Index (LI) mrupakan rasio
hasil perbandingan antara berat beban terhadap nilai Recommended
Weight Limit (RWL). Berikut rumus matematis dari Lifting Index (LI) (Wickens dkk,
2004).

LI = Berat Beban / RWL


Keterangan :
LI = Lifting Index
RWL = Recommended Weight Limit

Pengertian mengenai nilai Lifting Index (LI)


a. Ketika nilai LI > 1
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan resiko cedera (low back pain) pada
beberapa pekerja
b. Ketika nilai LI > 3 Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan resiko cedera (low
back pain) pada banyak pekerja

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 8 dari 17


2. Diketahui operator pada suatu Work Station Assembly bekerja dengan postur (sesuai postur
operator yang telah di dokumentasikan pada praktikum modul 1)

Hitung dan Analisis skor RULA postur operator diatas, dengan memperhatikan tahapan sebagai
berikut ;
1. Menentukan garis sudut

2. Menentukan nilai sudut pada masing-masing bagian postur

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 9 dari 17


3. Analisis skor RULA yang telah didapat
Tabel RULA :

Analisis skor RULA yang telah didapat :

a. Step 1
Dari hasil penentuan nilai sudut, postur operator pada bagian lengan atas membentuk sudut
sebesar 22o , sehingga Upper Arm Score-nya yaitu +2
b. Step 2
Nilai sudut pada lengan bawah operator saat melakukan pekerjaan yaitu 133o , sehingga
Lower Arm Score-nya yaitu +2
c. Step 3
Karena pergelangan tangan (Wrist Position) operator tidak bengkok melebihi batas garis
tengahnya maka Wrist Score-nya yaitu +1
d. Step 4
Tangan operator tidak terpelintir hingga melewati batas garis tengah, sehingga Wrist Twist
Score-nya yaitu +1
e. Step 5
Dari skor yang telah didapat pada step 1 sampai step 4, kemudian dimasukkan ke dalam
tabel A, maka didapat Posture Score A yaitu +3

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 10 dari 17


f. Step 6
Dalam pekerjaan ini, operator tidak memerlukan kerja otot yang berlebih karena hanya
menggunting kertas sehingga skor untuk Muscle Use Score yaitu 0
g. Step 7
Beban yang ditanggung oleh operator kurang dari 4.4 lbs karena hanya memegang kertas
maka skor untuk Force / Load score yaitu 0
h. Step 8
Dengan menambahkan skor yang telah didapat pada step 5 sampai step 7 maka akan didapat
skor Wrist and Arm Score yaitu 3
i. Step 9
Posisi leher operator membentuk sudut 35o karena kepala operator menunduk. Sehingga
didapat Neck Score yaitu +3
j. Step 10
Posisi badan (Trunk) operator berada pada sudut 20o-60o , karena badan operator membentuk
sudut 28o maka Trunk Score-nya yaitu +3
k. Step 11
Karena posisi operator dalam melakukan pekerjaan yaitu duduk bersila, maka kaki operator
menopang badan sehingga didapat Leg Score +2
l. Step 12
Dengan mengevaluasi hasil dari step 9 sampai step 11 kemudian data-data tersebut
dimasukkan pada tabel B sehingga menghasilkan Posture B Score yaitu 5
m. Step 13
Dalam pekerjaannya, operator tidak melakukan pekerjaan yang memerlukan kerja otot yang
berlebih karena hanya menggunting kertas sehingga skor untuk Muscle Use yaitu 0
n. Step 14
Beban yang ditanggung oleh operator kurang dari 4.4 lbs karena hanya memegang kertas
maka skor untuk Force / Load score yaitu 0
o. Step 15
Dengan menambahkan skor yang telah didapat pada step 12 sampai step 14 maka akan
didapat skor Wrist and Arm Score yaitu 5
p. RULA Score
RULA Score yang didapat untuk sistem ini yaitu 4, dimana postur operator diperlukan
pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahan-perubahan postur tubuh operator
sehingga postur operator saat melakukan pekerjaan menjadi aman.

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 11 dari 17


4. Analisis usulan postur yang dibutuhkan apabila postur operator dinilai belum baik/aman
berdasarkan skor RULA!
Postur dari operator tersebut jika dinilai berdasarkan skor RULA maka postur operator
tersebut diperlukan pemeriksaan lanjutan dan perubahan-perubahan. Karena jika tidak
dilakukan pemeriksaan dan perubahan-perubahan, maka akan membahayakan kondisi operator.
Berikut usulan perubahan postur operator sehingga kondisi postur operator saat bekerja aman :
a. Saat bekerja duduklah dikursi kerja yang ergonimis, sehingga kaki tidak menopang berat
badan.
b. Postur badan tegak (tidak membungkuk)
c. Posisi kelapa tegak atau tidak terlalu menunduk, jika terlalu mendunduk dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan pegal-pegal pada tengku.

Supaya lebih jelas, kami ilustrasikan posisi kerja duduk yang baik dengan gambar berikut.

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 12 dari 17


3. Study Case B
Seorang mahasiswa sedang meraih buku di lemari buku. Diketahui bahwa H= 70 cm, V = 60 cm,
A=20˚. Jika rata-rata pengangkatan tersebut dilakukan 0,5/menit, lamanya pekerjaan tersebut
perhari adalah 5 jam, dan beban aktual adalah 6 kg,dengan menggunkan metode RWL maka apakah
pekerjaan tersebut aman untuk pekerja?

Diketahui:

H = 70 cm A = 20°

V = 60 cm Batas Beban 23 Kg

Ditanya:

RWL dan LI ?

Jawab:

 Rumus HM

25 25
𝐻𝑀 = = = 0,35
𝐻 70

 Rumus VM

𝑉𝑀 = 1 − (0,003|𝑉 − 75|)

= 1 − (0,003|60 − 75|)

= 1 − (0,003|5|)

= 1 − 0,015

= 0,985

 Rumus Asimetri (AM)

𝐴𝑀 = 1 − 0,0032. 𝐴

= 1 − 0,0032. 20°

= 1 − 0,0032 . 0,349

= 1 − 1,1168 × 10−3

= 0,998

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 13 dari 17


 Rumus Frekuensi (FM)

Soal : Rata-rata pengangkatan tersebut dilakukan 0,5/menit, lamanya pekerjaan tersebut perhari
adalah 5 jam

Frekuensi Durasi Kerja


angkat/menit
≤ 1 Jam 1 – 2 Jam 2 – 8 Jam

V<75 V≥75 V<75 V≥75 V<75 V≥75

0,2 1,00 1,00 0,95 0,95 0,85 0,85

0,5 0,97 0,97 0,92 0,92 0,81 0,81

1 0,94 0,94 0,88 0,88 0,75 0,75

2 0,91 0,91 0,84 0,84 0,65 0,65

3 0,88 0,88 0,79 0,79 0,55 0,55

4 0,84 0,84 0,72 0,72 0,45 0,45

5 0,80 0,80 0,60 0,60 0,35 0,35

6 0,75 0,75 0,50 0,50 0,27 0,27

7 0,70 0,70 0,42 0,42 0,22 0,22

8 0,60 0,60 0,35 0,35 0,18 0,18

9 0,52 0,52 0,30 0,30 0,00 0,15

10 0,45 0,45 0,26 0,26 0,00 0,13

11 0,41 0,41 0,00 0,23 0,00 0,00

12 0,37 0,37 0,00 0,21 0,00 0,00

13 0,00 0,34 0,00 0,00 0,00 0,00

14 0,00 0,31 0,00 0,00 0,00 0,00

>15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Maka FM = 0,81

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 14 dari 17


 Rumus Pegangan (CM)

Kondisi pegangan V<75 cm V≥75 cm

Baik 1,00 1,00

Cukup 0,95 1,00

Buruk 0,90 0,90

Maka CM = 0,95

 Rumus Jarak (DM)

4,5
𝐷𝑀 = 0,82 +
𝐷

4,5
= 0,82 +
60

= 0,895

 Rumus Mencari RWL

𝑅𝑊𝐿 = 𝐿𝐶 × 𝐻𝑀 × 𝑉𝑀 × 𝐴𝑀 × 𝐹𝑀 × 𝐶𝑀 × 𝐷𝑀

= 23 × 0.35 × 0,985 × 0,998 × 0,81 × 0,95 × 0,895

= 5,449

 Rumus Lifting Index

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐿𝐼 =
𝑅𝑊𝐿

6 𝑘𝑔
=
5,449 𝑘𝑔

= 1,1011

Kesimpulan:

Karena LI >1, Maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang dilakukan mahasiswa tersebut
tidak aman.

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 15 dari 17


Referensi

Ir Hardianto Iridiasradi MSIE, P. Y. (2015). Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Kholil, M. & Rudini Mulya. Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb (RULA) (Studi
Kasus : Pengawas Radiasi Pertama di SDPFPI-DPFRZR-BAPETEN). Jurnal Teknik Industri
Universitas Mercu Buana.
Edi Budiman, S.T. &Ratih Setyaningrum, S.T. PERBANDINGAN METODE-METODE
BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL
MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA. Program Studi Teknik Industri Sekolah
Tinggi Wiworotomo Purwokerto

Dr. Rer. Oec. Arfan Bakhtiar, ST. MT. & Muhammad Rizky. Implementasi Posture Evaluation Index
Untuk Perancangan Meja RBTI dengan Menggunakan Virtual Environment Human Modelling.
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Artikel Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. (2018). Universitas Telkom

Tutorial Praktikum perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Laboratorium APK&E, Universitas Telkom

https://www.kajianpustaka.com/2014/06/analisis-metode-rapid-upper-limb.html

http://ardiyanto.staff.ugm.ac.id/2016/02/28/metode-analisis-postur-rapid-entire-body-assessment-reba/

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 16 dari 17


Lampiran:

1. Tabel Kontribusi
Kontribusi
Nama NIM
Persentase Keterangan
Afriadie Firmansyah 1201170220 33% Mengerjakan nomor 3
Lira Lorenza 1201174052 33% Mengerjakan nomor 1
Arifianto Aji Putro 1201174200 34% Mengerjakan nomor 2

Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Halaman 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai