Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA PERANCANGAN KERJA (APK)

MATERI PRAKTIKUM
Analisa dan Perancangan Metode Kerja
Penetapan Performance rating
Pengukuran Waktu Kerja (Time Study)
Studi Gerakan Kerja (Motion Study)
Sampling Kerja (Work Sampling)

Disusun oleh Kelompok


1.Yohanes Alfian
2. Oktavianto Nugroho
3. Yohanes Dedy
4. Roman Hetrianto

LABORATORIUM ANALISA PERANCANGAN KERJA ( APK )


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS VETERAN BANGUNUSANTARA
SUKOHARJO
2014
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Analisa Perancangan Kerja (APK) disetujui untuk


diajukan kepada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Disusun oleh Kelompok

1.Yohanes Alfian
2. Oktavianto Nugroho
3. Yohanes Dedy
4. Roman Hetrianto

Sukoharjo, Agustus 2014


Ketua Program Studi Pengampu Mata Kuliah Praktikum
Teknik Industri Sistem Produksi

Darsini, S.T., M. Si Suprapto,ST.,M.Eng


NIP. 197312082000092149 NIP. 197010262000091150

BAB I
ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Sebagai pemahaman pendahuluan atas dasar-dasar bagi penelitian dan
perencanaan system kerja yang sesungguhnya pada stasiun kerja.
2. Meningkatkan motivasi, wawasan dan keterampilan praktikan dalam
melakukan penelitian, penganalisaan pengukuran dan perancangan kerja.
3. Menunjukan bahwa dengan cara kerja yang berbeda-beda akan
memberikan hasil kerja yang berbeda-beda pula.
4. Menghayati pentingnya prinsip-prinsip ekonomi gerakan dan studi
gerakan dalam aplikasi praktisnya.

B. LANDASAN TEORI
Untuk melaksanakan kegiatan suatu kerja banyak cara untuk
menyelesaikan. Dasar inilah yang menimbulkan adanya penelitian tatacara
kerja. Yang dimaksud dengan penelitian tata cara kerja disi adalah pencatatan
secara sistematis dan pemeriksaan secara seksama mengenai tata cara kerja
yang berlaku dan atau yang di usulkan untuk melaksanakan kerja. Sasaran
pokok dari aktivitas ini mencari, mengembangkan dan menerapkan metode
kerja yang lebih sederhana, mudah, cepat efektif dan efisien.
Perbaikan tata cara kerja untuk meningkatkan produktivitas dapat
diperoleh dengan perlakuan hal- hal sebagai berikut :
1. Memperbaiki gerakan kerja.
2. Memperbaiki tata ruang atau lay out kerja.
3. Perancangan dan pengembangan lingkungan yang lebih baik.
4. Pendayagunaan manusia dan oengurangan kegiatan yang tidak perlu.
5. Perbaikan pemakaian/alternatif bahan, mesin dan peralatan serta tenaga
manusia.
6. Perancangan peralatan kerja, metode kerja dan stasiun kerja.

Secara singkat studi tenteng tata cara ini dimaksudkan untuk menelaah
prinsip dan pengaturan kerja yang optimum dalam system kerja, yaitu study
system dimana komponenkomponen kerja seperti manusia, mesin,
peralatankerja, material serta lingkungan kerja akan berinteraksi bersama
dalam memberikan output kerja.
Kreatifitas seseorang memungkinkan untuk mendapatkan banyak
alternatif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dimana mungkin alternatif
tersebut terbatas jumlahnya. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu
kuantitatif guna memilih dan menerapkan alternatif yang terbaik berdasarkan
kriteria atau patokan yang diinginkan serta sesuai dengan kondisi kerja yang
ada. Patokan untuk memilih suatu alternatif cara kerja terbaik antaralain dapat
menyangkut tentang :
1. Waktu penyelesaian kerja yang tersingkat (Pengukuran Waktu Kerja).
2. Tenaga yang dikeluarkan untuk menyelesaikan suatu kerja teringan
(pengukuran energi kerja fisik).
3. Biaya yang minimal.
4. Dampak beban psikologis dan sosiologis yang terkecil.
Dalam praktikum yang akan dilakasanakan dilaboratorium APK dan
ERGONOMI, tolak ukur atau patokan yang diambil untuk menetapkan
alternatif cara kerja terbaik adalah berdasarkan patokan waktu yang ada.

C. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Peralatan Praktikum Yang Digunakan
a. Stop watch, yang diperlukan untuk mengukur waktu siklus kerja untuk
setiap alternatif metode kerja yang diusulkan.
b. Pinboard, merupakan papan berlubang dan terdiri dua bagian. Setiap
papan akan memiliki lubang berjumlah 24 tempat untuk memasukan
pasak atau pin.
c. Pasak atau pin yang jumlahnya sama dengan lubang yang ada di
pinboard.
d. Meja kerja sebagai alat untuk melaksanakan praktikum.
e. Lembar pengamatan untuk menempatkan data yang diperoleh.

2. Prosedur Pelaksanaan Praktikum Secara Umum


a. Bagi tugas diantara anggota kelompok dengna peranan sebagai
berikut :
1) Sebagai operator
2) Mengukur dan mencatat waktu
3) Pengamat
b. Disediakan satu buah pinboard yang terbagi dalam dua bagian yang
masing-masing memiliki lubang sebanyak 24 buah dan 48 buah pasak
untuk dipasangkan pada lubang-lubang tersebut. Bentuk dari pinboard
adalah sebagai berikut :
0 0 0 00 0 0 0
4 3 2 41 3 2 1
0 0 0 00 0 0 0
8 7 6 85 7 6 5
0 0 0 00 0 0 0
12 11 10 129 11 10 9
0 0 0 00 0 0 0
16 15 14 1613 15 14 13
0 0 0 00 0 0 0
20 19 18 2017 19 18 17
0 0 0 00 0 0 0
24 23 22 2421 23 22 21

Penggunaan papan berlubang atau pinboard sebagai media atau


alat visualisasi dalam kegiatan praktikum memiliki dua alasan pokok,
yaitu sebagai berikut:
1) Penyederhanaan kegiatan kerja yang tidak memerlukan
kecakapan khusus dari operator atau praktikan.
2) Dengan penyederhanaan kerja, kita dengan mudah melakukan
latihan analisis gerakan, mengenal dan mencari alternatif-
alternatif prosedur dan metode kerja yang lebih baik.

c. Dengan menggunakan papan berlubang tesebut, setiap kelompok


praktikum diharuskan melaksanakan tiga macam percobaan sebagai
berikut :
1) Percobaan IA, percobaan mencari metode pemasangan pasak
atau pin yang terbaik. Pada percobaan IA ini ada beberapa
alternatif pemasangan pasak yang harus dilakukan dan jarak
antara kedua bagian pinboard disini diambil secara tetap ( jarak
+ 0 atau berdempetan), sedangkan jarak jangkauan tangan
diusahakan dalam jangkauan normal.
2) Percobaan IB, percobaan mencari jarak antara kedua bagian
pinboard yang optimal. Pada percobaan ini agak sedikit
berbeda dengan percobaan IA, dimana alternatif metode kerja
terbaik dipilih berdasarkan variasi cara pemasangan pasak
kedalam lubang pinboard, sedang pada percobaan pada IB
akam mengambil berbagai variasi jarak pinboard sebagai dasar
pemilihan alternatif metode kerja yang terbaik.
3) Percobaan IC, percobaan mencari alternatif kemiringan meja
kerja yang optimal. Pada percobaan ketiga ini hasil dari
percobaan IA adan IB diaplikasikan. Beberapa macam variasi
sudut kemiringan meja digunakan disertai dengan metode
pemasangan terbaik dan jarak pinboard yang optimal. Dari
beberapa sudut kemiringan meja dipilih sudut yang paling
optimal untuk bekerja. Sebagaimana disebutkan dalam
landasan teori, pemilihan alternatif pemasangan, jarak pinboard
dan sudut kemiringan yang optimal ditentukan dari waktu kerja
yang paling cepat.

3. Prosedur Pelaksanaan Percobaan IA


a. Terlebih dahulu siapkan pinboard dan pin yang akan dipakai dalam
praktikum serta jarak pinboard yang telah ditentukan.
b. Laksanakan pemasangan pin yang ada kedalam lubang-lubang
pinboard dengan berbagai macam variasi seperti berikut:

Metode Pemasangan I

Metode Pemasangan II

0 0 0 0
4 3 2 1
0 0 0 0
8 7 6 5
0 0 0 0
12 11 10 9
0 0 0 0
16 15 14 13
0 0 0 0
20 19 18 17
0 0 0 0
24 23 22 21
0
1 2 3 4
0 0 0 0
5 6 7 8
0 0 0 0
9 10 11 12
0 0 0 0
13 14 15 16
0 0 0 0
17 18 19 20
0 0 0 0
21 22 23 24

0 0 0 0
1 7 13 19
0 0 0 0
2 8 14 20
0 0 0 0
3 9 15 21
0 0 0 0
4 10 16 22
0 0 0 0
5 11 17 23
0 0 0 0
6 12 18 24
0
1 7 13 19
0 0 0 0
2 8 14 20
0 0 0 0
3 9 15 21
0 0 0 0
4 10 16 22
0 0 0 0
5 11 17 23
0 0 0 0
6 12 18 24

Metode Pemasangan III

Metode Pemasangan IV

0 0 0 0
4 3 2 1
0 0 0 0
8 7 6 5
0 0 0 0
12 11 10 9
0 0 0 0
16 15 14 13
0 0 0 0
20 19 18 17
0 0 0 0
24 23 22 21
0
4 3 2 1
0 0 0 0
8 7 6 5
0 0 0 0
12 11 10 9
0 0 0 0
16 15 14 13
0 0 0 0
20 19 18 17
0 0 0 0
24 23 22 21

0 0 0 0
1 2 3 4
0 0 0 0
5 6 7 8
0 0 0 0
9 10 11 12
0 0 0 0
13 14 15 16
0 0 0 0
17 18 19 20
0 0 0 0
21 22 23 24
0
4 3 2 1
0 0 0 0
8 7 6 5
0 0 0 0
12 11 10 9
0 0 0 0
16 15 14 13
0 0 0 0
20 19 18 17
0 0 0 0
24 23 22 21

Metode Pemasangan V

Metode Pemasangan VI

0 0 0 0
1 0 7 7
0 1 0 0
2 0 8 8
0 2 0 0
3 0 9 9
0 3 0 0
4 0 10 10
0 4 0 0
5 0 11 11
0 5 0 0
6 0 12 12
0
13 13 19 19
0 0 0 0
14 14 20 20
0 0 0 0
15 15 21 21
0 0 0 0
16 16 22 22
0 0 0 0
17 17 23 23
0 0 0 0
18 18 24 24

0 0 0 0
1 2 3 4
0 0 0 0
9 10 11 12
0 0 0 0
17 18 19 20
0 0 0 0
25 26 27 28
0 0 0 0
33 34 45 36
0 0 0 0
41 42 43 44
0
5 6 7 8
0 0 0 0
13 14 15 16
0 0 0 0
21 22 23 24
0 0 0 0
29 30 31 32
0 0 0 0
37 38 39 49
0 0 0 0
45 46 47 48

c. Dengan berbagai macam variasi/ alternatif pemasangan seperti


petunjuk yang diberikan, kemudian catat waktu penyelesaian masing-
masing kegiatan tersebut dengan menggunakan stopwatch. Disini
setiap alternatif metode pemasangan perlu dilakukan
pengamatan/pengukuran sebanyak 5 kali.
d. Pengukuran dilakukan bergantian antara 3 orang anggota kelompok
e. Penetapan alternatif metode pemasangan yang terbaik akan dipilih
berdasarkan tolak ukur waktu penyelesaian yang tersingkat.

4. Prosedur Pelaksanaan Percobaan IB


a. Terlebih dahulu siapkan pinboard dan pin yang akan dipakai dalam
praktikum.
b. Berdasarkan percobaan IA sudah berhasil diperoleh metode
pemasangan pasak terbaik, maka metode tersebut digunakan pada
percobaan ini.
c. Jarak antara kediua pinboard diatur dengan variasi sebagai berikut:
1) Jarak antara kedua pinboard adalah 50cm
2) Jarak antara kedua pinboard adalah 45cm
3) Jarak antara kedua pinboard adalah 40cm
4) Jarak antara kedua pinboard adalah 30cm
5) Jarak antara kedua pinboard adalah 20cm
6) Jarak antara kedua pinboard adalah 10cm
d. Dengan kondisi diatas, lakukan pengamatan dan pengukuranwaktu
penyelesaian kerja untuk masing-masing alternatif jarak sebanyak 5
kali pengamatan.
e. Penentuan jarak pinboard terbaik didasarkan pada waktu penyelesaian
yang tercepat.

5. Prosedur Pelaksanaan Percobaan IC


a. Siapkan pinboard dan pin yang akan dipakai
b. Berdasarkan percobaan IA dan IB telah kita dapatkan metode
pemasangan terbaik dan jarak pinboard terbaik, maka hasil tersebut
dipakai untuk melaksanakan percobaan IC.
c. Setelah diatur metode pemasangan dan jarak kudua pin Board,
dilakukan percobaan dengan beberapa alternatif sudut kemiringan
meeja sebagai berikut:
1) Sudut kemiringan meja adalah 5 derajat
2) Sudut kemiringan meja adalah 10 derajat
3) Sudut kemiringan meja adalah 15 derajat
4) Sudut kemiringan meja adalah 20 derajat
5) Sudut kemiringan meja adalah 25 derajat
6) Sudut kemiringan meja adalah 30 derajat
d. Dengan kondisi diatas, dilakukan pengmatandan pengukuran waktu
penyelesaian kerja untuk masing-masing alternatif sudut kemiringan
sebanyak 5 kali pengamatan.

6. Data
a. Percobaan mencari metode pemasangan yang terbaik.
Nama Percobaan : PIN Tanggal :
Jam :
Nama Operator : 1. Yohanes Alfian
2. Oktafian
3. Yohanes Dedy

Jumlah pengamatan Operator: Yohanes Alfian


1 2 3 4 5
Metode jumlah rata-rata/WS
1 65 63 67 60 64 319 63.8
3 69 67 65 62 63 326 65.2
5 68 66 64 63 60 321 64.2
7 66 71 68 62 61 328 65.6

Jumlah pengamatan Operator: Oktafianto


Metode 1 2 3 4 5 jumlah rata-rata/WS
1 73 73 82 74 70 372 74.4
3 70 76 71 72 74 363 72.6
5 72 70 68 66 70 346 69.2
7 64 70 74 71 70 349 69.8

Jumlah pengamatan Operator: Yohanes Dedy


1 2 3 4 5
metode jumlah rata-rata/WS
1 71 73 71 70 70 355 71
3 69 65 62 62 59 317 63.4
5 59 69 65 62 65 320 64
7 66 64 65 66 60 321 64.2

Kesimpulan :
Dengan adanya praktikum Analisa Perancangan Kerja dapat
membuktikan bahwa setiap praktikan punya tingkat ketelitian yang
berbeda. Dari empat metode kerja yang telah dilakukan, maka metode
yang paling mudah dalam pengerjaanya adalah metode ke III, dengan
jarak pinboard adalah NOL.

b. Percobaan Mencari jarak pinboard yang Optimal


Nama Percobaan : PIB Tanggal :
Jam :
Nama Operator : 1. Yohanes Alfian
2. Oktafian
3. Yohanes Dedy
Jumlah pengamatan Jumlah Rata-rata
Jarak 1 2 3 4 5
5 75 64 59 64 63 325 65
10 74 74 69 80 75 372 74.4
25 77 80 76 78 76 387 77.4
35 80 75 80 75 80 390 78
Kesimpulan :
Pada pemasangan pasak menggunakan metode III dengan jarak 5cm, lebih
cepat memerlukan waktu yang relative singkat aatau dengan kata lain
mudah dilakukan.

c. Percobaan Mencari Kemiringan Optimal


Nama Percobaan : PIC Tanggal :
Jam :
Nama Operator : 1. Yohanes Alfian
2. Oktafian
3. Yohanes Dedy
Kemiringan
1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata
0 5
69 65 62 62 9 317 63.4
5 64 63 63 75 5
324 64.8
9
15 65 65 75 63 6
330 66
2
25 73 79 80 87 9
409 81.8
0

Kesimpulan :
Dengan menggunakan metode III dan jarak pinboard = 0 cm (Nol), maka
dalam percobaan ini sudut kemiringan meja dipilih sudut yang paling
optimal untuk bekerja, yaitu 0 derajat
4. Kesimpulan
a. Metode Pemasangan Terbaik untuk operator A adalah Metode I
b. Metode Pemasangan Terbaik untuk operator A adalah Metode V
c. Metode Pemasangan Terbaik untuk operator A adalah Metode III
d. Jarak kedua pinboard yang optimal untuk operator A adalah jarak 0 cm
e. Sudut kemiringan meja yang optimal untuk operator A adalah sudut 0
derajat
BAB II
PENETAPAN PERFORMANCE RATING
DENGAN METODE SPEED RATING

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui kemampuan analisist penilaian time study dalam menetapkan
performance rating operator yang diamati.
2. Mengetahui performance rating dari tiap-tiap operator yang diamati
kemudian membandingkan dengan estimasi performance rating yang
dibuat.
3. Melihat penyimpangan antara estimasi yang telah di tetapkan dengan
performance rating sebenarnya.
4. Secara khusus yang diharapkan dari percobaan ini adalah sebagai media
pelatihan bagi para mahasiswa agar mampu bertindak sebagai time study
analisist.

B. LANDASAN TEORI
Secara umum kegiatan performance rating dapat diartikan sebagai aktifitas
untuk menilai atau mengevaluasi tempo kerja operator. Kegiatan performance
rating ini barang kali merupakan salah satu hal yang sulit, tetapi justru yang
paling penting dalam aktifitas pengukuran kerja, yaitu: untuk menormalkan
kondisi kerja yang waktunya telah diukur ada berbagai metode untuk
menentukan performance rating, mulai dari metode Bedeux, westing house
system, dan lain-lain. Dalam percobaan ini metode yang diaplikasikan adalah
berdasarkan metode speed rating, yaitu menetapkan performance rating
dengan memperhatikan kecepatan kerja yang ditunjukan oleh operator yang
diamati. Alasan pokok npemilihan metode speed raiting ini adalah sederhana,
cepat dan mudah dilaksanakan.

1. Penyesuai Waktu dengan Performance rating


Pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo
kerja operator pada saat pengukuran waktu kerja berlangsung. Kecepatan,
usaha, tempo, atau perfomance rating semuanya akan menunjukan
kecepatan gerakan operator pada saat melakukan kegiatan kerja. Kegiatan
penilaian terhadap kecepatan atau tempo kerja ini dikenal dengan istilah
performance rating. Kegiatan performance rating dapat didefinisikan
sebagai proses during with the time study analiyst compares the
perfomance (speed for tempo) of the operator under obserfation with the
onserver own concept of normal perfomance.
Maksud dan tujuan melakukan performance rating (penyesuaian)
adalah agar waktu/kondisi kerja yang diamati waktunya dapat
dinormalakan sehingga akan mampu diikuti oleh rata-rata operator.
Ketidaknormalan dari kerja yang diakibatkan oleh operator yang bekerja
secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak
semestrinya, suatu saat dirasakan terlalu cepat dan disaat lain terlalu
lambat.
Rating adalah suatu persoalan penilaian yang merupakan bagian
dari aktivitas pengukuran kerja guna menetapakan waktu kerja standar
penyelesaian suatu pekerjaan. Dalam proses rating tidak bisa tidak faktor
penilaian terhadap tempo kerja operator akan cenderung bersifat subyektif
atau tergantung terhadap kepekaan time study analiyst terhadap konsep
tempo kerja yang dikatakan normal tersebut. Perfomance rating pada
dasarnya perlu diaplikasikan untuk menormalkan waktu kerja yang
diperolaeh dari hasil pengamatan atau pengukuran akibat tempo atau
kecepatan kerja operator berubah-ubah.
Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil
pengamatan waktu kerja, maka biasanya dilakukan dengan mengadakan
penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan rata-rata
(dapat merupakan waktu siklus atau waktu elemen kerja) dengan faktor
penyesuaian (peformance rating). Hingga dari peformancerating dan
kondisi tempo kerja yang ditujukan adalah sebagai berikut :
a. PR > 1 atau PR > 100% - menunjuukan tempo di atas normal.
b. PR < 1 atau PR < 100% - merupakan tempo kerja di bawah
normal.
c. PR =1 atau PR = 100% - menunjukan tempo kerja normal.
Secara matematis hal tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
Waktu normal = Waktu Pengamatan Rata-rata x PR (%)
Cara melaksanakan pekerjaan secara normal maka diasumsikan
bahwa operator yang dinilai memiliki ketrampilan dan pengalaman yang
cukup dalam pekerjaan yang dilakukan dan pada saat bekerja operator
melaksanakan tanpa usaha yang berlebihan serta menunjukan
kesungguhanya.

2. Peformance Rating dengan Metode Speed Rating


Metode ini termasuk metode yang paling mudah, cepat dan sederhana
untuk diaplikasikan dalam penetapan Peformance Rating didasarkan pada
faktor tunggal yaitu menurut kecepatan atau tempo kerja yang ditunjukan
operator. Rating faktor pada umumnya dinyatakan dalam persen (%) atau lebih
kecil 1 oleh (time study analyst) yang sekaligus berfungsi sebagai seorang rater
sendiri, sekaligus untuk itu diperlukan pengalaman yang cukup untuk menilai
peformance kerja yang ditunjukan oleh operator yang diamati.
Dengan metode speed rating maka proses penetapan operator penyesuaian
atau dilaksanakan dengan cara membandingkan kemampuan yang diterapkan
oleh kecepatan atau tempo kerja operator dengan konsep kemampuan kerja
normal yang dimiliki oleh time study analyst. Sebagai contoh disini ada satu
tolak ukur (benchmark) mengenai kecepatan normal, yaitu kecepatan berjalan
kaki secara normal, yaitu kecepatan berjalan kaki secara normal (PR = 1 atau *r
= 100%) sejauh 3 mil atau sekitar 6 km yang ditempuh dalam waktu 1 jam.
Maka bila mana kita mempunyai orang berjalan dengan kedepatan 2 mil/jam,
hal ini akan identik dengan 66,6% kecepatan normal (performance rating bisa
kita beri nilai 0.667)sedang untuk kecepatan berjalan 4 mil/jam sama dengan
133% kecepatan normal atau PR = 1.33.
Analog contoh diatas dapat diaplikasikan dengan menilai kecepatan kerja,
tentu saja disini diprlukan adanya standar kecepatan normal terlebih dahulu.
Apabila etimasi performance rating yang dibuat oleh time study analyst tidak
menyimpang 5% dari performancenya maka bisa dikatakan bahwa time study
analyst tersebut sudah mampu bekerja sebagai rater yang baik.

(Wn+ ( Wnt ))

Aktual PR = 100

Keterangan :
Wn : Waktu normal
T : Waktu pengamatan

C. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Peralatan praktikum yang digunakan
a. Stop watch, yang diperlukan untuk mengukur waktu siklus kerja.
b. Pinboard, merupakan papan berlubang dan terdiri dua bagian. Setiap
papan akan memiliki lubang berjumlah 24 tempat untuk memasukan
pasak atau pin.
c. Pasak atau pin yang jumlahnya sama dengan lubang yang ada di
pinboard.
d. Meja kerja sebagai alat untuk melaksanakan praktikum
e. Lembar pengamatan untuk menempatkan data yang diperoleh.

2. Prosedur Pelaksanaan Praktikum


a. Bagi tugas diantara anggota kelompok dengna peranan sebagai
berikut :
1) Sebagai operator
2) Mengukur dan mencatat waktu
3) Rater untuk menilai dan memberikan rating faktor
b. Terlebihdahulu membuat daftar performance rating berdasarkan waktu
normal yang diketahui untuk dipakai sebagai acuan atau patokan dalam
mengestimasikan performance rating operator yang diamati. Sebagai
contoh bilamana diketahui bahwa tolak ukur untuk membagi kartu
bridge kedalam 4 kumpulan dengan kecepatan normal akan dapat
diselesaikan dengan dalam waktu 30 detik, maka untuk berbagai
macam waktu penyelesaian dengan kecepatan yang berbeda-beda akan
dapat dibuatkan daftar sebagai berikut :
Kartu Bridge (Wn= 35 detik)
Waktu (detik) Perf. Rating Waktu (detik) Perf. Rating (%)
(%)
22 127 30 100
23 123 31 96.7
24 120 32 93.7
25 117 33 90.9
26 113 34 88.2
27 110 35 85.7
28 106 36 83.3
29 103 37 81.1

Dengan prosedur dan pemikiran yang sama dibuat daftar


performance rating untuk kegatan pemasangan 24 pasak atau pin
kedalam lubang pinboard.
c. Pemilihan operator yang akan diamati, rater atau timer pada setiap
percobaan yang akan dilaksanakan. Disini diperlukan peranan yang
saling bergantian dari setiap praktikan sehingga masaing-massaing
akan memiliki kesempatan untuk berperan sebagai operator, rater dan
timer. Sebelum percobaan yang sebenarnya dilakssanakan terlebih
ddahulu diperlukan latihan agar setiap praktikan menghayati peran
masing-masing. Kunciutama terletak pada praktikan yang harus
berperan sebagai operator. Disini operator harus bias bekerja dengan
berbagai varissi atau tempo kerja, mulai dengan kecepatan yang
sangan lambat sampai yang sangat cepat.
d. Percobaan dengan kartu bride dilakukan denfan cara membagikan
seperangkat kartu bridge (57lembar) keddalam 4 kumpulan (pemain).
Kartu dibagikan secara teratur dan berbagi tingkat kecepatan yang
bervariasi pada setiap percobaan (siklus).Kartu dibagi menghadap
kebawah dan setiap tumpkan terpisah jelas ssatu sama lain. Satu hal
yang harus diperhhatikan adalah keccepatan pembagian dalam satu
siklus percobaan (1 kali pembagian) harus konstan. Variassi kecepatan
pembagian kartu diusahakan agar performance rating kerja antara
70%-150%. Waktu dihitung mulai operator siap membagikan kartu
pertama sampai kartu tterakir dibagikan. Waktu normal dengan tempo
atau performance kerja normal dalam hal ini disesuaikan dengan
operator.
e. Percobaan pinboard dilaksanakan dengan proosedur yang sama denga
kartu bridge. Percoaan dilakukan pada media untuk mensimulasikan
pekerjaan yang akan diukur. Kedua bagian pinboard diletaknan pada
jarak 0 (berdempetan) dan pada jarak normal untuk dijangkau. Pasak
dimassukan kedalam lubang pinboard dengan menggunakan kedua
tangan dan metode pemasangan sebagai berikut :

0 0 0 0 0 0 0 0
4 3 2 4 1 3 2 1
0 0 0 0 0 0 0 0
8 7 6 8 5 7 6 5
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 12 9 11 10 9
2 1 0 0 0 0 0
0 0 0 16 0 15 14 13
1 1 1 0 1 0 0 0
6 5 4 20 3 19 18 17
0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 1 24 1 23 22 21
0 9 8 7
0 0 0 0 Seperti halnya pada percobaan kartu
2 2 2 2
4 3 2 1 bridge, ditetapkan bahwa waktu normal
untuk penyelesaian pemasangan pada pasak ke pinboard adalah 45
detik, disini operator diharapkan untuk melakukan operasi pemasangan
dengan berbagai macam variasi kecepatan untuk setiap percobaan
tetapi dengan kecepatan konstan dalam saatu siklus operasi. Waktu
kerja diukur mulai operator menyentuh pasak dalam box sampai semua
pasak terpasang. Waktu normal dalam percobaan ini disesuaikan
dengan keceapatan normal masing-masing operatornya.
f. Setiap perator melakukan percobaaan masing-masning sebanyak 15
kali siklus operasi dengna berbagai varisi kecepatan untuk setiap
percobaan. Pada setiap siklus operasi timer mengukur dan mencatat
waktu yang dicapai oleh operator dalam lembar pengamatan yang telah
dipersiapkan sebelumnya, sedangkan rater dipersilahkan mengestimasi
rating dari performance yang ditunjukan oleh operator tanpa
diperbolehkan mengetahui waktu kerja yang dicatat oleh timer.
Estimasi performance rating ini pun segera dicatat sesuai dengan
urutan siklus operasi yang dilakuukan. Untuk setiap operator
diperlukan data waktu dan estimassi rating performance.
g. Pada akir percobaan lembar pengamatan timer dukumpulkan dan
kemudian data waktu yang diperoleh segera di conversikan menjadi
data performance rating yang sebenarnya (actual PR). Demikian pila
data estimasi PR yang dibuat oleh rater juga dikumpilkan untuk
kemudian dibandingkan dengan data PR yang sebenarnya. Secara
sistematis perhitungan Actual Performance Raing adalah sebagai
berikut :

(Wn+ ( Wnt ))

Aktual PR = 100

Keterangan
Wn:Waktu normal
T : Waktu pengamatan

h. Bandingkan hasil estimasi PR yang dibuat rater dengan PR yang


sebenarnya untuk setiap percobaan dari setiap operator dan rater. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan memplotkan data dalam grafik X-Y
sebagai berikut :

Estimasi Perf. Rating (%)


Denagan memplotkan data inin akan dapat diketahui penyimpanan
yang dibuat rater dalam mengestimasikan rating performance yang
ditujukan opeh operatpor. Semakin dekat titik-titik yang diplotkan
kearah garis berarti bahwa penilaian rater terhadap penilaian
performance operator semakin teliti. Seorang akan dianggap sebagai
rater yang baik bilamana hasil estimasi tidak menyimpang lebih +/-5%
dari kondisi yang sebenarnya.

Nama Percobaan : PII Tanggal :


Jam :
Napa Operator : 1. Yohanes Alfian
2. Oktafian
3. Yohanes Dedy
1. DATA AWAL
a. Data Rater
ALFIA
N DEDY ROMAN
90 80 70
80 100 65
90 90 63
90 80 60
80 90 70
JUMLAH 430 440 328
RATA-RATA 86 88 65.6

b. Data Pengamatan Operator


ALFIA
N DEDY ROMAN
56 75 70
57 67 78
57 68 76
56 69 75
59 58 73
JUMLAH 337 372 285
RATA-RATA 67.4 74.4 57

2. PENGOLAHAN DATA
(Wn+ ( Wnt ))

Aktual PR = 100

(67,8+ ( 67,875 ) )

= 100

(67,87,2)

= 100

13540
= 67,8 = 89.38

(Wn+ ( Wnt ))

Estimasi PR = 100

(67,8+ ( 67,890 ) ) (67,822,2)
4560
= 100 = 100 = 67,8 =

67.2

Operator : dedy Rater : Alfian


Siklus N
% Rata-rata
Waktu Waktu Waktu Estimasi Aktual Kesalaha kesalahan
pengamatan rater Normal PR PR Selisih n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 75 90 67.8 67.25 89.38 22.13 0.25 27.23
101.1
2 67 80 67.8 82 7 19.17 0.19
3 68 90 67.8 67.25 99.7 32.45 0.33
4 69 90 67.8 67.25 98.23 30.98 0.32
5 58 80 67.8 82 114.45 32.45 0.28
Jumlah 1.36

Rater : Dedy
Operator : Roman
Siklus N
% Rata-rata
Waktu Waktu Waktu Estimasi Aktual Kesalaha kesalahan
pengamatan rater Normal PR PR Selisih n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 70 80 67.8 82 96.75 14.75 0.15 22.47
2 78 100 67.8 52.5 84.95 32.45 0.38
3 76 90 67.8 67.25 87.9 20.65 0.23
4 75 80 67.8 82 89.38 7.38 0.08
5 73 90 67.8 67.25 92.33 25.08 0.27
Jumlah 1.12

Rater : Roman
Operator : Alfian
Siklus N
% Rata-rata
Waktu Waktu Waktu Estimasi Aktual Kesalaha kesalahan
pengamatan rater Normal PR PR Selisih n %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 56 70 67.8 96.75 117.4 20.65 0.18 10.97
2 57 65 67.8 104.1 115.92 11.8 0.10
3 57 63 67.8 107 115.92 8.92 0.08
4 56 60 67.8 111.5 117.4 5.9 0.05
5 59 70 67.8 96.75 112.97 16.22 0.14
Jumlah 0.55

D. KESIMPULAN
a. Rater Alfian yaitu nilai Performance rating (PR) > 1 atau PR > 100%
sehingga menunjuukan tempo di atas normal
b. Rater Dedy yaitu nilai Performance rating (PR) > 1 atau PR > 100%
sehingga menunjuukan tempo di atas normal
c. Rater Roman yaitu nilai Performance rating (PR) < 1 atau PR < 100%
sehingga merupakan tempo kerja di bawah normal

Faktor Penyebab Rater tidak dapat menilai Performance rating (PR) =1 atau
PR = 100% atau mendekati nilai Performance rating (PR) sehingga menunjukan
tempo kerja normal dikarenakan tempo kerja bersifat subyektif atau
tergantungkepekaan time study analisyst terhadap konsep tempo kerja yang
dikatakan normal tersebut.
BAB III
PENGUKURAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
STOP WATCH TIME STUDY

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Bagaimana kita dapat menemukan permasalahan yang ada dalam suatu
system kerja yang cepat.
2. Menunjukkan bahwa dengan cara kerja yang berbeda memberikan hasil
kerja yang berbeda pula.
3. Dari percobaan ini dapat ditemukan variasi-variasi gerakan tangan
menyangkut dari fasilitas yang ada, sehingga didapat gerakan tangan yang
ekonomis serta layout yang baik.
4. Dengan percobaan tersebut diharapkan gerakan-gerakan yang tidak efektif
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga diperoleh pengamatan
waktu kerja dan dapat menghemat fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk
percobaan tersebut.
5. Dapat menimbulkan kreatif praktikan untuk menemukan gerakan-gerakan
ekonomis dari tangan pada pekerja yang melakukan pekerjaan secara
manual dalam industri.

B. LANDASAN TEORI
Secara umum kegiatan pengukuran kerja dengan menggunakan stop
watch adalah untuk mendapatkan hasil kerja yang baik. Untuk itu system kerja
harus dirancang untuk mendapatkan hasil kerja yang diinginkan. Dalam
percobaan ini metode yang diaplikasikan berdasarkan elemen-elemen gerakan-
gerakan dasar, yang disebut dengan gerakan-gerakan Therblig dimana
merupakan gerakan-gerakan dasar tangan. Dalam percobaan ini akan
digunakan asumsi-asumsi berikut:
1. Operator atau mahasiswa yang berperan sebagai operator dalam percobaan
dianggap cukup berpengalaman, memiliki ketrampilan rata-rata untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut , mau bekerja secara wajar dan lain-lain.
2. Time studi analist atau mahasiswa praktikan yang berperan sebagai
pengamat dan pengukur waktu dianggap cukup memahami prosedur kerja,
mampu berfungsi sebagai rater, dan lain-lain.
3. Kondisi kerja dalam percobaan dianggap normal, dan sesuai dengan
kondisi ideal, sehingga waktu standart yang ditetapkan akan benar-benar
sah.
Metode pengukuran waktu kerja dengan metode stop watch time study
baik sekali diaplikasikan untuk kegiatan-kegiatan yang berlangsung singkat
dengan siklus kera berulang-ulang. Dari hasil pengukuran, maka pada akhir
analisa akan bisa diperoleh waktu standart dan out put standart untuk suatu
siklus kegiatan seperti yang kita ukur tersebut. Metode stop watch time study
ini termasuk dalam klasifikasi cara pengukuran kerja secara langsung, karena
disini pengamatan harus dilangsungkan ditempat dimana pekerjaan yang ingin
kita ukur tersebut diselenggarakan. Demikian metode ini merupakan cara
pengukuran yang objektif karena disini waktu standart ditetapkan berdasarkan
fakta yang yang terjadi, diukur secara langsung (yang mana hal ini akan
memberi data primer) dan tidak hanya sekedar diartikan secara efektif. Secara
mendasar teknik pengukuran kerja dengan metode stop watch time study ini
akan diaplikasikan baik untuk kegiatan manufacturing maupun jasa pelayanan,
asalkan criteria-kriteria berikut ini bisa dipenuhi antara lain:
1. Kegiatan yang ingin diukur tersebut harus dilaksanakan secara teratur
dalam siklus kegiatan yang berulang-ulang (repetitive) dan uniform
(homogen).
2. Hasil kerja (out put) harus dapat dihitung secara nyata dalam satuan
kuantitatif baik dalam bentuk siklus kerja secara keseluruhan maupun
untuk elemen-elemen kerja yang berlangsung.
3. Pekerjaan tersebut cukup banyak dan kontinyu dilaksanakan (series/mass
production) sehingga akan memadai untuk diukur, dihiung dan ditetapkan
waktu/output standarnya.
Secara sistematis langkah-langkah yang harus dilaksanakan didalam
pengukuran waktu kerja dari saat persiapan sampai dengan waktu/output
standart ditetapkan dapat dilihat pada gambar berikut:
Tabel Macam-macam elemen gerakan Therblig
Nama Therbligh Lambang Huruf Kode Warna
Mencari (search) S Black
Memilih (select) SE Gray Light
Memegang (grasp) G Lake Red
Menjangkau (reach) RE Green
Membawa (move) M Green Gold
Memegang untuk memakai (hold) H Ocher
Melepas (release load) RL Carmine Red
Mengarahkan (position) P Blue
Mengarahkan awal PP Sky Blue
(pre position)
Memeriksa (inspection) I Burn Ocher
Merakit (assemble) A Violet Grey
Memakai (use) U Purple
Kelambatan yang dapat terhindarkan AD Yellow
(avoidable delay)
Kelambatan yang tidak dapat UD Yellow Ocher
dihindarkan
(unavoidable delay)
Merencana (plan) PL Brown
Istirahat untuk melepas lelah (rest to R Orange
overcome fatigue)
Mengurai rakit DA Violet
(dis assemble)
Semua perhitungan dalam skema diatas adalah dengan memakai
asumsi bahwa variasi nilai waktu dari suatu siklus pengamatan ke siklus
pengamatan lainnya disebabkan oleh factor-faktor yang serba kebetulan
(chance factor), sehingga untuk ini dapat dinyatakan bahwa distribusi data
pengamatan akan mengikuti distribusi normal. Untuk mempermudah
penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari perlu dikenal
terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut.
C. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. Peralatan Praktikum
Dalam praktikum pengukuran kerja ini kegiatan yang akan diukur
yaitu kegiatan perakitan (assembling), yang dalam hal ini akan merakit
komponen-komponen stecker. Berdasarkan jenis kegiatan tersebut diatas
maka peralatan yang digunakan disini meliputi:
a. Stop watch, yang dipergunakan untuk pengukuran waktu siklus atau
elemen-elemen kegiatan yang diamati. Obeng kecil dan komponen-
komponen stecker, yang akan dipakai untuk percobaan pengukuran
waktu kerja untuk kegiatan praktikum.
b. Kotak-kotak penyimpanan material, yang dalam hal ini dipakai untuk
menyimpan komponen-komponen material yang akan dirakit. Selain itu
juga disediakan kotak khusus sebagai wadah untuk menampung
komponen yang selesai dirakit.
c. Meja kerja, yang akan dipergunakan sebagai stasiun kerja perakitan.
Meja kerja dirancang sedemikian rupa sehingga bisa dinaik turunkankan
sesuai dengan anthropometri operator yang bekerja.
d. Lembar pengamatan, untuk menempatkan data waktu pengukuran yang
diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan yang diteliti.

2. Prosedur Pelaksanaan Praktikum


a. Bagi tugas antara anggota kelompok (3orang) dengan peranan sebagai
berikut : 1 orang bertugas sebagai operator yang kegiatannya ingin
diukur. Disini praktikan hanya melaksanakan aktifitas pengukuran kerja,
sesuai dengan misi sebenarnya dari praktikum ini. 1 orang bertugas
sebagai time study analist, yaitu mengamati dan mengukur waktu kerja
operator didalam melaksanakan kegiatannya, 1orang bertugas sebagai
pengamat yang bertugas mengamati dan mencatat waktu kerja operator.
b. Percobaan pengukuran kerja dengan menggunakan stop watch time
study dibagi menjadi 2 percobaan, yaitu percobaan 3A (metode dan cara
kerja telah ditentukan sebelumnya) dan percobaan 3B (praktikan
membuat usulan atau langkah-langkah kerja yang lebih ekonomis).
c. Percobaan 3A. Pengukuran kerja dengan metode perubahan layout
material.
1) Sebelum melaksanakan kegiatan ini terlebih dahulu persiapkan meja
kerja dengan menyesuaikan tinggi rendahnya meja kerja berdasarkan
ukuran anthropometri operator. Selanjutnya letakkan komponen-
komponen dalam tempat material sesuai dengan jenisnya masing-
masing . layout pertama kali diatur sebagai berikut:
a) Tempat material berada pada daerah jangkauan normal operator
perakitan.
b) Layout dari tempat komponen/material diatur sesuai dengan
urutan proses pengerjaan (dalam laporan harap dibuat operation
process chatnya) yang dianggap paling logis.
2) Selanjutnya operator bisa mulai melaksanakan kegiatan perakitan
sesuai dengan prosedur diatas dan time studi analist segera mengukur
dan mencatat kegiatan kerja perakitan ini (dalam hal ini sekurang-
kurangnya dilaksanakan sebanyak 10 kali). Catat hasil-hasil waktu
pengamatan ini dalam lembar pengamatan yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Selama kegiatan operasi perakitan, operator diharapkan
bisa bekerja dalam tempo yang konsisten dari saat siklus pertama
sampai terakhir.
3) Selanjutnya rubah layout dari urutan penempatan
komponen/material sesuai dengan yang telah ditentukan asisten jaga
praktikum. Ada 10 alternatif (termasuk urutan awal) yang harus
dilakukan dan masing-masing layout dilaksanakan sebanyak 10 kali
4) Catat waktu kegiatan dari masing-masing alternatif.
d. Percobaan 3B. Pengukuran kerja dengan elemen kegiatan awal dan
usulan.
1) Dari percobaan 3A telah diambil data-data pengukuran kerja
berdasarkan layout material yang berbeda-beda. Dari hasil
perhitungan maka bisa ditetapkan urutan layout yang terbaik
berdasarkan waktu kerja tercepat dan output standart terbanyak.
Metode penempatan material yang telah ditetapkan tersebut
selanjutnya diterapkan pada percobaan 3B. Artinya urutan layout
diatur berdasarkan hasil percobaan 3A.
2) Bagi dan tentukan siklus kegiatan yang akan diukur kedalam
beberapa elemen-elemen kegiatan sesuai dengan aturan dan prosedur
yang berlaku (pembagian elemen kegiatan diatur oleh asisten jaga
yang bertugas).
3) Laksanakan kegiatan pengukuran kerja dari tiap elemen kegiatan
yang telah ditentukan dengan berdasar pada kegiatan tangan kira dan
tangan kanan. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 8 kali untuk masing-
masing elemen kegiatan.
4) Kemudian perakitan menentukan suatu usulan atau perbaikan dalam
pembagian elemen kegiatan yang dianggap lebih baik dari pembagian
elemen kegiatan awal. Usulan ini harus mengacu pada prinsip-prinsip
ekonomi gerakan.
5) Laksanakan juga kegiatan pengukuran kerja dengan usulan
pembagian elemen kegiatan tersebut sebanyak 8 kali.

D. DATA
Nama kegiatan : P3A Hari/Tanggal: 15 Austus 2014
Nama operator : Oktavianto laki/Pr: Laki-laki
Elemen- Siklus Pengamatan (detik) Rata-
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 rata
kerja
A 28.15 30.31 25.05 29.32 28.40 28.25
B 22.60 30.05 25.13 25.62 26.02 25.88
C 25.59 24.04 25.65 30.18 22.10 25.51
D 25.18 25.23 23.60 25.14 24.50 24.73
E 23.60 22.40 23.10 21.30 22.24 22.53
F 22.15 26.18 25.30 26.13 27.18 25.39
G 26.32 25.45 25.80 27.34 27.18 26.42

Penyesuaian Waktu :
a. Rating Performance Kerja b. waktu Longgar (allowance)
-skill : 0.11 -tenaga yang diperlukan 3%
-effort : 0.12 -sikap kerja 1
-condition : 0.03 -gerakan kerja 0
-consistency : 0.03 -kelelahan mata 0
Total = 0.28 -keadaan suhu 30
-keadaan atmosfer 0
-keadaan lingkungan 0
-kelonggaran untuk pribadi 3.5
Total10.5%

Gambar letak elemen kerja


a. Keterangan:
1 2 3 4 5 6 1. Dudukan Pin
2. Baut
3. Body Depan
4. Mur
5. Pin
OP 6. Bodi Belakang
OP=Operator

b. 3 4 e.
3 1 4 5 2 6
2 5
1 6

OP
OP

c. d. 6 5 4 3 2 1
4 3
5 2
6 1

OP
OP

Uraian gerakan yang terjadi


Komponen lay out waktu terkecil

1. Dudukan Pin
2. Baut 3 1 4 5 9 6
3. Bodi Depan
4. Mur
5. Pin
6. Bodi Belakang
OP
Tangan Kiri Tangan Kanan
Waktu Gerakan Waktu
Gerakan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.Menjangkau
1 0.88 0.56 0.58 0.65 1.Menjangkau PIN 1 1 0.88 0.56 0.58 0.65
dudukan PIN 1
2.Membawa
0.63 0.5 0.4 0.59 0.56 2.Memegang 0.64 0.59 0.61 0.59 0.56
dudukan PIN 1
3.Memegan
0.64 0.59 0.61 0.59 0.56 3. Mengarahkan 1.41 0.84 1.25 1.85 1.34
dudukan PIN 1
4. Memegang
4. Menjangkau PIN 2 0.28 0.4 0.41 0.38 0.28
dudukan PIN 1
5.Merakit 5.Membawa 0.47 0.53 0.29 0.41 0.56
6.Memegang 6.Mengarahkan 0.31 0.37 0.37 0.44 0.37
7.Memegang 7.Menjangkau obeng 0.35 0.31 0.37 0.44 0.41
8.Memegang 8.Mengarahkan 0.28 0.25 0.26 0.25 0.27
9.Mengarahkan 9.Merakit I 0.5 0.48 0.51 0.57 0.46
10.Merakit 10.Merakit II 0.47 0.45 0.46 0.45 0.43
11.Memegang 11.Melepas obeng 0.32 0.35 0.33 0.34 0.45
12.Memegang 12.Menjangkau cover 0.28 0.22 0.3 0.29 0.28
13.Memegang 13.Membawa 0.3 0.32 0.33 0.31 0.34
14.Mengarahkan 14.Mengarahkan 0.29 0.31 0.3 0.33 0.35
15.Menjangkau
15.Merakit 0.25 0.28 0.26 0.28 0.3
Cover II
16.Memegang 16.Membawa 0.3 0.31 0.31 0.32 0.34
17.Memegang 17.Mengarahkan 0.29 0.31 0.3 0.32 0.34
18.Memegang 18.Menjangkau mur 0.4 0.35 0.39 0.36 0.34
19.Mengarahkan 19.Membawa 0.41 0.35 0.42 0.39 0.40
20.Merakit 20.Mengarahkan 0.53 0.55 0.52 0.51 0.5
21Membalik
0.22 0.25 0.23 0.23 0.22 21.Menjangkau nut 0.45 0.5 0.43 0.4 0.41
benda kerja
22.Memegang 22.Membawa 0.4 0.5 0.39 0.49 0.48
23.Memegang 23.Mengarahkan 0.48 0.45 0.39 0.43 0.42
24.Menjangkau
24.Mengarahkan 0.31 0.29 0.3 0.29 0.28
obeng
25.Merakit 25.Membawa obeng 0.47 0.45 0.46 0.43 0.41
26. Merakit 0.56 0.58 0.55 0.56 0.55
27. Melepas 0.3 0.35 0.33 0.32 0.31

E. ANALISA DATA
Rumus-rumus dalam perhitungan pada bab ini adalah:
x
1) Rata-rata = x = n
x


2) Deviasi Standart = = 2
n ( x 2 )

3) Batas Kontrol Atas =BKA= x+3


4) Batas Kontrol Bawah =BKB= x-3
5) Waktu Normal = x(1+rating performance)
100
6) Waktu Standart = WS=WN x 100 Allowance

1
7) Output Standart = OS = WS

8) Jumlah pengamatan / pengukuran yang seharusnya dilaksanakan untuk


memberikan tingkat kepercayaan 95% (k=2) dan derajat ketelitian (s=5%)
dari data waktu yang diukur.
K /S n ( x 2 ) ( x2 )
N= [
x
F. PEMBAHASAN
Untuk PIII A
Rating Performance = 0,28 Allowance =10,5%
Elemen Kerja x BKA BKB N WN WS OS
A 28.25 2.23 34.94 21.56 2.53 36.16 40.40 0.02
B 25.88 2.99 34.85 16.91 3.71 33.13 37.02 0.03
C 25.51 3.33 35.50 15.52 4.19 32.65 36.48 0.03
D 24.73 0.78 27.07 22.39 1.01 31.65 35.36 0.03
E 22.53 0.42 23.79 21.27 0.59 28.84 32.22 0.03
F 25.39 2.16 31.87 23.23 2.72 32.49 36.30 0.03
G 26.42 0.93 29.21 23.63 1.12 33.82 37.79 0.03

Untuk PIII A Allowance = 10,5%


Tangan X BKA BKB N WN WS OS
Kiri 1.51 1.22 5.17 -2.15 21.40 1.93 2.16 0.46

Kanan 1.07 1.01 4.1 -1.96 8.42 1.37 1.53 0.65

G. KESIMPULAN
1. Nilai rata-rata waktu yang terbaik adalah 22.53 (nilai terkecil), yaitu
elemen E.
2. Jumlah waktu pada gerakan yang terjadi antara kedua tangan berbeda, yaitu
tangan kiri=21.1 dan tangan kanan=27.84.
BAB IV
SAMPLING KERJA (WORK SAMPLING)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memperkenalkan pada mahasiswa tentang metode sampling kerja sebagai
alat yang efektif guna menentukan kelonggaran waktu (allowance time)
yang diperlukan didalam penentuan waktu standart.
2. Melatih mahasiswa dalam memberikan pengalaman praktis untuk
melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan
penguasaan materi mengenai kegiatan sampling kerja.
3. Menunjukkan bahwa banyak kondisi maupun fasilitas kerja yang selama ini
belum dimanfaatkan dan didayagunakan secara maksimal dengan besarnya
prosentasi delay atau idle dari fasilitas yang bersangkutan.
4. Memotifasi mahasiswa agar mau untuk selanjutnya melaksanakan kegiatan
pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya meningkatkan
efektifitas, efisiensi maupun produktifitas kerja.

B. LANDASAN TEORI
Dalam percobaan ini dilaksanakan dengan metode sampling kerja berdasarkan
hokum probabilitas dan sampling. Sehingga pengamatan terhadap satu obyek
yang ingin diteliti tidak perlu diadakan secara menyeluruh (populasi)
melainkan cukup dilaksanakan dengan mengambil sampel pengamatan yang
diambil secara acak/random. Suatu sampel yang diambil secara random dari
suatu populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama
seperti yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila sampel yang dimiliki
tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel
tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan karakteristik dari populasinya.
Banyak pengamatan sampling kerja dipengaruhi oleh dua factor utama, yaitu:
1. Tingkat kepercayaan (biasanya pengukuran diambil 95%)
2. Derajat ketelitian (biasanya diambil sebesar 5%)

Sebuah fasilitas kerja akan menganggur mengikuti pola distribusi normal,


maka jumlah pengamatan dapatlah dicari berdasarkan formulasi sebagai
berikut:
K (1P)
N= SP

Dimana: P = Prosentase kegiatan yang diambil (delay)- angka decimal


K = Tingkat kepercayaan (K=2 untuk tingkat kepercayaan 95%)
S = Tingkat ketelitian.

C. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Alat-alat praktikum
a. Table bilangan random yang diperlukan untuk menentukan jadwal
waktu pengamatan yang sudah direncanakan terlebih dahulu dan
harus dijamin kecakapannya.
b. Lembar pengamatan untuk kegiatan sampling kerja untuk
menempatkan data pengamatan yang diperoleh. Lembar
pengamatan harus dipersiapkan oleh praktikan dengan mencontoh
format yang diberikan.
2. Prosedur pelaksanaan praktikum
a. Bagi tugas antara kelompok sesuai dengan waktu luang mereka
masing-masing. Pada prinsipnya semua anggota kelompok akan
bertindak sebagai pengamat atau pengukur kegiatan kerja.
b. Menetapkan tujuan atau obyek yang akan dipelajari atau diteliti
performa kerjanya. Disini sekaligus bisa dipilih beberapa obyek
pengamatan untuk dipakai sebagai studi kasus. Pilih obyek
pengamatan pada fasilitas-fasilitas sekitar kita.
c. Menetukan jumlah pengamatan awal yang ingin dilaksanakan dan
beberapa lama studi akan berlangsung. Kegiatan pre work
sampling ini didasarkan untuk bisa dilaksanakan dalam waktu satu
sampai dengan empat hari.
d. Dengan menggunakan table angka random dan melaksanakan
modifikasi seperlunya, selanjutnya cari dan jadwalkan waktu-
waktu pengamatan yang sesuai.
e. Laksanakan pengamatan terhadap satu atau lebih obyek yang telah
diidentifikasikan sebelumnya dan amati dengan baik apakah obyek
yang diteliti tadi berada dalam kondisi kerja
(kegiatan produktif) atau kondisi menganggur (idle/delay) atau
kegiatan tidak produktif. Beri tanda tally yang sesuai dengan
kondisi yang diamati tadi dalam lembar pengamatan yang sudah
dipersipkan terlebih dahulu. Contoh format lembar kerja adalah
sebagai berikut:
Lembar Pengamatan Sampling Kerja
Nama Pengamat: No Lembar:
Jenis Obyek : hari/tgl :
Lokasi : Jam Kerja :
Hari Ke Jam Kunjungan Kondisi Kerja
Produktif Idle

Jumlah

f. Tentukan tingkat kepercayaan (confident level) dan derajat


ketelitian (degree of accuracy) yang diinginkan. Dalam
pengukuran kerja ini CL yang biasa diambil sebesar 95% dan
DoA sebesar 5%.
3. Data
Lembar Pengamatan Work Sampling
Nama Perusahaan : Wartel Star
Alamat : Jalan Gading Kencana-Jombor
Ds.Gadingan, Jombor, SKH
Operator : Sdri.Siti

Hari Kondisi Kunjungan Tally


Ke Produktif Idle
1 8,25 1
8,50 1
8,67=9 1
8,83=9 1
9,08 1
9,17 1
9,42 1
9,50 1
9,92=10 1
10,00 1
10,08 1
10,42 1
11,33 1
11,42 1
11,50 1
11,83=12 1
11,92=12 1
12,25 1
12,33 1
12,50 1
12,92=13,00 1
13,08 1
13,17 1
13,25 1
13,58 1
14,00 1
14,17 1
14,25 1
Ringkasan Tabel Pengamatan Work Sampling

Kegiatan Frekuensi Teramati Ke Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8
Produktif 19 19
Non Produktif 9 9
(Idle)

Jumlah 28 28
% produktif 68%
% idle 32%

19
x 100
Catatan: %Produktif = 28

= 68%
9
x 100
%Idle = 28

= 32%
Bilangan random=40
41 47 10 25 03 87 63 93 95
91 94 14 51 62 98 61 74 80
06 54 18 46 08 52 85 67 72
77 23 99 89 17 84 59 40 24
13 75 42 29

Bilangan random diatas diurutkan menjadi:


03 06 08 10 13 14 17 18 23
24 25 29 40 41 42 46 47 51
52 54 59 61 62 63 67 72 74
75 77 80 84 85 87 89 91 93
94 95 98

D. ANALISA DATA
1. Perhitungan
Dalam perhitungan ini digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
Jumlahfrekuensiproduktif
x 100
% Produktif = jumlahfrekuensiproduktif + jumlahfrekuensiidle

Jumlahfrekuensiidle
x 100
%Idle= jumlahfrekuensiproduktif + jumlah frekuensiidle

Contoh perhitungan:
Diketahui : Jumlah frekuensi Produktif = 19
Jumlah frekuensi non produktif = 9
Ditanya : a) % Produktif
b) % Idle
2. Pembahasan
Kegiatan Frekuensi Teramati Ke Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Produktif 19 19
Non Produktif 9 9
(Idle)

Jumlah 28 28
% produktif 68%
% idle 32%

Jumlahfrekuensiproduktif
x 100
% Produktif = jumlahfrekuensiproduktif + jumlahfrekuensiidle

19
x 100
= 28

= 68%

Jumlahfrekuensiidle
x 100
% Idle = jumlahfrekuensiproduktif + jumlah frekuensiidle
9
x 100
= 28

= 32%
E. KESIMPULAN
Jadi kegiatan kasir yang melayani pada wartel jombor, Ds.Gadingan, SKH
pada waktu produktif adalah 68% dan non produktif (idle) adalah 42%

Anda mungkin juga menyukai