Anda di halaman 1dari 9

MODUL IV

PERENCANAAN AGREGAT DAN DISAGREGAT

A. TUJUAN
Dari praktikum ini diharapkan praktikan mampu :
1. Memahami manfaat studi agregat dan disagregat dalam perencanaan sistem industri.
2. Memahami metode dan teknik agregat dan disagregat
3. Dapat menggunakan metode dan teknik agregat dan disagregat untuk menentukan
dasar penyusunan rencana produksi dan memperkirakan kebutuhan yang akan
datang

B. PENGANTAR PRAKTIKUM

B1. Perencanaan Agregat


Perencanaan agregat merupakan proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu

keluaran selama periode waktu tertentu melalui penyesuaian variabel – variabel tingkat

produksi karyawan, persediaan, variabel, yang dapat dikendalikan lainnya (T. Hani

Handoko)

Perencanaan agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai penjadwalan agregat

adalah suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk

menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3

hingga 12 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan

jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai

produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat subkontrak

dan variable lain yang dapat dikendalikan.

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 1
Pada dasarnya tujuan perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu

pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode perencanaan.

Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan strategis lain yang mungkin lebih

penting daripada biaya rendah. Permasalahn strategis yang dimaksud itu antara lain

mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau

memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur, jadwal

agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana

produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan

sasaran dengan jadwal pekerja.

Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain :

1.      Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.

2.      Prediksi permintaan untuk suatu periode perncanaan jangka menengah yang layak pada

waktu agregat.

3.      Metode untuk menentukan biaya

4.      Model yang mengkombinasikan prrediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan

dapat dibuat untuk periode perencanaan.

Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengkombinasikan sumber

daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan,

kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling

berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3

hingga 12 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak

menguraikan perproduk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan

tanpa mempermasalahkan jenis dan produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan

pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 2
bukan berapa mobil dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna

merah atau biru.

Berdasarkan keterangan di atas, maka ongkos – ongkos yang terlibat dalam perencanaan

agregat adalah :

1. Hiring Cost

Penambahan tenaga kerja menimbulkan ongkos-ongkos untuk iklan, proses

seleksi dan training. Ongkos training merupakan ongkos yang besar apabila

tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman.

2. Firing Cost

Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya

permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun

dengan drastic. Perhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan

uang pesangon bagi karyawan yang di PHK, menurunnya moral kerja dan

produktifitas karyawan yang masih bekerja dan tekanan yang bersifat sosial.

Kesemua akibat ini dianggap sebagai ongkos pemberhentian tenaga kerja yang

akan ditanggung perusahaan.

3. Overtime Cost dan Undertime Cost (Ongkos Lembur dan Ongkos Menganggur)

Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi

konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan ongkos tambahan lembur yang

biasanya 150 % dari ongkos kerja regular. Disamping ongkos tersebut, adanya

lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena capek. Kebalikan dari

kondisi di atas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja

dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan

produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bias dialokasikan untuk

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 3
kegiatan lain yang produktif meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat

dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung ognkos

menganggur yang besarnya merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang

tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.

4. Inventory Cost dan Backorder Cost (Ongkos Pesediaan dan Ongkos Kehabisan

Persediaan)

5. Subcontract Cost (Ongkos Subkontrak)

Tahapan Agregat :

I. Metode Pengendalian Tenaga Kerja

Metode ini dilakukan dengan melakukan penambahan dan pengurangan tenaga

kerja sesuai dengan tingkat produksi yang didasari pada data biaya yang telah

ada yaitu hiring cost dan firing cost.

II. Metode Pengendalian Persediaan

Metode ini dilakukan dengan meningkatkan persediaan selama periode

permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa mendatang.

a)

b)

III. Metode Pengendalian Subkontrak

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 4
Pada metode ini produksi dilakukan pada tingkat demand terkecil selama

periode perencanaan. Apabila pada suatu periode demand lebih besar dibanding

tingkat produksi, maka akan dilakukan subkontrak.

IV. Metode Campuran

Metode ini merupakan metode campuran antara pengendalian persediaan,

overtime, dan tenaga kerja

B2. Perencanaan Disagregat


Perencanaan disgaregat merupakan langkah selanjutnya setelah perencanaan

agregat, tujuan dari perencanaan disagregat adalah untuk memecah satuan agregat pada

perencanaan agregat kedalam setiap item produk serta mengetahui item suatu produk

tersebut akan diproduksi. Disagregasi akan dilakukan dengan regular knapsack method.

Langkah-langkah dalam proses disagregasi adalah sebagai berikut, :

I. Pertama adalah menentukan nilai expected quantity yaitu persediaan awal

dikurangi permintaan (Iijt-1-Dij). Jika expected quantity bernilai negative, berarti

item harus diproduksi, karena jumlah persediaan yang ada tidak mengcukupi

permintaan yang ada.

II. Selanjutnya yang kedua adalah menentukan nilai N, yaitu banyaknya ulangan

permintaan yang akan dipenuhi oleh jumlah produksi ditambah persediaan yang

ada sekarang ini, dengan syarat:

Yi ≤ Σ Kij (Σ Dijn + SSij-Iijt-1)……………………………(1)

Y* adalah jumlah produk yang diproduksi dari perencanaan agregat terbaik.

Untuk tenaga kerja tetap Yi* = demand dalam satuan agregat, sedangkan untuk

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 5
tenaga kerja berubah Y* = produksi dalam satuan agregat, untuk subkontrak: Y*

= produksi dalamsatuan agregat.

Untuk metode campuran :

Y* =( (Waktu Reguler +Waktu Overtime)/Waktu siklus)) x round normal

SSij = 0, jika perusahaan tidak mempunyai safety stock.

III. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai E atau demand berlebih atau

kelebihan permintaan dengan rumus:

Ei = NΣ NKij (ΣDijn +SSij – Iijt-1) –Yi..................................(2)


n-1 n-1

Menentukan jumlah produksi untuk masing-masing item dengan rumus:

Ei = NΣ Dij + SSij –Iijt-(EiDijn/ΣKij Dijn ) .......................(3)


n-1

Y* yang diperoleh dari perencanaan agregat terbaik, dengan rumus:

(Waktu Reguler +Waktu Overtime)/Waktu Siklus

Dimana waktu siklus diperoleh dari waktu baku item produk yang mempunyai

faktor konversi sama dengan satu.

C. DAFTAR PUSTAKA
Makridakis. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta
Hani, Handoko T. 2014. Dasar-dasar Manajemen Operasi. Edisi 1. Jakarta.
Gazpersz. 2011. Production Planning And Inventory Control. Jakarta.
Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. MTI-ITB,
Anonim. 2014. Perencanaan Produksi Disagregasi. Jakarta.

D. ALAT DAN BAHAN


Dalam Praktikum ini digunakan :
A. Perangkat Keras

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 6
Komputer
B. Perangkat Lunak
1. Microsoft Excel
2. Word Processor (Microsoft Word®)

E. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Lakukanlah peramalan data permintaan terhadap produk dengan menggunakan

Microsoft Excel dengan beberapa metode peramalan untuk mendapatkan hasil

peramalan untuk enam bulan kedepan yang dipilih berdasarkan nilai eror

terkecil.

2. Buatlah perhitungan perencanaan agregat dan disagregat.

3. Analisis perencanaan agregat dan disagregat tersebut

F. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan agregat dan disagregat?
2. Apa tujuan dilakukannya perencanaan agregat dan disagregat pada penjadwalan
produksi?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis ongkos yang diperhitungkan dalam agregat
produksi?
4. Strategi apa saja yang bisa dilakukan jika demand melebihi tingkat produksi?
Berikan alasannya!
5. Bagaimana prinsip kerja metode regular knapsack?

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 7
LEMBAR KERJA TUGAS PENDAHULUAN

Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi


LAB PTI – UAI 8
Nilai Paraf
Modul 4, Perencanaan Agregasi dan Disagregasi
LAB PTI – UAI 9

Anda mungkin juga menyukai