Anda di halaman 1dari 19

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018

BAB II
PENURUNAN KONSEP

2.1. Landasan Teori


Landasan teori merupakan definisi, konsep serta rancangan yang telah
disusun rapi dan sistematis mengenai penjelasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan dan pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.
Berikut adalah teori-teori yang terkait dalam modul penurunan konsep.

2.1.1 Pengertian Penyusunan Konsep


Konsep produk adalah sebuah gambaran mengenai teknologi, prinsip
kerja, dan bentuk produk. Konsep produk memberikan gambaran singkat
bagaimana sebuah produk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebuah model 3
dimensi secara garis besar dan disertai sebuah uraian gambar, produk yang dapat
memuaskan pelanggan bergantung pada nilai yang tinggi pada kualitas yang
mendasari konsep. Keuntungan dari penurunan konsep biasanya relatif murah dan
dapat dilaksakan dengan cepat dibandingkan dengan proses pengembangan
lainnya (Ulrich, 2001).
Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan
dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk
sebagai sebuah pilihan akhir. Penyusunan konsep merupakan bagian yang penting
dari fase pengembangan produk yang terdiri dari mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, menentukan spesifikasi target, membuat beberapa konsep, memilih
konsep, menguji konsep, menetapkan spesifikasi akhir, dan rencana alur
pengembangan (Ulrich, 2001).

2.1.2 Langkah-langkah Metode Penyusunan Konsep


Langkah-langkah metode penyusunan konsep yaitu memecahkan sebuah
masalah kompleks yang menjadi submasalah menjadi lebih sederhana, metode

II-1
II-2

ini memiliki lima langkah, kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk


submasalah menggunakan prosedur pencarian eksternal dan pencarian internal.
Prosedur pencarian eksternal berasal dari beberapa macam yaitu dari pengguna
utama, pakar, paten, literatur, dan benchmarking. Prosedur pencarian internal berasal
dari dua macam yaitu secara individu maupun secara kelompok, setelah prosedur
pencarian eksternal dan pencarian internal dilakukan, pohon klasifikasi dan tabel
kombinasi kemudian digunakan untuk menggali secara sistematis konsep
penyelesaian tersebut dan untuk mengintegrasikan penyelesaian submasalah ke dalam
sebuah penyelesaian total, akhirnya tim membuat sebuah langkah mundur untuk
merefleksikan validitas dan kemampuan aplikasi dari hasil, seperti yang
digunakan oleh proses (Ulrich, 2001).
1. Memperjelas masalah
Banyak tantangan desain yang terlalu kompleks untuk dipecahkan menjadi
sebuah masalah tunggal, dapat dibagi menjadi beberapa submasalah yang lebih
sederhana, namun dalam beberapa kasus, masalah tidak dapat langsung
dibagi menjadi sub-submasalah. Membagi sebuah masalah menjadi
submasalah yang lebih sederhana disebut dekomposisi masalah. Langkah
pertama dalam membagi sebuah masalah secara fungsional adalah
menggambarkannya sebagai kotak hitam (black box). Kotak hitam
menggambarkan keseluruhan fungsi produk. Langkah berikutnya dalam
dekomposisi fungsi adalah membagi kotak hitam tunggal menjadi subfungsi
untuk membuat sebuah gambaran yang lebih spesifik dari apa yang mungkin
dikerjakan oleh elemen produk untuk menerapkan keseluruhan fungsi
produk. Dekomposisi fungsi hanya satu dari beberapa cara yang mungkin
untuk membagi sebuah masalah menjadi submasalah yang lebih sederhana.
Dua pendekatan lainnya yaitu dekomposisi berdasarkan urutan penggunaan
dan dekomposisi berdasarkan kebutuhan utama pelanggan. Tujuan dari
semua teknik dekomposisi adalah untuk membagi sebuah masalah kompleks
menjadi sederhana sehingga dapat ditangani dengan lebih terfokus, setelah
dekomposisi masalah selesai, tim memilih submasalah yang paling kritis
untuk keberhasilan produk, dan mungkin paling bermanfaat jika diselesaikan
melalui solusi baru atau solusi yang kreatif.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-3

2. Pencarian secara eksternal


Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan
masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah,
pencarian eksternal terjadi secara terus menerus selama proses
pengembangan. Pencarian eksternal untuk menghasilkan solusi pada pokoknya
merupakan proses pengumpulan informasi. Sedikitnya, terdapat 5 cara yang
baik untuk mengumpulkan informasi dari sumber eksternal, yaitu (Ulrich, 2001).
a. Mewawancarai pengguna utama
Pengguna utama adalah pengguna produk yang dapat mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan lebih awal sebelum mayoritas pasar menyadari
manfaat dari sebuah produk, sambil mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, tim boleh mencari dan menemui pengguna utama, seringkali
pengguna utama ini telah membuat beberapa solusi untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Hal ini terutama terjadi pada kalangan pengguna yang
terbiasa dengan teknologi tinggi, seperti yang terjadi dalam bidang medis
dan ilmu pengetahuan. Pengguna utama mungkin telah mencari-cari di
pasaran untuk mendapat produk baru yang dikembangkan oleh tim atau
mereka mungkin telah menemukan produk yang menerapkan beberapa
subfungsi yang diinginkan pengguna.
b. Konsultasi pakar
Pakar dengan pengetahuan terhadap salah satu atau lebih submasalah tidak
hanya dapat menyediakan konsep penyelesaian secara langsung tapi juga
dapat mengarahkan pencarian pada area yang lebih bermanfaat. Pakar
terdiri dari para profesional pada perusahaan manufaktur yang
berhubungan dengan produk, konsultan profesional, kalangan akademis
dari universitas, dan divisi teknik dari supplier, meskipun menemukan pakar
itu sulit, namun waktu yang terbuang relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan mempelajari ulang pengetahuan yang sudah ada.
c. Mencari paten
Paten merupakan sumber informasi teknis yang sudah tersedia yang berisi
gambaran terperinci dan penjelasan bagaimana cara kerja dari banyak
produk. Kerugian utama dari pencarian paten adalah konsep yang ditemukan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-4

pada paten yang terbaru umumnya diproteksi (umumnya 20 tahun sejak


tanggal paten diterapkan), jadi mungkin ada royalti yang harus dibayarkan
dalam menggunakannya, namun paten juga sangat berguna untuk melihat
konsep apa yang sudah dilindungi dan harus dihindarkan atau dimintakan
izin. Konsep yang terdapat pada paten asing tanpa perlindungan global
dan yang sudah lewat masanya dapat digunakan tanpa pembayaran royalti.
d. Literatur yang sudah dipublikasikan
Literatur yang sudah dipublikasikan terdiri dari jurnal- jurnal, makalah-
makalah, majalah-majalah, laporan pemerintah, dengan menggunakan cara
pencarian secara elektronis merupakan cara yang efesien dalam
mengumpulkan informasi dari literatur. Pencarian di internet merupakan
langkah awal yang baik meskipun kualitas hasilnya akan sulit dinilai.
Banyak database yang hanya menyimpan ringkasan dari artikel dan bukan
dari keseluruhan isi dan gambar, ada dua kesulitan utama dalam melakukan
pencarian database yang baik yaitu menentukan kata kunci dan
mempersempit ruang lingkup pencarian yang menyebabkan muncul sebuah
pertentangan antara kebutuhan menggunakan lebih banyak kata kunci
untuk cakupan yang lebih lengkap dan kebutuhan untuk membatasi jumlah
masalah.
e. Benchmarking produk terkait
Benchmarking merupakan studi kasus atas produk yang ada sekarang dan
memiliki kesamaan dengan produk yang sedang dikembangkan atau dengan
submasalah yang menjadi fokus tim. Benchmarking dapat mengungkapkan
konsep produk yang sudah ada dan telah dipakai untuk memecahkan
masalah yang berkaitan, juga memberi informasi mengenai kelemahan dan
kekuatan pesaing agar mengetahui perkembangan produk yang
dikembangkan di pasar.
3. Pencarian secara internal
Merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim dan pribadi
untuk menghasilkan berbagai konsep solusi. Pencarian bersifat “internal” yang
artinya semua pemikiran yang timbul dari langkah ini dihasilkan dari ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh tim. Empat pedoman berguna untuk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-3

perbaikan baik pencarian internal individu maupun kelompok yaitu menunda


keputusan, menghasilkan banyak ide atau pemikiran, terima ide-ide yang
kelihatannya tidak dapat dilaksanakan, dan menggunakan media fisik dan alat
bantu grafik, terdapat dua cara untuk pencarian internal. Berikut ini adalah cara
pencarian internal (Ulrich, 2001).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-5

a. Pembahasan individu dan kelompok


Studi formal pemecahan masalah kelompok dan individu menunjukkan
bahwa sekumpulan orang yang bekerja sendiri untuk suatu periode waktu
akan menghasilkan konsep yang lebih baik dari pada sebagian orang yang
bekerja bersama pada waktu yang sama. Penemuan ini berlawanan
dengan praktek sesungguhnya di perusahaan, dimana sebagian besar
aktivitas penyusunan konsep berlangsung pada pembahasan secara
berkelompok untuk membahas dan membangun kesepakatan,
mengkomunikasikan informasi dan menyaring konsep.
b. Cara untuk menghasilkan konsep solusi
Individu dan tim yang sudah berpengalaman selalu berpikir dan
menghasilkan konsep yang baik untuk sebuah submasalah. Berikut ini adalah
beberapa cara yang yang telah dibuktikan cukup berguna.
1) Membuat analogi
2) Keinginan dan harapan
3) Menggunakan perangsang (stimulus) yang berkaitan
4) Menetapkan sejumlah tujuan
5) Menggunakan metode galeri
4. Menggali secara sistematis dan merefleksikan pada hasil dan proses
Penggalian sistematik ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup
kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi.
Penggalian secara sistematis dilakukan dengan dua alat spesifik untuk mengatur
kerumitan dan mengatur pemikiran tim yakni pohon klasifikasi dan tabel
kombinasi. Pohon klasifikasi membantu tim membagi beberapa penyelesaian
yang mungkin menjadi kelompok yang independen, memangkas cabang yang
sedikit memberikan harapan, mengidentifikasikan pendekatan yang terpisah
terhadap masalah, mengidentifikasi perhatian yang tidak merata pada
cabang-cabang tertentu, dan perbaikan dekomposisi masalah untuk cabang
tertentu. Tabel kombinasi berguna untuk memandu tim dalam
mempertimbangkan secara selektif kombinasi setiap penggalan. Pohon
klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang
mungkin menjadi beberapa kelas berbeda yang akan memudahkan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-6

perbandingan dan pemangkasan. Pohon klasifikasi menyediakan sedikitnya 4


manfaat penting yaitu memangkas cabang yang hanya memberikan sedikit
harapan, mengidentifikasi pendekatan yang terpisah terhadap masalah,
mengidentifikasi perhatian yang tidak merata pada cabang-cabang tertentu,
serta perbaikan dekomposisi masalah untuk cabang tertentu. Tabel kombinasi
konsep menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi
solusi secara sistematis. Merefleksikan proses adalah mengidentifikasikan
peluang untuk perbaikan pada iterasi berikutnya atau proyek yang akan datang
(Ulrich, 2001).

2.2 Hasil dan Pembahasan


Sub bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari modul penurunan
konsep dari produk inovasi yang akan dibuat. Hasil dan pembahasan yang terdapat
dalam penurunan konsep diataranya adalah data penunjang berupa House Of Quality
(HOQ), pohon klasifikasi, dan tabel kombinasi. Ketiga bahasan tersebut menjadi hal-
hal yang diperlukan dalam melakukan penurunan konsep. Berikut ini adalah hasil
dan pembahasan dari penurunan konsep.

2.2.1 Data Penunjang


Data penunjang merupakan sebuah data yang dibutuhkan untuk
mendukung pengerjaan dalam suatu hal atau hal yang lainnya, dalam melakukan
penurunan konsep data penunjang yang dibutuhkan yaitu House Of Quality ( HOQ).
HOQ adalah suatu tahapan yang digunakan pada perancangan sebuah produk,
HOQ memperlihatkan struktur untuk mendesain dan membentuk suatu siklus dan
bentuknya menyerupai sebuah rumah kualitas, dalam memproduksi sebuah produk
digunakan Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan voice of costumer
atau suara konsumen secara langsung terhadap karekteristik teknis sesuai dengan
target yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh perusahaan, agar produk yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari para konsumen. Terdapat
benchmarking dalam memproduksi sebuah produk, benchmharking dilakukan untuk
membandingkan dan mengetahui karakteristik teknis produk yang ada di pasaran
dan merupakan kompetitor atau saingan dari sebuah produk yang akan dihasilkan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-7

oleh perusahaan. Berikut ini adalah House Of Quality dari produk tempat sepatu PT
Furindo Jaya. Gambar 2.1 menunjukkan House Of Quality dari produk tempat sepatu
PT Furindo Jaya.

Gambar 2.1 HOQ Produk Tempat Sepatu

Kebutuhan konsumen (customer needs) pada sebuah produk tempat sepatu yang
akan diproduksi adalah dengan menggunakan jenis material yang berbahan dasar
kuat, memiliki bentuk yang sederhana, terdapat laci dan engsel sebagai fitur tambahan
pada tempat sepatu, tempat sepatu yang berkapasitas sedang, dan ukuran tempat
sepatu yang sedang. Data kebutuhan pelanggan diperoleh dari hasil kuesioner yang

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-6

sebelumnya telah disebarkan kepada 30 responden dengan tujuan agar perusahaan


mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Kebutuhan konsumen pada
berbahan dasar kuat memiliki bobot 4 yang berarti penting, konsumen menyetujui
bahwa material dengan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-8

kayu jati belanda itu sangat kuat. Desain sederhana memiliki bobot 4 yang berarti
penting karena konsumen menginginkan desain yang sederhana. Fitur tambahan laci
memiliki bobot 4 yang berarti penting karena konsumen menginginkan fitur
tambahan berupa laci. Kapasitas sedang memiliki bobot 4 yang berarti penting karena
konsumen menginginkan kapasitas yang sedang. Berukuran sedang memiliki bobot 4
yang berarti penting karena konsumen menginginkan tempat sepatu berukuran
sedang, agar tidak berat saat konsumen ingin memindahkan. Karakteristik teknis
adalah perincian jenis teknis yang akan dipakai pada perencanaan pembuatan produk
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Terdapat sepuluh karakteristik teknis untuk
produk tempat sepatu yang diproduksi PT Furindo Jaya, yaitu berat, jenis material,
panjang produk, lebar produk, tinggi produk, panjang sekat, lebar sekat, panjang
engsel, lebar engsel, panjang papan laci, dan jumlah sekat. Berat dari produk tempat
sepatu yaitu 5000 gram, hal itu dikarenakan jenis material yang digunakan untuk
membuat produk tempat sepatu yaitu kayu mahoni yang memiliki serat yang halus
dan padat sehingga memiliki sifat kuat dan tahan lama maka berat dari produk tempat
sepatu akan cukup berat tetapi dapat diterima oleh konsumen. Jenis material yang
digunakan untuk produk tempat sepatu adalah kayu mahoni karena kayu mahoni
memiliki serat halus dan padat dan kualitas kayu mahoni tergolong sedang atau
berada dibawah kualitas kayu jati. Panjang produk tempat sepatu yang dibuat oleh PT
Furindo Jaya yaitu 40 cm dengan lebar produk 45 cm dan tinggi produk 45 cm,
ukuran produk tersebut dikategorikan sebagai ukuran produk yang sedang karena
ukuran produk tersebut tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Panjang sekat pada
produk tempat sepatu yang dibuat oleh PT Furindo Jaya yaitu 36 cm dengan lebar
sekat sebesar 43 cm. Terdapat engsel yang digunakan oleh PT Furindo Jaya dengan
ukuran panjang engsel yaitu 36 cm dengan lebar engsel 3 cm. Panjang papan laci yang
digunakan sebagai pintu laci yaitu sebesar 36 cm. Jumlah sekat pada produk tempat
sepatu yaitu 2, dimana 1 sekat digunakan untuk membagi bagian tempat sepatu, dan 1
sekat digunakan untuk membagi bagian tempat sepatu bawah dengan fitur tambahan
laci.
Direction of improvement adalah bagian dalam dari HOQ yang menjadi acuan
untuk mengembangkan produk menjadi lebih baik, pada direction of improvement
terdapat 11 karakteristik teknis yaitu berat, jenis material, panjang produk, lebar

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-9

produk, tinggi produk, panjang sekat, lebar sekat, panjang engsel, lebar engsel,
panjang papan laci, jumlah sekat. Karakteristik teknik berat direction of improvement
adalah larger the better yang berarti jika berat dinaikkan akan menjadi 5000 gr maka
lebih baik sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan berat tersebut.
Karakteristik teknis jenis material direction of improvement adalah larger the better yang
berarti jika jenis materialnya diubah menjadi kayu mahoni maka tempat sepatu ini
akan menjadi lebih tahan dan kuat. Karakteristik teknis panjang produk direction of
improvement adalah larger the better yang berarti jika panjang dinaikkan menjadi 40 cm
maka lebih baik dan bisa untuk menyimpan sepatu yang memiliki panjang sekitar 40
cm dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan panjang yang sedang.
Karakteristik teknis lebar produk direction of improvement adalah larger the better
yang berarti jika lebar dinaikkan menjadi 45 cm maka lebih baik dan bisa menyimpan
sepatu dengan ruang yang luas dan akan lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan
yang menginginkan tempat sepatu yang sedang . Karakteristik teknis tinggi produk
direction of improvement adalah larger the better yang berarti jika tinggi dinaikkan menjadi
45 cm maka akan lebih banyak ruang untuk menyimpan sepatu dan sesuai dengan
kebutuhan konsumen yang menginginkan tempat sepatu yang tidak terlalu tinggi.
Karakteristik teknis panjang sekat direction of improvement adalah larger the better
yang berarti jika panjang sekat dinaikkan menjadi 36 cm maka lebih sesuai dengan
kebutuhan konsumen yang menginginkan panjang sekat yang sedang. Karakteristik
teknis lebar sekat direction of improvement adalah larger the better yang berarti jika lebar
sekat dinaikkan menjadi 43 cm maka lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen yang
menginginkan lebar tempat sepatu yang sedang. Karakteristik teknis panjang engsel
direction of improvement adalah optimal yang berarti panjang engsel tidak perlu ada
perubahan lagi karena sudah tepat yaitu 36 cm. Karakteristik teknis lebar engsel
direction of improvement adalah optimal yang berarti lebar engsel tidak perlu ada
perubahan lagi karena sudah tepat yaitu 3 cm sudah sinkron dengan panjang engsel.
Karakteristik teknis panjang papan laci direction of improvement adalah optimal yang
berarti panjang papan laci nya 36 cm. Karakteristik teknis jumlah sekat direction of
improvement adalah optimal yang berarti jumlah sekat tidak perlu ada perubahan lagi
karena sudah tepat yaitu berjumlah dua sekat.
How much adalah bagian yang terukur dari howss yang berisi nilai target yang

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-10

akan dicapai. Alasan mengapa how much dibuat adalah untuk menyediakan makna
tujuan bahwa kebutuhan bisa ditemukan dan menyediakan target untuk
pengembangan produk selanjutnya. How much menyediakan tujuan yang spesifik
dalam pemuasan konsumen agar dapat tercapai.
Karakteristik teknis berat, how much yang disediakan adalah seberat 5000 gram
dengan komponen utama kayu mahoni, lalu jenis material yang digunakan adalah
kayu mahoni yang bersifat kuat dan tahan lama. Dalam kolom panjang produk, lebar
produk, dan tinggi produk memiliki dimensi ukuran 40 x 45 x 45 cm yang telah sesuai
dengan permintaan konsumen, untuk panjang sekat dan lebar sekat, how much yang
disediakan adalah berukuran 36 cm dan 43 cm karena ukurannya disesuaikan dengan
panjang dan lebar tempat sepatu sehingga ukurannya sedikit lebih kecil, di bagian
karakteristik teknis panjang papan laci memiliki ukuran yang sama dengan panjang
tempat sepatu yaitu 36 cm.
Karakteristik teknis panjang engsel memiliki panjang 36 cm karena
disesuaikan dengan panjang sekat yang ada dan lebar engselnya yaitu berukuran 3 cm,
selanjutnya untuk bagian jumlah sekat yang disediakan adalah sebanyak 3 buah sekat
sebagai pemisah antar tempat sepatu dan laci.
Organizational difficulty adalah sebuah parameter yang menunjukkan tingkat
kesulitan dalam mendapatkan dan menambahkan sebuah karakteristik teknis yang
telah disediakan pada bagian how much.
Tingkat kesulitan yang didapatkan dalam menambahkan berat menjadi 5000
gram adalah bernilai 3 yang berarti cukup mudah untuk menambahkan beratnya,
pada jenis material untuk mendapatkan bahan kayu mahoni bernilai 1 yaitu sangat
mudah dalam mendapatkan jenis material ini, untuk karakteristik teknis panjang,
lebar dan tinggi agar dapat berukuran 40 x 45 x 45 cm memiliki nilai tingkat kesulitan
1 atau berarti sangat mudah untuk menambah ukurannya, lalu tingkat kesulitan yang
didapat dalam penambahan ukuran panjang sekat dan lebar sekat bernilai 3 atau
cukup mudah dalam menambah ukuran menjadi 36 cm dan 43 cm. Kolom panjang
papan laci memiliki nilai tingkat kesulitan 1 yang artinya adalah sangat mudah untuk
mendapatkan ukuran 36 cm karena cukup disesuaikan dengan panjang sekat pada
produk tempat sepatu, untuk panjang engsel memiliki tingkat kesulitan 1 karena
sangat mudah dalam menambahkan sebuah engsel pada tempat sepatu, lalu lebar

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-9

engsel memiliki tingkat kesulitan 2 yang artinya mudah untuk menambahkan lebar
engselnya dan untuk jumlah

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-11

sekat tingkat kesulitannya adalah 2 berarti mudah dalam menambahkan jumlah sekat
menjadi 2 buah sekat pada produk tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa antara how much dan organizational difficulty memiliki
keterkaitan, tingkat kesulitan dalam mendapatkan dan menambahkan suatu
karakteristik teknis berhubungan dengan seberapa banyak kebutuhan yang ingin
disediakan.
Data penunjang yang digunakan dalam penurunan konsep terdapat pada
bagian customer needs atau kebutuhan konsumen yang diantaranya adalah berbahan
dasar kuat, desain sederhana, fitur tambahan laci dan engsel, kapasitas sedang dan
berukuran sedang. Kebutuhan pelanggan yang digunakan untuk penurunan konsep
membutuhkan 3 hal yang dianggap penting, karena ketiga hal tersebut dianggap telah
mewakili konsep yang perlu diturunkan. Ketiga hal tersebut berdasarkan customer
importance pada HOQ diantaranya jenis material, ukuran, dan kapastias tempat sepatu,
masing-masing memiliki bobot 4, yang artinya dianggap sebagai hal penting dalam
pembuatan tempat sepatu.

2.2.2 Pohon Klasifikasi


Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk membagi seluruh kemungkinan
solusi menjadi beberapa kelas (kriteria) agar mempermudah dalam melakukan
perbandingan, pemangkasan cabang yang kurang menjanjikan, mengidentifikasi dari
pendekatan masalah yang independen, dan perbaikan dari dekomposisi masalah
untuk cabang tertentu. Berikut adalah pohon klasifikasi produk tempat sepatu.
Gambar 2.2 menunjukkan pohon klasifikasi dari produk tempat sepatu.

Gambar 2.2 Pohon Klasifikasi Produk Tempat Sepatu

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-12

PT Furindo Jaya memiliki permasalahan dalam produk referensi, dimana


produk referensi belum sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk
memecahkan masalah tersebut maka dilakukanlah penurunan konsep dengan cara
membuat pohon klasifikasi.
Masalah-masalah tersebut ada pada jenis material, ukuran, dan kapasitas
tempat sepatu. Permasalahan didapat dari customer importance yang memiliki bobot nilai
masing-masing berjumlah 4, yang memiliki arti penting. Hal ini menandakan bahwa
ketiga permasalahan tersebut menurut konsumen adalah suatu hal yang penting dalam
kriteria pembuatan produk tempat sepatu. Perusahaan memiliki alasan mengapa
permasalahan tersebut adalah hal yang perlu diperhitungkan, yaitu.
1. Jenis material, alasan mengapa perusahaan memilih jenis material sebagai
salah satu permasalahan dikarenakan jenis material merupakan hal yang penting
berdasarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan, dimana pelanggan
menginginkan jenis material yang memiliki bahan dasar kuat, maka perusahaan
memilih dua jenis material yaitu dengan bahan dasar kayu mahoni dan bahan
kayu jati belanda. Berdasarkan kekuatan tahan lama, kedua bahan tersebut
memiliki daya tahan lama yang baik, namun bahan dasar dengan kayu jati
belanda lebih sulit dalam pembentukan produk dibandingkan bahan dasar
dengan kayu mahoni, kayu mahoni selain tahan lama sifat dari kayu ini adalah
lebih mudah untuk dibentuk.
2. Ukuran, perusahaan memilih ukuran sebagai masalah yang utama dikarenakan
pelanggan menganggap bahwa ukuran adalah suatu hal yang penting untuk
sebuah produk tempat sepatu, dan perusahaan memiliki beberapa ukuran yang
telah ditetapkan. Ukuran yang pertama yaitu 35 cm x 40 m x 40 cm, ukuran yang
kedua adalah 40 cm x 45 cm 45 cm., untuk ukuran kedua masing-masing dimensi
ukurannya ditambah sebanyak 5 cm dari ukuran yang pertama.
3. Kapasitas tempat sepatu, perusahaan memilih kapasitas sebagai permasalahan
dikarenakan menurut pelanggan kapasitas penting dalam pembuatan produk
tempat sepatu, pelanggan ingin tempat sepatu yang berkapasitas sedang dan
pelanggan dapat mengetahui seberapa banyak sepatu yang dapat disimpan pada
tempat sepatu tersebut. Perusahaan memiliki dua ukuran kapasitas yang dapat
digunakan pada pembuatan tempat sepatu, yaitu untuk kapasitas pertama 32,6

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-13

cm x 38,8 cm x 14 cm, dan kapasitas kedua yaitu 40 cm x 43 cm x 15 cm.


2.2.3 Tabel Kombinasi
Tabel kombinasi menyediakan beberapa cara untuk mempertimbangkan
berbagai gabungan solusi secara sistematis. Tabel kombinasi diambil berdasarkan
hasil dari pohon klasifikasi untuk menghasilkan konsep-konsep yang mungkin
terbentuk. Berikut ini merupakan tabel kombinasi. Tabel 2.1 menunjukkan tabel
kombinasi dari produk tempat sepatu.
Tabel 2.1 Tabel Kombinasi Konsep Produk Tempat Sepatu
No Jenis Material Ukuran (cm) Kapasitas Tempat Sepatu (cm)
A Kayu Jati Belanda 35 cm x 40 cm x 40 cm 32,6 cm x 38,8 cm x 14 cm
B Kayu Jati Belanda 35 cm x 40 cm x 40 cm 36 cm x 43 cm x 15 cm
C Kayu Jati Belanda 40 cm x 45 cm x 45 cm 32,6 cm x 38,8 cm x 14 cm
D Kayu Jati Belanda 40 cm x 45 cm x 45 cm 36 cm x 43 cm x 15 cm
E Kayu Mahoni 35 cm x 40 cm x 40 cm 32,6 cm x 38,8 cm x 14 cm
F Kayu Mahoni 35 cm x 40 cm x 40 cm 36 cm x 43 cm x 15 cm
G Kayu Mahoni 40 cm x 45 cm x 45 cm 32,6 cm x 38,8 cm x 14 cm
H Kayu Mahoni 40 cm x 45 cm x 45 cm 36 cm x 43 cm x 15 cm
Tabel kombinasi merupakan tahapan lanjutan dalam penurunan konsep
setelah melakukan penurunan dengan pohon klasifikasi yang menghasilkan 8
konsep yang berbeda. Konsep-konsep diatas tidak akan digunakan atau
diterapkan semua kedalam produk, tetapi perusahaan akan melakukan penyaringan
kembali terhadap konsep yang akan dipilih.
Terdapat dua jenis material yang ada dalam konsep yaitu jenis material
dengan kayu mahoni dan kayu jati belanda. Kayu mahoni memiliki karakteristik
tone warna di kisaran merah hingga merah muda, memiliki tekstur yang halus, serta
mudah dipotong dan dibentuk, juga harga kayu yang relatif lebih murah
dibandingkan kayu jati belanda, sedangkan kayu jati belanda memiliki karakteristik
tekstur kayu yang sangat bagus, daya tahan yang kuat terhadap cuaca, suhu, jamur,
dan serangga, tetapi memiliki harga yang relatif mahal. Berdasarkan dari kedua jenis
material tersebut tersebut akan dipilih salah satu yang akan dijadikan konsep. Ukuran
yang digunakan pada produk adalah 35 cm x 35 cm x 40 cm dan 40 cm x 45 cm x
45 cm, lalu akan dipilih salah satu ukuran yang akan diterapkan untuk produk tempat
sepatu. Kapasitas yang akan diterapkan pada produk adalah kapasitas sedang yang
memiliki dimensi ukuran 32,6 cm x 38,8 cm x 14 cm, dan 40 cm x 43 cm x 15 cm.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018


II-14

Konsep A sampai dengan konsep E memiliki karakteristik yang masing-masing


berbeda tiap konsepnya.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai