Anda di halaman 1dari 15

Antropometri

Bab IV

6.1 Landasan Teori


Pengukuran antropometri sangat berguna untuk melakukan perancangan
peralatan maupun fasilitas yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari.
Penggunaan antropometri di tempat kerja ditujukan untuk mengevaluasi sikap
dan jarak untuk menjangkau, menentukan jarak kelonggaran tubuh terhadap
lingkungan yang berbahaya dan untuk membantu dalam analisis biomekanika
(Prado-Lu, 2007). Sejarah tentang perhatian manusia pada ukuran tubuh telah
di uraikan di dalam pendahuluan. Ilmu yang secara khusus mempelajari
tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan
ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya disebut
antropometri. Anthropometri berasal dari kata antropos (manusia) dan metrikos
(pengukuran) (Wignjosoebroto 2000).
Pelopor bidang ini adalah seorang ahli matematika berkebangsaan Belgia
bernama Quetlet, yang pada tahun 1870 memperkenalkan karyanya yang
berjudul Anthropometrie. Beliau tidak hanya disebut sebagai penemu atau
pencetus ilmu tersebut, namun juga merupakan orang yang pertama kali
memperkenaljan istilah “antropometri”. Sebenarnya permulaan pemanfaatan
antropologi secara fisik dapat ditelusuri hingga pada akhir abad ke 18 serta
digunakan antropometri untuk perbandingan antar ras suku yang pertama kali
dikembangkan oleh Linne, Buffon dan White.(Panero, Julius. Zelnik, Martin.
2003)
Antropometri dilakukan untuk pemeriksaan postur dan ukuran tubuh
seseorang. Pengukuran tubuh dilakukan karena setiap orang memiliki berbagai
macam perbedaan postur dan ukuran tubuh manusia yang dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain umur, pekerjaan, dan sosioekonomi yang
berdampak pada asupan nutrisi yang diterima oleh setiap manusia. Pada tubuh
manusia terdapat dua dimensi yaitu dimensi structural dan dimensi fungsional.
Dimensi structural mencakup pengukuran bagian-bagian tubuh manusia seperti
pengukuran kepala, badan dan anggota badan pada posisi standart atau posisi
santai, sedangkan dimensi fungsional mencakup posisi kerja dan pergerakan
yang dilakukan selama kerja atau selama beraktivitas. Seleksi antropometri juga
bisa di gunakan untuk mengetahui cacat atau kelainan pada tubuh manusia
sehingga memalui seleksi antropometri dapat dilakukan penilaian postir tubuh
peserta seleksi sesuai dengan criteria yang di tetapkan. Beberapa jenis
pemeriksaan pada tes antropometri antara lain pemeriksaan tipe tubuh (kurus,
ideal, kelainan tubuh.kelainan mata, keadaan telinga, keadaan gigi, keadaan
kulit, keadaan anggota gerak (tangan dan kaki) selain itu, juga dilakukan
pemeriksaan terhadap kelainan tremor tubuh (sindrom Parkinson) (Sasmita,
Wulan. 2003). Persentil yang dimaksudkan adalah suatu nilai yang menunjukan
persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada satu di bawah nilai
tersebut. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum digunakan dalam
perhitungan antropometri adalah sebagai berikut (Wignjosoebroto 2000).
Tabel 6.1 Tabel Perhitungan Persentil Distribusi Normal
PERSENTIL PERHITUNGAN
1-st X – 2.325 σ x
2.5-th X – 1.96 σ x
5-th X – 1.645 σ x
10-th X – 1.28 σ x
50-th X
90-th X + 1.28 σ x
95-th X + 1.645 σ x

teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan


kepanjangan dari Need, Idea, Decision dan Action. Artinya tahap pertama
seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need).
Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian
dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan
berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian
dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehinggaperancang
akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang terbaik. Akhirnya
dilakukan suatu proses pembuatan (Action) (Mustafa,Pulat, Industrial
ergonomics case studies, 1992).

6.2. Hasil Pembahasan

Hasil pembahasan dari Antropometri adalah pengetahuan yang


menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain
dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat atau benda-benda yang
digunakan manusia. Dimensi ukuran tubuh manusia yang digunakan adalah
pangkal ke tangan, lebar tangan, panjang jari 3, dan tebal tangan. Pangkal ke
tangan dan panjang jari 3 digunakan untuk mengetahui ukuran yang akan
digunakan pada kedalaman dari box kacamata, sedangkan lebar tangan dan
tebal tangan digunakan untuk mengetahui ukuran yang akan digunakan pada
lebar dari sekat pada box kacamata.
Tujuan pengukuran dimensi ini yang pertama adalah untuk mengetahui
seberapa tinggi atau dalamkah ukuran pada box kacamata dengan
menggunakan dimensi tubuh pangkal ketangan yang ditambahkan dengan
dimensi tubuh panjang jari 3. Kedua adalah untuk mengetahui seberapa
lebarkah ukuran sekat yang digunakan untuk box kacamata dengan
menggunakan dimensi tubuh lebar tangan yang ditambahkan dengan dimensi
tubuh tebal tangan.

6.2.1 Dimensi tubuh dan tipe perancangan


Dimensi tubuh adalah dimana gambaran suratu tubuh, dan tipe perancangan
merupakan tipe dimana kita memilih untuk membuat atau merancang suatu
produk yang akan kita buat dengan mengidentifikasi objek dan langkah
selanjutnya dalam pembuatan produk.
Tipe perancangan yang digunakan adalah tipe perancangan ekstrim.
Rancangan untuk ukuran ekstrim (design for extreem), yang ditujukan untuk
mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau yang
terbesar (dipilih salah satu) dengan oritentasi mayoritas populasi akan bisa
terakomodasi oleh rancangan yang dibuat.
Tipe perancangan ekstrim, pada tiap dimensi tubuh memiliki ukuran
perhitungan persentil yang berbeda. Persentil yang digunakan adalah persentil
95 dan persentil 5. Persentil 95 digunakan pada dimensi tubuh pangkal ke
tangan, tebal tangan, dan lebar tangan. Ukuran persentil 95 digunakan pada
dimensi tubuh pangkal ketangan, tebal tangan, dan lebar tangan karena pada
ukuran yang lebih panjang, tebal, dan lebar tetap bisa menyesuaikan yang
memiliki ukuran panjang, tebal, dan lebar yang kecil. Persentil 5 digunakan
pada dimensi tubuh panjang jari 3, karena panjang jari 3 sudah disesuaikan
dengan dimensi tubuh pangkal ketangan, apabila ukuran pada dimensi tubuh
pangkal ketangan ditambahkan dengan ukuran panjang jari 3, ukuran tersebut
sudah besar untuk digunakan pada ukuran manusia yang lebih besar dan bisa
juga disesuaikan oleh ukuran manusia yang kecil.

6.2.2 Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distrirbusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data yang
dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dan dapat disajikan dan
dipresentasikan dalam bentuk dan jumlah yang jelas dan baik. Dimensi tubuh
yang digunakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan pengguna dalam
menggunakan produk ini pada tabel distribusi frekuensi adalah dimensi tubuh
pangkal ke tangan, dimensi tubuh panjang jari 3 dan dimensi tubuh lebar
tangan. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dari pangkal ke tangan,
panjang jari tiga dan lebar tangan (Hasan, 2001). Menentukan Persentil yang
Digunakan untuk Produk Box Kacamata Menetapkan sebuah data antropometri,
digunakan perhitungan rata-rata dan standar deviasi. Nilai yang ada tersebut,
dapat ditetapkan nilai “percentiles” yang disesuai dengan tabel probabilitas
distribusi normal. Persentil adalah suatu nilai yang menunjukan persentase
tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut.
Menentukan persentil digunakan untuk menghitung pangkal ke tangan, lebar
tangan, panjang jari 3, dan tebal tangan. Berikut ini adalah perhitungan pangkal
ke tangan, lebar tangan, panjang jari 3, dan tebal tangan:
1. Pangkal ke tangan
Data dimensi tubuh pangkal ke tangan digunakan untuk menghitung
persentil yang digunakan untuk menentukan kedalaman dari box kacamata
yang akan ditambah dengan dimensi tubuh panjang jari 3. Berikut ini adalah
perhitungan manual dari data dimensi pangkal ke tangan:
a. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar
Tabel 6.1 Data Pangkal ke Tangan
7,8 7,8 7,8 7,9 7,9
7,9 8,0 8,1 8,1 8,1
8,1 8,1 8,1 8,1 8,2
8,2 8,2 8,3 8,3 8,4
8,4 8,4 8,5 8,5 8,6
8,7 9,0 9,0 9,1 9,2

Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang berisikan nilai kelas,


̅ , (X-X
nilai tengah, frekuensi, f.X, X-X ̅ )², dan f(X-X
̅ )². Berikut ini adalah table

distribusi frekuensi pangkal ke tangan.


Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Pangkal ke Tangan
NilaiKelas Nilai Tengah f f.X ̅
X-X ̅ )²
(X-X ̅ )²
f(X-X
7,6-7,8 7,7 3 23.1 -0,57 0,3249 0,9747
7,9-8,1 8,0 11 88 -0,27 0,0729 0,8019
8,2-8,4 8,1 8 66.4 -0,17 0,0289 0,2312
8,5-8,7 8,6 4 34.4 0,33 0,1089 0,4356
8,8-9,0 8,9 2 17.8 0,63 0,3969 0,7938
9,1-9,3 9,2 2 18.4 0,93 0,8649 1,7298
30 248.1 2 5

Mencari rata-rata digunakan untuk menghitung nilai tengah dikurang dengan


nilai rata-rata yang nantinya akan digunakan untuk menghitung simpangan
baku.
f.X 248,1
X= = = 8,27
f 30
Tabel distribusi frekuensi diatas digunakan untuk menghitung simpangan
baku. Nilai kelas diperboleh berdasarkan nilai terkecil pada tabel yang
sebelumnya sudah diurutkan. Apabila terjadi perbedaan banyaknya kelas pada
saat dihitung, nilai kelas bisa lebih di lebarkan lagi agar memenuhi syarat yang
telah dihitung sebelumnya. Nilai tengah diperoleh dari hasil penjumlahan dari
batas kelas atas dan batas kelas bawah dan dibagi dua. Frekuensi (f) diperoleh
dari berapa banyaknya nilai yang masuk ke dalam batas kelas bawah sampai
batas kelas atas. f.X diperoleh dari nilai frekuensi dikali kan dengan nilai
̅ diperoleh dari nilai tengah yang dikurang dengan rata-rata dan (X-
tengah. X-X
̅ )² pengkuadratan dari hasil nilai tengah yang dikurang dengan rata-rata, serta
X
̅ )² diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan pengkuadratan dari hasil nilai
f(X-X
̅ )² digunakan untuk
tengah yang dikurang dengan rata-rata. Jumlah nilai f(X-X
menghitung simpangan baku. Berikut ini adalah perhitungan simpangan baku:

̅ )²
f (X - X
S=
n-1

5
S= = 0,1724 = 0,4152
29

Hasil dari simpangan baku yang diperoleh adalah 0,4152. Hasil tersebut
digunakan untuk menghitung nilai persentil. Persentil yang digunakan pada
pangkal ke tangan adalah persentil 95. Persentil 95 menggambarkan ukuran
manusia yang “terbesar”, maksudnya apabila kita menggunakan ukuran
pangkal ke tangan yang terbesar tetap bisa menyesuaikan ukuran pangkal ke
tangan yang kecil. Menghitung persentil pangkal ke tangan digunakan untuk
mengukur kedalaman dari box kacamata yang ditambahkan dengan ukuran
tubuh dimensi panjang jari 3. Berikut ini adalah perhitungan persentil 95 pada
dimensi tubuh pangkal ke tangan:
̅ + k.S
P95 = X
= 8,103 + (1,645 x 0,4152)
= 8,7860
Hasil perhitungan persentil 95 yang diperoleh sebesar 8,7860. Hasil tersebut
diperoleh dari rata-rata yang ditambahkan dengan perkalian antara k (tabel
nilai persentil 95) dengan S (simpangan baku). Hasil tersebut digunakan untuk
menentukan kedalaman dari box kacamata yang akan ditambahkan dengan
dimensi tubuh panjang jari 3.
2. Panjang jari ke-3
Data dimensi tubuh panjang jari ke-3 digunakan untuk menghitung tinggi
atau kedalaman pada box kacamata yang ditambahkan dengan ukuran
dimensi tubuh pangkal ketangan. Berikut ini adalah perhitungan manual dari
data dimensi panjang jari 3:
a. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar
Tabel 6.3 Tabel Data Terkecil sampai Terbesar
7,2 7,4 7,5 7,5 7,5
7,5 7,6 7,6 7,6 7,6
7,6 7,7 7,7 7,7 7,7
7,8 7,8 8,0 8,1 8,1
8,1 8,3 8,3 8,3 8,3
8,3 8,3 8,4 8,7 8,7

b. Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang berisikan nilai kelas, nilai
̅, (X-X
tengah, frekuensi, f.X, X-X ̅)², dan f(X-X
̅)². Berikut ini adalah tabel distribusi
frekuensi panjang jari ke-3.

Tabel 6.4 Tabel Distribusi Frekuensi Panjang Jari Ke-3


Nilai Kelas Nilai Tengah f f.X X-X
̅ (X-X
̅)² f(X-X
̅)²
7,2 – 7,4 7,25 2 14,6 -0,59 0,3481 0,6962
7,5 – 7,7 7,55 13 98,8 -0,29 0,0841 1,0933
7,8 – 8,0 7,85 3 23,7 0,01 0,0001 0,0003
8,1 – 8,3 8,15 9 73,8 0,31 0,0961 0,8649
8,4 -8,6 8,45 2 17 0,61 0,3721 0,7442
8,7 – 8,9 8,75 1 8,8 0,91 0,8281 0,8281
30 236,7 1,7286 4,227
Mencari rata-rata digunakan untuk menghitung nilai tengah dikurang dengan
nilai rata-rata yang nantinya akan digunakan untuk menghitung simpangan
baku.
f.X 236,7
X= = = 7,89
f 30
Tabel distribusi frekuensi diatas digunakan untuk menghitung simpangan
baku. Nilai kelas diperboleh berdasarkan nilai terkecil pada tabel yang
sebelumnya sudah diurutkan. Apabila terjadi perbedaan banyaknya kelas pada
saat dihitung, nilai kelas bisa lebih di lebarkan lagi agar memenuhi syarat yang
telah dihitung sebelumnya. Nilai tengah diperoleh dari hasil penjumlahan dari
batas kelas atas dan batas kelas bawah dan dibagi dua.
Frekuensi (f) diperoleh dari berapa banyaknya nilai yang masuk kedalam batas
kelas bawah sampai batas kelas atas. f.X diperoleh dari nilai frekuensi dikalikan
̅ diperoleh dari nilai tengah yang dikurang dengan rata-
dengan nilai tengah. X-X
̅)² pengkuadratan dari hasil nilai tengah yang dikurang dengan
rata dan (X-X
̅)² diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan pengkuadratan
rata-rata, serta f(X-X
̅)²
dari hasil nilai tengah yang dikurang dengan rata-rata. Jumlah nilai f(X-X
digunakan untuk menghitung simpangan baku. Berikut ini adalah perhitungan
simpangan baku:

̅ )²
f (X - X
S=
n-1

4,227
S= = 0,1458 = 0,3818
29

Hasil dari simpangan baku yang diperoleh adalah 0,3818. Hasil tersebut
digunakan untuk menghitung nilai persentil. Persentil yang digunakan pada
panjang jari ke-3 adalah persentil 5. Persentil 5 menggambarkan ukuran
manusia yang “kecil”. Persentil 5 digunakan pada panjang jari 3, karena
panjang jari 3 sudah disesuaikan dengan dimensi tubuh pangkal ketangan.
Apabila ukuran pada dimensi tubuh pangkal ketangan ditambahkan dengan
ukuran panjang jari 3, ukuran tersebut sudah besar untuk digunakan pada
ukuran manusia yang lebih besar dan bisa juga disesuaikan oleh ukuran
manusia yang kecil. Berikut ini adalah perhitungan persentil 95 lebar tangan:
Pi = ̅
X + k.S
= 7,89 + ((-1,645) x 0,3817)
= 7,2621
Hasil perhitungan persentil 5 yang diperoleh sebesar 7,2621. Hasil tersebut
diperoleh dari rata-rata yang ditambahkan dengan perkalian antara k (tabel
nilai persentil 5) dengan S (simpangan baku). Hasil tersebut digunakan untuk
menentukan kedalaman dari box kacamata.
3. Lebar Tangan
Data dimensi tubuh lebar tangan digunakan untuk menghitung persentil
yang digunakan untuk menentukan lebar sekat box kacamata yang ditambah
dengan perhitungan persentil tebal tangan. Berikut ini adalah perhitungan
manual dari data dimensi lebar tangan:
a. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar
Tabel 6.5 Tabel Data Terkecil sampai Terbesar
8.0 8.0 8.1 8.1 8.2 8.2
8.2 8.2 8.3 8.3 8.3 8.3
8.3 8.3 8.4 8.4 8.5 8.5
8.6 8.6 8.6 8.6 8.6 8.6
8.7 8.8 9.2 9.3 9.3 9.3

b. Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang berisikan nilai kelas, nilai
̅ , (X-X
tengah, frekuensi, f.X, X-X ̅ )², dan f(X-X
̅ )². Berikut ini adalah tabel distribusi

frekuensi lebar tangan.


Tabel 6.6 Tabel Distribusi Frekuensi Lebar Tangan
Nilai Kelas Nilai Tengah F f.X ̅
X-X ̅ )²
(X-X ̅ )²
f(X-X

7,8 - 8,0 7,9 2 15,8 -0.57 0.3249 0.6498

8,1 - 8,3 8,2 12 98,4 -0.27 0.0729 0.8748


Tabel 6.6 Tabel Distribusi Frekuensi Lebar Tangan (lanjutan)
Nilai Kelas Nilai Tengah f f.X ̅
X-X ̅ )²
(X-X ̅ )²
f(X-X
8,4 - 8,6 8,5 10 85 0.03 0.0009 0.009
8,7 - 8,9 8,8 2 17,6 0.33 0.1089 0.2178
9,0 - 9,2 9,1 1 9,1 0.63 0.3969 0.3969
9,3 - 9,5 9,4 3 28,2 0.93 0.8649 2.5947
30 254,1 4.743

Mencari rata-rata digunakan untuk menghitung nilai tengah dikurang dengan


nilai rata-rata yang nantinya akan digunakan untuk menghitung simpangan
baku.
f.X 254,1
X= = = 8,47
f 30
Tabel distribusi frekuensi diatas digunakan untuk menghitung simpangan
baku. Nilai kelas diperboleh berdasarkan nilai terkecil pada tabel yang
sebelumnya sudah diurutkan. Apabila terjadi perbedaan banyaknya kelas pada
saat dihitung, nilai kelas bisa lebih di lebarkan lagi agar memenuhi syarat yang
telah dihitung sebelumnya. Nilai tengah diperoleh dari hasil penjumlahan dari
batas kelas atas dan batas kelas bawah dan dibagi dua. Frekuensi (f) diperoleh
dari berapa banyaknya nilai yang masuk kedalam batas kelas bawah sampai
batas kelas atas. f.X diperoleh dari nilai frekuensi dikalikan dengan nilai tengah.
̅ diperoleh dari nilai tengah yang dikurang dengan rata-rata dan (X-X
X-X ̅ )²

pengkuadratan dari hasil nilai tengah yang dikurang dengan rata-rata, serta f(X-
̅ )² diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan pengkuadratan dari hasil nilai
X
̅ )² digunakan untuk
tengah yang dikurang dengan rata-rata. Jumlah nilai f(X-X
menghitung simpangan baku. Berikut ini adalah perhitungan simpangan baku:

̅ )²
f (X - X
S=
n-1

4,743
S= = 0,1636 = 0,4044
29

Hasil dari simpangan baku yang diperoleh adalah 0,4044. Hasil tersebut
digunakan untuk menghitung nilai persentil. Persentil yang digunakan pada
lebar tangan adalah persentil 95. Persentil 95 menggambarkan ukuran manusia
yang “terbesar”, maksudnya apabila kita menggunakan ukuran lebar tangan
yang terbesar tetap bisa menyesuaikan ukuran lebar tangan yang kecil.
Menghitung persentil lebar tangan digunakan untuk mengukur ukuran panjang
dari box kacamata. Berikut ini adalah perhitungan persentil 95 lebar tangan:
̅ + k.S
Pi = X
= 8,47 + (1,645 x 0,4044)
= 9,1352
Hasil perhitungan persentil 95 yang diperoleh sebesar 9,1352. Hasil tersebut
diperoleh dari rata-rata yang ditambahkan dengan perkalian antara k (tabel
nilai persentil 95) dengan S (simpangan baku). Hasil tersebut digunakan untuk
menentukan panjang dari box kacamata.
4. Tebal Tangan
Data dimensi tubuh tebal tangan digunakan untuk menghitung persentil
yang digunakan untuk menentukan panjang box kacamata. Berikut ini adalah
perhitungan manual dari data dimensi tebal tangan:
a. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar

Tabel 6.7 Tabel Data Terkecil sampai Terbesar


2,5 2,5 2,5 2,6 2,6 2,6
2,6 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7
2,7 2,7 2,8 2,8 2,8 2,9
2,9 3,0 3,1 3,1 3,2 3,2
3,3 3,3 3,4 3,5 3,5 3,6

b. Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang berisikan nilai kelas, nilai
̅ , (X-X
tengah, frekuensi, f.X, X-X ̅ )², dan f(X-X
̅ )². Berikut ini adalah tabel

distribusi frekuensi tebal tangan.


Tabel 6.8 Distribusi Frekuensi Pangkal ke Tangan
NilaiKelas Nilai Tengah f f.X ̅
X-X ̅ )²
(X-X ̅ )²
f(X-X
2,5 - 2,6 2.55 7 17.85 -0,3667 0,1345 0,9413
2,7 - 2,8 2.75 10 27.5 -0,1667 0,0278 0,2779
2,9 - 3,0 2.95 3 8.85 0,0333 0,0011 0,0033
3,1 - 3,2 3.15 4 12.6 0,2333 0,0544 0,2177
3,3 - 3,4 3.35 3 10.05 0,4333 0,1877 0,5632
3,5 - 3,6 3.55 3 10.65 0,6333 0,4011 1,2032
30 87.5 0,8066 3,2067

Mencari rata-rata digunakan untuk menghitung nilai tengah dikurang dengan


nilai rata-rata yang nantinya akan digunakan untuk menghitung simpangan
baku.
f.X 87,5
X= = = 2,9167
f 30
Tabel distribusi frekuensi diatas digunakan untuk menghitung simpangan
baku. Nilai kelas diperboleh berdasarkan nilai terkecil pada tabel yang
sebelumnya sudah diurutkan. Apabila terjadi perbedaan banyaknya kelas pada
saat dihitung, nilai kelas bisa lebih di lebarkan lagi agar memenuhi syarat yang
telah dihitung sebelumnya. Nilai tengah diperoleh dari hasil penjumlahan dari
batas kelas atas dan batas kelas bawah dan dibagi dua.
Frekuensi (f) diperoleh dari berapa banyaknya nilai yang masuk kedalam batas
kelas bawah sampai batas kelas atas. f.X diperoleh dari nilai frekuensi dikalikan
̅ diperoleh dari nilai tengah yang dikurang dengan rata-
dengan nilai tengah. X-X
̅ )² pengkuadratan dari hasil nilai tengah yang dikurang dengan
rata dan (X-X
̅ )² diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan pengkuadratan
rata-rata, serta f(X-X
̅ )²
dari hasil nilai tengah yang dikurang dengan rata-rata. Jumlah nilai f(X-X
digunakan untuk menghitung simpangan baku. Berikut ini adalah perhitungan
simpangan baku:
̅ )²
f (X - X
S=
n-1

3,2067
S= = 0,1106 = 0,3325
29

Hasil dari simpangan baku yang diperoleh adalah 0,3325. Hasil tersebut
digunakan untuk menghitung nilai persentil. Persentil yang digunakan pada
tebal tangan adalah persentil 95. Persentil 95 menggambarkan ukuran manusia
yang “terbesar”, maksudnya apabila kita menggunakan ukuran tebal tangan
yang terbesar tetap bisa menyesuaikan ukuran tebal tangan yang kecil.
Menghitung persentil lebar tangan digunakan untuk mengukur ukuran lebar
sekat dari box kacamata yang ditambah dengan perhitungan dimensi tubuh
lebar tangan. Berikut ini adalah perhitungan persentil 95 tebal tangan:
̅ + k.S
Pi = X
= 2,9167 + (1,645 x 0,3325)
= 3,4637
Hasil perhitungan persentil 95 yang diperoleh sebesar 3,4637. Hasil tersebut
diperoleh dari rata-rata yang ditambahkan dengan perkalian antara k (tabel
nilai persentil 95) dengan S (simpangan baku). Hasil tersebut digunakan untuk
menentukan lebar sekat dari box kacamata yang ditambah dengan hasil nilai
persentil lebar tangan
C. Dimensi Kesesuaian Produk Berdasarkan Data Antropometri
Dimensi kesesuaian produk merupakan kesesuaian kinerja dan kualitas
produk dengan standar yang diinginkan agar produk dapat digunakan sesuai
dengan kenyamanan konsumen. Kesesuaian dihitung menggunakan data
antopometri. Antropometri yang digunakan adalah pangkal ketangan, lebar
tangan, tebal tangan, dan panjang jari ke-3. Berikut ini merupakan tabel
kesesuaian produk box kacamata:
6.2.3 Perhitungan manual
Perhitungan manual yang digunakan adalah mencari nilai rata – rata dan
nilai simpangan baku. Berikut adakah perhitungan manual untuk masing-
masing dimensi tubuh yang digunakan.

Tabel 6.9 Dimensi Kesesuaian Produk


UKURAN DIMENSI
NO DIMENSI KESESUAIAN PRODUK
KESESUAIAN PRODUK
1 Kedalaman box kacamata 16,4481 cm
2 Lebar sekat box kacamata 12,9989 cm

Dimensi Kesesuaian = Ukuran Dimensi Tubuh + Allowance


Dimensi kesesuaian produk yang digunakan adalah dimensi tubuh pangkal ke
tangan, lebar tangan, tebal tangan, dan panjang jari ke-3. Allowance merupakan
toleransi maksimum yang digunakan pada produk apabila dimensi tubuh
manusia menggunakan tambahan lain pada saat pemakaian. Berikut ini adalah
perhitungan dimensi kesesuaian dari dimensi pangkal ketangan, lebar tangan,
tebal tangan, dan panjang jari ke-3:
1. Kedalaman Box Kacamata
Pangkal ketangan dan panjang jari 3 digunakan untuk mengetahui ukuran
tinggi atau kedalaman yang digunakan pada box kacamata. Allowance yang
digunakan adalah sarung tangan. Berikut ini merupakan perhitungan dimensi
kesesuaian pada dimensi pangkal ke tangan:
Dimensi Kesesuaian = Ukuran Dimensi Tubuh + Sarung Tangan
= (8,7860 + 7,2621) + 0,4 cm
= 16,4481 cm
Dimensi tubuh pangkal ke tangan dan panjang jari 3 digunakan untuk
mengetahui ukuran tinggi atau kedalaman yang digunakan pada box
kacamata. Allowance yang digunakan adalah sarung tangan dengan ukuran
yang digunakan untuk kedalaman box kacamata adalah 0,4 cm. Penggunaan
allowance sarung tangan karena banyak pengguna yang suka berhati-hati
saat mengambil kacamata yang ingin digunakan.
2. Lebar Sekat Box Kacamata
Lebar tangan dan tebal tangan digunakan untuk mengetahui ukuran lebar
sekat yang digunakan pada box kacamata. Allowance yang digunakan adalah
sarung tangan. Berikut ini merupakan perhitungan dimensi kesesuaian pada
dimensi lebar tangan:
Dimensi Kesesuaian = Ukuran Dimensi Tubuh + Sarung Tangan
= (9,1352 + 3,4637) + 0,4 cm
= 12,9989 cm
Dimensi tubuh lebar tangan dan tebal tangan digunakan untuk mengetahui
ukuran lebar sekat yang digunakan pada box kacamata. Allowance yang
digunakan adalah sarung tangan dengan ukuran yang digunakan untuk box
kacamata adalah 0,4 cm. Penggunaan allowance sarung tangan karena
banyak pengguna yang suka berhati-hati saat mengambil kacamata yang
ingin digunakan.

Anda mungkin juga menyukai