Anda di halaman 1dari 9

BAB VI

ANTHROPOMETRI

6.1 Landasan Teori


Anthropometri berasal dari kata antropos (manusia) dan
metrikos (pengukuran). Anthropometri adalah ilmu yang
membahas tentang aspek dimensi tubuh manusia yang melikputi
ukuran, bentuk, kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain (Widodo, 2000). Antropometri
adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran, dan
kekuatan suatu penerapan data tersebut maslah disain (Tjiptono,
2003). Studi yang berkaitan dengan dimensi tubuh manusia
dalam bidang antropometri meliputi berbagai macam
pengukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika
berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh. Ilmu yang
berkatan pengukuran dimensi tubuh dan karakteristik tertentu
lainnya yang relevan dalam perancangan yang digunakan
manusia (Ulrich, 2001).
Anthropometri memiliki dua jenis yaitu anthropometri
simetris adalah proses pengukuran tubuh manusia yang
dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam. Anthropometri
dinamis adalah proses pengukuran tubuh manusia yang
dilakukan pada saat tubuh sedang dalam keadaan bergerak.
Anthropometri memiliki tahapan dalam perancangannya yaitu
menentukan kebutuhan perancangan, mendefinisikan populasi
pemakai, pemilihan sampel, penentuan kebutuhan data,
penyiapan alat ukur, penentuan sumber data, pengambilan data,
pengolahan data. Faktor- factor yang mempengaruhi dimensi

VI-1
VI-2

tubuh manusia terdapat diantaranya umur, jenis kelamin, suku


bangsa, jenis pekerjaan atau latihan, faktor kehamilan pada
wanita, cacat tubuh secara fisik, pengambilan data, pengolahan
data, visualisasi perancangan (jurnal.sttn-batan.ac.id, 2016).
Mengidentifikasi permasalahan anthropometri dilakukan tiga
cara, pertama mengidentifikasi masalah dengan cara wawancara
langsung dan penyebaran kuesioner. Kedua menganalisasi
peralatan dan membandingkan dengan data anthropometri yang
sesuai. Ketiga melakukan analisa secara visual. Data
antropometri jelas diperlukan supaya rancangan suatu produk
bisa sesuai dengan orang yang akan menggunakannya.
Permasalahan akan timbul bila dalam situasi banyaknya produk
standar yang harus dibuat untuk digunakan orang banyak, siapa
yang akan dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi
mengingat ukuran individu akan bervariasi.
Masalah ini sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana
kita mampu merancang produk yang memiliki sifat fleksibilitas
dan sifat adjustable dengan suatu rentang ukuran tertentu.
Penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal
umum ditetapkan (Arikunto, 2005). Statistik distribusi normal
dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata dan
simpangan standardnya dari data yang ada, dari nilai tersebut
maka persentil dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas
distribusi normal. Persentil yang dimaksudkan adalah suatu nilai
yang menunjukan persentase tertentu dari orang yang memiliki
ukuran pada satu di bawah nilai tersebut. Pemakaian nilai-nilai
persentil yang umum digunakan dalam perhitungan antropometri
adalah sebagai berikut (Widodo, 2000).
Tabel 6.1 Tabel Perhitungan Persentil Distribusi Normal
PERSENTIL PERHITUNGAN
1-st X – 2.325 σ x
2.5-th X – 1.96 σ x
VI-3

5-th X – 1.645 σ x
10-th X – 1.28 σ x
50-th X
90-th X + 1.28 σ x
95-th X + 1.645 σ x
Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk
menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem,
baik sistem fisik mau pun nonfisik yang optimum untuk waktu
yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada
(Mustafa,Pulat, Industrial ergonomics case studies, 1992). Proses
perancangan yang merupakan tahapan umum teknik
perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan
kepanjangan dari Need, Idea, Decision dan Action. Artinya tahap
pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi
kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang
harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan
ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk
memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan
penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada,
sehinggaperancang akan dapat memutuskan (decision) suatu
alternatif yang terbaik. Akhirnya dilakukan suatu proses
pembuatan (Action). Perancangan suatu peralatan kerja dengan
berdasarkan data antropometri pemakainya betujuan untuk
mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi
kerja dan meminimasi potensi kecelakaan kerja (Pulat, 1992).
Terdapat tiga tipe perancangan pada Antropometri, adapun tipe
perancangan tersebut, yaitu. Perancangan untuk pemakaian nilai
ekstrem Data dengan persentil ekstrim minimum 5% dan ekstrim
maksimum 95%. Perancangan untuk pemakaian rata-rata Data
dengan persentil 50 %. Perancangan untuk pemakaian yang
disesuaikan (adjustable).

6.2. Hasil dan Pembahasan


VI-4

Hasil dan pembahasan merupakan hasil analisis dari data


penelitian yang telah ada dan untuk mengatahui maslah yang
dihadapi oleh suatu perushaan dalam hasil dan pemembahasan
menetapkan tentang persentil yang digunakan, tabel distribusi
frekuensi, perhitngan manual.
Bagian tubuh yang digunakan pada produk pangkal
ketangan, panjang jari tiga, lebar tangan. Prinsip kerja yang
digunakan menggunakan bahan dari material kayu mahoni dan
penambahan bahan paku, lem, cat aman untuk anak kecil pada
saat proses prakitan komponen produk. Pangkal ke tangan
digunakan untuk lebar dimensi produk persentil 50% alasannya
agar pada saat akan memasukan botol sabun cair tangan
konsumen tidak terluka karena terlalu sempit dan botol sabun
cair bisa pas masuk sehingga botol tidak mudah jatuh pada saat
digunakan atau tersenggol dengan lebar produk 10 cm. Panjang
jari ketiga untuk mengukur dimensi kedalaman produk karena
jari ketiga lebih panjang dari jari-jari yang lain, sehingga
kedalaman dimensi produk cukup dalam. Persentil 50% pada
produk ini digunakan agar semua botol sabun cair yang memiliki
panjang yang berbeda bisa masuk dengan pas dan tidak mudah
jatuh dengan ukuran kedalaman produk 9.5 cm.
Lebar tangan digunakan untuk mengukur jarak antar sekat
satu dengan yang lainnya dan menggunakan persentil 50% agar
jarak sekat satu dengan yang lainnya tidak terlalu jauh dan tepat
peletakkannya pada penempatan botol dengan lebar sekat satu
dengan yang lainnya 12.5 cm. Produk ini bisa diletakan dibagian
manapun dikamar mandi karena ukuran yang tidak terlalu besar
dan persentil 50% digunakan agar pada saat botol sabun cair
dan botol sampo tidak saling berhimpitan dan ukuran semua
botol sabun cair baik yang kecil maupun yang besar bisa masuk
VI-5

dengan pas kedalam tempat botol sabun cair, sehingga


konsumen tidak bingung jika akan menggunakan ukuran botol
yang kecil maupun yang besar.

6.2.1 Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distrirbusi frekuensi adalah salah satu bentuk
penyajian data yang dikumpulkan dalam jumlah yang sangat
banyak dan dapat disajikan dan dipresentasikan dalam bentuk
dan jumlah yang jelas dan baik. Dimensi tubuh yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kenyamanan pengguna dalam
menggunakan produk ini pada tabel distribusi frekuensi adalah
dimensi tubuh pangkal ke tangan, dimensi tubuh panjang jari 3
dan dimensi tubuh lebar tangan. Berikut adalah tabel distribusi
frekuensi dari pangkal ke tangan, panjang jari tiga dan lebar
tangan (Hasan, 2001)

6.2 Tabel Distribusi Frekuensi pangkal ketangan


N Frekuensi Nilai Frekuen ( X – X) ( X – X )2 F( X – X )2
o distribusi tengah si
1 8,3 – 8,7 8,5 3 -0,95 0,9025 2,7075
2 8,8 – 9,2 9 8 -0,45 0,2025 1,62
3 9,3 – 9,7 9,5 12 0,05 0,0025 0,03
4 9,8 – 10,2 10 4 0,55 0,3025 1,21
5 10,3 – 10,5 2 1,05 1,1025 2,05
10,7
6 10,8 – 11 1 1,55 2,4025 2,4025
11,2

Tabel distribusi frekuensi pangkal ketangan menggunakan


persentil 50% mendapatkan nilai 9.45 agar semua ukuran produk
botol sabun cair yang berukuran kecil atau besar.
VI-6

6.3 Tabel Distribusi Frekuensi panjang jari tiga


N Frekuensi Nilai Frekuen (X– ( X – X )2 F( X – X )2
o distribusi tengah si X)

1 7,0 – 7,2 7,1 9 -0,4 0,16 1,44


2 7,3 – 7,5 7,4 10 -0,1 0,01 0,1
3 7,6 – 7,8 7,7 6 0,2 0,04 0,24
4 7,9 – 8,1 8,0 3 0,5 0,25 0,75
5 8,2 – 8,4 8,3 1 0,8 0,65 0,64
6 8,5 – 8,7 8,6 1 1,1 1,21 0,21

Tabel distribusi frekuensi panjang jari tiga menggunakan


persentil 50% mendapatkan nilai 7,5=8 agar semua ukuran
produk botol sabun cair yang berukuran kecil atau besar bisa
masuk sepenuhnya dan tidak jatuh jika tersenggol atau terkena
guncangan.
6.4 Tabel Distribusi Frekuensi lebar tangan
N Frekuensi Nilai Frekuen ( X – ( X – X )2 F( X – X )2
o distribusi tengah si X)

1 8,0 – 8,3 8,15 9 -0,68 0,4624 4,1616


2 8,4 – 8,7 8,55 6 -0,28 0,0784 0,4704
3 8,8 – 9,1 8,95 6 0,12 0,0144 0,0864
4 9,2 – 9,5 9,35 6 0,52 0,2704 1,6224
5 9,6 – 9,9 9,75 0 0,92 0,8464 0
6 10,0 – 10,45 3 1,32 1,7424 5,2272
10,3

Tabel distribusi frekuensi lebar tangan menggunakan


persentil 50% mendapatkan nilai 8,83=9 agar jarak antar sekat
tidak terlalu jauh atau terlalu dekat sehimgga memudahkan
konsumen memisahkan botol sabun cair dan boto sabun sampo.

6.2.2 Perhitungan Manual


Perhitungan manual yang digunakan adalah mencari nilai
rata – rata dan nilai simpangan baku. Berikut adakah perhitungan
manual untuk masing- masing dimensi tubuh yang digunakan.
1. Pangkal ke tangan
VI-7

Produk botol sabun cair menggunakan dimensi tubuh


pangkal ke tangan untuk mengukur lebar dimensi produk
dan menggunakan persentil 50%. Penggunaan dimensi
tubuh pangkal ke tangan agar lebar dari produk tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil.

Rata – rata 
 fx
f
283,5
  9,45
30
Simpangan baku


 f (x  x)2
n 1
10,02

30  1
10,02

29
 0,59

P50% = 9,45 = 10
2. Panjang jari tiga
Produk ini menggunakan dimensi tubuh panjang jari tiga
untuk mengukur kedalaman dimensi produk. Produk
menggunakan persentil 50%. Digunakan agar ukuran botol
yang beragam bisa masuk sepenuhnya.

Rata – rata 
 fx
f
225

30
 7.5
Simpangan baku
VI-8


 f (x  x)2
n 1
3,38

30  1
3,38

29
 0,34

P50% = 7,5 = 8
3. Lebar tangan
Produk botol sabun cair menggunakan dimensi tubuh lebar
tangan untuk mengukur jarak antar sekat. Produk
menggunakan persentil 50% agar jarak antar sekat tidak
terlalu jauh sehingga memudahkan konsumen memisahkan
batol untuk sabun dan botol sampo.

Rata – rata 
 fx
f
264,9

30
 8,83

Simpangan baku


 f (x  x)2
n 1
11,4816

30  1
11,4816

29
 0,63

P50% = 8,83 = 9
VI-9

Anda mungkin juga menyukai