Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah


SWT. Atas rahmat dan hidayah, sehingga pada akhirnya
praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum Analisa
Perancangan Kerja dan Ergonomi dengan judul “ Faktor
Kerja “.
Tugas laporan ini ditulis sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah praktikum Analisa
Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul Jakarta.

kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak


terdapat kekurangan,/kesalahan untuk itu saran dan kritik
dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini. kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin…

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi
lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan
kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan
manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya
dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila
lingkungan kerjanya mendukung. Manusia akan mampu
melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang
oleh lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi lingkungan
kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila
manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal
dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan
kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih
jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik dapat
menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya
tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien dan produktif. Lingkungan kerja yang nyaman sangat
dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal
dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus
ditangani dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi
kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan
dalam suasana yang aman dan nyaman. Evaluasi lingkungan

4
dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan
mengetahui respon pekerja terhadap paparan lingkungan
kerja. Di dalam perencanaan dan perancangan sistem kerja
perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi lingkungan kerja seperti, kebisingan, pencahayaan,
suhu dan lain-lain. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan
baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat
melaksanakan kegiatannya dengan optimal. Ketidaksesuaian
lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada
lingkungan tersebut dapat terlihat dampaknya dalam jangka
waktu tertentu. Faktor lingkungan kerja, alat, dan cara sangat
berpengaruh terhadap produktivitas. Dalam usaha
mendapatkan produktivitas yang tinggi, maka faktor-faktor
tersebut harus serasi terhadap kemampuan, kebolehan dan
batasan manusia pekerja. Secara skemetis alurpikir tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
produktivitas kerja dapat diilustrasikan pada gambar di bawah
ini. Digambarkan bahwa faktor lingkungan kerja sangat
berpengaruh terhadap performansi kerja yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap produktivitas pekerja. Dalam
suatu lingkungan kerja, manusia mempunyai peranan sentral
kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan
perancang suatu sistem kerja disamping manusia harus
berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan proses
yang sedang berlangsung pada sistem kerja secara
5
keseluruhan. Manusia sebagai salah satu komponen dari suatu
sistem kerja merupakan bagian yang sangat kompleks dengan
berbagai macam sifat, keterbatasan dan kemampuan yang
dimilikinya. Namun demikian usaha untuk memahami
tingkah laku manusia, khususnya tingkah laku kerja manusia
tidak dapat dilakukan hanya dengan memahami kondisi fisik
manusia saja. Kelebihan dan keterbatasan kondisi fisik
manusia memang merupakan faktor yang harus
diperhitungkan, tetapi bukan satu-satunya faktor yang
menentukan produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang baik
dan sesuai dengan kondisi manusia (pekerja) tentu saja akan
memberikan pengaruh yang besar terhadap pekerja itu sendiri
dan tentu saja terhadap produktivitas kerja yang dihasilkan.
Oleh karena itu perancangan lingkungan kerja yang baik dan
optimal sangat diperlukan. Berikut ini penjelasan mengenai
faktor-faktor fisik lingkungan kerja. Kondisi yang ergonomis,
yaitu lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi pekerja. Rasa nyaman sangat penting secara
biologis karena akan mempengaruhi kinerja pada organ tubuh
manusia ketika sedang bekerja. Penyimpangan dari batas
kenyamanan akan menyebabkan perubahan secara fungsional
yang pada akhirnya berpengaruh pada fisik maupun mental
pekerja. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya
dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila
lingkungan kerjanya mendukung. Kondisi kualitas
6
lingkungan yang baik akan memberikan rasa nyaman dan
sehat yang mendukung kinerja dan produktivitas manusia.
Kualitas lingkungan kerja yang baik dan sesuai dengan
kondisi manusia sebagai pekerja akan mendukung kinerja dan
produktivitas kerja yang dihasilkan. Pengendalian dan
penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan,
temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu
masalah yang harus ditangani secara serius dan
berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang panas
getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja
merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan
kerja dan penurunan produktivitas kerja. Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki
manusia. Dikatakan tidak dikehendaki karena dalam jangka
panjang, bunyi-bunyian tersebut akan dapat mengganggu
ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi bahkan kebisingan yang serius dapat
mengakibatkan kematian. Semakin lama telinga mendengar
kebisingan, makin buruk pula dampak yang diakibatkannya,
diantaranya adalah pendengaran dapat semakin berkurang
Seseorang cenderung mengabaikan bising yang dihasilkannya
sendiri apabila bising yang ditimbulkan tersebut secara wajar
menyertai pekerjaan, seperti bising mesin ketik atau mesin
kerja. Sebagai patokan, bising yang hakekatnya mekanik atau
elektrik, yang disebabkan kipas angin, transformator, motor,
7
selalu lebih mengganggu daripada bising yang hakekatnya
alami (angin, hujan, air terjun dan lain-lain). Pengukuran
kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level
meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur tingkat
tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan dalam
tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara
karena adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitudo
dari fluktuasi tekanan. Jika kita mengukur bunyi dengan
satuan Pa ini, maka kita akan memperoleh angka-angka yang
sangat besar dan susah digunakan. Skala decibell ini hampir
sesuai dengan tanggapan manusia terhadap perubahan
kekerasan bunyi, yang secara kasar sebanding dengan
logaritma energi bunyi. Ini berarti bahwa energi bunyi yang
sebanding dengan 10, 100, dan 1000 akan menghasilkan
ditelinga pengaruh yang subyektif sebanding dengan
logaritmanya, yaitu masing-masing 1, 2, dan 3. Bila skala
logaritma ini dikalikan dengan 10 maka diperoleh skala
decibell. Skala decibell ini menggunakan referensi ambang
batas kemampuan dengar 20 mPa. Tingkat tekanan bunyi dari
berbagai bunyi yang sering kita jumpai dinyatakan dalam
skala Pa dan dB. Hal-hal yang terkait dengan kebisingan
mengenai sumber bising, pengukuran, dan pengaruhnya, serta
pengendalian kebisingan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Sumber-sumber bising, Sumber bising dalam pengendalian
kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua,
8
yaitu: a. Bising interior, Bising yang berasal dari manusia,
alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara
lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga
bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung
tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin,
pencuci piring dan lain-lain. b. Bising eksterior, Bising yang
dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun
udara, dan alat-alat konstruksi.

1.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan laporan praktikum Faktor Kerja ini
antara lain :
1. Menerapkan pengukuran untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh suatu kondisi lingkungan dan kondisi mental terhadap
perormasi kerja operator.
2. Menrapkan perhitungan dalam menentukan taraf kondisi
lingkungan dan kondisi mental yang dapat menghasilkan
performasi krja yang optimal dengan teteap memperhatikan
keselamatan kerja operator.
3. Merancang dan memperbaiki kondisi kerja dengan
menggunakan berbagai factor kerja yang dapat mempengaruhi
performasi kerja operator.
4. Memahami standar internasional yang terkait dengan factor
kerja dan keselamat kerja.
1.3. Pembatasan Masalah
Laporan Praktikum faktor kerja ini memiliki beberapa batasan,
yaitu :
9
1. Pengambilan data untuk faktor kerja dilakukan di Laboratorium
Perancangan Sistem Kerja Universitas Esa Unggul.
2. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
lampu,audio,kertas,pulpen,bangku,meja,stopwatch.
3. Faktor kerja dibedakan menjadi 4 kondisi, yaitu :
1 = cahaya gelap, bising sunyi
2 = cahaya gelap, bising continue
3 = cahaya terang, bising sunyi.
4 = cahaya terang, bising continue.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Laporan Biomekanis ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan
masalah, dan sistematika penulisan dari laporan ini.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang teori faktor kerja serta berbagai hal yang
berkaitan dengan faktor kerja.

BAB III PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisi tentang perhitungan dari data-data pada tiap-tiap
kondisi. Selain itu bab ini juga berisi perumusan hipotesis, uji
statistic anova ,dan table anovadari tiap-tiap kondisi.

10
BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang penjelasan dari data-data yang telah dibahas
di bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
kegiatan praktikum faktor kerja.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Manusia dalam melaksanakan kegiatan selalu


menginginkan performasi yang optimal. Untuk mencapai hasil
kerja yang optimal, maka manusia selalu meningkatkan faktor-
faktor yang mendukung dan meminimalkan faoktor-faktor yang
menghambat performasi kerja. Oleh karna itu manusia sebagai
pembuat sistem harus memperhitungkan dengan seksama faktor-
faktor yang akan berpengaruh terhadap sisitem kerja tersebut.

Dalam hal ini manusia berperan juga sebagai subyek yang


harus selalu berinteraksi dengan sisitem. Manusia harus dapat
mengendalikan faktor-faktor dari sistem sedemikian rupa agar
tercipta suatu kondisi kerja yang baik. Suatu kondisi kerja
dikatakan mendukung performasi kerja apabila dalam kondisi
demikian manusia dapat melaksanakan pekerjaan yang optimal,
aman, dan selamat.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik ada


beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Bangunan tempat kerja

2. Ruang kerja yang lega

3. Ventilasi pertukaran udara

12
4. Tersedianya tempat-tempat ibadah keagamaan

5. Tersedianya sarana angkutan khusus maupun umum untuk


karyawan nyaman dan mudah

Menurut (Sedarmayanti dalam Wulan, 2011:21)


Menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja
terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor lingkungan kerja fisik
dan faktor lingkungan kerja non fisik.

1. Faktor Lingkungan Kerja Fisik

a. Pewarnaan

b. Penerangan

c. Udara

d. Suara bising

e. Ruang gerak

f. Keamanan

g. Kebersihan

2. Faktor Lingkungan Kerja Non Fisik

1. Struktur kerja

2. Tanggung jawab kerja

3. Perhatian dan dukungan pemimpin

4. Kerja sama antar kelompok

5. Kelancaran komunikasi

13
Menurut (Suwatno dan Priansa, 2011:163)secara umum
lingkunga kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja psikis.

1. Faktor Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada


disekitar pekerja itu sndiri. Kondisi di lingkungan kerja
dapat mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan yang meliputi:

a. Rencana Ruang Kerja

Meliputi kesesuaian pengaturan dan tata letak peralatan


kerja, hal ini berpengaruh besar terhadap kenyamanan dan
tampilan kerja karyawan.

b. Rancangan Pekerjaan

Meliputi peralatan kerja dan prosedur kerja atau metode


kerja, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan
pekerjaannya akan mempengaruhi kesehatan hasil kerja
karywan.

c. Kondisi Lingkungan Kerja

Penerangan dan kebisingan sangat berhubungan dengan


kenyamanan para pekerja dalam bekerja. Sirkulasi udara,
suhu ruangan dan penerangan yang sesuai sangat
mempengaruhi kondisi seseorang dalam menjalankan
tugasnya.

d. Tingkat Visual Pripacy dan Acoustical Privacy

14
Dalam tingkat pekerjaan tertentu membutuhkan tempat
kerja yang dapat mdemberi privasi bagi karyawannya. Yang
dimaksud privasi disini adalah sebagai “ keleluasan pribadi
“ terhadapa hal-hal yang menyangkut dirinya dan
kelompoknya. Sedangkan acoustical privasi berhubungan
dengan pendengaran.

2. Faktor Lingkungan Psikis

Faktor lingkungan psikis adalah hal-hal yang menyangkut


dengan hubungan sosial dan keorganisasian. Kondisi psikis
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah:

a. Pekerjaan Yang Berlebihan

Pekerjaan yang berlebihan dengan waktu yang terbatas atau


mendesak dalam penyelesaian suatu pekerjaan akan
menimbulkan penekanan dan ketegangan terhadap karyawan,
sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.

b. Sistem Pengawasan Yang Buruk

sistem pengawasan yang buruk dan tidak efisien dapat


menimbulkan ketidak puasaan lainnya, seperti ketidak
stabilan suasana politik dan kurangnya umpan balik prestasi
kerja.

c. Frustasi

Frustasi dapatberdampak pada terhambatnya usaha


pencapaian tujuan, misalnya harapan perusahaan tidak sesuai
dengan harapan karyawan, apanbila hal ini berlangsung terus
menerus akan menimbulkan frustasi bagi karyawan.

15
d. Perubahan-Perubahan Dalam Segala Bentuk

Perubahan yang terjadi dalam pekerjaaan akan mempengaruhi


cara orang-orang dalam bekerja, misalnya perubahan
lingkungan kerja seperti perubahan jenis pekerjaan,
perubahan organisasi, dan pergantian pemimpin perusahaan.

e. Perselisihan Antara Pribadi Dan Kelompok

Hal ini terjadi apabila kedua belah pihak mempunyai tujuan


yang sama dan bersaing untuk mencapai tujuan tersebut.
Perselisihan inin dapat berdampak negatif yaitu terjadinya
peselisihan dalam berkomunikasi, kurangnya kekompakan
dan kerjasama. Sedangkan dampak positifnya adalah adanya
usaha positif untuk mengatasiperselisihan ditempat kerja,
diantaranya: persaingan, masalah status dan perbedaan antara
individu.

Lingkunga kerja fisik maupun psikis keduanya sama


pentingnya dalam sebuah organisasi, kedua lingkungan kerja
ini tidak bisa dipisahkan. Apabila sebuah perusahaan hanya
mengutamakan satu jenis lingkungan kerja saja, tidak akan
tercipta lingkungan kerja yang baik, dan lingkungan kerja
yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu
yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem kerja yang efisien dan akan menyebabkan
perusahaan tersebut mengalami penurunan produktivitas
kerja.

2.3 Aspek lingkungan

Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi beberapa bagian


atau bisa disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja,
bagian-bagian itu bisa diuraikan sebagai berikut :

16
1. Pelayanan kerja

Pelayanan karyawan merupakan aspek terpenting yang harus


dilakukan oleh setiap perusahaan terhadap tenaga kerja.
Pelayanan yang baik dari perusahaan akan membuat
karyawan lebih bergairah dalam bekerja, mempunyai rasa
tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannnya, serta
dapat terus mennjaga nama baik perusahaan melalui

produktivitas kerjanya dan tingkah lakuknya. Pada umumnya


pelayanan

karyawan meliputi beberapa haln yakni :

a. Pelayanan makan dan minum.

b. Pelayanan kesehatan .

c. Pelayanan kamar kecil/kamar mandi ditempat kerja, dan


sebagainya.

2. Kondisi Kerja

Kondisi kerja karyawan sebaiknya diusahakan oleh


manajemen perusahaan sebaik mungkin agar timbul rasa
aman dalam bekerja untuk karyawannya, kondisi kerja ini
meliputi penerangan yang cukup, suhu udara yang tepat,
kebisingan yang ddapat dikendalikan, pengaruh warna, runag
gerak yang diperlukan dan keamanan kerja karyawan.

3. Hubungan karyawan

Hubungan karyawan akan sangat menentukan dalam


menghasilkan produktivitas kerja. Hala ini disebabkan karena
adanya hubungan antara motivasi serta semangat dan

17
kegairahan kerja dengan hubungan yang kondusif antar
sesama karyawan dalam bekerja, ketidak serasian hubungan
antara karyawan dapat menurunkan motivasi dan kegairahan
yang akibatnya akan dapat menurunkan produktivitas kerja.

2.4. Indikator Lingkungan Kerja

Adapun indikator lingkungan kerja adalah sebagai


berikut:

1. Penerangan/cahaya ditempat kerja

2. Temperatur/suhu udara ditempat kerja

3. Kelembapan udara ditempat kerja

4. Sirkulasi udara ditempat kerja

5. Getaran mekanis ditempat kerja

6. Bau tidak sedap ditempat kerja

7. Tata warna ditempat kerja

8. Dekorasi ditempat kerja

9. Musik ditempat kerja

10. Keamanan ditempat kerja

Untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang efektif


dalam perusahaan ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan :

1. Cahaya

18
Cahaya penerangan yang cukup memancarkan dengan
tepat akan menambah efisiensi kerja para karyawan/pegawai,
karna mereka dapat bekerja dengan lebih cepat lebih sedikit
membuat kesalahan dan matanya tak lekas menjadi lelah.

2. Warna

Warna merupakan salah satu faktor yang penting untuk


memperbesar efisiensi kerja para karyawan, khususnya warna
akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka dengan memakai
warna yang tepat pada dinding ruang dan alat-alat lainnya
kegembiraan dan ketenangan bekerja para karyawan akan
terpelihara.

3. Udara

Mengenai faktor udara ini, yang sering sekali adalah suhu


udara dan banyaknya uap air pada udara itu.

4. Suara

Untuk mengatasi terjadinya kegaduhan, perlu kiranya


meletakkan alat-alat yang memiliki suara yang keras, seperti
mesin ketik, pesawat, telpon, parkir motor, dan lain-lain. Pada
ruang khusus, sehingga tidak mengganggu pekerja lainnya
dalam melaksanakan tugasnya.

2.5 Manfaat Lingkungan Kerja

Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah


kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu,

19
manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang
yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang
benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerjanya
akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak
akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta
semangat juangnya akan tinggi.

20
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil, adanaya pengaruh


kondisi lingkungan kerja dan kondisi mental terhadap performasi
kerja operator karena lingkungan kerja akan mempengaruhi
operator dalam pekerjaannya agar dapat mengerjakan
pekerjaannya itu lebih optimal, didalam ruang pekerjaan harus
melihat kondisi pekerja menggunakana berbagai faktor kerja yang
dapat mempengaruhi performasi kerja misalanya temperature,
kelembaban, bau-bauan, gerakan mekanis, warna, penchayaan ,
dan kebisingan dalam hal itu sangat perlu sekali diperhatikan
untuk membuat si operator dapat mengerjakan pekerjaanya lebih
optimal kemabali.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini saya hanya dapat menyarankan saat


praktikum berlangsung lampunya teralu terang dan audionya
terlalu keras. mungkin itu aja saran dari kelompok kami utuk
yang lainnnya sudah baik dan mudah-mudaha praktikum
selanjutnya akan lebih baik dan lebih sempurna lagi.

21

Anda mungkin juga menyukai