TIM PENYUSUN :
ASISTEN LABORATORIUM
II-1
Work Factor merupakan metoda suatu pekerjaan yang terbagi atas elemen-
elemen gerak yang didasarkan pada anggota badan mana yang bergerak dan
penentuan waktunya berdasarkan jumlah faktor kerja yang menyertai gerakan
tersebut.
2. Maynard Operation Sequence Technique (MOST)
MOST terdiri dari urutan gerakan umum, urutan terkendali dan urutan
memakai. Model urutannya seperti: A B G A B P A, dimana:
A = action distance atau jarak perpindahan
B = body motion atau gerakan badan
G = gain control atau pengendalian
P = place atau penempatan
3. Methods Time Measurement (MTM)
Perkembangan metode ini adalah:
a. MTM-1
Basic Methods Time Measurement atau dikenal dengan nama Method
Time Measurement (MTM-1) merupakan dasar rujukan dari pembuatan
metode-metode MTM yang lainnya. Metode ini berguna untuk siklus
yang berulang-ulang dan cukup detail.
b. MTM-2
MTM-2 merupakan perkembangan dari MTM-1 yang banyak digunakan
dari tahun 1963 sampai tahun 1965. MTM-2 terdiri dari 9 elemen
gerakan dan 15 kode gerakan, yaitu lebih ringkas berupa gabungan
beberapa gerakan. Terdiri dari 9 elemen gerakan, yaitu: get, put, apply
pressure, regrasp, eye motion, crank, step, foot motion, bend & arise.
c. MTM-3
Dirancang untuk produksi kecil, perawatan dan aktivitas konstruksi.
Terdiri dari 4 elemen gerakan, yaitu: handle, transport, step & foot
motion, bend & arise.
d. MTM-C
Dirancang untuk buruh tak langsung. “C” singkatan dari Clerk yang
berarti juru tulis.
II-2
e. MTM-V
Digunakan untuk buruh langsung dalam bengkel mesin, “V” singkatan
dari Verktygsmaskiner atau machine tool.
f. MTM-M
Digunakan untuk buruh langsung dalam pekerjaan yang menggunakan
alat-alat optik (stereoskopic microscope). “M” singkatan dari Micro.
g. 4M
Merupakan komputerisasi dari MTM-1. 4M singkatan dari Micro, Matic,
Methods & Measurement.
II-3
operasi kerja industri yang direkam dalam film. MTM-1 ini merupakan salah satu
solusi yang baik, karena metode ini mempunyai keunggulan pre-determinded
artinya metoda ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam
suatu metoda yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metoda kerja tersebut
diterapkan atau dijalankan (Ainul, 2014).
Metoda ini berguna untuk siklus yang berulang-ulang dan cukup detail.
Pengidentifikasian elemen gerakan dasarnya, metoda ini mempertimbangkan 3
tipe pengontrol atau pengendalian kerja, antara lain sbagai berikut (Yudiantyo,
2003):
1. Pengendalian otot, besarnya tergantung kebutuhan.
2. Pengendalian penglihatan atau mata, terdiri dari fokus, perpindahan dan sudut
pandang.
3. Pengendalian mental, yang dimaksud disini ialah motivasi dari gerakan.
Adapun tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap pengontrolan dan
pengendalian gerakannya dibagi dalam 3 kategori. Berikut ini adalah
penjabarannya (Yudiantyo, 2003):
1. Tingkat pengendalian rendah (Low)
a. Pergerakannya otomatis.
b. Mudah mempelajarinya atau melakukannya.
c. Tidak memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, dan hanya
memerlukan pengendalian tenaga yang sedikit atau minimum.
d. Sedikit otot yang bekerja.
e. Merupakan tipe yang efisien dari bagian pergerakan tubuh.
f. Sudah terampil, pergerakannya tanpa kesadaran atau konsentrasi yang
tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.
g. Tanpa keragu-raguan.
2. Tingkat pengendalian sedang (Medium)
a. Memerlukan beberapa ketepatan dan ketelitian dalam pergerakan.
b. Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak
atau terlampau sulit.
II-4
c. Memerlukan beberapa koordinasi otot sampai akhir dari pergerakan
tersebut.
d. Cukup banyak gerakan-gerakan yang dibutuhkan kesadaran atau
konsentrasi yang khusus.
e. Memerlukan informasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan
menentukan gerakan-gerakan selanjutnya.
f. Pekerja bekerja tanpa training yang lama atau sulit.
3. Tingkat pengendalian tinggi (High)
a. Membutuhkan ketepatan yang tinggi dalam pergerakan.
b. Koordinasi mata dan tangan mutlak dan tanpa henti.
c. Otot bekerja secara lebih ekstra.
d. Butuh konsentrasi dan ketelitian yang tinggi.
e. Informasi dari alat-alat sensorik sangat dibutuhkan sekali untuk memulai
pergerakan.
f. Sebelum operator bekerja harus melalui training yang sungguh-sungguh
dan lama terlebih dahulu.
Terdapat 3 tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan
metoda Basic Methods Time Measurement (MTM-1). Ketiga tahap tersebut antara
lain (Yudiantyo, 2003):
1. Pendahuluan.
2. Observasi.
3. Perhitungan dan Pengecekan.
II-5
ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa obyek apapun.
Gerakan reach dibagi menjadi 5 kasus, yaitu:
Kasus A menjangkau (dengan tingkat pengendalian rendah-low) suatu obyek
atau kumpulan obyek pada lokasi yang sudah pasti atau tetap dari
operator atau obyek yang berada di tangan lain.
Kasus B menjangkau (dengan tingkat pengendalian sedang-medium) suatu
obyek atau sekumpulan obyek atau menjangkau suatu obyek atau
kumpulan obyek yang tempatnya berada pada jarak “kira-kira” tapi
tertentu dan diketahui.
Kasus C menjangkau (dengan tingkat pengendalian tinggi-high) sebuah
obyek yang teracak diantara obyek-obyek lain atau menjangkau
sebuah obyek yang tercampur aduk dengan obyek lain dalam suatu
kumpulan dimana diperlukan pencarian dan pemilihan.
Kasus D menjangkau (dengan tingkat pengendalian tinggi-hight) sebuah
obyek yang sangat spesifik sehingga diperlukan teknik
pengambilan yang akurat. Obyek yang spesifik ialah obyek-obyek
yang kecil, tajam, panas atau dapat membahayakan operator.
Kasus E menjangkau (dengan tingkat pengendalian rendah-low) obyek di
lokasi yang tidak tentu.
Cara penulisan gerakan menjangkau ini dipetakan dalam simbol-simbol yang
berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu:
--------------- simbol ---------------
1 2 3 4 5
m R f kasus m
Simbol pertama dan kelima menginformasikan adanya gerakan lain yang
tergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan reach ini. Penulisannya harus
dengan memakai huruf ‘m’. Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan
menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain yang disebut “hand in
motion”. Simbol kedua ialah simbol yang menginformasikan gerakan reach.
Simbol ke-tiga diisi dengan jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan
di sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang tersedia sudah dalam
II-6
satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾ inch, maka penulisannya
tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf ”f” (huruf kecil).
Simbol ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan reach ini dengan
huruf A,B,C,D atau E.
II-7
---------------------- simbol ---------------------
1 2 3 4 5 6
m M jarak/f kasus m berat
Simbol pertama dan keenam menginformasikan adanya gerakan lain yang
bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan move ini. Dituliskan jika dan
hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus
dengan memakai huruf ‘m’ (huruf kecil). Bila dipakai huruf besar seperti
“M”, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain. Gerakan
seperti ini dikatakan “hand in motion”. Simbol kedua ialah simbol yang
menginformasikan gerakan move. Simbol ketiga diisi dengan jarak. Jarak
yang dimaksud adalah jarak perpindahan tangan yang dituliskan dalam satuan
inch. Bila jarak pergerakan kurang dari ¾ inch, maka penulisannya tidak
perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf “f” (huruf kecil).
Simbol keempat menginformasikan kasus dalam gerakan move yang diisikan
dengan huruf A, B atau C. Simbol kelima menginformasikan berat obyek
yang berlaku dalam gerakan move. Berat diidentifikasikan dalam satuan lbs,
sesuai dengan tabel yang disediakan. Beban diperhitungkan bila melebihi 2
lbs.
Contoh penulisan simbol:
M20B Berarti melakukan gerakan Move atau mengangkut obyek pada
jarak 20 inch, dan termasuk dalam kasus B, dengan berat obyek
yang tidak berarti (berat obyek lebih kecil atau sama dengan 2
lbs).
mM15Am Berarti mengangkut obyek pada jarak 15 inch, dan termasuk
dalam kasus A, dimana sebelum dan sesudah pengangkutan
tangan dalam posisi bergerak, dengan berat obyek tidak berarti.
3. Turn (T)
Turn ialah memutar atau gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan
atau lengan bawah seperti gerakan pada saat memutar obeng. Gerakan turn
dibagi dalam 3 kategori yang didasarkan atas berat obyek yang diputar atau
beban putaran, yaitu:
II-8
a. Kecil atau small.
b. Sedang atau medium, lebih besar 57% dari small.
c. Besar atau large, lebih besar 200% dari small.
Gerakan turn juga dibagi berdasarkan kondisi tangan waktu memutar, yaitu:
a. Reach-turn, jika pada saat putaran tangan dalam keadaan kosong.
b. Move-turn, jika pada saat putaran tangan terdapat obyek.
Tata cara pemberian simbol dalam gerakan turn adalah sebagai berikut:
--------------------simbol-------------------------
1 2 3
T derajat putaran S/M/L
Simbol pertama dituliskan huruf T besar, yang menginformasikan gerakan
turn. Simbol kedua dituliskan derajat putaran. Simbol ketiga dituliskan S, M
atau L, disesuaikan dengan kategori beban putarannya.
Contoh penulisan simbol:
T90 Berarti melakukan gerakan TURN atau memutar sebesar 90o
dengan tangan kosong ( = Reach-Turn ).
T90S Berarti gerakan memutar sebesar 90o dengan obyek ditangan
yang beratnya dikategorikan kecil (small). ( = Move-Turn )
4. Apply Pressure (AP)
Apply Pressure ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Gerakan
yang termasuk dalam gerakan apply pressure. Gerakan yang termasuk dalam
gerakan ini adalah gerakan pada saat mengencangkan sekrup dengan obeng.
Pembagian apply pressure dibagi menjadi dua yaitu kasus A dan kasus B
yang masing-masing dinotasikan dengan APA dan APB.
APA = AF + DM + RLF = 10,6 TMU
APB = APA + G2 = 16,2 TMU
Dimana :
AF = Apply Force, yang dimaksud ialah menambah atau mengendalikan
otot ke obyek, yang besarnya 3,4 TMU.
DM = Dwell Minimum, yang dimaksud ialah waktu pendek selama
tenaga pembalikan (reaksi) terjadi pada tingkat tenaga yang relative
konstan, yang besarnya 4,2 TMU.
II-9
RLF = Release Force, yang dimaksud ialah relaksasi atau pelemahan dari
otot, membebaskan tenaga dari obyek yang besarnya 3,0 TMU.
G2 = Regrasp, yang dimaksud ialah gerakan pemegangan kembali tanpa
menghilangkan kendali terhadap obyek tersebut. Terlihat pada tabel
elemen gerakan Grasp (pemegangan), yang besarnya 5,6 TMU.
5. Grasp (G)
Grasp ialah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda baik dengan jari
atau dengan tangan atau dalam arti memegang. Pembagian gerakan grasp
dibagi dalam 11 kategori, yaitu:
G1 pick-up grasp, yang terdiri dari 3 kasus yaiu kasus A, B dan C
yaitu:
G1A dipakai untuk semua obyek yang secara mudah dipegang,
dikerjakan dengan cara menutup jari atau menghimpitkan kedua
jari.
G1B dipakai bila obyek yang dipegang sangat kecil atau obyek yang
sangat pipih yang terletak sejajar atau sebidang dengan permukaan
meja.
G1C gerakan ini dipakai untuk obyek pemegangan yang berbentuk
silindris dan dibagi menjadi 3 kategori diameter, yaitu:
G1C1 dipakai bila obyek yang akan dipegang berbentuk silindris yang
berdiameter lebih besar dari ½ inch.
G1C2 dipakai bila obyek yang akan dipegang berbentuk silindris yang
berdiameter antara ¼ inch sampai dengan ½ inch.
G1C3 dipakai bila obyek yang akan dipegang berbentuk silindris yang
berdiameter lebih kecil dari ¼ inch.
G2 dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa melepaskan
pengendalian.
G3 dipakai bila obyek yang akan dipegang diambil dari tangan lain
dengan mudah.
II-10
G4 dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan.
G5 menguasai obyek dengan cara disentuh. Gerakan ini biasanya
sudah termasuk dalam gerakan reach, sehingga besar TMU-nya
adalah nol.
6. Release (Rl)
Release ialah gerakan melepaskan penguasaan obyek oleh jari atau tangan.
Pembagian gerakan release dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
Rl 1 ialah melepaskan penguasaan obyek dengan membuka jari untuk
melepaskan.
Rl 2 yang dimaksud ialah ‘menghindar’, lawan dari G5.
Biasanya bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G1, G2, G3 atau G4,
maka gerakan release-nya adalah Rl 1, sedangkan bila gerakan grasp-nya
masuk dalam kategori G5, maka gerakan release-nya adalah Rl 2.
7. Position (P)
Position ialah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk
meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan
obyek lainnya dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik. Position
terjadi setelah obyek ditansportasikan atau dipindahkan.
Tata cara penulisan simbol pada gerakan position, adalah sebagai berikut:
----------------------simbol-----------------------
1 2 3 4
P 1/2/3 S/SS/NS E/D
Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan position. Simbol kedua
menginformasikan kategori dari gerakan position, yaitu:
1 = tidak ada tekanan atau paksaan atau kesukaran
2 = sedikit tekanan
3 = kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar
Simbol ketiga menginformasikan bentuk sifat atau bentuk dari benda yang
diarahkan, yaitu:
S = Simetri
SS = Semi-Simetri
II-11
NS= Non-Simetri
Simetri ialah obyek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas dimasukkan
atau diarahkan. Semi-simetri ialah obyek yang diarahkan atau dimasukkan
terbatas posisinya pada saat dimasukkan. Non-simetri ialah obyek yang
diarahkan atau dimasukkan hanya bisa dimasukkan dengan satu posisi saja.
Simbol keempat menginformasikan tingkat kemudahan dalam melakukan
gerakan position, yaitu E dalam arti mudah dalam pengendaliannya dan D
dalam arti sukar dalam pengendaliannya. Terdapat gerakan khusus dalam
gerakan position, yang dinamakan surface position. Gerakan yang termasuk
gerakan ini adalah gerakan position pada suatu permukaan, misalnya
mengarahkan ujung pensil ke sebuah skala atau titik, mengarahkan penggaris
ke sebuah titik, dan seterusnya. Untuk gerakan ini, hanya dibedakan menjadi
dua kategori, yang didasarkan pada toleransi pengarahannya, yaitu:
P1SE digunakan bila toleransinya lebih besar dari 1/16 inch sampai
dengan ¼ inch.
P2SE digunakan bila toleransinya lebih kecil atau sama dengan 1/16 inch.
8. Disengage (D)
Disengage merupakan gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari
obyek lain. Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
D1 Loose, sangat sedikit usahanya dan bercampur dengan gerakan
selanjutnya dan jarak pemisahannya sampai dengan 1 inch.
D2 Close, usahanya normal dan jarak pemisahannya antara 1 inch
sampai dengan 5 inch.
D3 Tight, usaha yang besar dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5
inch dan lebih kecil dari 12 inch.
Tata cara penulisan simbol pada gerakan disengage ini ialah:
----------------Simbol---------------
1 2 3
D 1/2/3 E/D
II-12
Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan disengage. Simbol kedua
menginformasikan tingkat usaha dari gerakan disengage. Simbol ketiga
menginformasikan tingkat kesulitan dari gerakan disengage.
Contoh penulisan simbol:
D1E Berarti melakukan gerakan DISENGAGE atau memisahkan suatu
obyek dari obyek lain menggunakan usaha yang sangat sedikit
dengan jarak pemisahannya sampai dengan 1 inch dan tingkat
kesulitan mudah/ Easy.
9. Eye Travel dan Eye Focus
Eye Travel dan Eye Focus merupakan gerakan yang berhubungan dengan
mata. Berikut dibawah ini penjelasan dari kedua gerakan tersebut.
a. Eye Travel (ET)
Eye Travel ialah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah
pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Terdapat dua cara
pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan eye
travel ini, yaitu:
1) Membaca tabel berikut ini:
Tabel 2.1 TMU Berdasarkan Derajat Perpindahan Mata
Sudut Perpindahan (derajat) TMU
15 4.3
30 8.6
45 12.8
60 17.1
>=75 20
Cara lain dalam menentukan TMU dengan derajat perpindahan
selain yang terdapat dalam tabel diatas, dapat menggunakan rumus
yaitu:
Derajat perpindahan × 0,285 TMU
(2.1)
2) Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata
dan garis perpindahan (D). berikut ini adalah rumus dari ET dengan
T dan D
15,2 × T/D TMU
(2.2)
II-13
Perpindahan penglihatan dapat pula terjadi pada saat pembacaan
teks. Jika hal itu tejadi, maka rumus yang dipakai ialah: 5,05 × N.
Dimana N ialah jumlah kata, dengan syarat kecepatan baca konstan
sebesar 330 kata/menit.
b. Eye Focus
Eye Focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu
obyek dalam kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas
penglihatan terhadap obyek tersebut. Nilai TMU yang ditetapkan untuk
gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU.
II-14
kedua mnginformasikan jarak perpindahan maka simbol ketiga
disimbolkan FT (singkatan dari feet). Simbol keempat dituliskan ‘O’
bila dalam melakukan gerakan walk ada rintangan atau halangan.
Berat dari beban yang dibawa selama melakukan gerakan walk
diperhitungkan pula. Gerakan tersebut akan mempengaruhi jarak per
langkah.
2) Side Step
Side Step ialah gerakan atau perpindahan tubuh ke samping dengan
satu atau dua langkah ke samping tanpa perputaran badan. Gerakan
side step ini dinotasikan dengan SS. Terdapat dua kasus pada
gerakan ini yaitu SSCI untuk satu langkah ke samping. Jika
perpindahan lebih kecil dari 12 inch, maka gerakan side-step ini
tidak dipakai dan bila perpindahannya sebesar 12 inch, ditetapkan
sebesar 17 TMU, sedangkan jika lebih besar dari pada 12 inch, maka
penambahan 0,6 TMU tiap inch. Kasus kedua yaitu SSC2 untuk dua
langkah ke samping. Jika perpindahan sebesar 12 inch, ditetapkan
sebesar 34,1 TMU, sedangkan jika perpindahan lebih besar daripada
12 inch maka penambahan 1,1 TMU tiap inch.
3) Turn Body
Turn Body ialah memutar badan yang dikerjakan dengan satu atau
dua langkah. Gerakan turn body ini dinotasikan dengan TB.
Pembagian gerakan turn body ini dibagi dalam dua kasus, yaitu:
TBC1 dipakai bila perputaran dengan satu langkah.
TBC2 dipakai bila perputaran dilakukan dengan dua langkah.
Syarat perputaran antara 450 sampai dengan 900. Bila lebih kecil dari
450 dikategorikan sebagai “foot work”. Sedangkan bila lebih besar
dari pada 900, nilai TMU dikalikan dua.
b. Leg & Foot Motion
Gerakan leg & foot motion ini dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Foot Motion
II-15
Foot Motion ialah menekan atau mengangkat telapak kaki melalui
tumit, contohnya ketika kita ambil pada saat kaki menginjak pedal
gas mobil. Syarat dari pada foot motion ini adalah pergerakan tidak
lebih dari 4 inch. Jika lebih besar dari 4 inch, maka gerakan foot
motion ini tidak dipakai.
2) Foot motion with heavy pressure (FMP)
Identik dengan foot motion, perbedaannya ialah bahwa untuk
gerakan ini dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban
tekanan kaki.
3) Leg motion (LM)
Leg motion ialah menggerakkan kaki, baik melalui lutut bila keadaan
duduk, maupun pinggang bila keadaan berdiri. Pergerakkan lebih
kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU,
sedangkan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 TMU
tiap inch.
c. Vertical Motion
Vertical motion ialah pergerakkan ke atas atau ke bawah yang dilakukan
oleh tubuh. Pada gerakan vertical motion ini dibagi dalam 10 kategori,
yaitu:
1) Sit (SIT)
Sit ialah gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri.
2) Stand (STD)
Stand ialah gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk.
3) Bend (B)
Bend ialah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga
tangan dapat menjangau suatu objek dengan syarat lutut tetap lurus.
4) Stoop (S)
Stoop ialah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga
tangan sampai ke lanta atau dengan kata lain membungkuk sambil
berlutut, lututnya bertelut.
5) Kneel on One Knee (KOK)
II-16
Kneel on One Knee ialah gerakan merendahan badan dari keadaan
berdiri dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang
dan menurunkan satu lutut ke lantai.
6) Arise from Bend (AB)
Arise from Bend ialah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk
(Bend).
7) Arise from Stoop (AS)
Arise from Stoop ialah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk
(stoop).
8) Arise from Kneel on One Knee (AKOK)
Arise from Kneel on One Knee ialah berdiri tegak dari posisi “Kneel
on One Knee (KOK)”.
9) Kneel on Both Knees (KBK)
Kneel on Both Knees ialah merendahkan tubuh dari posisi berdiri
dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang, dan
merendahkan atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta
menempatkan lutut kedua berdekatan dengan lutut pertama.
10) Arise from Kneel on Both Knees (AKBK)
Arise from Kneel on Both Knees ialah berdiri tegak kembali setelah
melakukan “Arise from Kneel on Both Knees (KBK)”.
11. Crank (C)
Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan, tangan, pergelangan tangan
dan lengan, dimana perputaran tersebut bersumbu pada siku atau bahu.
Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran. Contoh
dari gerakan crank adalah saat memutar stir mobil. Tata cara penulisan
simbol dari gerakan crank ini adalah sebagai berikut:
--------------------------Simbol--------------------------
1 2 3 4
Jumlah putaran C Diameter Putaran ENW
Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran. Minimal jumlah putaran
adalah ½ putaran, bila kurang dari ½ putaran, maka gerakan tersebut tidak
II-17
dikategorikan gerakan crank, tetapi gerakan move. Simbol kedua merupakan
notasi dari gerakan crank. Simbol ketiga menginformasikan diameter putaran.
Simbol keempat menginformasikan beban putaran dan dituliskan bila lebih
besar dari 2 ½ lbs. ENW singkatan dari Effective Net Weight dan dalam hal
ini dipakai satuan lbs. Pembagian gerakan crank ini dibagi menjadi dua
bagian berdasarkan sifat perputarannya (continous = terus menerus dan
intermittent = terputus-putus) dan tiap bagian ini dibagi lagi menjadi dua
berdasarkan beban putarannya, yaitu:
a. Untuk perputaran yang terus menerus
1) Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
(N × T) +5,2
(2.3)
2) Beban perputaran dikatergorikan ada, berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
[(N × T) + 5,2] F + C
(2.4)
b. Untuk perputaran yang tidak terus menerus.
1) Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
(T + 5,2) N
(2.5)
2) Beban putaran dikategorikan ada, berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
[(T + 5,2) F + C] N
(2.6)
Dimana: N = Jumlah putaran
T = TMU satu putaran
F = Faktor kelonggaran berat komponen dinamis yang
dapat dilihat dari tabel move.
C = Faktor kelonggaran berat komponen statis yang dapat
dilihat dari tabel move.
II-18
Berikut ini adalah perincian tentang konversi nilai yang biasa terdapat
dalam Methods Time Measurement. Penjelasan waktu yang dipergunakan dalam
Methods Time Measurement (Ainul, 2014):
1 TMU = 0,00001 jam
1 TMU = 0,036 detik
1 lbs = 0,45 kg
1 inch = 2,54 cm
1 feet = 0,3048 m
II-19
II-20
METODE PENGAMBILAN DATA
II-21
LAPORAN SEMENTARA REVISI
MODUL METHOD TIME MEASUREMENT-1
Disusun Oleh:
Kelompok :
Nama/ NPM : 1. /
2. /
3. /
4. /
5. /
6. /
Kelas/ Shift :
Nilai :
Paraf Asisten :
II-22
1. Layout Perakitan
II-23
Analisis:
II-24
2. Bagan Analisis Video
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan
II-25
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan
II-26
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan
II-27
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan
II-28
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan
II-29
Analisis:
II-30
Keterangan:
No ( Kepala Bagan ) : Berapa Kali Perakitan
No ( Inti Bagan) : Urutan Gerakan Dasar
LH : Left Hand
RH : Right Hand
TMU : Time Measurement Unit
3. Tabel Kelonggaran
Sikap Kerja
Gerakan Kerja
Kelelahan Mata
Keadaan Atmosfer
Kebutuhan Pribadi
Hambatan yang Tidak
Terhindarkan
Nilai Allowance
Note :
% Kelonggaran Maksimal 9 %
Analisis:
II-31
4. Tabel Rangkuman Bagan Analisa Video
Faktor Jumlah
Keterangan Total
Konversi Kelonggaran Waktu ulang
No. Elemen TMU Waktu
0,036 …% (Detik) per
Tambahan (Detik)
(Detik) siklus
1 Menjangkau
2 Membawa
3 Memutar
4 Memegang
5 Memposisikan
6 Melepaskan
Mengarahkan
7
Pandangan
Memfokuskan
8
Pandangan
9 Menekan
Jumlah
Analisis:
II-32