Anda di halaman 1dari 33

MODUL PRAKTIKUM

ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

TIM PENYUSUN :
ASISTEN LABORATORIUM

LABORATORIUM MENENGAH TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK/BEKASI/KARAWACI
2023
BAB II
METHODE TIME MEASUREMENT-1
(MTM-1)

2.1 Tujuan Praktikum


Tujuan Praktikum adalah suatu hal yang ingin dicapai dalam mempelajari
modul method time measurement-1 atau MTM-1. Berikut merupakan beberapa
tujuan dalam modul method time measurement-1 atau MTM-1:
1. Mengetahui dan memahami definisi dari Metode Dasar Pengukuran waktu
(MTM-1)
2. Mengetahui dan memahami elemen-elemen Gerakan dasar dari Metode Dasar
Pengukuran Waktu (MTM-1)
3. Mengetahui serta mampu mengartikan simbol elemen-elemen Gerakan dasar
dan perakitan suatu produk
4. Mengetahui serta mampu membuat tabel rangkuman bagan Analisa Gerakan

2.2 Landasan Teori


Landasan teori adalah teori-teori yang sesuai atau relevan dalam membuat
penulisan sebuah penelitian. Landasan teori digunakan sebagai bahan acuan agar
penulis memiliki dasar-dasar teori saat melakukan pemecahan masalah. Berikut
ini adalah landasan teori yang menjelaskan pada modul method time
measurement-1 atau MTM-1.

2.2.1 Data Waktu


Data waktu gerakan berisi data-data mengenai waktu yang dibutuhkan
oleh anggota badan dalam melakukan suatu gerakan. Data waktu gerakan ini
didasarkan pada elemen gerakan dasar. Data waktu gerakan terdiri dari
(Yudiantyo, 2003):
1. Work Factor (WF)

II-1
Work Factor merupakan metoda suatu pekerjaan yang terbagi atas elemen-
elemen gerak yang didasarkan pada anggota badan mana yang bergerak dan
penentuan waktunya berdasarkan jumlah faktor kerja yang menyertai gerakan
tersebut.
2. Maynard Operation Sequence Technique (MOST)
MOST terdiri dari urutan gerakan umum, urutan terkendali dan urutan
memakai. Model urutannya seperti: A B G A B P A, dimana:
A = action distance atau jarak perpindahan
B = body motion atau gerakan badan
G = gain control atau pengendalian
P = place atau penempatan
3. Methods Time Measurement (MTM)
Perkembangan metode ini adalah:
a. MTM-1
Basic Methods Time Measurement atau dikenal dengan nama Method
Time Measurement (MTM-1) merupakan dasar rujukan dari pembuatan
metode-metode MTM yang lainnya. Metode ini berguna untuk siklus
yang berulang-ulang dan cukup detail.
b. MTM-2
MTM-2 merupakan perkembangan dari MTM-1 yang banyak digunakan
dari tahun 1963 sampai tahun 1965. MTM-2 terdiri dari 9 elemen
gerakan dan 15 kode gerakan, yaitu lebih ringkas berupa gabungan
beberapa gerakan. Terdiri dari 9 elemen gerakan, yaitu: get, put, apply
pressure, regrasp, eye motion, crank, step, foot motion, bend & arise.
c. MTM-3
Dirancang untuk produksi kecil, perawatan dan aktivitas konstruksi.
Terdiri dari 4 elemen gerakan, yaitu: handle, transport, step & foot
motion, bend & arise.
d. MTM-C
Dirancang untuk buruh tak langsung. “C” singkatan dari Clerk yang
berarti juru tulis.

II-2
e. MTM-V
Digunakan untuk buruh langsung dalam bengkel mesin, “V” singkatan
dari Verktygsmaskiner atau machine tool.
f. MTM-M
Digunakan untuk buruh langsung dalam pekerjaan yang menggunakan
alat-alat optik (stereoskopic microscope). “M” singkatan dari Micro.
g. 4M
Merupakan komputerisasi dari MTM-1. 4M singkatan dari Micro, Matic,
Methods & Measurement.

2.2.2 Pengertian Methods Time Measurement


Pengukuran waktu metoda yang dalam istilah asingnya lebih dikenal
sebagai methods time measurement adalah suatu sistem ini yang didefinisikan
sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja ke
dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut,
dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut
berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada. Pengukuran
waktu metode membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen gerakan yaitu
seperti gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn),
memegang (grasp), mengarahkan (position), melepaskan (release), lepas rakit
(disassemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan anggota
badan lain. Waktu untuk setiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa
kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat menyangkut
keadaan-keadaan perhentian, keadaan-keadaan obyek yang ditempuh atau dibawa,
sulit mudahnya menangani obyek atau kondisi-kondisi lainnya (Wignjosoebroto,
1992).
Basic Methods Time Measurement atau dikenal dengan nama Method
Time Measurement (MTM-1) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku
yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu

II-3
operasi kerja industri yang direkam dalam film. MTM-1 ini merupakan salah satu
solusi yang baik, karena metode ini mempunyai keunggulan pre-determinded
artinya metoda ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam
suatu metoda yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metoda kerja tersebut
diterapkan atau dijalankan (Ainul, 2014).
Metoda ini berguna untuk siklus yang berulang-ulang dan cukup detail.
Pengidentifikasian elemen gerakan dasarnya, metoda ini mempertimbangkan 3
tipe pengontrol atau pengendalian kerja, antara lain sbagai berikut (Yudiantyo,
2003):
1. Pengendalian otot, besarnya tergantung kebutuhan.
2. Pengendalian penglihatan atau mata, terdiri dari fokus, perpindahan dan sudut
pandang.
3. Pengendalian mental, yang dimaksud disini ialah motivasi dari gerakan.
Adapun tingkat kesulitan yang berpengaruh terhadap pengontrolan dan
pengendalian gerakannya dibagi dalam 3 kategori. Berikut ini adalah
penjabarannya (Yudiantyo, 2003):
1. Tingkat pengendalian rendah (Low)
a. Pergerakannya otomatis.
b. Mudah mempelajarinya atau melakukannya.
c. Tidak memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, dan hanya
memerlukan pengendalian tenaga yang sedikit atau minimum.
d. Sedikit otot yang bekerja.
e. Merupakan tipe yang efisien dari bagian pergerakan tubuh.
f. Sudah terampil, pergerakannya tanpa kesadaran atau konsentrasi yang
tinggi, karena sudah terprogram dalam otak.
g. Tanpa keragu-raguan.
2. Tingkat pengendalian sedang (Medium)
a. Memerlukan beberapa ketepatan dan ketelitian dalam pergerakan.
b. Koordinasi antara mata dan tangan cukup diperlukan, tapi tidak banyak
atau terlampau sulit.

II-4
c. Memerlukan beberapa koordinasi otot sampai akhir dari pergerakan
tersebut.
d. Cukup banyak gerakan-gerakan yang dibutuhkan kesadaran atau
konsentrasi yang khusus.
e. Memerlukan informasi dari penglihatan ke otak, dengan tujuan
menentukan gerakan-gerakan selanjutnya.
f. Pekerja bekerja tanpa training yang lama atau sulit.
3. Tingkat pengendalian tinggi (High)
a. Membutuhkan ketepatan yang tinggi dalam pergerakan.
b. Koordinasi mata dan tangan mutlak dan tanpa henti.
c. Otot bekerja secara lebih ekstra.
d. Butuh konsentrasi dan ketelitian yang tinggi.
e. Informasi dari alat-alat sensorik sangat dibutuhkan sekali untuk memulai
pergerakan.
f. Sebelum operator bekerja harus melalui training yang sungguh-sungguh
dan lama terlebih dahulu.
Terdapat 3 tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan
metoda Basic Methods Time Measurement (MTM-1). Ketiga tahap tersebut antara
lain (Yudiantyo, 2003):
1. Pendahuluan.
2. Observasi.
3. Perhitungan dan Pengecekan.

2.2.3 Gerakan-Gerakan Dasar Pada Pengukuran Waktu Metode


Gerakan-gerakan dasar dalam Basic Methods Time Measurement (MTM-
1) terdapat 10 jenis elemen gerak dasar yang berlaku dan 1 jenis penggunaan
tekanan dalam pergerakan yaitu (Yudiantyo, 2003):
1. Reach (R)
Reach adalah gerakan dasar yang digunakan untuk memindahkan tangan atau
jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi yang baru. Dalam pergerakan

II-5
ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa obyek apapun.
Gerakan reach dibagi menjadi 5 kasus, yaitu:
Kasus A menjangkau (dengan tingkat pengendalian rendah-low) suatu obyek
atau kumpulan obyek pada lokasi yang sudah pasti atau tetap dari
operator atau obyek yang berada di tangan lain.
Kasus B menjangkau (dengan tingkat pengendalian sedang-medium) suatu
obyek atau sekumpulan obyek atau menjangkau suatu obyek atau
kumpulan obyek yang tempatnya berada pada jarak “kira-kira” tapi
tertentu dan diketahui.
Kasus C menjangkau (dengan tingkat pengendalian tinggi-high) sebuah
obyek yang teracak diantara obyek-obyek lain atau menjangkau
sebuah obyek yang tercampur aduk dengan obyek lain dalam suatu
kumpulan dimana diperlukan pencarian dan pemilihan.
Kasus D menjangkau (dengan tingkat pengendalian tinggi-hight) sebuah
obyek yang sangat spesifik sehingga diperlukan teknik
pengambilan yang akurat. Obyek yang spesifik ialah obyek-obyek
yang kecil, tajam, panas atau dapat membahayakan operator.
Kasus E menjangkau (dengan tingkat pengendalian rendah-low) obyek di
lokasi yang tidak tentu.
Cara penulisan gerakan menjangkau ini dipetakan dalam simbol-simbol yang
berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu:
--------------- simbol ---------------
1 2 3 4 5
m R f kasus m
Simbol pertama dan kelima menginformasikan adanya gerakan lain yang
tergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan reach ini. Penulisannya harus
dengan memakai huruf ‘m’. Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan
menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain yang disebut “hand in
motion”. Simbol kedua ialah simbol yang menginformasikan gerakan reach.
Simbol ke-tiga diisi dengan jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan
di sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang tersedia sudah dalam

II-6
satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾ inch, maka penulisannya
tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf ”f” (huruf kecil).
Simbol ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan reach ini dengan
huruf A,B,C,D atau E.

Contoh penulisan simbol:


R20B Berarti melakukan gerakan REACH atau menjangkau obyek
pada jarak 20 inch, dan termasuk dalam kasus B.
mR15Am Berarti menjangkau obyek pada jarak 15 inch, dan termasuk
dalam kasus A, dimana sebelum dan sesudah penjangkauan
tangan dalam posisi bergerak.
Bila gerakan tersebut masuk dalam kategori ”Hand in Motion”, maka
penetapan TMU dalam tabel harus dilihat pada kolom ”Hand in Motion” tipe
A atau tipe B. Tipe A digunakan apabila kasusnya dalam gerakan REACH
adalah kasus A. Tipe B digunakan bila kasusnya dalam gerakan REACH
adalah kasus B, C, D atau E.
2. Move (M)
Move adalah elemen gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya
adalah untuk membawa suatu obyek ke suatu sasaran. Ciri-ciri utama dari
pergerakan ini adalah pada saat pergerakan tangan, tangan dalam kondisi
membawa obyek. Oleh karena itu, berat dari obyek diperhitungkan dalam
gerakan ini, karena mempengaruhi pergerakan. Terdapat 3 macam kasus yang
membedakan gerakan-gerakan yang termasuk dalam gerakan move, antara
lain:
Kasus A mengangkut obyek (dengan tingkat pengendalian rendah-low atau
sedang-medium) ke tangan lain atau berhenti karena suatu penahan.
Kasus B mengangkut obyek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti.
Kasus C mengangkut obyek (dengan tingkat pengendalian tinggi-hight) ke
suatu sasaran yang sudah pasti.
Cara penulisan gerakan move ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut
dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu:

II-7
---------------------- simbol ---------------------
1 2 3 4 5 6
m M jarak/f kasus m berat
Simbol pertama dan keenam menginformasikan adanya gerakan lain yang
bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan move ini. Dituliskan jika dan
hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus
dengan memakai huruf ‘m’ (huruf kecil). Bila dipakai huruf besar seperti
“M”, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain. Gerakan
seperti ini dikatakan “hand in motion”. Simbol kedua ialah simbol yang
menginformasikan gerakan move. Simbol ketiga diisi dengan jarak. Jarak
yang dimaksud adalah jarak perpindahan tangan yang dituliskan dalam satuan
inch. Bila jarak pergerakan kurang dari ¾ inch, maka penulisannya tidak
perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf “f” (huruf kecil).
Simbol keempat menginformasikan kasus dalam gerakan move yang diisikan
dengan huruf A, B atau C. Simbol kelima menginformasikan berat obyek
yang berlaku dalam gerakan move. Berat diidentifikasikan dalam satuan lbs,
sesuai dengan tabel yang disediakan. Beban diperhitungkan bila melebihi 2
lbs.
Contoh penulisan simbol:
M20B Berarti melakukan gerakan Move atau mengangkut obyek pada
jarak 20 inch, dan termasuk dalam kasus B, dengan berat obyek
yang tidak berarti (berat obyek lebih kecil atau sama dengan 2
lbs).
mM15Am Berarti mengangkut obyek pada jarak 15 inch, dan termasuk
dalam kasus A, dimana sebelum dan sesudah pengangkutan
tangan dalam posisi bergerak, dengan berat obyek tidak berarti.
3. Turn (T)
Turn ialah memutar atau gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan
atau lengan bawah seperti gerakan pada saat memutar obeng. Gerakan turn
dibagi dalam 3 kategori yang didasarkan atas berat obyek yang diputar atau
beban putaran, yaitu:

II-8
a. Kecil atau small.
b. Sedang atau medium, lebih besar 57% dari small.
c. Besar atau large, lebih besar 200% dari small.
Gerakan turn juga dibagi berdasarkan kondisi tangan waktu memutar, yaitu:
a. Reach-turn, jika pada saat putaran tangan dalam keadaan kosong.
b. Move-turn, jika pada saat putaran tangan terdapat obyek.
Tata cara pemberian simbol dalam gerakan turn adalah sebagai berikut:
--------------------simbol-------------------------
1 2 3
T derajat putaran S/M/L
Simbol pertama dituliskan huruf T besar, yang menginformasikan gerakan
turn. Simbol kedua dituliskan derajat putaran. Simbol ketiga dituliskan S, M
atau L, disesuaikan dengan kategori beban putarannya.
Contoh penulisan simbol:
T90 Berarti melakukan gerakan TURN atau memutar sebesar 90o
dengan tangan kosong ( = Reach-Turn ).
T90S Berarti gerakan memutar sebesar 90o dengan obyek ditangan
yang beratnya dikategorikan kecil (small). ( = Move-Turn )
4. Apply Pressure (AP)
Apply Pressure ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Gerakan
yang termasuk dalam gerakan apply pressure. Gerakan yang termasuk dalam
gerakan ini adalah gerakan pada saat mengencangkan sekrup dengan obeng.
Pembagian apply pressure dibagi menjadi dua yaitu kasus A dan kasus B
yang masing-masing dinotasikan dengan APA dan APB.
APA = AF + DM + RLF = 10,6 TMU
APB = APA + G2 = 16,2 TMU
Dimana :
AF = Apply Force, yang dimaksud ialah menambah atau mengendalikan
otot ke obyek, yang besarnya 3,4 TMU.
DM = Dwell Minimum, yang dimaksud ialah waktu pendek selama
tenaga pembalikan (reaksi) terjadi pada tingkat tenaga yang relative
konstan, yang besarnya 4,2 TMU.

II-9
RLF = Release Force, yang dimaksud ialah relaksasi atau pelemahan dari
otot, membebaskan tenaga dari obyek yang besarnya 3,0 TMU.
G2 = Regrasp, yang dimaksud ialah gerakan pemegangan kembali tanpa
menghilangkan kendali terhadap obyek tersebut. Terlihat pada tabel
elemen gerakan Grasp (pemegangan), yang besarnya 5,6 TMU.

5. Grasp (G)
Grasp ialah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda baik dengan jari
atau dengan tangan atau dalam arti memegang. Pembagian gerakan grasp
dibagi dalam 11 kategori, yaitu:
G1 pick-up grasp, yang terdiri dari 3 kasus yaiu kasus A, B dan C
yaitu:
G1A dipakai untuk semua obyek yang secara mudah dipegang,
dikerjakan dengan cara menutup jari atau menghimpitkan kedua
jari.
G1B dipakai bila obyek yang dipegang sangat kecil atau obyek yang
sangat pipih yang terletak sejajar atau sebidang dengan permukaan
meja.
G1C gerakan ini dipakai untuk obyek pemegangan yang berbentuk
silindris dan dibagi menjadi 3 kategori diameter, yaitu:
G1C1 dipakai bila obyek yang akan dipegang berbentuk silindris yang
berdiameter lebih besar dari ½ inch.
G1C2 dipakai bila obyek yang akan dipegang berbentuk silindris yang
berdiameter antara ¼ inch sampai dengan ½ inch.
G1C3 dipakai bila obyek yang akan dipegang berbentuk silindris yang
berdiameter lebih kecil dari ¼ inch.
G2 dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa melepaskan
pengendalian.
G3 dipakai bila obyek yang akan dipegang diambil dari tangan lain
dengan mudah.

II-10
G4 dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan.
G5 menguasai obyek dengan cara disentuh. Gerakan ini biasanya
sudah termasuk dalam gerakan reach, sehingga besar TMU-nya
adalah nol.
6. Release (Rl)
Release ialah gerakan melepaskan penguasaan obyek oleh jari atau tangan.
Pembagian gerakan release dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
Rl 1 ialah melepaskan penguasaan obyek dengan membuka jari untuk
melepaskan.
Rl 2 yang dimaksud ialah ‘menghindar’, lawan dari G5.
Biasanya bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G1, G2, G3 atau G4,
maka gerakan release-nya adalah Rl 1, sedangkan bila gerakan grasp-nya
masuk dalam kategori G5, maka gerakan release-nya adalah Rl 2.
7. Position (P)
Position ialah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk
meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan
obyek lainnya dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik. Position
terjadi setelah obyek ditansportasikan atau dipindahkan.
Tata cara penulisan simbol pada gerakan position, adalah sebagai berikut:
----------------------simbol-----------------------
1 2 3 4
P 1/2/3 S/SS/NS E/D
Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan position. Simbol kedua
menginformasikan kategori dari gerakan position, yaitu:
1 = tidak ada tekanan atau paksaan atau kesukaran
2 = sedikit tekanan
3 = kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar
Simbol ketiga menginformasikan bentuk sifat atau bentuk dari benda yang
diarahkan, yaitu:
S = Simetri
SS = Semi-Simetri

II-11
NS= Non-Simetri
Simetri ialah obyek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas dimasukkan
atau diarahkan. Semi-simetri ialah obyek yang diarahkan atau dimasukkan
terbatas posisinya pada saat dimasukkan. Non-simetri ialah obyek yang
diarahkan atau dimasukkan hanya bisa dimasukkan dengan satu posisi saja.
Simbol keempat menginformasikan tingkat kemudahan dalam melakukan
gerakan position, yaitu E dalam arti mudah dalam pengendaliannya dan D
dalam arti sukar dalam pengendaliannya. Terdapat gerakan khusus dalam
gerakan position, yang dinamakan surface position. Gerakan yang termasuk
gerakan ini adalah gerakan position pada suatu permukaan, misalnya
mengarahkan ujung pensil ke sebuah skala atau titik, mengarahkan penggaris
ke sebuah titik, dan seterusnya. Untuk gerakan ini, hanya dibedakan menjadi
dua kategori, yang didasarkan pada toleransi pengarahannya, yaitu:
P1SE digunakan bila toleransinya lebih besar dari 1/16 inch sampai
dengan ¼ inch.
P2SE digunakan bila toleransinya lebih kecil atau sama dengan 1/16 inch.
8. Disengage (D)
Disengage merupakan gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari
obyek lain. Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
D1 Loose, sangat sedikit usahanya dan bercampur dengan gerakan
selanjutnya dan jarak pemisahannya sampai dengan 1 inch.
D2 Close, usahanya normal dan jarak pemisahannya antara 1 inch
sampai dengan 5 inch.
D3 Tight, usaha yang besar dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5
inch dan lebih kecil dari 12 inch.
Tata cara penulisan simbol pada gerakan disengage ini ialah:
----------------Simbol---------------
1 2 3
D 1/2/3 E/D

II-12
Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan disengage. Simbol kedua
menginformasikan tingkat usaha dari gerakan disengage. Simbol ketiga
menginformasikan tingkat kesulitan dari gerakan disengage.
Contoh penulisan simbol:
D1E Berarti melakukan gerakan DISENGAGE atau memisahkan suatu
obyek dari obyek lain menggunakan usaha yang sangat sedikit
dengan jarak pemisahannya sampai dengan 1 inch dan tingkat
kesulitan mudah/ Easy.
9. Eye Travel dan Eye Focus
Eye Travel dan Eye Focus merupakan gerakan yang berhubungan dengan
mata. Berikut dibawah ini penjelasan dari kedua gerakan tersebut.
a. Eye Travel (ET)
Eye Travel ialah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah
pandangan dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Terdapat dua cara
pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan eye
travel ini, yaitu:
1) Membaca tabel berikut ini:
Tabel 2.1 TMU Berdasarkan Derajat Perpindahan Mata
Sudut Perpindahan (derajat) TMU
15 4.3
30 8.6
45 12.8
60 17.1
>=75 20
Cara lain dalam menentukan TMU dengan derajat perpindahan
selain yang terdapat dalam tabel diatas, dapat menggunakan rumus
yaitu:
Derajat perpindahan × 0,285 TMU
(2.1)
2) Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata
dan garis perpindahan (D). berikut ini adalah rumus dari ET dengan
T dan D
15,2 × T/D TMU
(2.2)

II-13
Perpindahan penglihatan dapat pula terjadi pada saat pembacaan
teks. Jika hal itu tejadi, maka rumus yang dipakai ialah: 5,05 × N.
Dimana N ialah jumlah kata, dengan syarat kecepatan baca konstan
sebesar 330 kata/menit.
b. Eye Focus
Eye Focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu
obyek dalam kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas
penglihatan terhadap obyek tersebut. Nilai TMU yang ditetapkan untuk
gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU.

10. Body, Leg & Foot Motion


Gerakan ini terdiri dari gerakan tubuh dan gerakan kaki. Pembagiannya
adalah sebagai berikut:
a. Horizontal Motion
Horizontal Motion ialah pergerakan tubuh secara horizontal. Gerakan ini
dikategorikan dalam tiga jenis pergerakan, yaitu:
1) Walk
Walk ialah pergerakan ke depan atau ke belakang dari tubuh yang
timbul dari langkah perpindahan. Tata cara penulisan simbol dari
gerakan walk ini adalah sebagai berikut:
- ------------------------simbol----------------------
1 2 3 4
W jumlah langkah/jarak P/FT O
Simbol pertama menotasikan gerakan walk. Simbol kedua
menginformasikan jumlah langkah atau jarak perpindahan, bila
dalam satuan jarak, maka satuannya dalam feet. Simbol ketiga
menginformasikan satuan yang dipakai untuk simbol kedua. Bila
simbol kedua menginformasikan jumlah langkah maka simbol ketiga
dituliskan P (singkatan dari pace = langkah). Sedangkan bila simbol

II-14
kedua mnginformasikan jarak perpindahan maka simbol ketiga
disimbolkan FT (singkatan dari feet). Simbol keempat dituliskan ‘O’
bila dalam melakukan gerakan walk ada rintangan atau halangan.
Berat dari beban yang dibawa selama melakukan gerakan walk
diperhitungkan pula. Gerakan tersebut akan mempengaruhi jarak per
langkah.
2) Side Step
Side Step ialah gerakan atau perpindahan tubuh ke samping dengan
satu atau dua langkah ke samping tanpa perputaran badan. Gerakan
side step ini dinotasikan dengan SS. Terdapat dua kasus pada
gerakan ini yaitu SSCI untuk satu langkah ke samping. Jika
perpindahan lebih kecil dari 12 inch, maka gerakan side-step ini
tidak dipakai dan bila perpindahannya sebesar 12 inch, ditetapkan
sebesar 17 TMU, sedangkan jika lebih besar dari pada 12 inch, maka
penambahan 0,6 TMU tiap inch. Kasus kedua yaitu SSC2 untuk dua
langkah ke samping. Jika perpindahan sebesar 12 inch, ditetapkan
sebesar 34,1 TMU, sedangkan jika perpindahan lebih besar daripada
12 inch maka penambahan 1,1 TMU tiap inch.
3) Turn Body
Turn Body ialah memutar badan yang dikerjakan dengan satu atau
dua langkah. Gerakan turn body ini dinotasikan dengan TB.
Pembagian gerakan turn body ini dibagi dalam dua kasus, yaitu:
TBC1 dipakai bila perputaran dengan satu langkah.
TBC2 dipakai bila perputaran dilakukan dengan dua langkah.
Syarat perputaran antara 450 sampai dengan 900. Bila lebih kecil dari
450 dikategorikan sebagai “foot work”. Sedangkan bila lebih besar
dari pada 900, nilai TMU dikalikan dua.
b. Leg & Foot Motion
Gerakan leg & foot motion ini dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Foot Motion

II-15
Foot Motion ialah menekan atau mengangkat telapak kaki melalui
tumit, contohnya ketika kita ambil pada saat kaki menginjak pedal
gas mobil. Syarat dari pada foot motion ini adalah pergerakan tidak
lebih dari 4 inch. Jika lebih besar dari 4 inch, maka gerakan foot
motion ini tidak dipakai.
2) Foot motion with heavy pressure (FMP)
Identik dengan foot motion, perbedaannya ialah bahwa untuk
gerakan ini dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban
tekanan kaki.
3) Leg motion (LM)
Leg motion ialah menggerakkan kaki, baik melalui lutut bila keadaan
duduk, maupun pinggang bila keadaan berdiri. Pergerakkan lebih
kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU,
sedangkan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 TMU
tiap inch.
c. Vertical Motion
Vertical motion ialah pergerakkan ke atas atau ke bawah yang dilakukan
oleh tubuh. Pada gerakan vertical motion ini dibagi dalam 10 kategori,
yaitu:
1) Sit (SIT)
Sit ialah gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri.
2) Stand (STD)
Stand ialah gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk.
3) Bend (B)
Bend ialah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga
tangan dapat menjangau suatu objek dengan syarat lutut tetap lurus.
4) Stoop (S)
Stoop ialah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga
tangan sampai ke lanta atau dengan kata lain membungkuk sambil
berlutut, lututnya bertelut.
5) Kneel on One Knee (KOK)

II-16
Kneel on One Knee ialah gerakan merendahan badan dari keadaan
berdiri dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang
dan menurunkan satu lutut ke lantai.
6) Arise from Bend (AB)
Arise from Bend ialah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk
(Bend).
7) Arise from Stoop (AS)
Arise from Stoop ialah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk
(stoop).
8) Arise from Kneel on One Knee (AKOK)
Arise from Kneel on One Knee ialah berdiri tegak dari posisi “Kneel
on One Knee (KOK)”.
9) Kneel on Both Knees (KBK)
Kneel on Both Knees ialah merendahkan tubuh dari posisi berdiri
dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang, dan
merendahkan atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta
menempatkan lutut kedua berdekatan dengan lutut pertama.
10) Arise from Kneel on Both Knees (AKBK)
Arise from Kneel on Both Knees ialah berdiri tegak kembali setelah
melakukan “Arise from Kneel on Both Knees (KBK)”.
11. Crank (C)
Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan, tangan, pergelangan tangan
dan lengan, dimana perputaran tersebut bersumbu pada siku atau bahu.
Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran. Contoh
dari gerakan crank adalah saat memutar stir mobil. Tata cara penulisan
simbol dari gerakan crank ini adalah sebagai berikut:
--------------------------Simbol--------------------------
1 2 3 4
Jumlah putaran C Diameter Putaran ENW
Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran. Minimal jumlah putaran
adalah ½ putaran, bila kurang dari ½ putaran, maka gerakan tersebut tidak

II-17
dikategorikan gerakan crank, tetapi gerakan move. Simbol kedua merupakan
notasi dari gerakan crank. Simbol ketiga menginformasikan diameter putaran.
Simbol keempat menginformasikan beban putaran dan dituliskan bila lebih
besar dari 2 ½ lbs. ENW singkatan dari Effective Net Weight dan dalam hal
ini dipakai satuan lbs. Pembagian gerakan crank ini dibagi menjadi dua
bagian berdasarkan sifat perputarannya (continous = terus menerus dan
intermittent = terputus-putus) dan tiap bagian ini dibagi lagi menjadi dua
berdasarkan beban putarannya, yaitu:
a. Untuk perputaran yang terus menerus
1) Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
(N × T) +5,2
(2.3)
2) Beban perputaran dikatergorikan ada, berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
[(N × T) + 5,2] F + C
(2.4)
b. Untuk perputaran yang tidak terus menerus.
1) Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
(T + 5,2) N
(2.5)
2) Beban putaran dikategorikan ada, berarti. Berikut merupakan
rumusnya:
[(T + 5,2) F + C] N
(2.6)
Dimana: N = Jumlah putaran
T = TMU satu putaran
F = Faktor kelonggaran berat komponen dinamis yang
dapat dilihat dari tabel move.
C = Faktor kelonggaran berat komponen statis yang dapat
dilihat dari tabel move.

II-18
Berikut ini adalah perincian tentang konversi nilai yang biasa terdapat
dalam Methods Time Measurement. Penjelasan waktu yang dipergunakan dalam
Methods Time Measurement (Ainul, 2014):
1 TMU = 0,00001 jam
1 TMU = 0,036 detik
1 lbs = 0,45 kg
1 inch = 2,54 cm
1 feet = 0,3048 m

2.2.4 Bagan Analisis


Bagan analisis ialah memperjelas dan memudahkan dalam melihat serta
menganalisa gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator dalam melakukan
pekerjaannya, baik yang dikerjakan dengan tangan kiri maupun tangan kanan.
Memudahkan dalam menghitung keseluruhan waktu yang dipergunakan dalam
pekerjaan tersebut. Saat bekerja dengan kedua tangan secara bersamaan, tangan
kiri dan tangan kanan berbeda dalam elemen gerakannnya, misalnya tangan kiri
lebih banyak elemen gerakannya, maka nilai TMU yang dipergunakan adalah
elemen gerakan yang tangan kiri, karena lebih banyak. Kedua tangan sama-sama
mempunyai satu elemen gerakan, akan tetapi mempunyai nilai TMU yang
berbeda, maka yang dicantumkan hanyalah tangan yang mempunyai nilai TMU
terbesar. Kolom bagian tangan kiri pada bagan analisis digunakan untuk
menotasikan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri. Sedangkan kolom
bagian tangan kanan pada bagan analisis digunakan untuk menotasikan gerakan-
gerakan yang dilakukan selain oleh tangan kiri, dalam arti gerakan tangan kanan
atau selain gerakan tangan kanan, misalnya gerakan mata, gerakan kaki, dan
gerakan badan. Kolom nomor digunakan untuk memberi nama pada sebuah
kelompok gerakan. Kelompok gerakan tersebut dibuat dengan tujuan antara lain
supaya mempermudah pengidentifikasian elemen gerakan dasar dan untuk
keperluan pengulangan (Yudiantyo, 2003).

II-19
II-20
METODE PENGAMBILAN DATA

2.3 Flowchart Pengambilan Data


Flowchart di bawah ini menjelaskan langkah-langkah pengambilan data
proses perakitan suatu produk. Berikut dibawah ini flowchart pengambilan data.

II-21
LAPORAN SEMENTARA REVISI
MODUL METHOD TIME MEASUREMENT-1

Disusun Oleh:
Kelompok :
Nama/ NPM : 1. /
2. /
3. /
4. /
5. /
6. /

Kelas/ Shift :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM MENENGAH TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK / BEKASI / TANGERANG
2023

II-22
1. Layout Perakitan

Tabel Nama Komponen Produk


Jarak Operator
Nama Derajat Penempatan
No. ke Komponen
Komponen Antar Komponen
(Inci )

Gambar Layout Perakitan

II-23
Analisis:

II-24
2. Bagan Analisis Video
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan

II-25
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan

II-26
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan

II-27
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan

II-28
BAGAN ANALISA
Bagian: Tanggal: No:
Operator: Analisis: Lembar ke dari
Keterangan Keterangan
No LH TMU RH No
Tangan Kiri Tangan Kanan

II-29
Analisis:

II-30
Keterangan:
No ( Kepala Bagan ) : Berapa Kali Perakitan
No ( Inti Bagan) : Urutan Gerakan Dasar
LH : Left Hand
RH : Right Hand
TMU : Time Measurement Unit

3. Tabel Kelonggaran

Faktor Kondisi % Kelonggaran

Tenaga yang dikeluarkan

Sikap Kerja

Gerakan Kerja

Kelelahan Mata

Keadaan Suhu Tempat Kerja

Keadaan Atmosfer

Keadaan Lingkungan yang Baik

Kebutuhan Pribadi
Hambatan yang Tidak
Terhindarkan
Nilai Allowance

Note :
% Kelonggaran Maksimal 9 %

Analisis:

II-31
4. Tabel Rangkuman Bagan Analisa Video

Faktor Jumlah
Keterangan Total
Konversi Kelonggaran Waktu ulang
No. Elemen TMU Waktu
0,036 …% (Detik) per
Tambahan (Detik)
(Detik) siklus
1 Menjangkau
2 Membawa
3 Memutar
4 Memegang
5 Memposisikan
6 Melepaskan
Mengarahkan
7
Pandangan
Memfokuskan
8
Pandangan
9 Menekan
Jumlah

Analisis:

II-32

Anda mungkin juga menyukai