Anda di halaman 1dari 37

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari ilmu fisika,
baik yang ada pada tubuh kita seperti bergerak yang selalu kita lakukan
setiap hari, atau energy yang selalu kita keluarkan saat melakukan sesuatu
maupun yang berada pada di luar tubuh kita contohnya pegas.
Pegas adalah perangkat yang mampu menyerap suatu dan
melepaskan energy bersama perubahan dalam bentuknya, dan penggunaan
pegas sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari shockbreaker pada
motor. Dalam ilmu fisika kita dapat menghitung besarnya konstanta suatu
pegas, mengamati hubungan simpangan ini dan massa terhadap getaran
dan memahami arti waktu atau suatu periode getaran dan frekuensi
getaran. Penting bagi kita mengetahui bagaimana cara kerja pegas dan apa
saja hubungannya dengan ilmu yang telah kita pelajari di kampus.
Benda elastis adalah benda yang dapat kembalinya ke bentuk
semula setelah gaya yang mengubah bentuk telah dihapus. Benda tidak
elastis adalah benda yang tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya
yang mengubah benda dihapuskan, dari definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pegas adalah benda elastis penggunaan pegas yaitu
agar suatu konstruksi berfungsi dan bukan suau hal yang mutlak,
melainkan suatu pembuatan dan biaya.
Dalam mata kuliah ini kami akan lebih banyak melakukan
penganalisis fisika dalam memecahkan berbagai problem fisika. Oleh
karna itu, bekal kemampuan matematis kami dalam menangani
perhitungan-perhitungan matematis perlu ditingkatkan. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memberikan
solusi untuk mereduksi kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi
gaya pegas. menurut kami mata kuliah fisika dapat menunjang kami dalam
masalah tentang perhitungan gaya dimana gaya bertujuan utama dalam
memahami bagaimana alam semesta berkerja.

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

1.2 Tujuan percobaan

1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)

1. Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonic pada


pegas.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu periode getaran dan
frekuensi getaran (osilasi).
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa
terhadap getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Gaya pegas
Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali ke keadaan

semula. Gaya ini ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami

renggangan. Benda-benda mengalami gaya pegas misalnya, per,

busur, panah dan karet. Benda- benda elastis banyak

dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan pekerjaan atau

demi kenyamanan manusia.

2.1.2 Elastisitas

Elastisitas adalah suatu benda yang memiliki sifat mekanik

yang menunjukkan kekuatan, ketahanan, dan kekakuan terhadap

gaya bereaksi padanya. Suatu benda dikatakan elastic jika benda

itu diberikan gaya kemudian gaya itu dihilangkan maka benda itu

akan kembali kebentuk semula. Jika suatu benda tidak dapat

kembali kebentuk semula setelah gaya yang bekerja dihilangkan.

Maka benda itu dikatakan elastis.

Elastisitas merupakan salah satu sifat mekaniknya bahan

yang dapat menunjukkan kekuatan, ketahanan, dan kekakuan

bahan tersebut terhadap gaya luar yang karena kepadanya.

Sifat elastisitas yang dimiliki oleh zat padat banyak

digunakan terutama dalam hubungannya dengan material industri,

contoh sederhananya adalah pegas yang digunakan untuk bila

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

meredam gaya kejut pada mobil. Dengan sifat dastis yang

dimilikinya pegas dapat meredam gaya luar dangan cara

mengubah panbangsa setelah gaya luar hilang. Pegas kembali ke

panjang semula. Untuk dapat merancang dan membuatnya sebuah

pegas. Diperlukan pengetahuan tentang sifat bahan logam atau

benda terhadap gaya luar yang diberikan tegangan di definisikan

sebagai gaya persatuan luas. Rumus :

𝑭
𝝈=𝑨 .................................................................(4.2.1)

Keterangan =
𝜎 = Tegangan (N / 𝑚2 atau Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (𝑚2 )

Tegangan dapat dibedakan menurut bentuk gaya yang


menyebabkan terjadinya tegangan tersebut, adalah yaitu :
1. Tegangan tarik akibat gaya tertarik
2. Tegangan tekanan akibat tekanan
3. Tegangan geser akibat geseran

Buah benda diberi beban. Benda akan mengalami perubahan


panjang sebesar Δl. Jika panjang awal bendanya adalah L.
Regangan (E) didefinisikan sebagai berikut :

∆𝑳
∑= ……........................................................(4.2.2)
𝑳

Keterangan =
∆𝐿 = 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠
L = Panjang
Untuk tegangan tarik ditimbulkan biasanya diberi tanda (+)
begitupun dengan regangan yang ditimbulkannya diberi tanda (-).

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

E merupakan perbandingan antaranya tegangan dan regangan.


Besarnya E disebut sebagai modulus elastisitas beban. Rumusnya
:
𝑭/𝑨 𝑭𝑳
E = ∆𝑳/𝑳 = 𝑨∆𝑳 …………................................(4.2.3)

Keterangan =
E = perbandingan antara tegangan dan regangan
F = gaya
∆𝐿 = pertambahan panjang pegas
L = panjang

2.1.3 Hukum Hooke

Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan.


Pegas tersebut akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke
adalah ilmuan inggris yang menyimpulkan bahwa suatu elastic
pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
Dari percoban yang dilakukan didapat bahwa besarnya
gaya yang bergerak harmonic dengan simpangan sudut 𝜃. Dari
panjang talidan Y adalah simpangan yang besar nilainya :

Y = A sin 𝜃 .......................................................(4.2.4)

Keterangan =
Y = simpangan
A = amplitudo

2.1.4 Gaya pemulih pada pegas

Pegas adalah salah satu contoh benda elastis oleh suatu


elastitasnya ini suatu pegas yang elastis yang diberi gaya kekanan
atau gaya renggangan pada keadaan setimbangnya mula-mula
yang bekerja di hilangkan gaya pemulih pada pegas.

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

Gambar 3.2.1 Gambar Pertambahan panjang pegas setelah diberi beban.

Pegas banyak dipakai dibidang teknik dan kehidupan


sehari-hari. Pada kendaraan sebuah pegas berfungsi untuk
meredam gerakan kendaraan saat roda melewati jalan yang tidak
rata. Sama halnya dengan pegas yang tersusun springbad yang
memberikan kenyamanan kepada manusia saat tidur. Gaya
pemulih adalah gaya yang bekerja besarnya sebanding dan tetap
namun, selalu berlawanan arah dengan arah simpangan. Gaya
pemulih yang menyebabkan benda bergerak harmonik sederhana.
Persamaan pegas yang tertekan gaya pemulih adalah sebagai
berikut :

F= - k.x ......................................................................(4.2.5)

Keterangan =
F = Gaya
-k = arah tetapan pegas
x = jarak

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

2.1.5 Hubungan statis dan dinamis

Untuk cara statis, dalam menganalisa data pada percobaan


dengan cara statis ditemukan konstanta pegas beserta
ketidakpastian pengukurannya yaitu (8.42 ±0.067) N/m yang
berasal dari massa awal sebesar 100 gram dan panjang pegas
tanpa beban sebesar 8 cm dan menentukan konstanta pegas
beserta ketidakpastian pengukurannya melalui cara dinamis
sebesar ( 2.91 ± 0.04) N/m dengan massa awal dan panjang awal
pegas tanpa beban sama dengan percobaan dengan cara statis
sedangkan periode didapat dari pembagian antara waktu yang
diperlukan untuk 10 kali getaran dengan banyaknya getaran yaitu
10 kali menggunakan ralat dan grafik.
Dilihat dari pengukuran antara cara statis dan dinamis
bisa disimpulkan bahwa cara statis memiliki konstanta yang lebik
besar daripada cara dinamis namun mungkin sebaliknya, hal ini
dimungkinkan, karena cara statis lebih mudah dalam melakukan
pengukuran pegas dari pada cara dinamis sehingga pengukuran
dengan cara dinamis memiliki kesalahan yang lebih besar. setiap
pegas memiliki tetapan yang berbeda yang menunjukan tingkat kekakuan
dari pegas tersebut. jadi statis dilakukan dengan cara mengamati
perubahan panjang pegas terhadap beban sedangkan dinamis
dilakukan dengan cara mengamati frekuensi getaran pegas.

2.1.6 Penerapan Hukum Hooke dalam kehidupa sehari-hari


Setelah mengetahui penjelasan lengkap mengenai pegas
yang ternyata berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari, kini
Anda bisa mendalaminya lebih lanjut. Hubungan dengan gaya,
tegangan serta kemampatan. Ketiganya memiliki rumus yang
berbeda-beda dan berhubungan dengan rumus hukum Hooke. Jika
perlu, Anda bisa memanfaatkannya untuk membantu pekerjaan
Anda. Karena pada dasarnya, pengaplikasian hukum-hukum

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

fisika, termasuk Hooke, akan banyak membantu aktivitas


manusia.
Setelah memahami apa itu hukum Hooke, maka anda bisa
menyebutkan beberapa contoh benda yang bisa diaplikasikan dari
hukum Hooke tersebut. Berikut beberapa aplikasi yang
menerapkan konsep hukum Hooke yang biasa di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.6.1 Dinamometer
Dinamometer merupakan alat ukur gaya dimana
pada termometer tersebut terdapat pegas. Dan hal
tersebut sesuai dengan teori hukum Hooke. Biasanya
digunakan untuk menghitung besar gaya pada percobaan
di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas.
Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar.
Misalnya anda melakukan percobaan mengukur besar
gaya gesekan.
2.1.6.2. Subraiker
Contoh yang paling mudah adalah konstruksi pegas
berupa per pada sepedah motor, standar pada sepedah
dan juga sepeda motor juga memiliki konstruksi pegas
berupa per pada bagian standar tersebut bisa naik dan
juga turun tanpa kehilanganmomentum, sehingga bisa
digunakan untuk membantu menahan dan juga sepeda
agar tidak terjatuh.
2.1.6.3. Spring bed
Spring bed merupakan salah satu jenis kasur yang
dinilai sangat nyaman untuk digunakan. Spring bed
merupaka jenis kasur yang memanfaatkan pegas untuk
membantu meningkatkan kenyamanan. Di dalam kasur
tersebut terdapat banyak sekali konstruksi pegas atau per
yang dapat menahan beban yang sangat berat dan tetap
nyaman untuk digunakan. Tidak hanya kasur seperti

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

pada umumnya, manfaat kasur angin juga baik untuk


kesehatan karena dapat mencegah berbagai penyakit.
Kasur angin juga lebih fleksibel dan nyaman oleh karena
itu banyak digunakan orang untuk bersantai.
Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang
menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan
massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti
timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya
ditampilkan dalam skala massa (label angkanya sudah
dibagi gravitasi). Membantu Menahan Suatu Benda Agar
Bisa Bergerak.
Penggunaan pegas juga sering dimanfaatkan untuk
membantu menahan suatu benda agar bisa bergerak
dengan mudah. Contoh yang paling mudah adalah
konstruksi pegas pada standar sepeda dan juga sepeda
motor. Standar pada sepeda dan juga sepeda motor
memiliki konstruksi pegas berupa per pada bagian
standar yang memungkinkan standar tersebut bisa naik
dan juga turun tanpa kehilangan momentum, sehingga
bisa digunakan untuk membantu menahan motor dan
juga sepeda agar tidak terjatuh.
2.1.7 Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah misalnya apabila pegas-
pegas tersebut disusun menjadi rangkaian besar lanjutan total
rangkaian pegas tergantung pada jenis rangkain seri atau pararel.
a. Rangkaian seri
Misalkan kita menyambung dua pegas k1 dan k2 dengan
konstanta. Sebelum diberi beban. Panjang masing-masing pegas
adalah L1 dan L2 seperti pada gambar di bawah ini :

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

Gambar 3.2.2 rangkaian seri dan pararel.


Ketika diberi beban maka panjang pegas akan bertambah
sepanjang ∆L. Pegas bawah bertambah besar berarti bertambah
panjang total pegas.

∆L = ∆L1 + ∆L2 ................................................(4.2.6)

Keterangan =
∆L = pertambahan panjang pegas
∆L1 = pertambahan panjang pegas 1
∆L2 = pertambahan pegas 2
Gaya yang bekerja pada pegas atas dan pegas bawah sama
besar. Gaya tersebut sama dengan yang diberikan oleh :

W = m.g ...................................................(4.2.7)
Keterangan =
W = berat
m = massa
g = percepatan gravitaasi

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

2.1.8 Gerak Harmonik


Gerak harmonik pada pegas. Pernahkah kamu membuat
telefon terlepas lalu tergantung dan memerhatikan gerakan
gagang telefon tersebut? Gerak tersebut merupakan gerak yang
bolak-balik yang selalu melewati titik keseimbangan dan
berlangsung secara periodik. Gerak secara periodik ini disebut
juga sebagai gerak harmonik atau gerak selaras. Panjang pegas
pada saat tidak mendapat gaya luar a adalah L dan pegas
dikatakan berada posisi seimbang bila benda digerakkan ke kiri
ddengan memberikan gaya tekan pada pegas atau digerakkan ke
kanan dengan memberikan gaya pemulih pada benda (F) agar
benda kembali ke posisi keseimbangan. Apabila gaya tarik yang
diberikan pada pegas tidak menyebabkan pegas mengalami
diformasi plastis atau tidak melewati batas elastisitasnya.
Besarnya gaya memulih akan berbanding lurus dengan
pertambahan panjang pegas atau jarak benda ke kondisi
seimbangnya (x).
Pemanfaatan pegas dalam kehidupan sehari-har. Pegas
banyak digunakan pada peralatan rumah tangga, otomotif, dan
industri. Contohnya mobil menggunakan per yang berbentuk
susunan lempengan atau pegas spiral. Pada lempengan roda. Hal
ini bertujuan untuk memberikan kelenturan dengan nyaman pada
,mobil.
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu
benda disebabkan karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi
benda tersebut dari tanah. Sedangkan energy pegas adalah energi
yang dimiliki oleh benda yang memiliki potensial atau benda
yang elastis yang mempunyai potensi. Potensi sendiri dimiliki
pada suatu benda akibat kedudukan (posisi) benda tersebut atau
akibat ketinggian benda tersebut dari tanah.
Energi potensial pegas disebut juga sebagai benda yang
elastis karena dapat mengalami perubahan bentuk yang

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

diakibatkan dari tekanan, contohnya busur panah yang sudah


direnggangkan lalu dilepaskan. Akibat dari tekanan dapat
memunculkan gaya yang dapat mengembalikan bentuk tersebut
ke bentuk awal. Namun jika tekanan ini dilepas maka energi yang
dihasilkan berubah menjadi energi kinetik.Energi pegas ini
diakibatkan karena energi potensial elastis yang tersimpan di
dalamnya, ketika pegas direnggangkan dan dapat dihitung
sehingga menemukan besaran usaha yang diperlukan untuk
merenggangkan pegas tersebut. Semua benda yang lentur
memiliki energi pegas, misalnya benda lentur seperti pegas, per,
trampolin, busur panah serta katapel. Contoh gaya pada energi
pegas yaitu ketika anak panah dilepaskan dari busurnya maka
akan melesat jauh, sehingga pegas dapat digunakan untuk
menciptakan sebuah energi yang potensial elastis. Sifat elastis
yang terdapat di pegas, gaya pemulih pada pegas akan sebanding
lurus dengan penambahan panjang yang dimiliki. Posisi pegas
yang berada dalam keadaan yang tertekan atau direnggangkan
akan memiliki energi potensial yang elastis karena posisi pegas
dalam keadaan yang kurang seimbang.
Rumus untuk menunjukkan hubungan antara gaya dan
penambahan panjang pegas yaitu hukum Hooke adalah

F = (-k Δx )

..............................................................(4.2.10)

Keterangan rumus =
F = Gaya
-k = konstanta pegas
∆𝑥 = pertambahan panjang

Artinya jika pada saat ditarik, besaran gaya yang dimiliki


pegas adalah f,panjang pegas adalah Δx. Adapun pemanfaatan dari
RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.
0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

energi pegas ini yaitu Timbangan merupakan alat yang digunakan


untuk mengukur masa dengan memanfaatkan bantuan dari gaya
pegas. Sistem suspense difungsikan sebagai alat untuk peredam
kejutan pada kendaraan sepeda bermotor. Tujuan dari adanya pegas
di dalamnya adalah agar meredam kejutan yang dihasilkan ketikan
kita mengendarai sepeda di permukaan yang tidak rata. Tempat
kasur pegas, karena mendapatkan tekanan beban maka pegas kasur
merapat, ketika bebannya sudah tidak ada maka kasur pegas
meregang kembali

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 : statis dengan pegasnya

3.1.2 : pegas statis

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

3.1.3 : gambar dinamis

3.1.4 : gambar beban logam

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

3.1.5 : gambar stopwatch

3.1.6 : gambar ember kecil

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

3.2 Prosedur Kerja

Untuk pegas statis, pertama-tama kami menimbang massa ember,


massa pegas dan massa Beban. Sesudah itu, kami gantungkan ember pada
pegas dengan aturan jarum harus menujukkan skala nol. Kemudian, kami
memeberikan beban ke ember beberapa kali yaitu 10gr, 20gr sampai 30gr
dan setiap kali penambahan beban, maka penunjukkan jarum harus dicatat.
Pertama, untuk beban 10 gram kami melakukan tiga kali pengamatan.
Percobaan kedua dan ketiga pun demikian. Yakni memberikan beban 20
gram dan 30 gram dengan tiga kali pengamatan. Data hasil dari
pengamatan ini kemudian dicatat untuk pengembangan pada pengolahan
data di bab v.

Untuk pegas dinamis, caranya pun tidak berbeda dengan pegas statis.
Namun, dalam pegas dinamis lebih mengarah pada jumlah getaran benda
persatuan waktu. Dalam percobaan kami, pertama-tama siapkan terlebih
dahulu sebuah stopwatch. Stopwatch berfungsi untuk menghitung berapa
waktu yang diperlukan untuk menempuh 10 kali getaran. Pertama-tama,
ember diberikan beban sebesar 10 kg. setelah itu, ember di getarkan
dengan cara di tarik dan dihitung 10 kali getaran. Setelah data waktu di
dapat maka ditulis dan diakumulasikan dengan data yang lain untuk
dimasukan ke tabel pengamatan. Demikian pula pada percobaan kedua dan
ketiga.

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB IV
TABEL DATA PENGAMATAN
4.1 Keadaan Statis
Massa Simpangan
No. Keterangan
(kg) Xa Xb Xc Xd

1. 0,01 0,023 m 0,023 m 0,022 m 0,024 m

Me = 0,0635 kg
0,02 0,046 m 0,047 m 0,047 m 0,045 m
2. Mp = 0,0181 kg

3. 0,03 0,067 m 0,068 m 0,068 m 0,067 m

4.2 Keadaan Dinamis


Massa Waktu (s)
No. Keterangan
(kg) Ta Tb Tc Td

1. 0,01 7,24 7,27 7,25 7,27


Me = 0,0635 kg
2. 0,02 7,66 7,65 7,64 7,65 Mp = 0,0078 kg
N = 10
3. 0,03 8,32 8,30 8,31 8,30

Hari/Tanggal Praktikum : Jum’at, 28 Oktober 2018


Frekuensi/Kelompok : 1/IV A
Nama Kelompok :
1. Zulfikar hasekob
2. Risal S.
3. Evri Fadli .A
4. Agung Fiqriyansyah
5. Muh. Kurniawan .Syah
6. Rahmatul Meilani
Makassar, 28 Oktober 2018

Rahmat kausar maulana


RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.
0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan statis untuk
setiap beban dalam satuan 𝑵/𝒎 .

Fn = m . g
F1 = m . g
F1 = 0,01 kg × 9,81 m/s 2
= 𝟎, 𝟎𝟗𝟖 𝐍
F2 = 0,02 kg × 9,81 m/s2
= 𝟎, 𝟏𝟗𝟔 𝐍
F3 = 0,03 kg × 9,81 m/s2
= 𝟎, 𝟐𝟗𝟒 𝐍

xa + xb + xc + xd
∑ xn =
n
0,023 + 0,023 + 0,022 + 0,024
∑ x1 =
4
0,092
=
4
= 𝟎, 𝟎𝟐𝟑 𝐦
0,046 + 0,047 + 0,047 + 0,045
∑ x2 =
4
0,185
=
4
= 𝟎, 𝟒𝟔𝟐𝟓 𝐦
0,067 + 0,068 + 0,068 + 0,067
∑ x3 =
4
0.27
=
4
= 𝟎, 𝟎𝟔𝟕𝟓 𝐦

x1 + x2 + 𝑥3 + x4
∑x =
3

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

0,023 + 0,046 + 0,0675


∑x =
3
= 𝟎, 𝟎𝟏𝟑𝟔 𝐦

Fn
Kn =
∑ xn
F1
K1 =
∑ x1
0,098
= N/m
0,023
= 𝟒, 𝟐𝟔𝟎𝟖 𝐍/𝐦
F2
K2 =
∑ x2
0,196
= N/m
0,046
= 𝟒, 𝟐𝟔𝟎 𝐍/𝐦
F3
K3 =
∑ x3
0,196
=
0,067
= 𝟐, 𝟗𝟐𝟓 𝐍/𝐦

Tabel 4.5.1 Hubungan Simpangan Terhadap Gaya

No. Jarak (𝑥) F (𝑦) 𝑥. 𝑦 𝑥2


1. 0,023 m 0,098 N 2,254 x 10ˉ³ 5,29 x 10ˉ⁴
2. 0,04625 m 0,196 N 9,065 x 10ˉ³ 2,139 x 10ˉ³
3. 0,0675 m 0,294 N 1,984 x 10ˉ² 4,566 x 10ˉ³
ꜫₙ 0,136 m 0,588 N 3,115 x 10ˉ² 7,224 x 10ˉ³

𝑛(∑𝑥. 𝑦 ) − ( ∑𝑥 ) ( ∑𝑦 )
𝑎=
𝑛( ∑𝑥 2 ) − ( ∑𝑥)2
3(3,115 x 10ˉ²) – (0,136)(0,588)
𝑎=
3( 7,224 x 10ˉ³ ) − (0,136)2
0,09345 − 0,079968
𝑎=
(0,021672) − (0,018496)
0,013482
𝑎=
0,003176

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

𝒂 = 𝟒, 𝟐𝟒𝟒𝟗𝟔
𝑦𝑛 = 𝑎 . 𝑥𝑛
𝑦1 = 4,24496 × 0,023
= 𝟎, 𝟎𝟗𝟕𝟔𝟑
𝑦2 = 𝑎 . 𝑥 2
= 4,24496 × 0,04625
= 𝟎, 𝟏𝟗𝟔𝟑𝟐
𝑦3 = 𝑎 . 𝑥3
= 4,24496 × 0,0675
= 𝟎, 𝟐𝟖𝟔𝟖𝟑

Tabel 4.5.2 Hubungan x dan y


No. 𝑥 𝑦
1. 0,023 0,09763
2. 0,04625 0,9632
3. 0,0675 0,2865

xmax − xmin
skala x =
n
0,0675−0,023
= 4
0,0445
= 3

= 0,01483

x1 − xmin
x1 =
skala x
0,023−0,023
= 0,01483

=0
x2 − xmin
x2 =
skala x
0,04625−0,023
= 0,01483

= 1,567
x3 − xmin
x3 =
skala x
0,0675−0,023
= 0,01483

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

= 3,047

ymax − ymin
skala y = 4
0,28653−0,09763
= 4
0,1889
= 4

= 0,0629

y1 − ymin
y1 =
skala y
0,09763−0,09763
= 0,0629

=0
y2 − ymin
y2 =
skala y
0,19632−0,0963
= 0,0629

= 1,5689
y3 − ymin
y3 =
skala y
0,28653−0,0963
= 0,0629
0,19023
= 0,0629

= 3,0243

Tabel 4.5.3 Data grafik hubungan antara simpangan dan gaya


No. Simpangan (𝑥) Gaya (𝑦)
1. 0 0
2. 1,56 1,56
3. 3 3

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4

Grafik 4.5.1 Hubungan x dan y

5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk

setiap beban

T
Tn =
Jumlah getaran
Ta1
Ta1 =
Jumlah getaran
7,24
= 10

= 0,724 s
Ta2
Ta2 =
Jumlah getaran
7,66
= 10

= 0,766 s
Ta3
Ta3 =
Jumlah getaran
8,32
= 10

= 0,832 s
Tb1
Tb1 =
Jumlah getaran
7,27
= 10

= 0,727 s
Tb2
Tb2 =
Jumlah getaran

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

7,65
= 10

= 0,765 s
Tb3
Tb3 =
Jumlah getaran
8,30
= 10

= 0,83 s

Tc1
Tc1 =
Jumlah getaran
7,25
= 10

= 0,725 s
Tc2
Tc2 =
Jumlah getaran
7,64
= 10

= 0,764 s
Tc3
Tc3 =
Jumlah getaran
8,31
= 10

= 0,831 s

Td1
Td1 =
Jumlah getaran
7,27
= 10

= 0,727 s

Td2
Td2 =
Jumlah getaran
7,65
= 10

= 0,765 s

Td3
Td3 =
Jumlah getaran
RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.
0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS
8,30
= 10

= 0,83 s

Tabel 4.5.4 Hubungan periode dan masa


Massa Periode (s)
No.
beban (kg) Ta Tb Tc Td
1. 0,01 0,724 0,727 0,725 0,727
2. 0,02 0,766 0,765 0,764 0,765
3. 0,03 0,832 0,830 0,831 0,830

∑T Tan + Tbn +Tcn +Tdn


T = = = Tn2
n n

∑ T Ta1 + Tb1 + Tc1 + Td1


T1 = =
n n
0,724+0,727 + 0,725+0,727
= 4
2,903
T1 = 4

= 0,7257 S
∑ T Ta2 + Tb2 + Tc12 + Td2
T2 = =
n n
0,766+0,765 + 0,764 +0,765
= 4
3,06
T2 = 4

= 0,765 S
∑ T Ta3 + Tb3 + Tc3 + Td3
T3 = =
n n
0,832+0,830 +0,831+0,830
= 4
3,323
T3 = 4

= 0,8307 s
∑ T Ta1 + Tb2 + Tc3 + Td4
T = =
n n
0,7257+0,765+0,8307
= 4

= 𝟎, 𝟖𝟑𝟎𝟕

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

Tabel 4.5.5 hubungan antara masa terhadap periode

No. Mb (x) 𝑇(𝑦) 𝑥. 𝑦 𝑥2


1. 0,01 0,7257 0,007257 0,0001
2. 0,02 0,765 0.0153 0,0004
3. 0,03 0,8307 0,024921 0,0009
Ʃ 0,06 2,3214 0,047478 0,0014

n (∑ x . y ) − (∑ x)(∑ y)
a=
n (∑ x 2 ) − (∑ x)2
3 (0,047478)−(0,06)(2,3214)
= 3 (0,0014)−(0,06)2
0,142 − 0,1392
= 0,0042−0,0036
0,0028
= 0,0006

= 4,67
Yn = a. xn
y1 = a. x1
= 4,67× 0,01
= 0,0467
y2 = a. x2
= 4,67 × 0,02
= 0,0934
y3 = a. x3
= 4,67 × 0,03
= 0,1401

Tabel 4.5.6 hubungan x dan y

No. X (mb) Y
1. 0,01 0,0467
2. 0,02 0,0934
3. 0,03 0,1401

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

Xmax − Xmin
Skala x = 3
0,03 – 0,01
= 3

= 0,0067
X1 – Xmin
X1 = skala x
0,01 – 0,01
= 0,0067

=0
X2 – Xmin
X2 = skala x
0,02 – 0,01
= 0,0067

= 1,492
X3 – Xmin
X3 = skala x
0,03 – 0,01
= 0,0067

= 2,985

Ymax − Ymin
Skala y = 3

0,1401– 0,0467
= 3
0,33705
= 4

= 0,0311

Y1 – Ymin
Y1 = skala Y
0,0467 – 0,0467
=
0,0311

=0
Y2 – Ymin
Y2 = skala Y
0,0934 – 0,0467
= 0,0311
0,0467
= 0,0311

= 1,5016
Y3 – Ymi
n
Y3 = skala Y

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS
0,1401 – 0,0467
= 0,0311
0,0934
= 0,0311

= 3,0032

Tabel 4.5.7 Data grafik hubungan massa terhadap periode


No. X Y
1. 0 0
2. 1,492 1,506
3. 2,985 3,003

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4

Grafik 3.5.2 Hubungan x dan y

4π2
K= (me + mb + mp)
T2
4(3,14)2
K1 = ×(0,0635 + 0,01 + 0,0078 kg)
0,7738
4(9,8596)
= (0,0886)
0,7738

39,4384 × (0,0813)
=
0,7738
= 4,1436 N/m
4(3,14)2
K2 = ×(0,0635 + 0,02 + 0,078)
0,7738
39,4384×(0,0913)
= 0,7738

= 4,6533 N/m
4(3,14)2
K3= ×(0,0635 + 0,03 + 0,0078)
0,7738

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

39,4384 × 0,1013
=
0,7738
= 5,1629 N/m

5.3 Teori Ketidakpastian

5.3.1 Untuk keadaan Statis


F U UI V−VI U
K = = =
x V V2

δK 2 δK 2
∆K = √( δF ) (∆F)2 × ( δx ) × (∆x)2
δK (U= F) U′ =1
= (V=x) V′ =0
δF

UI V−VI U
= v2
1x−0.F
= x2
1
=x
1
= 0,023

= 43,478
1
∆m= 2 × skala terkecil

= 0,5× 10−3
= 5 × 10−4

δF (U= m) U′ =1
=m × g→ (V=g) V′ =0
δm

= U′ V + V′ U
=1×g
= 1 × 9,8
= 9,8

δK 2
∆F= √(δm) (∆m)2

∆F= √(9,8)2 (5 × 10−4 )2

= √96,04 x 25 × 10−8

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

= √2,41 × 10−6
= 1,552 × 𝟏𝟎−𝟑

δK (U= F) U′ =0
= (V=X) V′ =1
δX
1.F
= − X2
0,098
= − {0,023)2
0,0981
= − 0,000529

= − 185,444

̅ )2 + (X2 −X
(X1 −X ̅ )2 + (X3 −X
̅ )2 + (X4 −X
̅ )2
∆X= √ n (n−1)

(0,023−0,023)2 + (0,04625−0,023)2 + (0,0675−0,023)2


=√ 3(3−1)

(0)2 +(0,04395)2 +(0,0445)2


=√ 6

0+0,001931+0 ,001980
=√ 6

0,003911
=√ 6

= √0,0000651

= 0,008068

δK 2 δK 2
∆K = √( δF ) (∆F)2 + ( δF ) × (∆x)2

∆K= √(43,478)2 × (0,001552)2 + (−185,444)2 × (0,008068)2


1.890,336 × 2,4807 + 34.389,336 × 6,5092
=√

4.689,356 + 223.847,065
=√

= √228.536,43

= 478,054

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS
∆K
KR= 2(∆K+K)

KB= 100% − KR
∆K
KR = 2(∆K+K)
478,054
= 2(478,054 + 3,815)
478,054
= 963,738

= 0,4960
KB= 100% − KR
= 100% − 0,4960
= 49,6-%

5.3.2 Untuk Keadaan Dinamis


4π2 m U
K = =V
T2

δK 2 δK 2
∆K= √(δM) (∆M)2 + (δT) × (∆T)2
δK (U= 4π2 m) U′ =4π2
= (V=T2 ) V′ =0
δM

UI V−VI U
= V2
4π2 .T2 − 0.4π2 m
= (T2 )2

4π2
= (T₁2 )2

4(3,14)2
=
(0,7738)2

4×9,8596
= 0,5987

39,4384
= 0,5987

= 65,8733

1
∆m= 2 × skala terkecil

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS
1
= 10 × 10−3

= 5 × 10−4

δK (U= 4π2 m) U′ =0
= (V=T2 ) V′ =2T
δT

UI V−VI U
= V2
0.T2 − 2T.4π2 m
= (T2 )2

8π2 m
=− T3

8 ×3,142 ×0,02
=− (0,7738)3

6,807
= − 0,7738

= − 8,7968

̅ )2 + (T2 −T
(T1 −T ̅ )2 + (T3 −T
̅ )2
∆T = √ n (n−1)

(0,7257−0,7738)2 + ( 0,765−0,7738)2 + (0,8307−0,7738)2


=√ 3(3−1)

(−0,0481)2 + (−0,0088)2 + (0,0569)2


=√ (6)

0,00231+7,744+0,00323
=√ 6

7,7495
=√ 6

= √1,291

= 1,1362

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

δK 2 δK 2
∆K= √(δm) (∆m)2 + (δT) × (∆T)2

∆K= √(65,8733)2 × (5. 10−4 )2 + (−8,7968)2 × (1,1362)2

= √4339,2916 × 25. 10−8 + 77,3836 × 1,2909

= √0,0001084 + 99,8944

= √ 99,894

= 9,9946

∆K
KR= 2(∆K+K) × 100%

KB= 100% − KR

∆K
KR = 2(∆K+K) × 100%

9,9946
= × 100%
2(9,9946 + 3,815)

9,9946
= 27,6192 × 100%

0,5661
= 7,5922 × 100%

= 0,3618 × 100%

= 36,18%

KB = 100% − KR

= 100% − 36,18%

= 63,82%

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data


6.1.1 Untuk keadaan statis
Massa Simpangan
No. Gaya (N) K (N/m) Keterangan
(kg) (m)

1. 0,01 0 0 4,2608

KB :
2. 0,02 1,56 1,56 4.260
49,36%

3. 0,03 3,04 3,04 42,925

6.1.2 Untuk keadaan dinamis

No. Massa (kg) Periode (s) K (N/m) Keterangan

1. 0,01 0 4,1436

Jumlah Getaran
2. 0,02 1,506 4,6533 : 10
KB : 63,82%

3. 0,03 3,003 5,1629

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


6.2.1 Untuk keadaan statis

Dari tabel (4.6.1) dapat kita analisis semakin besar massa yang
bekerja pada beban maka semakin besar gaya yang bekerja pada
beban itu dan akan menghasilkan simpangan yang semakin besar pula.

6.2.2 Untuk keadaan dinamis

Dari tabel (4.6.2) dapat kita analisis semakin besar massa yang
bekerja pada beban maka semakin besar periode yang bekerja pada
beban tersebut.
RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.
0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan kami dapat memahami tentang gerak
harmonic pada pegas, baik pegas statis maupun pegas dinamis. Sehingga
dalam percobaan tersebut kami dapat mengetahui tentang keterkaitan
antara berat massa, jarak dan simpangan. Dalam percobaan ini juga kami
dapat mengetahui bahwa semakin tinggi massa maka semakin tinggi pula
nilai simpangan. Serta kami dapat mengetahui bahwa dengan nilai massa,
simpangan, gaya dan periode maka nilai konstanta dapat ditentukan.
7.2 Saran
Saran Untuk Laboratorium Sebaiknya laboratorium disediakan tempat
sholat untuk para praktikan sehingga nantinya para praktikan tidak
kebingungan mencari tempat sholat karena juga sedang menunggu untuk
asistensi. Kebersihan laboratorium juga harus lebih diperhatikan sehingga
kita semua bias lebih merasa nyaman di laboratorium baik pada saat
melakukan percobaan maupun asistensi.
7.3 Ayat yang berhubungan
(QS. Ar-Rahman ayat 7)
‫ض َع ْال ِميزَ ان‬
َ ‫س َما َء َرفَعَ َها َو َو‬
َّ ‫َوال‬
Artinya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan)".

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

DAFTAR PUSTAKA

Argan J. 1953.”General Phisical Opticals’Mc Graw-Hill Book Company. Inc.New


York
Iwan setiawan dan doddy sutarno. 2011. Pembuktian eksperimental pengaruh
jumlah lilitan pegas dan diameter pegas terhadap konstanta pegas

Kanginan, marthen. 2007. Fisika untuk SMA kelas X. Erlangga. Cimahi.

Pradana, Manda Mischa. 2015. Kemampuan Menganalisis berpikir tingkat tinggi


Melalui Pembelajaran Berbasis Kontekstual Pada Materi Elastisitas dan
hukum hooke. Portal Garuda. Riau. Diakses pada tanggal 28, maret 2018.

Rian Febrianto 2015 Getaran dalam kosntanta gaya pegas.


Supriyanto. 2007. Fisika untuk kelas IX. Phibeta. Jakarta
Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1983. “SERIFISIKA DASAR”, ITB, Bandung.

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KONSTANTA GAYA PEGAS

RAHMAT KAUSAR MAULANA RISAL S.


0932018039

Anda mungkin juga menyukai